Anda di halaman 1dari 15

Penelitian di bagi menjadi 2 :

1. Primer : data yang diambil sendiri, yang kita tau sendiri kelemahannya dimana
kekurangannya dimana, permasalahannya dimana, dst (sifatnya obyektif). Sifatnya
lebih kuat daripada data sekunder
2. Sekunder : data yang diambil dari orang lain, maka sifatnya subyektif (karena orang
lain itu mempresentasikan data tersebut ke kita).
Misal : kita turun ke masyarakat lalu mendapatkan tensi rata-rata 120/80 maka ini adalah
DATA OBYEKTIF, tapi kalau ada peneliti lain memperesentasikan bahwa data tek. darah di
masyarakat adalah 130/80 lalu kita menggunakan data tersebut maka itu adalah DATA
SUBYEKTIF.

Syarat data primer dan data sekunder tergantung penelitiannya:


- Jika dalam penelitian hanya butuh data sekunder saja tanpa data primer maka harus
dilakukan 2 hal :
1. Sitasi : cara kita memberitahu pembaca bahwa bagian-bagian tertentu dari
tulisan kita berasal dari sumber yang ditulis penulis lain.
2. Critical appraisal : merupakan metode yang sistematis utk menilai hasil,
validitas, dan kegunaan dari publikasi artikel ilmiah.
- Untuk pengggunaan data primer :
a. Ada yang dimasukkan dalam bentuk jurnal/publikasi
b. Ada yang dalam bentuk lap. penelitian biasa, maka nanti bentuknya seperti
skripsi

DATA SEKUNDER DIBAGI MENJADI 2 :


1. REVIEW
- Narrative review seperti membuat tinjauan pustaka
- Systematic review, membuat data kemudian dilakukan critical analysis yang
dinilai dengan 3 skor (cochrane library, newcastle ottawa scale (NOS), jadas
score)
2. Meta analisis, yang harus melakukan 4 step, yaitu :
a. Karakteristik populasi
b. Hasil analisis critical appraisal
c. Ada bias publikasi (funnel plot / egard appletons score)
d. Forest plot

PENELITIAN PRIMER DIBAGI MENJADI 3 :


1. Basic research dilakukan di laboratorium (kalau sampelnya bukan manusia disebut
penelitian lab kalau manusia disebut clinical research )
-> In vitro cell culture dan in vitro bacterial/ in vitro terkait dengan metode
2. Clinical research
a. Observasional : pasien dilihat saja, misal si A sakit selama 20hari diobservasi lalu
kita cacat
- Case report → misal si A sakit kita lihat selama 1 periode sampai dia
sembuh/ meninggal
- Nested case report (case series) → case report yang dikumpulkan
dengan beberapa orang yang sama
b. Experimental
- Fase 1 → pada orang sehat jumlah <100.
- Fase 2 → orang sehat dan sakit jumlah <100.
- Fase 3 → clinical trial yang melihatkan orang dengan jumlah <100 tapi
>50.
- Fase 4 → obatnya sudah dilepas ke masyarakat lalu dilihat berapa orang
yang sakit dan berapa orang yang mengalami efek setelah beberapa
tahun.
3. Epidemiological research
a. Observasional (tidak bisa kita kontrol)
- Cross-sectional → potong lintang
- Case control → kita lihat sekarang orangnya sakit kemudian digeser ke
belakang untuk melihat penyebab sakit
- Cohort → kita lihat sekarang orang ini sehat tapi punya faktor resiko
perokok, nanti 20thn kemudian dilihat berapa yang resiko kanker paru
berapa yang nggak
b. Experimental → melakukan eksperimen jadi benar-benar diberikan tindakan,
dimana kita bisa melakukan kontrol

Kalau sudah melakukan penelitian harus melihat level of evidence, yaitu apa yang sudah
lakukan kita praktekkan pada manusia secara kekuatan bukti itu yang lebih bagus.

PENELITIAN KUANTITATIF : penelitian yang bentuk datanya angka semacam persamaan


matematika, sifat buktinya tidak terbantahkan. Skala datanya interval (tidak ada angka 0) dan
rasio (ada angka 0) sehingga persamaan matematika berlaku dengan baik.
Contoh interval : IQ manusia tidak ada yang 0 kecuali dia mati, paling kecil IQ adalah 20 (orang
idiot)
Contoh rasio : mengukur kadar gula darah, ada pasien dengan gula darah 0 ada yang 100

Bedanya data kualitatif dan kuantitatif ada di DATA STATISTIKNYA.


1. Data kuantitatif cenderung data obyektif
2. Data kualitatif membentuk teori sedangkan kuantitatif mengetes teori
Melakukan penelitian kuantitatif :
1. Menyiapkan desain penelitian (Ekperimental/Observasional)
2. Apakah dilakukan di laboratorium, klinis atau epidemiologi
3. Ada/tidaknya kontrol
4. Pre/post desain
Contoh : Penelitianmu apa? Observasional laboratorium berbasis klinis dengan kontrol
secara cross-sectional
Penelitian kuantitatif biasanya ada hipotesis, misal adakah hubungan antara A dan B?

- Pertanyaan bab I dr. Rahma biasanya → why, where, use (manfaat)


- Penelitiannya pakai apa? kalo observasional nanti ada kuesionernya kalo
experimental ada desainnya
- Perlakuannya apa
- Definisi operasional variabel
- Metode pengambilan data (tahapan penelitian) → kuesioner/dengan pemeriksaan
tertentu, pakai apa, dengan cara apa, satuannya apa (penelitian kuantitatif
berdasarkan data)
- Semua penelitian kuantitatif harus punya skala data, bisa nominal, ordinal, interval,
atau rasio
- Kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan

Setiap penelitian kuantitatif harus ada hipotesis, karena ini mengetes teori berarti kita harus
punya teorinya terlebih dahulu. Misal, pasien covid-19 usia tua memiliki angka kematian
lebih tinggi daripada usia muda (hipotesis komparatif/asosiatif/membandingkan) → apakah
si a dan si b saling berpengaruh, a=b, berarti p>0,05 , a tidak sama dengan b berarti p<0,05

hipotesis korelatif → apakah kalo a naik b juga ikut naik atau kalo a turun b juga ikut turun,
maka bisa disebut hubungan positif (+), menunjukkan hubungan searah
tapi kalau arah gerakan beda, misal si a naik si b turun atau si a turun si b naik maka disebut
korelasi negatif (-), menunjukkan hubungannya terbalik
Lemah → 0,2-0,6
Sedang → 0,6-0,79
Kuat → >0,8
Misal : didapatkan korelasi r=0,8 maka korelasi searah (+) kuat, kalau r=-0,3 maka korelasi
berlawanan (-) lemah

Nominal Komparatif Korelatif (AB)

Ordinal Koofisien 𝛌 (lamda)

Interval/ Rasio Ɣ (gamma) Pengukuran terkait


normalitas data :
- Spearman (tidak
normal)
- Pearson (normal)
Penelitian deskriptif :
- Analitik → cross sectional, case control, cohort
- non Analitik → case report, lapsus, case series, survey, surveilance, membuat
gambaran kelompok (tidak ada hipotesis dan tidak bisa dipakai skipsi)
bedanya survey dan surveilance :
survey : berapa jumlah covid di indonesia? (mencari prevalens, mau lama atau baru
bisa)
surveilance : berapa jumlah covid periode sekarang sampai periode x? (mencari
insiden, kasus baru)
Penelitian eksperimental :
- Klinis
- non klinis
- Epidemiologinal
- Studi pre → dilihat 1x gimana hasilnya
- Studi kuasi → antara pre eksperimental tapi juga bukan eksperimental tapi juga
bukan pre

Cohort restrokpektif → kembali ke masa lalu lalu melakukan penelitian faktor resiko lalu
dibawa ke masa sekarang.
Bedanya cohort restrokpektif dan case control :
- Cohort restrokpektif : faktor resiko masa lalu di bawa ke masa sekarang
- Case control : disease (pasien sudah sakit) masa sekarang digeser ke belakang
untuk melihat penyebabnya
banyak dilakukan di ph biasanya di ajari dr. Dewi Martha sendiri
Dilihat dulu terus dilihat ke belakang lalu dimasukkan ke tabel 2x2 (OR)
ODD’s Ratio (OR) → ketika orang yang sakit dengan faktor resiko + x orang yang tidak sakit
dan tanpa faktor resiko : dengan orang yang tidak sakit dengan faktor resiko dan orang yang
sakit tanpa faktor resiko
Masih termasuk penelitian klinis

Macamnya :
1. Kohort prospektif dg kelompok pembanding internal
2. Kohort prospektif dg kelompok pembanding external/Kohort ganda
3. Kohort retrospektif
4. Nested case-control study
pasiennya harus free disease/tidak sakit → diklasifikasikan siapa yang punya faktor resiko
siapa yang tidak punya → kemudian kita amati dimasa depan selama perjalanan →
masukkan ke tabel 2x2 → melihat relative risk
Penelitian laboratorium :
1. pre eksperimental
- pre-treatment → ada pasien/sampel kasih treatment
- pre-post one group → kelompok kita kasih treatment lalu kita ukur ulang
- komparatif tapi statik → satu dikasih perlakuan satu tidak lalu kita ukur
2. true eksperimental
- pre post → dengan kontrol, diukur hasil awal lalu dipapar
- posttest only → diakhir saja
3. Randomisasi → diberi perlakuan sendiri-sendiri kemudian observasi
Tahapan melakukan penelitian klinis :

untuk mencari obat baru, treatment baru atau alat klinis baru. Dimulai dari penelitian
pre-klinis (in vitro in vivo non human) → in vivo human → fase 1, 2, 3 , 4 (seperti tadi yang
dijelaskan di atas)
Setiap fase memiliki pengembangan masing-masing :
prinsipnya penelitian kuantitatif itu ada fase-fasenya
yang di analisis :
- EFFICACY → didasarkan pada sampel yang patuh prosedur
- EFFECTIVENESS → didasarkan pada semua sampel

Ada juga yang namanya prevention study yang dilihat meliputi :


1. Risk factors study → prevention of disease occurrence
2. Screening study → prevention of disease occurrence
3. Treatment study → prevention of complication
4. Prognosis study → prevention of death

Diagnostic study : menggunakan metode-metode untuk mendeteksi penyakit


Misal : ada pasien 100 tidak menderita covid dan 100 pasien yang menderita covid, lalu kita
pakai alat baru dari 100 yang negatif (-) berapa yang dianggap covid oleh alat ini dari 100
yang positif (+) berapa yang dianggap negatif (-) oleh alat ini.
Sensitivitas : untuk melihat orang yang sehat kira-kira berapa yang sakit
Spesifisitas : menentukan benar-benar yang sakit adalah sakit
semakin tinggi sensitivitasnya maka semakin tinggi kemampuan mendeteksi penyakit,
semeakin tinggi spesifisitasnya maka semakin tinggi kemampuan melihat yang nob sakit.
Penelitian di komunitas berarti melakukan penelitian berdasarkan hasil di laboratorium/ RS
kemudian dibawa ke masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai