Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ILMU KEPERAWATAN DASAR

DI SUSUN

Nama:Rahmadoni Saputra

Kelas:3A

PERAWATAN LUKA KOTOR

A. Pengertian

luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya


cedera atau pembedahan. Menurut Potter and Perry, 2005 Luka kotor atau luka
terinfeksi adalah luka dimana organisme yang menyebabkan infeksi pascaoperatif
terdapat dalam lapang operatif sebelum pembedahan. Hal ini mencakup luka
traumatik yang sudah lama dengan jaringan yang terkelupas tertahan dan luka yang
melibatkan infeksi klinis yang sudah ada atau visera yang mengalami perforasi.
Kemungkinan relatif infeksi luka adalah lebih dari 27 %.
B. Mekanisme Terjadinya Luka
Ada 7 mekanisme terjadinya luka yang di ketahui, yaitu:
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup
oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda
lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru
atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)

C. Pemilihan Balutan Luka


Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Menurut Gitarja (2002), adapun alasan dari
teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain:
1. Mempercepat fibrinolisis
Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil
dan sel endotel dalam suasana lembab.
2. Mempercepat angiogenesis
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih
pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.     
3. Menurunkan resiko infeksi
Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
perawatan kering.
4. Mempercepat pembentukan Growth factor
Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk
stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih
cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.
5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.
Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan
limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

D. Aturan Dalam Perawatan Luka


Menurut Stevens, P. J. M. 1999 ada aturan yang harus diperhatikan dalam melakukan
perawatan luka kepada pasien. Adapun caranya, yaitu:
1. Menghindari terjadinya pencemaran
Pada kulit dan lapisan lendir terdapat mikroorganisme. Oleh karena itu penting
sekali setelah membantu pasien dan setelah menggantikan balutan yang kotor,
perlu mencuci tangan dan mendensifeksi luka dan kulit.
2. Mengusahakan balutan tetap kering
Mikroorganisme dengan cepat memperbanyak diri dalam lingkungan yang basah.
Sehingga perlu secara teratur mengganti balutan. Terutama lapisan luar balutan
tidak boleh basah karena mikroorganisme itu bisa melewati balutan yang basah
dan masuk kedalam luka.
3. Proses perkembangan aliran darah local.
4. Mengembangkan kondisi yang baik.
5. Penyokong yang baik untuk luka..
6. Pada luka steril perlu sekali suatu dukungan yang baik terhadap luka tersebut,
untuk menjaga agar luka tersebut tidak menganga dan juga tidak timbul
pendarahan.
7. Menghindari kondisi luka yang makin memburuk.
8. Menghindari rasa sakit yang tidak perlu.

E. Perawatan Luka Kotor


1. Persiapan
a. Mencuci tangan
b. Menyiapkan alat-alat dalam baki/trolley
- Pincet anatomi 1
- Pinchet chirurgie 2
- Gunting Luka (Lurus dan bengkok)
- Kapas Lidi
- Kasa Steril
- Kasa Penekan (deppers)
- Sarung Tangan
- Mangkok / kom Kecil 2
- Gunting pembalut
- Plaster
- Bengkok/ kantong plastic
- Pembalut
- Alkohol 70 %
- Betadine 2 %
- H2O2, savlon
- Bensin/ Aseton
- Obat antiseptic/ desinfektan
- NaCl 0,9 %

2. Melakukan Perawatan Luka


a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan (mengurangi transmisi pathogen yang
berasal dari darah). Sarung tangan digunakan saat memegang bahan berair dari
cairan tubuh.
b. Buka pembalut lama dan buang pada tempatnya serta kajilah luka becubitus
yang ada.
c. Bersihkan bekas plester dengan bensin/aseton (bila tidak kontra indikasi), arah
dari dalam ke luar.
d. Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%.
e. Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan pincet kotor tempatkan pada
bengkok dengan larutan desinfektan.
f. Bersihkan luka dengan H2O2 / savlon.
g. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.
h. Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari dokter)  dan tutup luka
dengan kasa steril.
i. Plesterilah verban atau kasa.
j. Rapikan pasien.
k. Alat bereskan dan cuci tangan.
l. Catat kondisi dan perkembangan luka

https://www.slideshare.net/khomsyasholikha/perawatan-luka-bersih-dan-kotor-41195404
http://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Merawat-luka.pdf

Anda mungkin juga menyukai