Disusun oleh:
433131490120053
2. Diagnosa Keperawatan
Hipervolemia berhubungan dengan Kelebihan asupan cairan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen Hipervolemia
berhubungan dengan (L.03020) (I.03114)
Kelebihan asupan Tujuan : Tindakan :
cairan Setelah dilakukan a. Observasi
tindakan keperawatan Periksa tanda dan gejala
selama 3 x 24 jam hipervolemia misal
diharapkan dispnea, ortopnea,
keseimbangan cairan edema
meningkat. Identifikasi penyebab
Kriteria Hasil : hipervolemia
a. Asupan cairan Monitor status
dari cukup hemodinamik (mis,
menurun (2) Frekuensi jantung,
menjadi cukup tekanan darah, MAP,
meningkat (4) CVP, PAP, PCWP, CO,
b. Output urin dari CIC) , jika tersedia
cukup menurun Monitor intake dan
(2) menjadi cukup output cairan
meningkat (4) Monitor tanda
c. Edema dari cukup hemokonsentrasi (mis,
meningkat (2) kadar natrium, BUN,
menjadi cukup hematokrit, berat jenis
menurun (4) urine)
d. Berat badan dari Monitor tanda
cukup memburuk peningkatan tekanan
(2) menjadi cukup onkotik plasma (mis,
membaik (4) kadar protein dan
albumin meningkat)
Monitor efek samping
diuretik (mis, hipotensi
ortortostatik,
hipovolemi,
hipokalemia,
hiponstremia)
b. Terapeutik
Timbang berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
Batasi asupan cairan dan
garam
Tinggikan kepala tempat
tidur 30 – 400
c. Edukasi
Anjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5
mL/Kg/jam dalam 6 jam
Anjurkan melapor jika
BB bertambah >1kg
dalam sehari
Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
haluaran urin
Ajarkan cara membatasi
cairan
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik
Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik
SOP MENGUKUR BALANCE CAIRAN
Mengukur balance cairan merupakan suatu tindakan mengukur
Pengertian
keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar tubuh.
Tujuan Mengetahui keseimbagan cairan tubuh
1. Gelas Ukur
Persiapan
2. Alat Tulis
Prosedure Pra Interaksi
1. Menyiapkan alat dan bahan
Interaksi
Orientasi :
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkam diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan langkah / prosedur yang akan dilakukan
5. Mendekatkan alat – alat dan bahan untuk melakukan tindakan
pemberian
6. Mencuci tangan
Kerja :
1. Tentukan waktu sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
pasien
2. Hitung cairan masuk 24 jam sebelumnya
a. Jumlah cairan masuk oral (minum, sayuran kuah, lewat NGT)
b. Jumlah cairan parenteral (infus dan injeksi)
3. Hitung jumlah cairan keluar
a. Volume kencing
b. Volume muntahan
c. Volume diare
d. Volume perdarahan atau pendarahan
e. Volume produk drain
4. Hitung Inssibel Water Lost (IWL)
a. Sedikit bergerak : 10 cc/KgBB/hari
b. Berkeringat moderat : 15 cc/KgBB/hari
5. Hitung balance cairan dengan rumus BC = cairan masuk – (cairan
keluar + IWL)
6. Simpulan hasil (- …… cc, 0 , +…..cc)
Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien &merasa aman dan nyaman)
2. Memberi pujian kepada pasien
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam
Post Interaksi
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar /
catatab keperawatan pasien
SOP PEMASANGAN KANULASI INTRAVENA
Suatu teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan
Pengertian
jarum yang disambungkan untuk memberikan cairan secara
intravena
untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pasien/klien yang tidak
mampu mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah
asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit,
menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses
Tujuan metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut dalam air, serta
menjadi media untuk pemberian obat melalui intravena. Lebih
khusus lagi terapi intravena diberikan pada pasien/klien dengan
syok, intoksikasi berat, pasien/klien pra dan pasca bedah atau
pasien/klien yang membutuhkan pengobatan tertentu
1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui
intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah
2. Pasien/klien tidak dapat minum obat karena muntah atau karena
adanya sumbatan pada saluran cerna atas
Indikasi 3. Obat yang tersedia hanya dalam sediaan intravena atau
bioavailabilitas obat pada oral kurang efektif
4. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi
5. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
6. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Inflamasi dan infeksi dilokasi pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini
akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri – vena (A – V
shunt) pada tindakan hemodialisa
Kontra
3. Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena
indikasi
kecil yang aliran darahnya lambat (mis, pembuluh vena di
tungkai dan kaki)