Disusun oleh :
Preseptor :
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna.Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan.
Namun penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi......................................................................................... 3
2.1.3 Patofisiologi.................................................................................. 4
2.1.5 Diagnosis...................................................................................... 6
2.1.7 Penatalaksanaan............................................................................ 8
2.2.1 Definisi......................................................................................... 10
2.2.2 Indikasi......................................................................................... 10
ii
BAB III LAPORAN KASUS.............................................................................. 16
BAB V PENUTUP............................................................................................... 23
Daftar Pustaka..................................................................................................... 24
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Induksi persalinan yaitu suatu tindakan yang dilakukan terhadap ibu hamil
yang belum dalam persalinan untuk merangsang terjadinya persalinan. Induksi
persalinan terjadi antara 10% sampai 20% dari seluruh persalinan dengan indikasi
ibu maupun bayinya. Induksi persalinan banyak yang mengalami kegagalan atau
berakhir dengan tindakan persalinan perabdominal oleh karena beberapa faktor
yang mempengaruhinya yaitu antara lain: presentasi janin, kedudukan terendah
janin atau penurunan presentasi janin, paritas ibu dibandingkan dengan
primigravida induksi persalinan pada multigravida akan lebih berhasil karena
serviks sudah terbuka, umur ibu juga dapat mempengaruhi keberhasilan induksi
persalinan,spasing atau usia anak terkahir dan kondisi serviks yang belum
matang.5
Kejadian postterm yang berakibat pada kematian ibu dan kematian bayi
yang meningkat sampai dengan 40% pada kehamilan postterm. Hasil studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Wonosari pada tahun 2016 total
persalinan sebanyak 1740 persalinan dengan 78,56% adalah pasien rujukan
termasuk rujukan atas indikasi pasien postterm sebesar 25% atau sebanyak 386
pasien. Data jumlah persalinan dengan induksi sebanyak 568 atau 40,9% dari
jumlah total persalinan pervaginam. Indikasi induksi antara lain postterm 68%,
1
KPD 17%, IUFD 4%, PEB dan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)11%. Dengan
angka induksi gagal sebanyak 88 pasien atau sebanyak 22 %.6
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteran klinik senior di Rumah
Sakit Umum Daerah M. Natsir Solok.
2. Untuk bahan pengayaan agar lebih memahami materi tentang gagal
induksi pada kehamilan post term.
1.3 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai diagnosis dan tatalaksana gagal induksi
pada kehamilan post term.
2. Sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa yang menjalankan
kepaniteraan klinik senior pada Departemen Obstetri dan Ginekologi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung
dari hari pertama haid terahir menurut rumus neagle dan siklus haid rata 28 hari.1
2.1.2 Etiologi
1. Pengaruh hormon
2. Teori Oksitosin
3. Teori Kortisol
3
kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak
diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
4. Saraf Uterus
5. Teori Prostaglandin
6. Herediter
Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu mengalami
kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat
bulan pada kehamilan berikutnya.
2.1.3 Patofisiologi
kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan
disfungsi placenta. Yang terjadi pada placenta diantara lain adalah kalsifikasi
tambah tebal dan jumlah nya berkurang, terjadi proses degenerasi placenta, dan
Fungsi placenta mencapai puncak pada umur 38 minggu, dan mulai menurun
4
peningkatan kejadian gawat janin sebesar 3 kali lipat. Akibat penuaan placenta
Berat janin : kehamilan lebih dari 42 minggu dapat menyebabkan pasokan dari
tetapi juga dapat menyebabkan bayi terus tumbuh jika placenta masih baik,
Sindroma postmatur : ditemui pada bayi dengan post matur adalah gejala-gejala
panjang, tulang tengkorak lebih keras, hilangnya verniks kaseosa dan lugano,
maserasi kulit terutama di lipat paha dan genital, warna coklat kehijauan pada
kulit , muka tampak menderita dan rambut yang sudah tebal. Tidak semua bayi
ada 3 stadium :
Stadium 1 : kulit kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,
Stadium 3 : disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari
5
pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat dan
diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil lupa
atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan
USG dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan
jumlah air ketuban. Umur kehamilan melewati 294 hari/ genap 42 minggu
palpasi bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air ketuban.
2.1.5 Diagnosis
sulit, karena pada diagnosis kasus ini harus ditegakan berdasarkan umur
a. Riwayat haid
Harus ditentukan dengan pasti riwayat HPHT nya, lalu siklus haid yang teratur,
6
Gerak janin biasanya dirasakan dalam 18-20 minggu. Pada primigravida
minggu.
c. Pemeriksaan TFU
Jika umur kehamilan lebih dari 20 minggu umur kehamilan dapat diperkirakan
secara kasar.
d. Pemeriksaan USG
1. Terhadap ibu
- Janin besar
2. Terhadap Janin
7
dengan penurunan kadar estriol dan plancental laktogen. Rendahnya fungsi
plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat darurat janin dengan
risiko lebih besar. Akibat dari proses penuaan plasenta, pemasokan makanan
dan oksigen akan menurun di samping adanya spasme arteri spiralis. Sirkulasi
utero plancenter akan berkurang sampai dengan 50%. Beberapa pengaruh
postterm terhadap janin antara lain sebagai berikut :2,4
a. Berat janin. Bila terjadi perubahan anatomik yang besar maka terjadi
penurunan berat janin. Dari penelitian Vorher tampak bahwa sesudah
umur kehamilan 36 minggu grafik rata-rata pertumbuhan janin
mendatar dan tampak adanya penurunan sesudah 42 minggu. Namun
seringkali plasenta masih dapat berfungsi dengan baik sehingga berat
janin bertambah terus sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan.
b. Sindroma postmaturitas. Dapat dikenali dengan ditemukannya
beberapa gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput
seperti kertas (hilangnya lemak subkutan).
c. Gawat janin atau kematian perinatal menunjukkan angka yang
meningkat setelah kehamilan 42 minggu atau lebih, sebagian besar
terjadi intrapartum. Kematian janin akibat kehamilan postterm terjadi
30% sebelum persalinan, 55% dalam persalinan dan 15% pascapartus.
Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru ialah suhu yang tak
stabil, hipoglikemi, polisitemi, dan kelainan neurologik.
2.1.7 Penatalaksanaan
500 cc glukosa 5%, banyak digunakan. Teknik induksi dengan infus glukosa
8
b). Memecahkan ketuban
kontraksi otot rahim dapa diikuti induksi persalinan dengan infus glukosa
minggu adalah monitoring janin sebaik – baiknya. Apabila tidak ada tanda –
menahun dan pada primi tua maka dapat dilakukan operasi seksio sesarea.
9
Keadaan yang mendukung bahwa janin masih dalam keadaan baik,
2.2.1 Definisi
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu,
2.2.2 Indikasi
-Janin mati3
- Primigravida tua3
10
Beberapa kondisi yang merupakan kontraindikasi dari dilakukan induksi pada
ibu hamil. Beberapa kontraindikasi tersebut dibagi menjadi dua yaitu:7
1. Absolut
2. Relatif
panggul.
1. Misoprostol
a. Pengertian
11
Misoprostol telah disetujui oleh lebih dari 80 negara termasuk
Indonesia untuk pencegahan dan pengobatan ulkus peptikum pada
lampung. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan didukung
oleh pengalaman dalam bidang obstetri dan ginekologi, obat ini efektif
dalam induksi persalinan, penanganan aborsi, dan pencegahan serta
pengobatan perdarahan postpartum (PPH) dan penghentian elektif
kehamilan.8
c. Efek samping
2. Foley Kateter
12
Pemasangan foley kateter yang diletakkan pada os serviks interna.
Tekanan ke arah bawah yang dapat menciptakan dengan menempelkan
kateter pada paha dapat menyebabkan pematangan serviks. Penempatan
foley kateter menghasilkan perbaikan favorability serviks dan dapat
menstimulasi uterus. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa
pemasangan foley kateter ini menghasilkan peningkatan yang cepat pada
bishop score.3
13
minimal bahkan foley kateter aman di rekomendasikan pada pada
kehamilan postterm dengan riwayat SC persalinan sebelumnya.3
3. Stimulasi Oksitosin
2. Penempatan (presentasi)
3. Kondisi serviks
14
Keberhasilan induksi persalinan :
4. Paritas
Ibu dengan umur yang relatif tua (<20 tahun dan > 35 tahun) dan umur
anak terakhir yang lebih dari lima tahun kurang berhasil. Kekakuan serviks
menghalangi pembukaan, sehingga lebih banyak dikerjakan tindakan operasi.13
- Pada ibu : infeksi, inersia uteri, hiperstimulasi uterus, rupture uteri, induksi gagal
yang berakhir dengan tindakan pembedahan.
15
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas Pasien
Nama : Ny.Roza Linda
Umur : 21 Tahun
Alamat : Surian
Tanggal Masuk : 06-05-2021
Jam masuk : 07.00 WIB
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3.2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSUD M. Natsir Solok dengan keluhan nyeri
pinggang menjalar ke ari-ari sejak jam 20:00 WIB tadi malam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari dirasakan hilang timbul sejak ± 3 hari
yang lalu dan meningkat pada tadi malam jam 20:00 WIB
- Keluar lendir bercampur darah (+)
- Mual dan muntah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit dengan
frekuensi lebih dari 2 kali sehari
- Badan pasien terasa lemah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit
- Nafsu makan menurun sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit
- Pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati hilang timbul sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit
- Demam (-) batuk (-) sesak (-)
- BAK tidak ada keluhan
- BAB tidak ada keluhan
- HPHT : 14/07/2020
- TP : 21/04/2021
- ANC : 3 kali ke bidan
- RHM : muntah (-), mual(+), perdarahan (-)
- RHT : muntah (+), mual(+), perdarahan (_)
16
c. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus Haid : Teratur
- Panjang Siklus : 28 hari
- Lama : 4-5 hari
- Ganti DUK : 2-3 x/hari
- Nyeri Haid : (+)
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, ginjal,
dan penyakit menular.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung,ginjal,
paru, dan penyakit menular.
f. Riwayat Perkawinan
1x pernikahan
g. Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0
1. Sekarang
17
Ekstermitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
c. Status Obstetrik
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai dengan usia kehamilan
Palpasi
- L1 : TFU teraba 3 jari dibawah proc. xypoideus
- L2 : teraba bagian kanan punggung bagian kiri ekstremitas bayi
- L3 : teraba bagian kepala
- L4 : divergen
- TFU : 36 cm
- TBJ : 3565 gr
- HIS : 1 kali dalam 10 menit selama 25 detik, tidak terlalu kuat
- DJJ : 142-146 x/menit
Genitalia
- Pemeriksaan luar : U/V : tenang, PPV (+)
- VT : 1 jari longgar
Imunologi
Anti SARS-CoV-2 Non Reaktif
Anti-HIV Non Reaktif
TPHA Non Reaktif
HbsAg Non Reaktif
3.5. Diagnosis
G1P0A0H0 Parturient Post Term Gravid 42-43 Minggu Kala I Fase Laten
18
3.6. Penatalaksanaan
- Kontrol keadaan umum dan tanda-tanda vital, KU, His, DJJ, PPV
- Misoprostol ¼ tab/4 jam/ sublingual
O/ TD : 140/90 mmHg,
VT : 1 jari longgar
- IVFD RL
- Kateter terpasang
- Rencana SCTPP
19
PB : 48 cm
A/S : 7/8
Anus : (+)
Ketuban : hijau
- Pukul 12:30 WIB plasenta lahir dengan metode manual plasenta
- Uterus dijahit 2 lapis
- Abdomen dijahit lapis demi lapis
- Kulit dijahit subkutikuler
Pemantauan Kala IV
Pukul 14:00 WIB
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 82 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,5 C
DIAGNOSIS AKHIR
Follow Up
Tanggal Jum’at , 07 Mei 2021
S Nyeri luka post SCTPP (+)
20
O Tampak Sakit Sedang
Kes : CM RR : 20 x/i
TD : 110/70 mmHg Temp : 36.7oC
Nadi : 82 x/menit
A P1A0H1 Post SCTPP a/i Gagal Induksi
P IVFD RL
Diet : ML
BAB IV
21
06 Mei 2021 pukul 07.00 WIB dengan keluhan utama nyeri pinggang menjalar
ke ari-ari dirasakan hilang timbul sejak ± 3 hari yang lalu dan meningkat pada tadi
malam jam 20:00 WIB, keluar lendir bercampur darah (+), mual dan muntah sejak
7 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi lebih dari 2 kali sehari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, tanda-tanda
vital; tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan 19x/menit, dan
suhu 36,8oC. Pada pemeriksaan obstetrikus, pemeriksaan luar didapatkan perut
tampak membuncit sesuai dengan usia kehamilan dan leopold 1 : TFU teraba 3
jari dibawah proc. Xypoideus, leopold 2 : teraba bagian kanan punggung bagian
kiri ekstremitas bayi, leopold 3 : teraba bagian kepala, leopold 4 : divergen, TFU:
36 cm, TBJ : 3565 gr, His: 1 kali dalam 10 menit selama 25 detik, tidak terlalu
kuat, DJ:142-146 x/menit.
Tindakan selanjutnya yang diambil untuk pasien ini adalah dilakukannya
induksi tetapi setelah 4 jam persalinan tetap tidak maju, oleh karena itu ibu ini
didiagnosa Gravid 42-43 Minggu Kala I Fase Laten + Gagal Induksi dan
dilakukannya tindakan persalinan perabdominan atau SCTPP. Diagnosa akhir
pasien ini adalah P1A0H1 Post SCTPP a/i Gagal Induksi
BAB V
KESIMPULAN
Kehamilan post term adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42
minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terahir menurut
rumus neagle dan siklus haid rata 28 hari. Penyebab kehamilan post term sampai
saat ini belum diketahui secara jelas, namun beberapa teori kehamilan dapat
menjelaskan tentang kehamilan post term seperti pengaruh progesteron, teori
22
oksitosin, teori kortisol, teori syaraf uterus, dan herediter. Tanda dan gejala tidak
terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya kehamilan. Dalam menegakan
diagnosis pada kehamilan post term sebenarnya cukup sulit, karena pada diagnosis
kasus ini harus ditegakan berdasarkan umur kehamilan, bukan terhadap kondisi
kehamilan, maka menentukan umur kehamilan harus dapat dipastikan karena
dalam beberapa kasus, kesalahan dalam mendiagnosis kehamilan post term adalah
karena kesalahan dalam perhitungan kehamilan. Salah satu tindakan yang
dilakukan untuk kehamilan post term agar dapat menjalani persalinan normal
adalah dilakukannya induksi persalinan. Induksi persalinan adalah suatu tindakan
yang dilakukan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik secara operatif
maupun medisinal untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi
persalinan. Jika sudah diinduksi tetapi persalinan tidak maju maka dilakukannya
tindakan operasi yaitu sectio caesarea.
DAFTAR PUSTAKA
23
3. Cunningham,Gary,et al. Williams Obstetrics,23 rd Ed United
State of America : MC Graw Hill Companies Inc. 2013.
24