Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CKD

Disusun oleh:

FIFI NUR AZIZA ANNAS

433131490120053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
JL. PANGKAL PERJUANGAN KM. 1 BY PASS KARAWANG 41316
TAHUN 2020/2021
Seorang perempuan usia 40 tahun dirawat hari ke-3. Saat ini didiagnosis
CKD. Klien mengeluhkan beberapa bagian tubuhnya membengkak dan
BB bertambah sejak 7 hari yang lalu disertai dengan sesak yang semakin
semakin bertambah.
Klien terlihat menggunakan posisi ortopnea, dispnea (+), ekstremitas
bawah pitting edema derajat 1. BB saat ini 70Kg, BB sebelum sakit 55Kg
dengan TB 158cm.
Berdasarkan kasus pemicu diatas, jawab pertanyaan berikut :
1. Buatlah asuhan keperawatan: analisa data, diagnosa keperawatan,
luaran dan rencana keperawatan
2. Buatlah SOP mengenai:
a. Menghitung kebutuhan cairan
b. Melakukan kanulasi intravena
1. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem
Ds : Kerusakan fungsi
Klien mengatakan ginjal
sesak nafas
Do : Kerusakan
a. Klien tampak glomerulus
edema di
ekstremitas Filtrasi glomerulus
bawah derajat 1. menurun
Hipervolemia
b. Berat badan
(D.0027)
klien tampak GFR menurun
meningkat dari
awal sebelum Retensi Na, H2O
sakit BB 55 Kg
dan setelah sakit Edema
BB naik menjadi
70 kg. Hipervolemia

2. Diagnosa Keperawatan
 Hipervolemia berhubungan dengan Kelebihan asupan cairan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen Hipervolemia
berhubungan dengan (L.03020) (I.03114)
Kelebihan asupan Tujuan : Tindakan :
cairan Setelah dilakukan a. Observasi
tindakan keperawatan  Periksa tanda dan gejala
selama 3 x 24 jam hipervolemia misal
diharapkan dispnea, ortopnea,
keseimbangan cairan edema
meningkat.  Identifikasi penyebab
Kriteria Hasil : hipervolemia
a. Asupan cairan  Monitor status
dari cukup hemodinamik (mis,
menurun (2) Frekuensi jantung,
menjadi cukup tekanan darah, MAP,
meningkat (4) CVP, PAP, PCWP, CO,
b. Output urin dari CIC) , jika tersedia
cukup menurun  Monitor intake dan
(2) menjadi cukup output cairan
meningkat (4)  Monitor tanda
c. Edema dari cukup hemokonsentrasi (mis,
meningkat (2) kadar natrium, BUN,
menjadi cukup hematokrit, berat jenis
menurun (4) urine)
d. Berat badan dari  Monitor tanda
cukup memburuk peningkatan tekanan
(2) menjadi cukup onkotik plasma (mis,
membaik (4) kadar protein dan
albumin meningkat)
 Monitor efek samping
diuretik (mis, hipotensi
ortortostatik,
hipovolemi,
hipokalemia,
hiponstremia)
b. Terapeutik
 Timbang berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
 Batasi asupan cairan dan
garam
 Tinggikan kepala tempat
tidur 30 – 400
c. Edukasi
 Anjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5
mL/Kg/jam dalam 6 jam
 Anjurkan melapor jika
BB bertambah >1kg
dalam sehari
 Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
haluaran urin
 Ajarkan cara membatasi
cairan
d. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
diuretik
 Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik
SOP MENGUKUR BALANCE CAIRAN
Mengukur balance cairan merupakan suatu tindakan mengukur
Pengertian
keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar tubuh.
Tujuan Mengetahui keseimbagan cairan tubuh
1. Gelas Ukur
Persiapan
2. Alat Tulis
Prosedure Pra Interaksi
1. Menyiapkan alat dan bahan
Interaksi
Orientasi :
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkam diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan langkah / prosedur yang akan dilakukan
5. Mendekatkan alat – alat dan bahan untuk melakukan tindakan
pemberian
6. Mencuci tangan
Kerja :
1. Tentukan waktu sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
pasien
2. Hitung cairan masuk 24 jam sebelumnya
a. Jumlah cairan masuk oral (minum, sayuran kuah, lewat NGT)
b. Jumlah cairan parenteral (infus dan injeksi)
3. Hitung jumlah cairan keluar
a. Volume kencing
b. Volume muntahan
c. Volume diare
d. Volume perdarahan atau pendarahan
e. Volume produk drain
4. Hitung Inssibel Water Lost (IWL)
a. Sedikit bergerak : 10 cc/KgBB/hari
b. Berkeringat moderat : 15 cc/KgBB/hari
5. Hitung balance cairan dengan rumus BC = cairan masuk – (cairan
keluar + IWL)
6. Simpulan hasil (- …… cc, 0 , +…..cc)

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien &merasa aman dan nyaman)
2. Memberi pujian kepada pasien
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam

Post Interaksi
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar /
catatab keperawatan pasien
SOP PEMASANGAN KANULASI INTRAVENA
Suatu teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan
Pengertian
jarum yang disambungkan untuk memberikan cairan secara
intravena
untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pasien/klien yang tidak
mampu mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah
asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit,
menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses
Tujuan metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut dalam air, serta
menjadi media untuk pemberian obat melalui intravena. Lebih
khusus lagi terapi intravena diberikan pada pasien/klien dengan
syok, intoksikasi berat, pasien/klien pra dan pasca bedah atau
pasien/klien yang membutuhkan pengobatan tertentu
1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui
intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah
2. Pasien/klien tidak dapat minum obat karena muntah atau karena
adanya sumbatan pada saluran cerna atas
Indikasi 3. Obat yang tersedia hanya dalam sediaan intravena atau
bioavailabilitas obat pada oral kurang efektif
4. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi
5. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
6. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Inflamasi dan infeksi dilokasi pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini
akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri – vena (A – V
shunt) pada tindakan hemodialisa
Kontra
3. Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena
indikasi
kecil yang aliran darahnya lambat (mis, pembuluh vena di
tungkai dan kaki)

Persiapan Persiapan Alat


1. Cairan Infus
2. Infus set
3. Kateter IV
4. Handscoen
5. Kapas alkohol
6. Tourniquet
7. Perlak dan pengalas
Alat
8. Plester / hypavix
9. Kasa steril
10. Gunting
11. Spalk (untuk bayi/balita dan pasien / klien yang tidak
kooperatif)
12. Betadine
13. Tiang Infus
Pelaksanaan 1. Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Cuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga /
klien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
b. Menutup saluran infus
c. Menusukkan saluran infus dengan benar
d. Menggantung botol infus pada standar infus
e. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
f. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
g. Mengatur posisi pasien
h. Memilih vena
i. Memasang perlak dan alasnya
j. Membebaskan daerah yang akan di insersi
k. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
l. Memakai handscoen
m. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol
n. Mempertahankan vena pada posisi stabil
o. Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat
p. Menusuk vena dengan lubang jarum menghadap ke atas
q. Memastikan iv cateter masuk untravena kemudian menarik
mandrin +0,5 cm
r. Memasukkan IV Cateter secara perlahan
s. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infus
t. Melepaskan tourniquet
u. Mengalirkan cairan infus
v. Melakukan fiksasi IV cateter
w. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan
kassa
x. Mengatur tetesan sesuai program
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Berpamitan dengan klien
d. Membereskan alat – alat
e. Mencuci tangan
f. Mencatan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai