Anda di halaman 1dari 19

PAPER DIODE, TRANSITOR, IC (INTEGRATED CIRCLE), DAN RESISTOR

1. DIODE

Gambar 1 Diode
Secara etimologis, kata Diode berasal dari dua kata yaitudi (dua)
danoda(elektroda)yang berarti dua elektroda. Secara harfiah, pengertian dioda adalah
sebuah komponenelektronika yang terdiri dari dua buah elektroda yang memiliki fungsi
sangat berhubungan dengan pengendalian arus dan tegangan. Dioda adalah komponen
aktifsemikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N. Diodasemikonduktor
hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyakdigunakan sebagai
komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa diasumsikan sebuah
katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yangmengalir dari belakang
katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup olehdorongan aliran air dari
depan katup.Gambar 1Simbol Umum Dioda

FUNGSI DIODE

Dioda memiliki beberapa fungsi, antara lain :

1. Sebagai penyearah arus (dioda bridge


2. Sebagai pengendali tegangan (dioda zener)
3. Sebagai pengaman atau sekering
4. Sebagai rangkaianclipper , yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal yang adadi
atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaianclamper , yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada suatusinyal
AC.
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting dioda)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor
JENIS-JENIS DIODE
Ada berbagai jenis
dioda yang dibuat sesuai
dengan fungsinya tanpa
meninggalkankarakteristi
k serta spesifikasinya,

seperti dioda penyearah (rectifier), dioda EmisiCahaya ( LED),dioda Zenner, dioda photo
( Photo-Dioda),Dioda Varactordan DiodaSCR
A. Dioda Standar
Dioda ini ada dua macam, yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon
memilikitegangan maju 0,6V sedangkan dioda germanium memiliki tegangan
maju 0,3V. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan tergantung spesifikasi.
Batasan-batasan ituseperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus dan suhu.
Tegangan maju dari diodaakan turun 0,025V setiap kenaikan suhu 1 derajat dari
suhu normal.

Sesuai karakteristiknya, dioda standar dapat digunakan sebagai :

a. Penyearah sinyal arus bolak-balik (AC)


b. Pemotong level
c. Sensor suhu.
d. Penurun tegangan.
e. Pengaman polaritas terbalik pada DC input.
B. LED (Light Emitting Dioda

Dioda ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat
diberi polaritas pada kutubnya. LED memiliki batasan arus maksimalyang
mengalirmelaluinya. Diatas nilai tersebut, dapat dipastikan LED tidak akan
bertahan lama.Jenis LED ditentukan oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led
merah, kuning, hijau, biru, oranye, inframerah dan laser dioda. Selain sebagai
indikator, beberapa LED jugamemiliki fungsi khusus, seperti LED inframerah
yang dipakai untuk transisi padasistem remote control dan opto sensor. Laser
dioda juga dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD. Bahan dasar yang
digunakan dalam pembuatan LED adalah bahanGalium Arsenida(GaAs)atau
Galium Arsenida Phospida(GaAsP)atau juga GaliumPhospida(GaP), bahan-bahan
ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda- beda. Bahan GaAs
memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkancahaya merah
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atauhijau. Seperti
halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaranterbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna. Sedangkan besar arus maju suatu
LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapatmengeluarkan cahaya, maka
pengujian LED ini mudah, cukup denganmenggabungkan dengan sumber
tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai
dengan elektrodanya
Light Emitting DiodaSedangkan besar arus maju suatu LED standard
adalah sekitar 20 mA. Karena dapatmengeluarkan cahaya, maka pengujian LED
ini mudah, cukup denganmenggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja
atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.Gambar
6Dioda LEDLED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi
sehinggamenghasilkan warna sebagai berikut :\
a. Aluminium Gallium Arsenide(AlGaAs) – merah dan inframerah
b. Gallium Aluminium Phosphide– hijau
c. Gallium Arsenide/Phosphide(GaAsP)– merah, oranye-merah,
oranye, dankuning
d. Gallium Nitride(GaN) – hijau, hijau murni(atau hijau emerald),
dan biru
e. Gallium Phosphide(GaP)– merah, kuning, dan hijau
f. Zinc Selenide(ZnSe)– biru
g. Indium Gallium Nitride (InGaN)– hijau kebiruan dan biru
h. Indium Gallium Aluminium Phosphide–oranye-merah, oranye,
kuning, danhijau
i. Silicon Carbide(SiC)– biru
j. .Diamond (C) – ultraviolet
k. Silicon(Si)– biru(dalam pengembangan)
l. Sapphire(Al2O3)–biru
m. LED biru dan putihLED
ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini
dapatdikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada
sebelumnya untukmenciptakan cahaya putih
2. TRANSITOR
Pengertian Transitor
Menurut Wikipedia Indonesia (2013) “Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya” . sedangkan apabila ditinjau dari
segi bahasa transistor berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda yaitu “transfer”
yang berarti penyaluran atau pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Sedangkan transistor menurut dasarelektronika.com (2013) adalah “∙∙∙suatu pemindahan
atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan
tertentu”. Jadi bisa dikatakan transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk
penguat, penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan
tertentu.
Transistor terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-bahan
seperti germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010) “kemasan dari
transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga
beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted
Circuit)”. Di kehidupan nyata transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal
lainnya. Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Pada rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog dapat berupa pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal
radio. Pada rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi dan
beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, dan memori.
JENIS-JENIS TRANSITOR

Sama halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki
jenis yang berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis Transistor yang paling umum
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis
transistor tersebut sangat mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut,
beberapa rangkaian yang sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau
dipasang adalah rangkaian amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian
tegangan tinggi dan lain-lain.

1. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)


Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan
elektronik di sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki
pertama diberi nama Basis atau biasanya dengan kode (B), kaki Emitor atau (E),
dan kaki Kolektor (K). Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau
dari jenis susunan lapisan yang ada di dalam transistor tersebut.

2. Transistor Jenis PNP


Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan
satu lapis bahan konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus
kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada
keluaran kolektor”. Dengan kata lain transistor jenis PNP akan hidup atau bekerja
saat Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda
panah yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).
3. Transistor NPN
Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan
satu lapis bahan semi konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan
karena pergerakan elektron pada bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga
memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Cara kerja transistor ini
berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain transistor jenis
NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor ini
memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.

4. Transistor Efek Medan (Transistor FET)


Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari
tegangan. Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan
efek medan listrik pada aliran elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”.
Sama dengan transistor bipolar, transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang
diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem kerja dari transistor ini
adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal Source ke
Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.
Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion
Mode. Kedua jenis transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada
Gate dibandingkan dengan Source saat transistor menghantarkan listrik. Contoh
pada depletion mode Gate negatif dibandingkan dengan Source, sedangkan pada
enhancement mode Gate positif. Apabila tegangan pada Gate di rubah menjadi
positif maka aliran arus kedua mode di antara Source dan Drain akan meningkat.

FUNGSI TRANSITOR
Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah :
• Amplifier : Penguat
• Mixer : Mencampur Frekuensi
• Rectifier : Penyearah
• Switcher : Penghubung (saklar)
• Oscilater : Pembangkit getaran
Contoh Rangkaian Elektronik Menggunakan Transistor
transistor Sebagai Gerbang NOT
Gambar 1.7 Transistor Sebagai Gerbang AND

Gambar 1.8 Transistor Sebagai Gerbang OR

Gambar 1.9 Transistor Sebagai Oscilator


3. IC (Integrated Circuit)
Kita dapat mendefiniskan Rangkain Terintregasi (Integrated Circuit-IC)sebagai
komponen atau elemen mandiri di atas permukaan yang kontinumembentuk rangkaian
yang terpadu. Komponen atau elemen tersebut dapat berupa diode, transistor, resistor,
kapasitor dan lainnya terdefinisi di atas wafersilicon atau bahan semikonduktor yang lain.
Setelah melalui proses pabrikasiyang kompleks akhirnya IC digunakan dalam rangkaian
yang terbungkus rapidan mudah digunakan seperti gambar berikut :

Definisi lain dari Integrated Circuit (IC) adalah Komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaanTransistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatuRangkaian Elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Sebelum ditemukannyaIC, peralatan Elektronik saat itu umumnya
memakai Tabung Vakum sebagaikomponen utama yang kemudian digantikan oleh
Transistor yang memilikiukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah
rangkaian Elektronikayang rumit dan kompleks, memerlukan komponen Transistor
dalam jumlahyang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika yang dihasilkannya
pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).
Definisi lain dari Integrated Circuit (IC) adalah KomponenElektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaanTransistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatuRangkaian Elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Sebelum ditemukannyaIC, peralatan Elektronik saat itu umumnya
memakai Tabung Vakum sebagaikomponen utama yang kemudian digantikan oleh
Transistor yang memilikiukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah
rangkaian Elektronikayang rumit dan kompleks, memerlukan komponen Transistor
dalam jumlahyang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika yang dihasilkannya
pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).
JENIS-JENIS INTEGRATER CIRCUIT
Pada dasarnya, ada banyak jenis pengklasifikasian pada IC. Ada yang
mengelompokan IC berdasarkan aplikasinya, ada yang mengelompokannya berdasarkan
jumlah komponen yang digunakan, ada yang mengelompokannya berdasarkan bentuk
kemasannya, ada yang mengelompokannya berdasarkan fungsinya dan juga ada yang
mengelompokkannya berdasarkan Teknik Pembuatannya.
I. Berdasarkan Aplikasinya, IC dapat dibagikan menjadi 3 jenis, yaitu IC Analog, IC
Digital dan IC Campuran (Mixed Integrated Circuit).
a. IC Analog
IC Analog adalah IC yang beroperasi pada sinyal yang berbentuk
gelombang kontinyu. Contoh IC jenis Analog ini seperti IC Penguat daya, IC
Penguat sinyal, IC Regulator Tegangan, IC Multiplier dan IC Op-Amp.
b. IC Digital
IC Digital adalah IC yang beroperasi pada sinyal digital yaitu sinyal yang
hanya memiliki 2 level yakni “Tinggi” dan “Rendah” atau dilambangkan
dengan kode Binary “1” dan “0”. Contoh IC Digital seperti IC Mikroprosesor,
IC Flip-flip, IC Counter, IC Memory, IC Multiplexer dan IC Mikrocontroller.
c. IC Campuran (Mixed IC)
Yang dimaksud dengan IC Campuran atau Mixed IC adalah IC yang
mengkombinasikan fungsi IC Analog dan IC Digital ke dalam kemasan satu IC.
Pada umumnya, IC jenis Kombinasi Digital dan Analog ini digunakan sebagai
IC yang mengkonversikan sinyal Digital menjadi Analog (D/A Converter)
ataupun sinyal Analog menjadi sinyal Digital (A/D Converter). Seiring dengan
perkembangan Teknologi IC, IC jenis Campuran ini memungkinkan untuk
mengintegrasikan Sinyal Digital dengan fungsi RF kedalam satu kemasan IC.

II. Pengelompokan IC berdasarkan Jumlah Komponennya


Dibawah ini adalah pengelompokan jenis-jenis IC berdasarkan jumlah
komponennya terutama pada jumlah Komponen Transistor yang terdapat dalam
satu kemasan IC.
a. Small-scale integration (SSI)
Small-scale integration atau IC SSI adalah IC yang berskala kecil yaitu
hanya terdiri dari beberapa Transistor didalamnya.
b. Medium-scale integration (MSI)
Medium-scale integration (MSI) ini terdiri dari ratusan Transistor dalam
sebuah kemasan IC. IC yang berskala Menengah ini dikembangkan pada
tahun 1960-an dan lebih ekonomis jika dibanding dengan IC Small-scale
integration (SSI).
c. Large-scale integration (LSI))
Large-scale integration atau LSI adalah IC yang terdiri dari ribuan
Transistor didalamnya. IC Mikroprosesor pertama yang dikembangkan untuk
Kalkulator dikembangkan pada tahun 1970-an memiliki kurang dari 4000
buah Transistor.
d. Very large-scale integration (VLSI)
Very large-scale integration atau disingkat dengan IC VLSI adalah IC
yang terdiri dari puluhan ribu hingga ratusan ribu transistor didalam
kemasannya. IC yang berskala sangat besar ini dikembangkan mulai tahun
1980-an.
e. Ultra large-scale integration (ULSI)
Ultra large-scale integration (ULSI) adalah IC yang terdiri dari lebih dari 1
juta Transistor didalammnya.

III. Pengelompokan IC berdasarkan Teknik Pembuatannya


Berdasarkan Teknik Pembuatannya atau cara Manufakturingnya,
IC dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu IC Thin and Thick Film, IC
Monolitik dan IC Hybrid atau IC Multichip
a. IC Monolitik (Monolithic IC)
IC Monolitik merupakan IC yang mengintegrasikan Komponen Pasif dan
Komponen Aktif pada satu chip tunggal Silikon sebagai bahan
semikonduktornya. Konsep Manufaktur IC Monolitik ini dapat menghasilkan
IC yang memiliki keandalan yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah.
IC jenis ini banyak ditemui di rangkaian Televisi, Amplifier, Regulator
Tegangan dan Penerima AM/FM.
b. Thin and Thick Film IC
Thin Film IC dan Thick Film IC relatif lebih besar dari IC Monolitik. Hal
ini dikarenakan hanya komponen pasif (resistor dan kapasitor) yang dapat
diintegrasikan pada wafer IC sedangkan komponen aktif seperti Transistor
dan Dioda tidak dapat diintegrasikan dan harus dihubungkan secara terpisah
yang membentuk rangkaian tersendiri di dalam kemasan IC. Thin Film IC
dan Thick Film IC memiliki karakteristik dan bentuk yang hampir sama,
perbedaannya hanya terletak pada proses pembentukan komponen pasifnya.
Thin Film IC menggunakan teknik penguapan atau teknik katoda-sputtering
sedangkan Thick Film IC menggunak teknik Sablon.
c. IC Hybrid atau IC Multi-chip
Seperti namanya, IC Hybrid atau IC Multi-chip ini terbuat dari sejumlah
chip yang dihubungkan menjadi satu sirkuit terintegrasi. IC jenis ini biasanya
digunakan dalam rangkaian Penguat (Amplifier) yang berdaya tinggi mulai
5W hingga lebih dari 50W. Kinerja IC Hybrid ini lebih baik dibanding
dengan IC Monolitik.
IV. Pengelompokan IC berdasarkan Kemasan (Package)
Berdasarkan Kemasannya, IC dapat dibedakan menjadi :
▪ SIP (Single In-line Packages)
▪ DIP (Dual In-line Packages)
▪ SOP (Small Outline Packages)
▪ QFP (Quad Flat Packages)
▪ BGA (Ball Grid Arrays)

V. Pengelompokan IC berdasarkan Fungsi umumnya


Selain pengelompokan-pengelompokan diatas, ada yang
mengelompokkan IC berdasarkan Fungsi umumnya, yaitu :
▪ IC Logic Gates, yaitu IC yang berfungsi sebagai Gerbang Logika.
▪ IC Comparator, yaitu IC yang berfungsi sebagai Komparator (Pembanding)
▪ IC Timer, yaitu IC yang berfungsi sebagai penghitung waktu (timer)
▪ IC Switching, yaitu IC yang berfungsi sebagai Switch (sakelar)
▪ IC Audio Amplifier, yaitu IC yang berfungsi sebagai penguat Audio.

4. RESISTOR

Tahanan listrik yang ada pada sebuah penghantar dilambangkan dengan huruf R , tahanan
merupakan komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan tertentu. fungsi resistor yang
sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori
komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan
dengan simbol Omega (Ω).

Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain
seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang
berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut. Rumus Resistor adalah sebagai berikut :
R = V/I

dimana : R = Tahanan dengan satuan Ohm

V = Tegangan dengan satuan Volt

I = Arus dengan satuan Ampere

Kapasitas Daya Resitor

Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan
kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan
kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi
kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan
tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika

Nilai Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada
badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi
resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional
resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi
kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan
toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).

Jenis-Jenis Resistor

A. Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan
menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal
film.
a. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat
dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan
dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat
dengan kapasitas daya yang besar

b. Resistor Arang (Carbon Resistor)


Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan
bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor
yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini
dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt,
1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

c. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)


Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal
filmmerupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang
memilikikarakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan
nilai tolerasni1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip
denganresistor kabon hanya eda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan
dalam penilaian resistor tersebut.Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film
ini juga diproduksi dalam beberapakapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2
Watt. Resistor metal film ini banyakdigunakan untuk keperluan pengukuran,
perangkat industri dan perangkat militer.

B. Resistor berdasarkan Nilai Resistansinya


Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2
jenisyaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable
Resistor)
a. Resistor tetap(Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat
diubahatau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian
elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika.

C. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti


a. Resistor Kawat

Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan
padasaat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk
fisik dariresistor ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena
memilikiresistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor
ini hanyadipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang
masih di pakaiadalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik,
kemudian di lapisidengan bahan semen.
b. Resistor Batang Karbon (Arang)

Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang


kemudian di beri lilitan dantanda dengan kode warna yang berbentuk gelang.
Untuk dapat membaca nilairesistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat
menggunakan tabel kode warna
c. Resistor Keramik

Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di


bidangelektronik. Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari
bahan dasarkeramik atau porselin dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena
memiliki bentuk fisikyang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi, resistor ini
paling banyak digunakandalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki
resistor keramik sebesar 1/4Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
d. Resistor film karbon

Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang


karbon.Sejalan dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor
yang dibuat darikarbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi sudah tercantum dalam
bentuk tabel kode warna.Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga
bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam berbagai
rangkaian elektronika. Rating daya yangdimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt,
1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
e. Resistor film metal

Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan


resistor film karbon.Hanya saja resistor ini tahan terhadap perubahan
temperatur dan memiliki tingkatkepresisian yang tinggi karena nilai toleransi
yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed Resistor
lainnya, resistor ini memiliki kepresisianyang lebih tinggi karena memilik 5
gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6gelang warna. Resistor film
metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronikayang memiliki tingkat
ketelitian tinggi, seperti alat ukur.
D. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
berubahdan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor
terbagi menjadiPotensiometer, Rheostat dan Trimpot.

a. Potensiometer

Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai


resistansinya dapat kitarubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas
yang sudah di sediakan. Padaumumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau
karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika. Saat ini
telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki
ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai
resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik.Untuk mengetahui
apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf
yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka
potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A”
maka potensiometer tersebut bersifat linier.
b. Trimpot
Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang
nilairesistansinya dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh
berbeda dengan potensiometer, hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil
dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansi tersebut juga
dibagi menjadi 2, yaitu linierdan logaritmatik. Untuk mengubah nilai
resistansi dengan cara memutar lubangtengah pada badan trimpot dengan
menggunakan obeng.
c. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive
TemperatureCoefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah apabila terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi
NTC sendiri akan naik apabilatemperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan
nilai resistansi PTC akan naik jika jikatemperatur di sekelilingnya naik. Kedua
resiston ini paling sering digunakan sebagaisensor karena dapat mengukur
suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.

Prinsip Kerja Resistor


Dengan menggunakan resistor pada rangkaian listrik, kita dapat
mengurangiarus listrik hingga ke besaran yang diharapkan. Karena fungsi yang
terdapat didalamnya, resistor merupakan komponen utama yang digunakan
pada alat elektronik.Meskipun bentuk resistor dari luar terlihat seragam, bagian
dalam resistor biasanya berbeda berdasarkan material yang digunakan. Pada
bagian dalam, kita akanmenemukan batang keramik dipasang pada bagian inti dan
diselubungi oleh kawattembaga di bagian luarnya.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/9477901/Makalah_Dioda

http://ikhsanfahrielectrical.blogspot.com/2016/05/makalah-transistor-dasar-elektronika.html

https://www.academia.edu/39198438/MAKALAH_IC

https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-pengelompokan-ic-integrated-circuit/

https://www.academia.edu/37724939/MAKALAH_RESISTOR_JENIS_RESISTOR_KOMPON
EN_DAN_RANGKAIAN_RESISTOR_docx

Anda mungkin juga menyukai