Anda di halaman 1dari 9

6 Langkah Merumuskan Tujuan Hidup Agar

Mudah Dicapai
dzul fiqram

Ilustrasi harapan hidup (Pixabay/Gerd Altmann)

Siapa di sini yang belum tahu kedepannya ingin menjadi apa? Apakah Anda salah satunya? Ya,
bisa jadi. Ada banyak orang yang ingin belum tahu mau jadi apa kedepannya dan masih bingung
bagaimana sih cara merumuskan tujuan hidup agar lebih mudah untuk merealisasikannya?
Perlu diketahui bahwa ada perbedaan jelas dalam menentukan tujuan hidup dengan merumuskan
tujuan hidup. Lah, emang apa bedanya bro? Jelas beda. Orang yang menentukan tujuan hidup itu
gampang banget. Caranya? Bayangin aja ingin jadi apa. Misalnya, "Saya ingin jadi pilot ah!"
atau "Kayaknya jadi bos enak nih, oke saya ingin jadi pengusaha muda yang kaya raya!". Wow.
sangat enak bukan? Namun, bagaimana cara merealisasikannya? Ini yang menjadi sebuah
masalah.

Beda halnya jika ingin merumuskan tujuan hidup. Seperti namanya "merumuskan" berarti kita
perlu rumus-rumus tertentu agar tujuan hidup yang telah ditentukan bisa kita usahakan agar
menjadi kenyataan. Sederhananya, menentukan tujuan hidup adalah langkah pertama, dan
merumuskan tujuan hidup adalah langkah kedua, serta merealiasikan tujuan hidup adalah
langkah ketiga.

Lalu, bagaimana cara merumuskan tujuan hidup kita agar bisa menjadi kenyataan? Mungkin itu
adalah alasan mengapa kamu mengunjungi artikel ini, bukan? Baik, untuk mendapatkan
jawabannya. Simak terus tulsan ini sampai habis, ya!

1. Menggali Potensi
Ada hal penting yang harus kamu lakukan terlebih dahulu agar mampu merealisasikan impian
dengan mudah. Ialah menggali potensi diri terlebih dahulu. Mengapa menggali potensi ini sangat
penting? Sederhananya, kita harus mengenali diri kita terlebih dahulu agar kelak mampu
menentukan kemana arah langkah kita kedepannya. Jangan memaksakan ingin menjadi seorang
matematikawan, jika potensi diri kita ada di bidang seni. Menggali potensi diri sangat penting
untuk mengarahkan di mana sejatinya jiwa kita berada.

Sebuah petuah mengatakan Bekerjalah sesuai dengan apa yang kau sukai. Saya sangat
sependapat dengan perkataan ini. Alasannya? Ketika kita sudah memilih untuk bekerja di satu
bidang, artinya adalah kita akan mendedikasikan sebagian besar hidup dan waktu kita pada
bidang tersebut. Apa jadinya jika kita ingin menjadi seorang guru matematika jika kita sendiri
tak suka menghitung? Apa jadinya kita memilih untuk menjadi seorang pilot jika kita sukanya
berenang?

Menggali potensi diri artinya lebih mengenal diri secara mendalam. Cara menggali potensi diri
adalah dengan banyak mengeksplorasi hal hal yang baru. Sedini mungkin, cobalah terjun ke
berbagai bidang. Cobalah untuk memakai prinsip "If you never try, you will never know" Jangan
takut mencoba hal baru, karena kau tak akan tahu sebelum kau mencobanya. Bisa jadi, apa yang
kau coba mencerminkan itulah jiwamu. Sudah saatnya untuk menghabiskan diri di sini.
Kenalilah dirimu di fase ini.
2. Menentukan Tujuan Hidup
JIka kamu telah mengetahui bakat atau potensi atau kelebihan dirimu ada di mana. Sekarang,
sudah saatnya kamu menentukan arah langkahmu sesuai dengan kelebihan dirimu. Carilah
profesi-profesi yang kiranya sepadan atau setidaknya ada kaitannya dengan dirimu. Di sinilah
kamu mulai bebas menentukan ingin jadi apa (sesuaikan) dirimu kedepannya. Silakan mencari-
cari apa saja yang membuatmu merasa tertarik dengan profesi yang ada.

Misalnya, jika kamu senang berbicara di depan umum atau menjadi pusat perhatian, maka
cobalah meraba pekerjaan seperti guru, publik speaking, motivator, pembawa acara, dan lain
sebagainya. jika kamu sukanya menyendiri, lebih suka berkreasi dalam imajinasi, maka cobalah
meraba pekerjaan menjadi seorang seniman, pelukis, penulis, arsitek, dan lain sebagainya.
Kumpulkan saja semuanya. Lalu, tentukan setidaknya Satu yang benar-benar kau inginkan.
Tentukan itu segera.

3. Menuliskan Tujuan Hidup


Ada sebuah penelitian yang menegaskan bahwa orang yang menuliskan tujuannya di sebuah
kertas lebih banyak persentase berhasilnya dibanding dengan orang yang hanya menentukan
tujuannya secara biasa dan menyimpannya dalam ingatan saja. Pernahkah kamu mendengar
kisah seorang yang sukses dengan semua impiannya yang dituliskan di sebuah kertas? Ya,
seorang pemimpi yang berasal dari IPB telah menuliskan lebih dari 100 impiannya dalam kertas
dan berhasil mewujudkan semuanya.

Sangat banyak petuah petuah yang memberikan arahan untuk menuliskan impian ke sebuah
kertas. Hal ini tentunya bukan karangan fiktif belaka. Sederhananya, jika kamu menuliskan
impianmu dalam sebuah kertas dan sering melihatnya di mana-mana, maka kamu akan terus
diingatkan oleh tujuanmu itu. Bahkan, lebih bagusnya lagi jika tujuan tujuanmu itu masuk di
dalam pikiran alam bawah sadarmu.

Cara terbaik untuk menjadi sukses adalah mengikuti kebiasaan orang sukses. Dan, salah satu
kebiasaan orang sukses adalah dengan menuliskan semua mimpi mimpinya ke dalam sebuah
kertas dan memajangnya atau bahkan membawanya ke manapun ia pergi. Jangan takut di
cemooh atau diejek orang lain jika melihatmu. Anggap saja itu sebuah motivasi untukmu
membuktikan tertawaan mereka dengan jalan mewujudkan semuanya. Ini tidak mustahil. Sudah
sangat banyak yang membuktikannya.

4. Spesifikkan Tujuan Hidupmu


Langkah selanjutnya dalam merumuskan tujuan hidup adalah dengan mendetailkan semuanya.
Ini sangat penting namun banyak yang tidak mengetahuinya. Banyak orang yang menetapkan
sebuah tujuan tetapi tidak mendetailkan tujuannya. Sehingga otak dan pikiran bawah sadarnya
tidak mendeteksi tujuan hidupnya itu. Bahkan, ia pun bingung sendiri cara mewujudkannya.

Mendetailkan tujuan hidup berarti menuliskannya dengan cara yang sangat spesifik. Semakin
spesifik tujuanmu maka semakin mudah pikiran bawah sadarmu mendeteksinya. Caranya?
Begini, misalnya kamu ingin di masa depan mempunyai rumah mewah dan mobil mewah. Tentu
hal ini sangatlah abstrak. Rumah mewah itu seperti apa? mobil mewah itu seperti apa? mereknya
apa? dan lain sebagainya.

Cara mendetailkannya adalah tuliskan dalam kertas atau bukumu dengan kalimat, "Lima tahun
yang akan datang, tepatnya pada tahun 2026, saya akan memiliki rumah pribadi tingkat dua,
memiliki kolam renang, memiliki perabotan yang lengkap, memiliki dinding yang bercat putih
bersih, ruang tamu yang luas dan pekarangan yang bersih terawat" Lalu untuk mobil tuliskan
juga secara spesifik "Pada tahun 2027 setelah memiliki rumah impian, saya akan memiliki mobil
mewah merek BMW dengan tampilan terbaru dan elegan yang berwarna merah". Intinya, lebih
spesifik maka akan lebih mudah otak mendeteksinya dan membantumu melihat peluang peluang
yang ada.

5. Potonglah Impianmu Menjadi Bagian Kecil-Kecil


Orang yang bermimpi besar maka ia harus memotong kecil kecil impiannya menjadi beberapa
tahap agar mudah untuk dilakukan. Selayaknya sebuah gurauan lama "Bagaimana seekor gajah
yang besar dimasukkan ke dalam kulkas?" maka jawabannya adalah dengan memotong gajah
tersebut menjadi bagian bagian kecil lalu memasukkannya. Simpel bukan? Begitu pula dengan
impian.

Kamu akan sulit menaiki sebuah bangunan jika tidak menaiki tangganya satu per satu. Kamu
tidak akan menempuh lokasi yang berjarak 5 km jika kamu tidak melewati jarak ke 1 km, 2km,
3km dst. Maka langkah untuk mencapai tujuan dengan mudah adalah dengan memotongnya satu
per satu.
Caranya? Misalnya, kamu memiliki impian untuk mendapatkan uang senilai satu juta rupiah
untuk bulan depan. Maka kamu harus memecahnya menjadi 250 ribu untuk satu minggu. Jika
uang 250 ribu selama seminggu masih cukup berat menurutmu, maka pecah lagi menjadi 35 ribu
perharinya. Jika 35 ribu per hari masih berat menurutmu, maka pecah lagi menjadi 1.500 per
jam. Kalau masih berat lagi segeralah hilangkan mimpimu. Itu artinya kau pemalas. tidak ada
orang sukses yang pemalas.

Memecahkan impian besar menjadi impian kecil akan lebih mempermudahmu menggapai tujuan
hidup.

6. Segera Bertindak
Satu hal yang perlu untuk diketahui, merumuskan impian adalah satu hal, dan mewujudkan
impian adalah satu hal lain. Percuma menuliskan dan merumuskan tujuanmu seindah mungkin
tanpa kemauan untuk melakukan tindakan mewujudkannya. Setelah selesai menetapkan dan
merumuskan tujuan, maka lepaskan pulpenmu dan segeralah bertindak. Lakukan semua hal yang
sudah kamu rumuskan dengan jelas.

JIka gagal? Coba dan coba lagi. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Tidak ada jalan
mudah untuk meraih kesuksesan, orang besar lahir dari orang kecil yang telah melewati ribuan
kegagalan. Maka sekarang, kuncinya adalah satu, maukah kamu untuk berjuang? Segelah
lakukan tindakan sekarang juga.
SMART Goals: 5 Tahap Menyusun
Target dengan Benar
S.M.A.R.T adalah kependekan dari 5 langkah dalam penetapan tujuan –  specific,
measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant, dan time-based (tenggat
waktu). Singkatan ini pertama kali digunakan dalam Management Review edisi
November 1981 oleh George T. Doran.

SMART goal adalah salah satu tool efektif yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan bisnis mereka secara realistis dan konsisten.

Dengan menetapkan target yang SMART, hal tersebut akan lebih mengarahkan anda
menuju target yang ingin anda capai. Berikut tahapan-tahapan dalam menyusun
SMART goal:

1. Buat Tujuan yang Spesifik
Poin pertama adalah menekankan pentingnya menetapkan target yang spesifik; benar-
benar spesifik. Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail. Target tidak
boleh ambigu, harus jelas, dan dipaparkan dengan bahasa yang lugas. Kriteria tujuan
(target) yang spesifik, yaitu:

 Buat tujuan terfokus dan definisikan tujuan tersebut dengan baik – tujuan yang lebih
spesifik memiliki kesempatan lebih besar untuk dicapai dibandingkan tujuan yang masih
bersifat umum.
 Saat anda menetapkan tujuan, pastikan anda bisa menjawab pertanyaan 6W ini:

1. Who – Siapa yang terlibat?


2. What –  Target apa yang ingin anda capai?
3. Where – Dimana target akan dicapai? (identifikasi lokasi)
4. When – Kapan target ini akan dicapai? Tentukan tenggat waktu
5. Which – Persyaratan dan hambatan yang akan anda temui dalam proses? Identifikasi hal
tersebut.
6. Why – mengapa anda menetapkan tujuan ini? Tuliskan alasan dan manfaat jika anda
berhasil mencapai target anda.

Contoh : Target yang spesifik seperti “ Saya ingin menjadi kepala bagian pemasaran sehingga
saya harus meningkatkan kemampuan dan pengalaman yang di butuhkan untuk menjadi kepala
pemasaran dalam perusahaan sehingga saya bisa membangun karir dan memimpin tim yang
sukses.

2. Miliki Kriteria untuk Mengukur Progress


Setelah menentukan tujuan yang spesifik, tahap selanjutnya adalah mengukur progress
(kemajuan) dari tindakan yang sudah dilakukan.  Kemajuan akan membantu anda
untuk tetap berada dalam jalur yang benar, menepati tenggat waktu, dan merasakan
semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang menggembirakan di setiap
pencapaian yang membawa anda lebih dekat kepada tujuan.

Untuk itu, ukurlah progress dengan:

 Menanyakan pertanyaan How – Berapa banyak dan bagaimana anda mengetahui bahwa


target tersebut telah tercapai .
 Membuat daily reminder untuk menilai dan memastikan progress anda – buatlah jurnal
harian untuk menuliskan hal-hal penting yang terjadi dalam proses anda mencapai target.
Sehingga, anda dapat megetahui sudah seberapa dekat anda kepada target anda.
 Berapa banyak ?
 Berapa lama ?
 Apa ukurannya jika target kerja itu terpenuhi

Contoh : Untuk mengukur kemampuan yang di butuhkan agar menjadi kepala bagian
pemasaran yaitu dengan menyelesaikan pelatihan atau kursus dan menambah pengalaman
kerja sebagai wakil kepala bagian pemasaran.
3. Tetapkan Tujuan yang Realistis dan dapat
dicapai
Poin ketiga ini menekankan bahwa target harus realistis dan dapat dicapai (attainable),
artinya target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa standar anda), tapi
juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai. Untuk membuat
target anda tercapai anda perlu:

 Menilai apakah tujuan yang sudah anda tetapkan dapat dicapai atau tidak, dengan
mengukurnya dari beban kerja anda, pengetahuan dan kemampuan anda atau dari sumebr
daya lain yang mendukung . Jika tidak, maka anda bisa menetapkan tujuan lain yang bisa
anda capai di masa sekarang.
 Target yang attainable juga akan menjawab pertanyaan, seperti : Apakah anda sudah
memiliki komitmen kuat untuk mencapai tujuan anda? Apakah ada target lain yang lebih
besar yang ingin anda capai?
 Bagaimana cara mencapai target ?
 Seberapa realistis target kerja berdasarkan berbagai pertimbangan ?

Contoh : Suatu saat muncul pertanyaan apakah pelatihan selama ini yang di ambil memang
tepat untuk kepala pemasaran berdasarkan pengalaman dan kualifikasi yang di punyai,
misalnya apakah waktu untuk menyelesaikan pelatihan sudah efektif ? apakah sumber daya di
sekitar sudah mendukung ?

4. Buat Tujuan yang Relevan


Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong anda, untuk lebih maju. Sebuah
target yang mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai
target yang relevan.

Sebuah target yang relevan akan memberikan jawaban ‘ya’ untuk semua pertanyaan ini:

 Apakah target ini layak diperjuangkan?


 Apakah target ini ada di waktu yang tepat?
 Apakah target ini sesuai dengan kebutuhan dan target anda yang lain?
 Apakah anda orang yang tepat untuk mengejar target ini?

Contoh : Tujuannya yaitu menjadi kepala pemasaran ,tapi apakah ini waktu yang tepat untuk
mengambil latihan atau kursus ? sudahkah yakin peran sebagai kepala adalah ideal ? sudahkah
mempertimbangkan target yang diberikan dengan pasangan hidup ?

5. Tetapkan Tenggat Waktu


Ini adalah bagian dari filosofi SMART yang melindungi target dari serangan krisis
sehari-hari yang biasa terjadi dalam organisasi. Target dengan tenggat waktu akan
menimbulkan urgensi.

Target dengan tenggat waktu akan menjawab pertanyaan berikut:

 Kapan?
 Apa yang bisa saya lakukan (selesaikan) dalam 6 bulan dari sekarang?
 Apa yang bisa saya lakukan (selesaikan) dalam 6 minggu dari sekarang?
 Apa yang bisa saya lakukan (selesaikan) hari ini?

Contoh : Meningkatkan kemampuan untuk menjadi butuh latihan dan pengalaman tambahan.
Lalu, berapa lama waktu yang di butuhkan untuk mendapat kemampuan yang di butuhkan agar
menjadi pemimpin di bidang pemasaran ?

Apakah perlu latihan lanjutan sehingga bisa memenuhi kualifikasi ?

Jika anda sudah memasukkan metode SMART dalam perencanaan target anda, maka pencapain
target kerja akan semakin spesifik dan tentunya lebih tertarget.

Anda mungkin juga menyukai