Anda di halaman 1dari 16

Buku Panduan

Volume 5
Urgensi Visi Hidup dan Pembuatan Rencana Masa Depan

Diklat Terpusat KAT ITB 2021

1
Lukisan dalam foto kakeknya adalah lukisan sawah di senja hari. Namun, lukisan yang terpajang
sekarang adalah lukisan burung nuri.

“Lukisan yang semula terpasang di sini adalah lukisan kakekmu,” kata Kakek Andi yang rupanya
menyusul pemuda itu dan berdiri di sampingnya. “Salah satu lukisan yang paling ia banggakan.
Sayangnya, lukisan itu hilang.”

Pemuda itu mengernyit. Ia bertanya mengapa lukisan tersebut bisa menghilang. Kakek Andi
berkata tidak ada yang tahu. Lukisan itu tiba-tiba raib. Ia menatap foto kakeknya lagi dan
melihat lukisan sawah senja itu samar-samar. Sayang sekali, pikirnya. Ia dan Kakek Andi
kemudian mengelilingi galeri dan melihat-lihat karya seni yang ada. Berada di galeri ini
membuatnya merasa dirinya begitu dekat dengan kakeknya.

Setelah cukup lama berkeliling, pemuda itu melirik jam tangannya. Sudah sore. Ia memandang
sekeliling mencari sosok Kakek Andi, kemudian menghampirinya. Begitu mengatakan bahwa ia
akan pulang ke rumahnya, Kakek Andi menawarkan tumpangan.

“Sudah lama saya tidak bertemu nenek dan orangtuamu. Sekalian silaturahmi,” Kakek Andi
tersenyum. Pemuda itu semula ragu karena perjalanan menuju rumahnya memakan waktu 3
jam. Namun, Kakek Andi bilang ia tidak keberatan. Pemuda itu pun mengangguk mengiyakan.

Mereka langsung berangkat menaiki mobil Kakek Andi sambil sesekali mengobrol di perjalanan.
Tak terasa, mereka hampir sampai. Rupanya, kota tempat tinggal sang pemuda adalah kota
kelahiran Kakek Andi. Kakek Andi menatap jalanan di sekelilingnya. Suasana yang begitu
berbeda dan terasa asing.

“Di sini sudah tidak ada pameran buku lagi?” tanya Kakek Andi. Ia ingat bahwa, pada masa
mudanya, terdapat pameran buku di dekat balai kota yang sedang mereka lewati. Ia dan kakek
sang pemuda sering menumpang baca di sana. Hanya menumpang karena saat itu uang mereka
pas-pasan untuk dapat membeli seluruh buku yang mereka inginkan. Pemuda itu menggeleng.
Tidak, katanya. Pameran itu sudah berhenti dilakukan sejak enam tahun yang lalu.

Kakek Andi mengangguk, kembali fokus menatap jalan. Tidak ada yang konstan kecuali
perubahan itu sendiri. Mendadak, ia merasa sangat bersyukur ia hidup, sekarang, menyetir
mobil tuanya yang sudah lama tidak diservis, menuju rumah sahabat lamanya.

“Here we are, trapped in the amber of the moment. There is no why.”


― Kurt Vonnegut

2
TUJUAN PENDIDIKAN 4
BAB I 5
Urgensi Visi Hidup 5
Perumusan Visi Hidup 5
Purpose Diagram 5
Miskonsepsi Ikigai 6
Saran dalam pengerjaan Purpose Diagram 8
Perencanaan Langkah 9
Individual Development Plan 9
SMART Goals 9
Insight Perencanaan Langkah 12
The Power of Tiny Gains 12
How to Build a Good Habit 13
The Dip 14
REFERENSI 15

3
TUJUAN PENDIDIKAN
1. Peserta Diklat Terpusat memahami urgensi mengetahui visi hidup.
2. Peserta Diklat Terpusat mengaplikasikan tools rancangan pencapaian visi hidup.
3. Peserta Diklat Terpusat memberikan respons terkait pentingnya merumuskan visi
hidup dan memiliki rancangan pencapaian sebagai bagian dari proses hidup.

4
BAB I
“If you don’t have a vision, you’re going to be stuck in what you know.
And the only thing you know is what you’ve already seen.”
— Iyanla Vanzant

Urgensi Visi Hidup


Melalui sebuah studi psikologi terapan (Kobau, 2010) seseorang yang memiliki visi hidup
cenderung lebih sehat dan berumur panjang dibandingkan seseorang yang tidak memaknai
hidupnya.

“Apakah visi hidup penting untuk dimiliki?”


“Apakah visi hidup boleh berubah?”

Bagaimana pendapatmu?

Perumusan Visi Hidup


Dalam proses merumuskan visi hidup, akan digunakan tools untuk membantu menyelaraskan
seluruh kebutuhan, kemampuan, peran, dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Penyelarasan ini
dilakukan dalam upaya untuk mencari titik tengah antara banyak pertimbangan yang dimiliki
oleh setiap individu agar tercipta visi hidup yang lebih “dekat” dengan masing-masing individu.
Purpose Diagram
Purpose Diagram sering digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan “titik tengah”
antara value diri masing-masing, sesuatu yang disukai, sesuatu yang dibutuhkan dunia,
dan sesuatu yang dapat dilakukan. Purpose diagram dapat dijelaskan melalui bagan di
bawah ini.

Pengisian Purpose Diagram dapat dibantu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di


bawah ini.
a. What do you love?
i. Apa yang sangat kamu suka lakukan?

5
ii. Kegiatan apa yang membuatmu sampai lupa makan ketika
melakukannya?
b. What does the world need?
i. Apa yang dibutuhkan oleh orang di sekitarmu?
c. What are you good at?
i. Apa hal yang kamu kuasai?
ii. Apa peran yang sering kamu ambil dalam organisasi?
iii. Dari kegiatan apa kamu sering mendapatkan pujian?
d. What can you get paid for?
i. Kegiatan apa yang dapat memberikan penghasilan untukmu?

Miskonsepsi Ikigai
Sekilas, mungkin diagram di atas sering dikenali dengan sebutan diagram ikigai. Namun,
terjadi kesalahpahaman terkait pemaknaan ikigai yang sesungguhnya. Diagram Ikigai
yang biasa kita jumpai sebenarnya adalah purpose diagram yang dibuat oleh Andres
Zuzunaga seorang ahli astrologi dan penulis berkebangsaan Spanyol yang kemudian
diagramnya diadopsi oleh Marc Winn dalam presentasi Ted Talks-nya dengan mengubah
kata ‘purpose’ menjadi ‘ikigai’.

6
Kesalahpahaman berikutnya adalah melesetnya makna ikigai. Bagi orang Jepang, ikigai
tidak harus berkaitan dengan karier, pekerjaan, maupun uang. Berdasarkan survei oleh
Central Research Services, hanya 31% dari penduduk Jepang yang mengaitkan konsep
ikigai dengan pekerjaan. Ikigai dapat dikaitkan dengan objek yang memberikan alasan
seseorang untuk hidup, misalnya keluarga, anak, atau impian. Sehingga, muncul
pertentangan terkait diagram ikigai yang diadopsi oleh Marc Winn dengan argumen “Jika
Ikigai tidak selalu tentang pekerjaan, berarti tidak harus ada bagian ‘what can you be
paid for’ dan ‘what the world needs’ dalam diagram tersebut.”

Bagi orang Jepang, ikigai bukan tentang apa yang ingin dilakukan dalam hidup (licing),
melainkan juga tentang kita ingin menjadi manusia yang seperti apa (being). Dengan
demikian, ikigai tidak harus dimaknai sebagai konsep yang kompleks dengan sebuah
purpose atau tujuan hidup di dalamnya, ikigai dapat dimaknai sebagai
kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam keseharian dalam jangkan panjang yang akan
membuat hidup lebih bermakna.

7
Saran dalam pengerjaan Purpose Diagram
1. Jangan hanya fokus di bidang (kata benda), coba ulik aktivitasnya (kata kerja)

Misalnya ada seseorang yang tertarik dengan bidang game. Dalam hal ini bidang
game adalah kata bendanya. Banyak dari kita yang berhenti di kata benda ini tanpa
mengulik lebih lanjut aktivitas yang berhubungan dengan bidang game. Jika diulik
lebih jauh lagi banyak aktivitas (kata kerja) yang berhubungan dengan bidang game.
Misalnya seseorang menikmati sisi kompetitif game-nya, ia bisa menjadi atlet
e-sport. Jika tertarik untuk mengimajinasikan gameplay-nya, ia bisa menjadi game
creator, atau jika tertarik untuk bekerja di bidang media, ia bisa menjadi YouTuber
gaming. Jadi, dalam membedah purpose diagram sebaiknya jangan berhenti di kata
bendanya, tapi coba ulik kata kerjanya.

2. ‘What you love’ bisa menjadi ‘what you are good at’
Ada beberapa tanda-tanda yang dapat diidentifikasi jika hal yang kita sukai menjadi
hal yang kita kuasai. Potensi tersebut dapat diketahui besar atau tidaknya
berdasarkan hal-hal berikut:
- Kamu sangat cepat dalam memahaminya dibandingkan memahami hal
lain.
- Ketika kamu membagikan hasil karya dari passion ini, banyak orang yang
mengapresiasinya.
- Kamu dapat menghasilkan karya atau memberikan performa yang hampir
sama dengan ahli yang sudah lebih dulu di bidangnya.

8
3. Purpose bisa lebih dari satu, berubah, bergeser, bertumbuh, dan juga redup atau
hilang.
Jika kita mengingat cita-cita masa kecil kita, kemungkinan besar cita-cita tersebut
sudah berubah dibandingkan dengan cita-cita kita saat ini. Hal ini sangat wajar
terjadi karena purpose kita dalam menjalani hidup bisa berubah seiring perubahan
faktor-faktor eksternal. Misalnya dalam kondisi pandemi, beberapa orang harus
menerima realitas bahwa ‘what the world needs’ dan ‘what you can be paid for’ telah
berubah seperti pilot, pramugari, pemandu wisata, dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang terpaksa beradaptasi dengan keadaan pandemi.

Perencanaan Langkah
Individual Development Plan
Individual Development Plan sebagai salah satu cara meningkatkan perkembangan
individu dengan mengidentifikasi dan mengejar tujuan untuk perkembangan dirinya,
menyusun tujuan untuk belajar dan memperbaiki kompetensi yang dibutuhkan untuk
saat ini dan masa yang akan mendatang, dan kembali mengingat materi pengenalan diri
sebelumnya untuk mengidentifikasi kelebihan, minat, dan bakat. Jika sebelumnya sudah
disusun visi hidup, IDP dapat dikatakan sebagai misi hidupnya.

Keterangan tabel Individual Development Plan adalah sebagai berikut:


Goals Target-target kecil untuk mencapai visi hidup
Objectives Langkah atau kegiatan untuk mencapai goals
Resources required Sumber/support system yang dibutuhkan untuk mengerjakan
objectives (keluarga, teman, unit, himpunan, dll)

Measurement Tolak ukur atau indikator yang menunjukkan goals tercapai


Target Date Batas akhir waktu untuk mencapai goals (tanggal, hari, bulan,
tahun)

SMART Goals
SMART adalah kependekan dari Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan
Timebound. SMART Goals sangat umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan di

9
dunia untuk mencapai target bisnisnya. Dengan menggunakan SMART Goals, diharapkan
langkah yang diambil lebih terarah untuk mencapai target yang ingin diraih.

1. Specific (Spesifik)
Target atau rencana yang dibuat perlu dibuat secara spesifik, detail, jelas, dan
dapat dipaparkan dengan baik. Artinya, target yang dibuat adalah target secara
khusus bukan target yang ditentukan secara umum. Target yang spesifik
setidaknya dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
- Siapa yang terlibat dalam pencapaian target ini? (Who)
- Apa yang ingin dicapai? (What)
- Di mana akan mencapai tujuan ini? (Where)
- Kapan target ini akan dicapai? (When)
- Mengapa ingin mencapai tujuan ini? (Why)
Target umum : Saya harus lulus dari ITB dengan baik
Target spesifik : Saya harus lulus dari ITB dengan IPK di atas 3,3 dalam
waktu 4 tahun, saya akan belajar dengan lebih giat dan selalu me-review materi
perkuliahan sehabis jam kuliah. Saya ingin mencapai target ini karena saya ingin
membanggakan diri saya sendiri dan orang di sekitar saya.

2. Measureable (Terukur)
Jika target sudah ditentukan secara spesifik, langkah selanjutnya adalah
mengukur progress dari target spesifik. Target harus bisa diukur untuk
memperlihatkan progress ke tujuan akhir yang ingin dicapai sehingga dapat

10
diambil langkah-langkah selanjutnya dari fakta yang sudah ada. Target yang
dapat diukur setidaknya harus menjawab pertanyaan berikut:
- Seberapa banyak hal yang harus dilewati untuk mencapati tujuan
tersebut? (How many/much)
- Bagaimana saya bisa tahu bahwa target tersebut sudah tercapai? (How)
- Apa indikator bahwa saya sudah mencapai tiap progres? (What)
Contoh: Saya ingin membaca 2 buku dalam waktu 2 bulan dengan cara setiap
harinya saya akan membaca buku minimal 20 halaman.

3. Attainable (Dapat Tercapai)


Target yang ditentukan harus dapat tercapai melalui usaha-usaha yang
menantang namun berdasarkan pertimbangan kemampuan dan kapabilitas yang
dimiliki. Tujuan yang dapat dicapai setidaknya harus bisa menjawab pertanyaan
berikut:
- Bagaimana caranya saya bisa mencapai tujuan tersebut? (How)
- Langkah apa saja yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut?
(What)
Contoh: Saya ingin melanjutkan kuliah di luar negeri 2 tahun yang akan datang,
oleh karena itu saya harus berjuang untuk meraih skor TOEFL IBT 550,
memperbaiki IPK, dan menambah pengalaman untuk CV saya.

4. Relevant (Relevan/Realistis)
Target yang baik haruslah relevan dengan kondisi saat ini dengan
mempertimbangkan halangan yang mungkin saja mengadang. Target yang
relevan setidaknya dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah tujuan ini cocok dan sejalan dengan usaha yang telah saya
lakukan selama ini? (Does it match)
- Apakah tujuan ini bisa diterapkan dengan keadaan yang saya alami saat
ini? (Is it applicable)
- Apakah tujuan ini cukup realistis dan memang bisa dijangkau? (Is it
realistic)
Contoh: Saya ingin menjadi dosen setelah lulus S2 nanti, saat ini saya perlu
memperbanyak pengalaman mengajar walaupun masih S1.

11
5. Timebound (Terikat Waktu)
Tentukan jangka waktu yang realistis untuk mencapai target yang telah
ditentukan, termasuk kapan tanggal memulainya hingga kapan mencapai
targetnya. Dengan ini akan tercipta urgensi agar seseorang tidak
menunda-nunda mengerjakan hal untuk mencapai targetnya. Target yang terikat
oleh waktu setidaknya harus bisa menjawab pertanyaan berikut:
- Kapan saya harus mencapai target ini? (When)
- Kapan saya harus memulai melakukan hal-hal untuk mencapai target ini?
(When)
Contoh: Pada tahun 2021 ini saya ingin menguasai bahasa Inggris sehingga saya
bisa melanjutkan kuliah S2 ke luar negeri.
Insight Perencanaan Langkah

The Power of Tiny Gains

Keterangan: Jika kita berprogres walaupun hanya sebesar 1% setiap harinya, dalam
waktu 1 tahun kita bisa menjadi orang yang lebih baik 37 kali lipat. Sebaliknya, jika kita
mengalami kemunduran walaupun hanya sebesar 1% setiap harinya, dalam waktu 1
tahun kita bisa mengalami kemunduran hingga mendekati titik nol.

12
How to Build a Good Habit

Keterangan:
1. Make it obvious: menjadikannya terlihat.
- Menuliskan kebiasaan-kebiasaan baik yang ingin dibangun
- Membuat lingkungan menjadi petunjuk untuk kebiasaan baik, misalnya
meletakan botol air minum di dekat meja belajar untuk membangun
kebiasaan minum air putih
2. Make it attractive: menjadikannya menarik.
- Bergabung dengan kelompok yang mewajarkan habit yang ingin
dibangun, misalnya ingin rajin olahraga maka bergabung dengan
teman-teman yang suka olahraga
- Menggabungkan hal yang PERLU dilakukan dan yang INGIN dilakukan,
misalnya setelah belajar boleh nonton YouTube
3. Make it easy: menjadikannya mudah
- Mengurangi hambatan menuju kebiasaan baik yang ingin dibangun,
misalnya ingin terbiasa olahraga maka letakkan sepatu olahraga dekat
pintu, jangan di tempat yang tersembunyi
4. Make it satisfying: menjadikannya memuaskan
- Memberikan reward setelah melakukan hal yang perlu dilakukan

13
The Dip

Keterangan:
Ketika kita baru memulai hal baru (belum banyak energi dan waktu), akan banyak reward
yang kita dapatkan. Setelah beberapa waktu, reward yang kita dapatkan akan berkurang,
jika kita bisa melewati “The Dip” kita akan mendapatkan reward yang lebih besar.

14
REFERENSI
1. TEDx Talks Allexandro Ruby - Why Passion is Not Enough
https://youtu.be/brwBTcacJtI
2. Discover Your Purpose in Life (Ikigai in 4 Steps)
https://youtu.be/PXAk-LaNmW8
3. Tiny Changes, Remarkable Result - Atomic Habits by James Clear
https://youtu.be/YT7tQzmGRLA
4. Know When to Quit or Preserve: THE DIP by Seth Godin
https://youtu.be/ySQFbVr1whg

15
Pemuda itu membuka matanya, menatap langit-langit putih bersih dengan bekas air bocor di
bagian pojok. Eh? Langit-langit kamar? Ia mengerjapkan matanya dan melihat ke sekeliling. Ia
berada di… kamarnya? Bukankah tadi ia sedang ada di perjalanan pulang?

Ia melirik jam dinding. Pukul empat sore. Pemuda itu duduk, menatap foto kakeknya yang
tergeletak di atas meja. Jangan-jangan semua itu mimpi? Pemuda itu menghela napas panjang.
Tentu saja semua itu mimpi. Pandemi ini telah mengurungnya di rumah selama hampir dua
tahun.

Ia kembali membaringkan tubuh di atas kasurnya. Nenek Nena. Kakek Andi. Perjalanannya
menuju galeri kakeknya itu terasa nyata. Pemuda itu memikirkan kakeknya. Berapa hari yang
sudah berlalu semenjak hari kematian kakeknya. Betapa aneh, pikirnya. Waktu yang kadang
terasa begitu lambat, tetapi terkadang bagai desingan peluru. Waktu yang terasa kabur
semenjak pandemi ini berlangsung begitu lama…. Senin terasa seperti Minggu, Kamis terasa
seperti Rabu. Hidupnya yang terkadang terasa seperti kaset rusak yang berputar terus-menerus.
Waktu yang seolah hilang, seolah hidupnya terampas selama satu setengah tahun ke belakang.

Pemuda itu memejamkan mata. Namun, waktu ini memberikannya kesempatan untuk berpikir,
melakukan hal-hal yang mungkin tidak ia lakukan seandainya keadaan berjalan seperti biasanya
dan menghargai hal-hal kecil yang semula tidak pernah ia perhatikan. Orang-orang di
sekitarnya. Tumpukan buku yang akhirnya ia baca alih-alih ia simpan. Teman-temannya. Ia
seringkali memikirkan hal-hal yang ia mungkin lakukan apabila pandemi ini tidak ada.
Jalan-jalan. Berenang. Belajar di ruang kelas. Bertemu banyak orang baru. Namun, bila pandemi
ini tidak ada, mungkin ia tidak akan membereskan kamar kakeknya dan menemukan foto kakek
kesayangannya.

Ia menghela napas panjang. Begitu banyak kemungkinan-kemungkinan yang mungkin ia ambil,


dan mungkin ia tidak ambil, yang bercabang dan menghasilkan banyak kemungkinan lain.
Kemungkinan tanpa akhir. Namun, ia tidak hidup dalam kemungkinan-kemungkinan itu. Ia hidup
di masa kini. Saat ini. Sekarang.

Sang pemuda membuka mata dan bangkit dari kasurnya.

“And now here is my secret, a very simple secret: It is only with the heart that one
can see rightly; what is essential is invisible to the eye.”
― Antoine de Saint-Exupéry, “The Little Prince”

16

Anda mungkin juga menyukai