KA
BU
R
TE
S
Disusun Oleh :
N
Abdurrahim Sukur
U
NIM.015393792
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2011
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
ABSTRAK
Abdurrahim Sukur
Universitas Terbuka
DKP_KT@yahoo.co.id
KA
mempengaruhi tingkat pemanfaatan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa
dan merumuskan strategi pengembangan peningkatan peran dan fungsi Pangkalan
BU
Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus
melalui pendeskripsian tentang kondisi yang berlangsung di PPI Dufa-Dufa. Analisis
tingkat pemanfaaatan dilakukan dengan menghitung tingkat usaha penangkapan dan
R
upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang berpangkalan di PPI Dufa-
TE
Dufa, dengan menggunakan metode perhitungan CPUE. Selanjutnya untuk
merumuskan rekomendasi strategis pengembangan dan pemanfaatan PPI Dufa-Dufa
dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.
S
TA
tahun terakhir. Berdasarkan faktor internal dan eksternalnya yang dianalisis dengan
E
pengelola dan pemanfaat PPI; (4) pemberdayaan tenaga kerja lokal sebagai
U
pekerjaan sampingan atau utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan PPI Dufa-
Dufa; (5) pengembangan kawasan perikanan terpadu di sekitar PPI Dufa-Dufa untuk
mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan PPI; (6) pengembangan sarana dan
prasarana yang lebih baik bagi operasionalisasi PPI Dufa-Dufa; (7) pengembangan
sistem pemasaran yang sesuai dengan fungsi PPI Dufa-Dufa sebagai pusat
pengembangan ekonomi masyarakat perikanan; dan (8) pengembangan akses
informasi perikanan dan pemasaran hasil produksi melalui kelembagaan yang
terkait.
iii
ABSTRACT
Abdurrahim Sukur
Universitas Terbuka
DKP_KT@yahoo.co.id
This research aimed to analyze the factors that affecting the utilization rate of Dufa-
KA
Dufa Fishing Base, to conduct the development strategy to increase the function and
role of Dufa-Dufa base. The method that has been use in the research was case study
BU
through the description of Dufa-Dufa Fishing Base activity condition. The utilization
rate measure by the calculation of catch rate and fishing effort by the fisherman in
the Dufa-Dufa fishing base, using the calculation method of CPUE. Strategy
R
recommendation for the development and uses of the Dufa-dufa fishing base, was
TE
analysis using the SWOT method
The result of the research shown that, the management level of Dufa-Dufa Fishing
S
Base according to the CPUE value, tend to decrease in the productivity rate, marked
TA
by the shift of the amount of fishing fleet and the fisherman operated in the last five
(5) years. According to the internal and external factor result that analysed by
SI
SWOT method are: (1) increasing scale of effort of the Dufa-Dufa Fishing Base by
exploiting investment from local government or partner; (2) developing of the
R
fishing technique and post-production processes; (3) increasing the human resource
E
who organize and utilize the fishing base; (4) empowering local labour enableness as
IV
a side profession or main occupation especially by management and utilize the Dufa-
Dufa Fishing Base; (5) integrating fishing area development around the Dufa-Dufa
N
Fishing Base to optimalize the utilization and management of the fishing base; (6)
U
developing the infrastructures for the operational of the Dufa-Dufa Fishing Base; (7)
expansion the market system expansion according to the function of Dufa-Dufa
Fishing Base as center of economic expansion of fishery society; and (8) developing
of the information access of fishery and marketing production through relevant
institute.
iv
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
KATA PENGANTAR
Ternate Maluku Utara. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
KA
1. Prof. Dr.Ir. Muhajir K. Marsaoly, M.Si selaku pembimbing utama dan
BU
Dr.Lina Warlina, M.Ed. selaku anggota pembimbing yang telah membantu
R
dan mengarahkan dalam penyusunan tugas akhir ini.
TE
studi.
SI
4. Kepala UPBJJ Ternate Bapak Ir. Mulyadi, M.Si, dan seluruh staf UPBJJ.
N
U
7. Orang tua tercinta Ayahanda H. Ahmad Marhaban dan Ibunda Hj. Rosmila
Soleman Marhaban.
vii
10. Para dosen, Surahman SPi, Msi. dan Faisal Rumagia SPi, Msi. di Fakultas
KA
telah banyak memberikan masukan.
BU
11. Semua pihak yang telah memberi dorongan dan bantuan sehingga
Akhirnya, semoga TAPM ini dapat bermanfaat bagi yang berminat dan
S
memerlukannya.
TA
SI
Penulis
N
U
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT.......................................................................................................... iv
KA
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
BU
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
R
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
TE
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiv
S
ix
KA
2.8. Analisis SWOT ............................................................................... 25
BU
2.9. Metode Rapid Rural Appraisal (RRA) untuk Pengkajian Wilayah 26
R
2.10. Penelitian-penelitian Terdahulu .................................................... 27
TE
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 29
S
KA
LAMPIRAN..........................................................................................................
BU
R
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.2. Grafik CPUE dan Garis Trend Hasil Tangkapan dan Upaya
KA
Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Jumlah Nelayan, Alat Tangkap dan Produksi
BU
Ikan dan Trend Perubahannya Selama Tahun 2004-2008
R
di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate ......................................................... 54
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Beberapa Contoh Penelitian yang Menggunakan Metode RRA ......... 28
KA
Tabel 3.4. Model Matriks TOWS Hasil Analisis SWOT.................................. 36
BU
Tabel 4.1. Jenis dan Ukuran Fasilitas-Fasilitas PPI Dufa-Dufa ........ ....... .. 39
R
Tabel 4.2. Jumlah Hasil Tangkapan, Upaya Penangkapan dan CPUE
TE
Selama Tahun 2004-2008 di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate......... ........ 51
S
Tabel 4.5. Hasil External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) ............ 65
N
U
Tabel 4.6. Hasil Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) .............. 65
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
KA
sebagai lokasi penelitian dan pengambilan sample……………....... 81
BU
Lampiran 3.Peta Pulau Ternate dan lokasi penelitian di PPI
R
Dufa-dufa ( Kelurahan Dufa-dufa) ................................................... 81
TE
xiv
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
KA
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkunganya mulai dari pra produksi,
BU
sistem bisnis perikanan (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004). Perikanan
R
TE
juga dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumberdaya
tertentu yang tertutup dan terlindung dari gangguan badai dan merupakan tempat
E
IV
yang aman untuk akomodasi kapal-kapal yang sedang mengisi bahan bakar,
N
tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan sebagai
KA
(4) Distribusi dan tujuan ikan hasil tangkapan.
BU
Pelabuhan perikanan sebagai prasarana pengembangan perikanan dibangun oleh
R
pemerintah merujuk pada Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang
TE
untuk kegiatan sektor perindustrian, pertambangan atau pertanian dalam arti luas
N
U
untuk bongkar muat barang (bahan baku atau hasil produksi atau hasil eksploitasi)
pendaratan ikan dan dilengkapai dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan
sebagai suatu areal perairan tertentu yang tertutup dan terlindung dari gangguan
badai dan merupakan tempat yang aman untuk akomodasi kapal-kapal yang
sedang mengisi bahan bakar, perbekalan, perbaikan dan bongkar muat barang.
KA
pelabuhan perikanan tersebut, baik nelayan lokal maupun nelayan asing.
BU
Berbagai aktifitas nelayan yang berbasis di pelabuhan perikanan
R
diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nelayan.
TE
tersebut.
Untuk itu perlu dermaga dan lantai dermaga untuk melayani kegiatan
perikanan.
dan sebagainya.
KA
5. Pusat pelaksanan pembinaan dan penanganan mutu hasil tangkapan.
BU
Pelabuhan perikanan dilengkapai dengan lahan pengolahan/industri
R
perikanan. Dalam lahan pengolahan/industry terdapat kegiatan pengolahan
TE
Pusat Pemasaran Ikan (Fish Market Center) yang dapat menampung ikan
IV
hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan dan atau ikan yang berasal
N
U
dari daerah lain melalui kapal perikanan pengangkut (fishing boat carrier)
dan pendaratan ikan), data jumlah nelayan, data produksi ikan dsb.
dilakukan antara lain pemeriksaan spesifikasi teknis alat tangkap dan kapal
perikanan, Anak Buah Kapal (ABK), dokumen kapal ikan, hasil tangkapan
KA
ikan dan lainnya. Untuk pengawasan di laut dengan patroli laut, pelabuhan
BU
perikanan merupakan pangkalan keberangkatan para pengawas
R
penangkapan ikan yang sedang bertugas. Untuk itu pelabuhan perlu
TE
ikan.
TA
SI
tangkapan nelayan;
KA
(1) Pusat pengembangan masyarakat nelayan dan pertumbuhan ekonomi
BU
Pelabuhan perikanan sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan
R
diarahkan untuk dapat menunjang kegiatan nelayan yang berbasis di
TE
kepulauan;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
sekurang-kurangnya 2 m;
sekaligus;
KA
(5) Memiliki lahan sekurang-kurangnya seluas 2 Ha.
BU
Sepertinya halnya pelabuhan secara umum, maka pelabuhan perikanan
R
juga dapat diklasifikasikan yaitu menurut letak dan jenis usaha perikanannya.
TE
Menurut Lubis (2002), pelabuhan perikanan bisa dilihat dari banyaknya faktor
S
lain :
SI
menjadi :
(1) Pelabuhan alam, adalah suatu daerah yang menjorok ke dalam, terlindung
oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di suatu teluk sehingga kapal dapat
(2) Pelabuhan buatan, adalah suatu daerah perairan hasil bentukan manusia agar
merapat;
(3) Pelabuhan semi alam, adalah pelabuhan yang sifatnya juga pelabuhan alam
dibedakan menjadi :
KA
(1) Pelabuhan perikanan berskala besar atau pelabuhan perikanan laut dalam,
BU
yaitu pelabuhan untuk perikanan industri atau untuk berlabuh/bersandarnya
R
kapal-kapal penangkapan berukuran besar dengan ukuran panjang antara 40
TE
sampai 120 meter, berat > 50 GT. Mempunyai kolam pelabuhan yang dalam
S
internasional;
IV
konsumsi lokal;
(3) Pelabuhan perikanan berskala kecil atau pelabuhan pantai, yaitu pelabuhan
untuk perikanan kecil atau perikanan tradisional atau tempat berlabuh dan
menjadi :
(1) Pelabuhan perikanan laut lepas, yaitu pelabuhan tempat berlabuh atau
KA
bersandarnya kapal-kapal ikan yang melakukan penangkapan di laut lepas
BU
atau di perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI);
(2)
R
Pelabuhan perikanan lepas pantai, yaitu pelabuhan tempat berlabuh atau
TE
pantai.
IV
dibedakan menjadi :
(1) Pelabuhan laut, yaitu pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan
(2) Pelabuhan pantai, yaitu pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan
dalam negeri;
(3) Pelabuhan sungai, yaitu pelabuhan yang cenderung untuk perdagangan antar
Dufa-Dufa Kecamatan Kota Ternate Utara Propinsi Maluku Utara, dibangun pada
KA
nelayan;
BU
• Tempat berlabuhnya kapal-kapal perikanan dan kegiatan-kegiatannya ;
•
R
Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan para nelayan ;
TE
•
TA
yakni :
(1) Sarana pokok, yakni sarana yang diperlukan untuk kepentingan keselamatan
bertambat serta bongkar muat kapal perikanan. Sarana pokok terdiri dari
diusahakan oleh perorangan atau badan usaha. Sarana fungsional terdiri dari
sarana yang dapat diusahakan dan sarana yang tidak dapat diusahakan.
KA
Sarana fungsional yang dapat diusahakan seperti, sarana pemeliharaan kapal
BU
dan alat perikanan (bengkel, slipway/dock dan tempat penjemuran jaring),
R
lahan untuk kawasan industri, sarana pemasok air dan bahan bakar untuk
TE
(3) Sarana tambahan/penunjang, yakni sarana yang secara tidak langsung dapat
dan alat perikanan, tempat ibadah, dan balai pertemuan nelayan), sarana
mess operator), dan sarana pengelolaan limbah bahan bakar dari kapal dan
limbah industri.
diketahui konsep masyarakat baik secara umum maupun masyarakat pesisir secara
KA
relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu,
BU
memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya di
terhadap daerahnya, menurut Purba (2002) dapat dibedakan menjadi tiga tipe
S
TA
yaitu: Pertama, masyarakat perairan yaitu kesatuan sosial yang hidup dari
SI
dari satu teritorial perairan tertentu. Golongan ini cenderung egaliter dan
N
golongan ini umumnya sudah bermukim secara tetap di daerah yang mudah
subsistem tetapi sudah ke sistem perdagangan yaitu hasil sudah tidak dikonsumsi
sendiri namun sudah didistribusikan dengan imbalan ekonomis kepada pihak lain.
dan nelayan petambak. Nelayan penangkap ikan adalah seseorang yang pekerjaan
KA
ikan di alam bebas. Nelayan petambak didefinisikan sebagai nelayan yang
BU
kegiatan utamanya membudidayakan ikan atau sumberdaya laut lainnya yang
R
berbasis pada daratan dan perairan dangkal di wilayah pantai.
TE
oleh nelayan. Nelayan tidak pernah mempunyai gambaran pasti tentang berapa
SI
pendapatan yang akan diperolehnya. Suatu saat pendapatannya cukup besar akan
E R
tetapi di saat lain sama sekali tidak memperoleh hasil tangkapan. Hal ini
IV
dalam Khazali, 2001). Selain itu, pendapatan nelayan juga sangat dipengaruhi
oleh jumlah nelayan yang beroperasi di suatu daerah penangkapan ikan (fishing
ground). Dalam menangkap ikan tidak jarang nelayan harus berpisah dari
memperoleh hasil dari budidaya perikanan yang bernilai ekonomis tinggi seperti
udang, sehingga ketergantungan pada kegiatan yang berbasis pada laut relatif
Ketergantungan mereka tidak terbatas pada sektor kegiatan yang berbasis pada
laut tetapi juga pada daratan. Petambak memiliki akses terhadap lahan yang dapat
mereka manfaatkan untuk sumber penghasilan. Kondisi ini akan lebih diperkaya
KA
apabila daerah sepanjang pantai berupa kawasan hutan mangrove. Selain dapat
BU
menjadi habitat ikan, mangrove juga merupakan wilayah yang mengandung
R
kekayaan yang bermanfaat bagi petambak. Petambak juga mempunyai peluang
TE
mengembangkan basis produksi yang lebih relatif stabil, dimana masa panen
TA
ekosistem dan lingkungan. Keadaan ini berimplikasi pada kondisi sosial ekonomi
N
U
yang menonjol di masyarakat pesisir, terutama bagi nelayan kecil. Pada musim
mereka hasilkan harus segera dijual baru bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, maka nelayan dan petambak harus menjual sebagian besar
Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat pesisir adalah suatu kajian
terhadap hubungan sosial antara manusia yang berdiam di wilayah pesisir dengan
sumberdaya alam yang ada. Keterkaitan antara sumberdaya yang ada di wilayah
KA
pesisir dengan manusia sebagai konsumen adalah sangat erat dengan sosial
BU
budaya.
pesisir, ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi maupun latar belakang
SI
budaya. Masyarakat pesisir dapat dipandang sebagai suatu sistem sosial yang
R
pesisir mempunyai nilai budaya yang berorientasi hidup selaras dengan alam,
U
yang sama dengan masyarakat pedesaan lainnya, yaitu bertujuan untuk mencukupi
KA
kebutuhan-kebutuhan anggotanya (subsisten), sehingga pengambilan keputusan
BU
dalam usaha atau produksi sangat dipengaruhi oleh tujuan tersebut. Adanya
R
introduksi atau inovasi teknologi pada masyarakat pesisir dapat mempengaruhi
TE
Keluarga nelayan adalah suatu keluarga yang kepala keluarga atau lebih
SI
anggota keluarga terlibat dalam proses produksi atau pengolahan hasil perikanan
E R
Menurut Dahuri et al. (2001), bahwa kurang lebih 60 persen dari nelayan
yang keras.
perikanan pada tingkat regional pada dasarnya merupakan bagian integral dari
KA
pada kepentingan nasional secara utuh. Selanjutnya dikatakan bahwa apabila
BU
profil (visi) pembangunan perikanan ini dijabarkan kedalam tujuan pembangunan,
R
maka ada lima tujuan yang harus dicapai oleh pembangunan perikanan nasional:
TE
dukung lingkungan
E R
tangkap;
KA
penangkapan, dan sarana penanganan ikan di atas kapal;
BU
b. Pengembangan pelabuhan perikanan dengan kelas Pangkalan
R
Pendaratan Ikan (PPI) yang terdiri dari fasilitas pokok, fasilitas
TE
(Salusu, 1996). Menurut Kotler (1988) dan Wheelen dan Hunger (1995) dalam
Kajanus (2001), analisa SWOT adalah suatu alat yang umum digunakan untuk
keputusan.
model matriks, yaitu matriks SWOT atau matriks TOWS. Model matriks
KA
(2) Strategi WO, memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
BU
kelemahan yang ada.
R
(3) Strategi ST, memanfaatkan kekuatan untuk menghindari atau memperkecil
TE
(4) Strategi WT, didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
TA
relatif baru berkembang sejak akhir dekade 70-an. Menurut Daniel (2002), RRA
dirancang terutama untuk untuk tim yang berbeda disiplin ilmu, guna dipakai
untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data dalam jangka waktu
yang singkat, dengan lebih komprehensif. Metode penelitian ini pada prakteknya
tidak perlu harus terlalu terfokus pada sampel yang representatif (berbeda dengan
metode survei atau studi kasus), tetapi lebih mengutamakan pemahaman tentang
realita sosial dan ekonomi yang berkaitan dengan aspek bio-fisik suatu daerah
atau masyarakat. Keunggulan metode ini adalah jawaban atas suatu masalah dapat
diperoleh dalam waktu singkat dan biaya murah, tapi juga secara ilmiah dapat
KA
lapangan didiskusikan dengan tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu atau
BU
keahlian (Daniel, 2002).
R
Wawancara semistruktural adalah suatu bentuk wawancara yang hanya
TE
melaksanakan wawancara.
E R
pada Tabel 2.1. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa perbedaan
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dufa Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.
KA
3.2 Metode Penelitian
BU
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus melalui
R
pendeskripsian tentang kondisi yang berlangsung di PPI Dufa-dufa. Tujuan dari
TE
metode penelitian deskripsi ini adalah membuat deskripsi mengenai komponen dan
S
proses secara detail, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat-sifat, serta hubungan
TA
antar fenomena yang dijumpai di lokasi penelitian. Obyek yang diambil dalam
SI
penelitian ini adalah aktivitas PPI Dufa-dufa, yang meliputi aktivitas yang dilakukan
E R
oleh para pelaku usaha perikanan, nelayan, perniagaan perikanan, pengolah ikan,
IV
Data yang akan dugunakan dalam penelitian meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh
responden utama yaitu nelayan dan pelaku usaha perikanan, perniagaan perikanan,
pengolah ikan, staf pengelola PPI Dufa-dufa, dan masyarakat lainnya yang kegiatan
berdasarkan tujuan penelitian yaitu merujuk pada aset atau investasi tetap dan tidak
tetap, sumberdaya manusia pengelola PPI, manajemen dan pengelolaan PPI, serta
aspek sosial dan ekonomi yang berpengaruh atas pemanfaatan PPI Dufa-Dufa.
tertulis Dinas Kelautan dan Perikanan, BAPPEDA Kota Ternate, Badan Statistik,
Dinas Tenaga Kerja, Dinas Tata Kota, Dinas Lingkungan Hidup, Kecamatan dan
Kelurahan, instansi terkait lainnya, serta jurnal pendaratan ikan di UPT PPI Dufa-
dufa. Data sekunder yang diperlukan berupa kondisi geografis wilayah, data
KA
penduduk, jumlah nelayan, jumlah armada dan alat tangkap, yang digunakan, jumlah
BU
pelaku usaha perikanan, rencana detail tata ruang kota, data lingkungan, serta
R
deskripsi wilayah penelitian. Deskripsi wilayah penelitian meliputi aspek fisik
TE
1995). Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap keluarga nelayan dan non nelayan
yang memanfaatkan PPI Dufa-Dufa. Keluarga non nelayan dalam hal ini adalah
sebagai berikut ;
N
n = ---------------
1 + Ne2
Keterangan :
n = jumlah contoh
N = total populasi
KA
e = sampling error
BU
Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha dan nelayan, perniagaan
R
perikanan, pengolah ikan, staf pengelola PPI Dufa-Dufa, dan masyarakat lainnya.
TE
Jumlah armada penangkapan yang bertambat labuh di PPI Dufa-dufa adalah 15 Unit
S
perikanan dan nelayan dilakukan secara acak pada masing –masing nelayan dan
SI
pelaku usaha perikanan. Secara jelasnya jumlah responden yang diwawancara dalam
E R
Responden
U
deskriptif terhadap data primer dan sekunder yang diperoleh melalui pengamatan
lapangan dan wawancara maupun data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait.
KA
Analisis terhadap tingkat pemanfaatan PPI Dufa-Dufa, dilakukan dengan
BU
menilai tingkatan dari hasil tangkapan ikan dengan upaya penangkapan yang
R
dilakukan oleh nelayan yang berpangkalan di PPI Dufa-Dufa melalui perhitungan
TE
nilai CPUE (Catch per Unit Effort). Perhitungan CPUE bertujuan untuk mengetahui
S
laju tangkap dari upaya penangkapan ikan berdasarkan pembagian total hasil
TA
Dimana :
U
(ton/trip).
pemanfaatan dengan data kuantitatif dan deskripsi keadaan (faktor internal dan
eksternal) yang diperoleh dengan teknik RRA (Rapid Rural Appraisal). Metode
KA
hasil wawancara dengan teknik RRA tersebut, yang kemudian dijustifikasi oleh
BU
peneliti dalam bentuk bobot dan skor. Berdasarkan Rangkuti (2002) langkah-
R
langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT ini adalah sebagai berikut:
TE
pra-analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan
SI
internal. Data eksternal berasal dari lingkungan luar (peluang dan ancaman),
E R
sedangkan data internal berasal dari dalam sistem pengelolaan PPI Dufa-Dufa,
IV
Dalam tahap ini digunakan dua model matriks yaitu: (i) matriks faktor
strategi eksternal, dan (ii) matriks faktor strategi internal. Matriks faktor strategi
dan ancaman, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
Jumlah bobot untuk semua faktor peluang dan ancaman sama dengan 1,0.
• Pada kolom 3 diberi skala rating mulai dari nilai 4 (outstanding) sampai dengan
PPI untuk suatu kegiatan tertentu. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat
KA
pemberian nilai rating untuk ancaman bersifat negatif (nilai 4=kecil, 3=sedang,
BU
2=besar, dan 1=sangat besar).
•
R
Pada kolom 4 diisi nilai hasil perkalian bobot dan rating suatu faktor yang sama.
TE
Nilai hasil kali tersebut merupakan skor pembobotan dari faktor tersebut.
S
•
R
Faktor-faktor
Bobot Rating Skor Komentar
Strategi Eksternal
1 2 3 4 5
Peluang:
O1 4
O2 3
O3 2
.... 1
Ancaman:
T1 1
T2 2
T3 3
.... 4
TOTAL 1,00 -
• Pada kolom 2 diberi bobot terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah bobot untuk semua
• Pada kolom 3 diberi skala rating mulai dari nilai 4 (outstanding) sampai dengan
KA
lahan untuk suatu kegiatan tertentu. Pemberian nilai rating untuk kekuatan
BU
bersifat positif (nilai 4 = sangat besar, 3 = besar, 2 = sedang, dan 1 = kecil).
R
Sedangkan pemberian nilai rating untuk kelemahan bersifat negatif (nilai 4 =
TE
• Pada kolom 4 diisi nilai hasil perkalian bobot dan rating suatu faktor yang sama.
TA
Nilai hasil kali tersebut merupakan skor pembobotan dari faktor tersebut.
SI
•
R
KA
.... 4
TOTAL 1,00 -
2. Tahap analisis
BU
R
TE
Pada tahap analisis digunakan Model Matriks TOWS, dimana terdapat
S
4 strategi yang dapat dihasilkan, yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT (Tabel 3.4).
TA
Setelah diperoleh matriks TOWS, selanjutnya disusun rangking semua strategi yang
SI
IFAS
N
STRENGTH WEAKNESSES
(S) (W)
U
EFAS
SO1 WO1
SO2 WO2
OPPORTUNITIES SO3 WO3
(O) .. ..
.. ..
Son WOn
ST1 WT1
ST2 WT2
THREATS ST3 WT3
(T) .. ..
.. ..
STn WTn
pemanfaatan masyarakat nelayan dan non nelayan yang memanfaatkan fasilitas PPI
Dufa-Dufa dianalisis secara deskriptif dengan sistem skor dan uji statistik. Menurut
BPS (2001) yang telah dimodifikasi, tingkat pemanfaatan PPI dapat dibedakan atas
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
BAB V
5.1. Kesimpulan
berikut:
1. Semakin bertambahnya hasil tangkapan ikan dan upaya penangkapan ikan setiap
KA
tahunnya, memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai CPUE yang diperoleh
BU
sebesar 3,86 dan nilai foxnya 1,35. Perlu adanya suatu usaha peningkatan
dan kinerja PPI Dufa-Dufa sebagai pusat kegiatan perikanan di Kota Ternate.
SI
2. Masih minimnya management skill oleh Kepala PPI dan masih rendahnya
R
technical skill oleh Karyawan karyawati PPI, oleh karena itu perlu ada
E
IV
pembinaan dan pelatihan bagi Kepala dan para staf PPI ini.
N
berdasarkan SWOT adalah: (1) peningkatan skala usaha PPI Dufa-Dufa dengan
pengelola dan pemanfaat PPI; (4) pemberdayaan tenaga kerja lokal sebagai
pekerjaan sampingan atau utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan PPI Dufa-
sarana dan prasarana yang lebih baik bagi operasionalisasi PPI Dufa-Dufa;
(7) pengembangan sistem pemasaran yang sesuai dengan fungsi PPI Dufa-Dufa
KA
masyarakat, hendaknya mendapat dukungan penuh dari semua pihak
BU
(stakeholder) yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan
R
operasionalisasi kegiatan perikanan yang dilaksanakan di PPI Dufa-Dufa.
TE
5.2. Saran
S
TA
pemanfaatan PPI Dufa-Dufa sebagai salah satu pusat kegiatan perikanan di Kota
R
perikanan yang lebih detail untuk pengembangan sistem perikanan yang lebih
U
maju dengan menjadikan PPI Dufa-Dufa sebagai sentra informasi data perikanan
di Kota Ternate.
PPI Dufa-Dufa, diharapkan adanya kerjasama yang baik dan terarah dari semua
pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan PPI Dufa-Dufa, dengan
DAFTAR PUSTAKA
KA
Dahuri, R. (2000). Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan
Rakyat. LISPI bekerjasama dengan Ditjen P3K DELP. Jakarta.
BU
Dahuri, R., Rais, J., Ginting,S.P. dan Sitepu, M.J (2001). Pengelolaan Sumberdaya
R
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetakan Pertama. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
TE
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate, (2008). Profil Kelautan dan Perikanan
Kota Ternate Tahun 2008. Ternate: DKP Ternate.
R
Bogor. Bogor.
N
KA
Pelatihan Manajemen Pengelolaan dan Operasional Pelabuhan
Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan. Makalah Seminar. Bogor 4 – 27
BU
September 2000. Kerjasama antara : Ditjen Perikanan dan PKSPL IPB.
Muhammad. D. (1999). Penerapan Pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
R
dalam Pembangunan Pariwisata Pantai di Kepulauan Derawan Propinsi
TE
Kalimantan Timur. Tesis Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
S
Indeks.
IV
KA
Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
BU
R
TE
S
TA
SI
E R
IV
N
U
A. Identitas Responden
1. Nama : ................................................................
2. Umur : ................................................................
3. Alamat : ................................................................
4. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
5. Status Perkawinan : a. Kawin b. Belum Kawin c. Janda/Duda
KA
6. Pendidikan : a. Tidak lulus SD b. Lulus SD c. Lulus
BU
SLTP/Sederajat d. Lulus SLTA/Sederajat e. Lulus
D3/Sarjana
7. Pekerjaan
R
: ......................................................
TE
8. Lama tinggal di daerah ini : ................ tahun
9. Dari kegiatan perikanan berapa pendapatan yang dihasilkan perbulan?
S
TA
...........................................................................................
10. Disamping kegiatan perikanan apakah ada kegiatan lain yang dapat
SI
menghasilkan pendapatan :
R
a. ........................................................................
E
IV
b. ........................................................................
c. .......................................................................
N
U
11. Berapa rata-rata pendapatan bersih perbulan dari pekerjaan sampingan tersebut?
................................................................
12. Organisasi kemasyarakatan apa yang anda ikuti? ..............................................
13. Peran anda sebagai apa? ............................................
KA
(a) sangat setuju (b) setuju (c) kurang setuju (d) tidak setuju
BU
alasannya: ............................................................................................................
.............................................................................................................................
R
TE
C. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan PPI Dufa-Dufa
1. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan yang dilasanakan oleh PPI Dufa-Dufa?
S
Dufa?
R
3. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak
IV
(a) sangat puas (b) puas (c) kurang puas (d) tidak puas
U
4. Bagaimana menurut anda pelayanan yang diberikan oleh PPI Dufa-Dufa bagi
kegiatan anda?
(a) sangat baik (b) baik (c) kurang baik (d) buruk
5. Setujukah anda bila pemerintah melakukan program pembinaan kepada
masyarakat dalam rangka pemanfaatan PPI Dufa-Dufa sebagai pusat kegiatan
perikanan di Kota Ternate?
(a) sangat setuju (b) setuju (c) kurang setuju (d) tidak setuju
6. Bentuk pelayanan dan pengelolaan yang bagaimana yang anda harapkan bagi
pengelola PPI Dufa-Dufa kepada masyarakat pengguna PPI?
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
12/40764.pdf
82
Lampiran 3. Peta Pulau Ternate dan lokasi penelitian di PPI Dufa‐dufa
( Kelurahan Dufa‐dufa)
KA
BU
R
TE
Dufa‐dufa
S
TA
SI
ER
IV
N
U
Lampiran 4. Wilayah Kerja Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa‐dufa Ternate
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
Lampiran 5. Foto‐foto fasilitas PPI Dufa‐dufa sebagai Pusat Penelitian dan pengambilan
sample
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U