Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan alat kontrasepsi, metode KB serta tatalaksana nutrisi pada ibu menyusui

Grace Raveena Widelia Worumi

NIM: 102018031

PBL BLOK 25

Abstract

The family planning program is a form of government effort to form healthy and prosperous
families by limiting births. This effort is assisted by the use of contraception. There are
various contraceptive methods that can support this family planning program, such as birth
control pills, birth control injections and implant contraceptives. The use of contraceptives is
very effective and easy to use, so it is widely used by women in Indonesia. Contra indications
for contraceptive use also need attention, especially for mothers who are breastfeeding. In
addition, it is also important to pay attention to nutrition or nutrition in breastfeeding
mothers.

Keywords: contraception, family planning, methods, nutrition, breastfeeding mothers.

Abstrak

Program KB adalah bentuk upaya pemerintah untuk membentuk keluarga sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Upaya ini dibantu dengan penggunaan kontraspesi.
Ada bermacam – macam metode kontrasepsi yang dapat mendukung program KB ini
seperti, pil KB, suntik KB dan KB susuk (implant). Penggunaan alat – alat kontrasepsi ini
sangat efektif dan mudah penggunaannya, sehingga banyak digunakan wanita di Indonesia.
Kontra indikasi dari penggunaan kontrasepsi juga perlu diperhatikan, khusunya bagi ibu
yang sedang menyusui. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan gizi atau nutrisi pada
ibu menyusui.

Kata Kunci: Kontrasepsi, KB, metode, Gizi, ibu menyusui.

Skenario

Seorang perempuan, 25 tahun P1A0 pasca melahirkan 2 bulan yang lalu. Datang kepada
dokter di poliklinik, untuk berkonsultasi tentang keluarga berencana. Ibu merencanakan
untuk memberi ASI eksklusif pada bayinya.

Sasaran belajar:

 Mahasiswa mampu mengetahui alat kontrasepsi untuk menunda, menjarangkan,


menghentikan kehamilan
 Mahasiswa mampu mengetahui kapan, apa yang boleh dan tidak, kontraindikasi
kontrasepsi

 Mahasiswa mengetahui pemilihan metode KB

 Mahasiswa mengetahui tatalaksana nutrisi pada ibu menyusui

Anamnesis:

- Riwayat melahirkan dengan operasi sesar (SC) karena preeklampsia berat


- Kondisi anak: sehat
- Penyakit penyerta: tidak ada

Pemeriksaan fisik

- TTV: TD 130/90 mmHg , nadi 86x/menit, napas 22x/menit, TB 157cm dan BB 55 kg.

1. Pendahuluan
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia, mendorong pemerintah untuk
melakukan upaya – upaya dalam pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian
dan meningkatkan kualitas penduduk. Salah satu program untuk mendukung upaya –
upaya pemerintah ini adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB ini
dimulai pada tahun 1970 tujuan utama program KB adalah kesehatan ibu dan anak yang
kemudian berkembang dalam kegiatan ekonomi produktif keluarga dan ketahanan
keluarga.
KB adalah sebagai suatu usaha merencanakan, menjarangkan, serta membatasi
kehamilan dan kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi, untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera. Kontrasepsi adalah suatu usaha mencegah atau
menunda kehamilan dengan mencegah terjadinya pembuahan antara sel telur matang
dan sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi
ke dinding Rahim. Penggunaan alat kontrasepsi ini perlu diperhatikan karena ada
dampak baik dan buruk dalam kehidupan pengguna atau akseptor alat kontrasespi ini.
Salah satunya adalah pengaruhnya terhadap ASI.
Dari scenario ini selain membahas mengenai KB, kontrasepsi, akan dibahas juga
mengenai gizi atau nutrisi pada ibu menyusui.

2. Keluarga Berencana (KB) – poltekes jogja


Keluarga berencana (KB) merupakan Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. KB adalah salah satu program pemerintah
yang bertujuan untuk mencapai rakyat yang sehat dan sejahtera melalui pembatasan
kelahiran. menurut WHO, Keluarga berencana (KB) adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol
waktu kelahiran dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Sedangkan berdasarkan
UU No. 52 Tahun 2009, keluarga berencana adalah upaya mengantur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Jadi keluarga berencana (KB) dapat didefinisikan sebagai suatu usaha merencanakan,
menjarangkan, serta membatasi kehamilan dan kelahiran dengan menggunakan alat
kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.

3. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu usaha mencegah atau menunda kehamilan dengan
mencegah terjadinya pembuahan antara sel telur matang dan sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding Rahim.
Kontrasepsi merupakah upaya mencegah atau menunda kehamilan yang bersifat
sementara dan permanen. (jurnal keperawatan BSI, Vol V, NO. 2, septermber 2017)

Tujuan umum pelayanan kontrasepsi adalah memberikan dukungan dan


pemantapan penerimaan gagasan KB. Tujuan pokok yang diharapkan dari penggunaan
kontrasepsi sendiri yang diharapkan adalah penurunan angka kelahiran.

Untuk mencegah kehamilan, perlu ada kerjasama dan tanggung jawab antara suami
dan istri. Dalam hal ini, suami dan istri perlu mengambil keputusan siapa yang
bertanggung jawab untuk melakukan kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi ini tentu
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu keluarga. Tujuan tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaotu menunda atau mencegah kehamilan,
menjarangkan kehamilan serta menghentikan atau mengakhiri kehamilan. (imbrawati,
2009; pawit setiawan)

Prinsip kerja kontrasaepsi sendiri adakah untuk menekan ovulasi, menahan


masuknya s perma sampai mencapai ovum dan menghalangi nidasi. Alat – alat atau
metode kontrasepsi ada berbagai macam seperti, kondom, coitus interruptus, KB alami,
diafragma, spericidal, suntik KB, Kb implant (susuk), AKDR (IUD), MOW dan MOP.

3.1 Metode kontrasepsi

3.1.1 Metode kontrasepsi awam


 Coitus Interruptus
Coitus interruptus atau senggama terputus merupakan metode kontrasepsi
tradisional. Coitus interrupus dilakukan ketika bersenggama, dimana pria segera
mengeluarkan penis dari vagina sebelum mencapai ejakulasi. Keberhasilan dari
coitus interruptus ini tergantung pada pasangan saat senggama. Metode ini tidak
mengganggu produksi ASI, tidak ada efek samping, tidak membutuhkan biaya
dan dapat digunakan setiap saat (senggama).

 prolonged lactation (menyusui)


Mulyani S, Wiryanti T, Ropitasari R. Konseling Postpartum dan penerapan
metode kontrasepsi Amenore Laktasi. Kesmas National Public helath journal
[internet]. 2012 October [cited 2021 Mei 21];7(3). 126 – 129.
menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan
menstruasi belum terjadi, otomatis ibu tersebut tidak akan hamil. Tapi begitu sang ibu
hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
 post coital douche  pembilasan pasca senggama. Pembilasan vagina
menggunakan air dengan atau tanpa larutan obat setelah coitus sudah dilakukan
sejak dulu.

3.1.2 Metode kontrasepsi tradisional


 Kondom: kondom adalah alat kontrasepsi yang mungkin paling banyak dikenal
dikalangan masyarakat. Alat kontrasepsi ini juga merupakah salah satu alat
kontrasepsi yang dibagikan secara gratis ke masyarakat dalam upaya mencegah
kehamilan. Kondom adalah sarung karet yang terbuat dari berbagai macam
bahan seperti karet (Lateks), plastic atau bahan alami. Kondom digunakan pada
laki – laki dengan cara dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom
ini tidak hanya mencegah kehamilan, tapi juga dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS.
 Vaginal diaphragm: Vaginal diaphragm adalah alat kontrasepsi berbentuk cup
bulat cembung yang terbuat dari bahan lateks atau karet. Alat ini dimasukkan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dengan tujuan untuk menutup
serviks. Dengan demikian sperma tidak dapat memasuki Rahim.
 Spermicida: Spermisida merupakah bahan kimia yang berfungsi membunuh
sperma. Spermisida terdiri dari supositora, cream, jelly, spons, busa dan film.
 Pantang berkala (Metode kalender): Metode kontrasepsi ini dilakukan dengan
menghitung waktu – waktu subur ketika ingin melakukan hubungan suami istri.
Cara ini memerlukan perhitungan siklus haid. Inti dari pantang berkala adalah
tidak melakukan hubungan intim pada masa subur. Untuk perhitungan siklus
haid yang lebih baik mungkin diperlukan bantuan dokter atau bidan.

3.1.3 Metode kontrasepsi modern


 Kontrasepsi hormonal
 Intra Uterine Device (IUD) / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
IUD adalah sebuah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam Rahim melalui
vagina. Penggunaan IUD ini bertujuan untuk mencegah kehamilan. Bentuk dan
jenis IUD bermacam – macam. Bentuk IUD bermacam – macam, ada yang
terbuat dari plastic (polyethylene), ada yang dililit tembaga, ada juga yang dililit
tembaga bercampur perak dan ada juga yang batangnya hanya berisi hormone
progesterone. IUD atau yang disebut juga dengan AKDR (alat kontrasepsi dalam
Rahim) ini termasuk efektif, reversible dan dapat digunakan dalam jangka
panjang.
IUD memiliki angka keberhasilan yang tinggi, yaitu 99% dan angka kegagalan
sekitar 0,6% - 0,8%. Cara kerja IUD adalah dengan menghambat jalannya sperma
ke tuba falopii sehingga tidak terjadi fertilisasi.
Keuntungan dari IUD ini adalah alatnya kecil dan terbuat dari bahan plastic
yang lentur. IUD dimasukan ke dalam rongga Rahim dengaan bantuan
dokter/bidan yang sudah terlatih. Penggunaan IUD ini sangat efektif dan jika
penggunaan IUD dihentikan, masa subuh atau kehamilan dapat terjadi. IUD atau
AKDR tidak berpengaruh terhadap ASI.
Kontraindikasi IUD antara lain, wanita yang sedang hamil atau dicurigai hamil
tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang mengalami
perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, penderita IMS, tumor
jinak juga tidak dianjurkan menggunakan IUD.

3.1.4 Metode kontrasepsi sterilisasi


 Vesektomi – kontrasepsi mantap pria
Kontrasepsi mantap pria atau vesektomi atau MOP (metode Operatif Pria)
adalah suatu tindakan operatif yang dilakukan pada pria dengan cara okulsi pada
ves deferens sehingga tidak terjadi fertilisasi. Metode kontrasepsi ini bersifat
permanen. sebelum melakukan tindakan vesektomi ada tiga syarat yang harus
dipenuhi yaitu sukarela, bahagia dan kesehatan.
Sukarela disini berarti calon peserta melakukan kontrasepsi ini tanpa paksaan
dari siapapun dan untuk memantapkan syarat sukarela ini maka perlu dilakukan
pelayanan informasi dan konseling terlebih dahulu. Bahagia berarti calon peserta
sudah menikah, hidup harmonis dan sudah dikarunai setidaknya dua orang anak
yang sehat. Usia anak terkecil kira – kira 2 tahun dan mempertimbangkan usia
ibu sekurang – kurangnya 25 tahun. Syarat bahagia ini dapat diketahui saat
pelayanan informasi dan konseling. Syarat terakhir yaitu kesehatan, yang berarti
peserta calon kontrasepsi MOW ini harus sehat, tidak ada kontra indikasi untuk
melakukan kontrasepsi tubektomi ini. Syarat kesehatan ini dapat diperiksa saat
pemeriksaan prabedah.
Keuntungan dari vesektomi adalah prosedur ini aman, mudah dilakukan dan
hanya membutuhkan beberapa menit. Prosedur ini juga hanya memerlukan bius
local. Setelah vesektomi, dianjurkan untuk menggunakan kondom 3 bulan
setelah operasi. Efektivitas dari vesektomi ini baru dapat dilihat setelah ejakulasi
20 kali atau setelah 3 bulan pasca operasi. tidak ada efek samping jangka Panjang
dan prosedur ini tidak mempengaruhi kemampuan seksual.

 Tubektomi – kontrasepsi mantap wanita


Tubektomi atau yang disebut juga dengan MOW (Metode Operatif Wanita)
adalah salah satu jenis kontrasepsi mantap (sterilisasi) yang dilakukan pada
wanita. Kontrasepsi sterilisasi ini dilakukan dengan tindakan pembedahan untuk
menghentikan fertilisasi secara permanen. ada tiga syarat yang harus dipenuhi
oleh wanita atau peserta yang ingin melakukan metode kontrasepsi ini, yaitu
sukarela, bahagia dan kesehatan.
Sukarela disini berarti calon peserta melakukan kontrasepsi ini tanpa paksaan
dari siapapun dan untuk memantapkan syarat sukarela ini maka perlu dilakukan
pelayanan informasi dan konseling terlebih dahulu. Bahagia berarti calon peserta
sudah menikah, hidup harmonis dan sudah dikarunai setidaknya dua orang anak
yang sehat. Usia anak terkecil kira – kira 2 tahun dan mempertimbangkan usia
ibu sekurang – kurangnya 25 tahun. Syarat bahagia ini dapat diketahui saat
pelayanan informasi dan konseling. Syarat terakhir yaitu kesehatan, yang berarti
peserta calon kontrasepsi MOW ini harus sehat, tidak ada kontra indikasi untuk
melakukan kontrasepsi tubektomi ini. Syarat kesehatan ini dapat diperiksa saat
pemeriksaan prabedah.
Cara kerja tubektomi adalah dengan mengikat dan memotong atau
memasang cincin (okulsi) tuba fallopii, sehingga sperma tidak dapat bertemu
dengan sel telur (ovum). Efektivitas dari tubektomi yaitu 0,2 – 4 kehamilan per
100 perempuan selama tahun pertama penggunaan, dimana dapat dikatakan
bahwa efektivitasnya cukup baik.
Sampai saat ini belum ada efek samping jangka panjang yang ditemukan pada
kontrasepsi sterlilisasi ini. Mungkin akan ada rasa tidak nyaman setelah operasi.
Komplikasi serius pascaoperasi jarang terjadi dan juga tidak mempengaruhi
kemampuan atau perasaan seksual.
Kontraindikasi tubektomi yaitu tubektomi tidak dianjurkan bagi wanita yang
dicurigai atau sedang hamil, perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan, serta
mengalami infeksi sistemik atau pelvic.

4. Kontrasepsi Hormonal
program keluarga berencana didukung dengan adanya metode kontrasepsi untuk
menunda, menjarangkan serta menghentikan kehamilan. Dalam hal ini, metode
kontrasepsi hormonal menjadi metode yang paling efektif dan reversible untuk
mencegah kehamilan atau konsepsi.
Kontrasepsi hormonal mengandung hormone kelamin wanita yaitu progrsteron dan
esterogen sebagai bahan baku, dengan kadar hormone yang berbeda – beda untuk
setiap jenis obat atau alat yang digunakan.

Hormone esterogen dan progesterone pada kontrasepsi ini memberikan umpan balik
pada kelenjar hipofisis melalui hipotalamus yang menyebabkan terjadinya hambatan
terhadap folikel dan proses ovulasi. Alat kontrasepsi hormonal ada beberapa jenis yaitu,
pil, suntik dan implant (susuk).

4.1 Kontrasepsi pil


 Pengertian: Kontrasepsi pil adalah jenis obat kontrasepsi yang dikonsumsi dalam
bentuk tablet pil dan dikonsumsi setiap hari selama 28 hari. Ada 2 jenis pil, yaitu pil
kombinasi (progesterone dan esterogen) dan pil yang mengandung hormone
progesterone (progestin). Kontrasepsi pil atau yang lebih dikenal dengan pil KB ini
menggantikan produksi normal esterogen dan progesterone oleh ovarium. Pil KB ini
mencegah ovulasi dengan cara menekan hormone pada ovarium serta releasing –
factors di otak selama siklus haid normal, sehingga tidak terjadi pembuahan.
Selain mencegah ovulasi, pemberian pil KB ini juga dapat menimbulkan gejala –
gejala kehamilan palsu (pseudo pregnancy), seperti mual, muntah, payudara
membersar dan terasa nyeri. (Hartanto, 2002)
 Jenis : Pil kombinasi terdiri dari 28 pil kontrasepsi dan terdiri dari derivate
esterogene atau etilestradiol dan progestine dosisi kecil pada setiap pilnya untuk
penggunaan satu siklus. Pil progestin hanya mengandung derivate progestune,
noreindron atau norgestrel dengan dosis kecil dan terdiri dari 28 pil. Cara konsumsi
pil progestine ini sama dengan pil kombinasi. Pil KB ini diminum saat pertama kali
haid atau hari kelima haid, kemudian dilanjutkan 1 pil setiap hari selama 28 hari.
 Efektivitasi: Kontrasepsi pil ini memiliki efektivitas yang sempurna yaitu 99,5% –
99,9%.
 Cara kerja :(saifuddin, 2010) pil KB bekerja dengan menekan ovulasi, mencegah
terjadinya implantasi, mengentalkan lendir serviks, serta membuat pergerakan
tuba terganggu sehingga trasportasi sel telur ikut terganggu.
 Cara penggunaan : pil kontrasepsi pertama diminum pada hari kelima haid,
selanjutnya pil dikonsumsi berturut – turut setiap hari satu pil. Jika penggunaan pil
terlewat satu hari maka dianjurkan untuk meminum 2 pil pada keesokan harinya.
Jika terlewat 2 hari, maka penggunaan pil KB dapat melanjutkan penggunaan
kontrasepsi setelah haid berikutnya.
 Kelebihan: kelebihan dari penggunaan pil KB (handayani, 2010) adalah
penggunaanya tidak mengganyhggu hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur
dan dapat digunakan sebagai metode jangka panjang. Selain itu pil KB juga dapat
digunakan pada masa remaja hingga menopause, mudah dihentikan setiap saat dan
kesuburan dapat kembali dengan cepat setelah penggunaan pil dihentikan.
Penggunaan pil KB ini membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik, kanker
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, acne serta dismenorhea.
 Kekurangan: Selain keuntungan tentu ada beberapa kekurangan dan hal – hal yang
perlu diperhatikan selama menggunakan kontrasepsi pil ini. Pil KB harus dikonsumsi
dengan konsisten setiap hari dan tidak boleh terputus, jika tidak makan
kemungkinan terjadinya kehamilan cukup tinggi. Pil yang mengandung estergen
juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Selain itu penggunaan pil KB juga dapat
meningkatkan risiko terkena infeksi jamur pada sekitar kemaluan wanita.
Penggunaan pil KB juga tidak dianjurkan pada wanita yang berusia 35 tahun dan
perokok karena dapat mempengaruhi metabolisme tubuh.
 Efek samping : penggunaan kontrasepsi pil dapat menimbulkan efek samping
seperti amenorrhea, pusing, mual, muntah dan perdarahan per vagina.
 Kontraindikasi : penggunaan pil KB tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki
penyakit hati, tumor, jantung, varises dan darah tinggi. Selain itu pil KB juga tidak
dianjurkan pada ibu menyusui, kecuali pil mini atau pil progestin. Wanita yang
mengalami perdarahan pada vagina yang tidak diketahui sebabnya juga tidak
dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil.

4.2 Kontrasepsi implant (susuk)


 Pengertian: kontrasepsi implant atau KB implant adalah alat kontrasepsi yang
ditanam di bawah kulit lengan atas. Implant ini hanya mengandung hormone
progestin. Alat kontrasepsi ini berbentuk kapsul kecil karet yang terbuat dari
silicon dengan panjang kira – kira 3 cm.
 Cara kerja: implant bekerja dengan membuar lendir serviks menjadi kental, serta
mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Implant juga menghalangi transportasi sperma ke Rahim dan menekan ovulasi.
 Efektivitas: angka keberhasilan penggunaan implant 5 tahun terakhir ini menurun
sekitar 2% - 3%, dimana pengguna kontrasepsi implant ini menjadi hamil.
Sedangkan angka kegagalan impan <1 per 100 wanita per tahun.
 Kelebihan: penggunaan implant dapat digunakan setiap waktu dan tidak
mempengaruhi produksi ASI, aman digunakan saat menyusui, dapat
mengembalikan kesuburan dengan cepat setelah pencabutan implant dan implant
dapat dicabut setiap saat. Pada ibu menyusui, KB implant dapat dipasang 6 minggu
setelah melahirkan.
 Kekurangan: kelemahan dari penggunaan implant adalah dapat menyebabkan
perubahan pola haid sementara, menyebabkan nyeri, mual dan tidak dapat
mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS).
 Cara pakai: ditanam atau disususkkan pada kulit lengan atas.
 Efek samping: efek samping dari penggunaan KB implant adalah dapat terjadi
gangguan pada siklus haid, bercak dan perdarahan pada saat haid atau diluar haid,
penurunan berat badan, migran dan nyeri.
 Kontraindikasi: penggunaan KB implant tidak dianjurkan jika pengguna dicurigai
hamil atau sedang hamil, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
penyebabnya, ada tumor, penyakit jantung, hepar, hipertensi, serta diabetes
mellitus. (Hartanto)

4.3 Kontrasepsi suntik


 Pengertian: kontrasepsi suntik adalah jenis kontrasepsi berbentuk suntik yag berisi
progestin.
 Cara kerja: kontrasepsi suntik atau suntik KB ini bekerja dengan cara menekan
ovulasi, membuat lendir servix menjadi lebih kental atau lebih sedikit,dan
membuat endometrium kurang baik untuk terjadinya implantasi.
 Jenis kontrasepsi suntik (suntik KB): berdasarkan kandungan hormone, suntik KB
dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Suntik progestin: kontrasepsi suntik progestin ini hanya mengandung
hormone progesterone. Kontrasepsi ini berkerja dengan menghambat
ovulasi. Suntik KB ini dilakukkan satu bulan sekali. Efektivitas dari
penggunaan kontrasepsi suntik atau suntik KB ini adalah 0,3 dari 100
perempuan per tahun. Kelebihan dari suntik KB adalah tidak mengganggu
produksi ASI, tidak mengandung esterogen sehingga tidak berpengaruh
terhadap penyakit jantung, serta tidak mengganggu hubungan seksual.
Kelemahan dari penggunaan suntik KB progestin adalah dapat mengganggu
siklus Haid, perubahan nafsu makan, pusing, dan tidak dapat melindungi diri
dari infeksi menular seksual (IMS).
b. Suntik kombinasi: suntik KB kombinasi mengandung hormone progesterone
dan esterogen. Cara kerja dan efektivitas dari suntik kombinasi sama dengan
suntik progestin. Yang membedakan suntik KB progestin dan suntik KB
kombinasi adalah suntik KB kombinasi ini dapat mempengaruhi produksi ASI
dan tidak disarankan bagi perempuan yang memiliki gangguan atau penyakit
jantung karena terdapat hormone esterogen didalamnnya.
 Kontraindikasi: penggunaan KB suntik ini tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang
hamil atau dicurigai hamil. Wanita yang sedang menyusui di usia kurang dari 6
minggu setelah melahirkan juga tidak dianjurkan menggunakan KB suntik. Selain
itu, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, gangguan pada hati,
jantung, wanita usia 35 tahun keatas dan perokok, penyakit strok atau darah tinggi
juga menjadi kontraindikasi penggunakan kontrasepsi suntik.

5. Tatalaksana nutrisi pada ibu menyusui


Makanan adalah kebutuhan dasar manusia. kecukupan makanan yang beragam dan tepat
dapat meciptakan kesehatan yang optimal. Begitu juga pada ibu menyusui, pemenuhan
kebutuhan gizi yang seimbang pada ibu menyusui sangat penting karena akan berpengaruh
pada produksi ASI dan tumbuh kembang bayinya.

Menyusui merupakan cara alamiah untuk memberikan makanan dan minumam pada awal
kehidupan bayi. Kebutuhan ibu menyusui sangat penting karena tidak hanya berpengaruh pada
dirinya tetapi juga akan berpengaruh pada kebutuhan bayi yaitu ASI.

Author AA, Author BB. Title of article. Abbreviated title of Journal [Internet]. Date of publication
YYYY MM [cited YYYY Mon DD];volume number(issue number):page numbers. Available from: URL

Stockhausen L, Turale S. An explorative study of Australian nursing scholars and contemporary


scholarship. J Nurs Scholarsh [Internet]. 2011 Mar [cited 2013 Feb 19];43(1):89-96. Available from:
http://search.proquest.com/docview/858241255

Pemenuhan gizi pada ibu menyusui adalah susunan menu seimbang yang dianjurkan bagi ibu
menyusui, seperti energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

a. Lemak: lemak yang diperlukan pada ibu menyusui mempengaruhi jumlah energi.
Lemak disini adalah lema tidak jenuh yang dapat dikatakan sebagai lemak sehat.
Asupan nutrisi ini dapat ditemukan di makanan seperti buah alpukat, ikan salmon
dan minyak kanola. Konsumsi lemak sebaiknya dibatasi sekitar 30% dari kebutuhan
kalori harian.
b. Protein: protein adalah nutrisi penting bagi ibu menyusui untuk menunjang produksi
air susu. Protein yang dapat dikonsumsi ibu hamil antara lain, daging tanpa lemak,
telur, kacang – kacangan, dan makanan laut yang tidak mengandung merkuri.
c. Karbohidrat: ibu menyusui disarankan mengkonsumi karbohidrat yang berasal dari
saturan, buah maupun biji – bijian. Karohidrat ini memiliki pernan penting dalam
proses tumbuh kembang bayi.
d. Vitamin:
e. Mineral:

Permatasari T, Meysaroh T. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan Kontrasepsi


Darurat pada Akseptor KB Suntik dan Pil di BPS Depok Periode Oktober 2015. Jurnal kedokteran dan
kesehatam [internet]. [cited 2021 Mei 21];12(2): 159 – 162

Hayati S, Madartati, Komar S. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Metode Kontrasepsi


dengan pemilihan kontrasepsi. Jurnal Keperawatan [internet]. 2017 September [cited 2021 Mei
21];5(2).

[internet]. 2021 Mei [cited 2021 Mei 21];

Herowati D, Sugiharto M. Hubungan antara kemampuan reproduksi, kepemilikan anak, tempat


tinggalm Pendidikan dan status bekerja pada wanita sudah menikah dengan pemakaian kontrasepsi
hormonal di Indonesia tahun 2017. Buletin penelitian system kesehatan [internet]. 2019 April [cited
2021 Mei 21];22(2). 91 – 93

Setiawati E, Handayani O, Kuswardinah A. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan efek samping pada dua
kelompok usia reproduksi. Unnes Journal of public health [internet]. 2017 Juli [cited 2021 Mei
21];6(3). 168 – 169.

Oktarina, Fauzia Y. Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Ibu Menyusui Di Beberapa Etnik Di Indonesia.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan [internet]. 2019 Maret [cited 2021 Mei 21];22(4): 236 – 237.

Radharisnawati N, Kundre R, Pondaag L. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu Dengan


Kelancaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui Di Puskesmas Bahu Kota Manado. e-journal
Keperawatan [internet]. 2017 Februari [cited 2021 Mei 21];5(1): 1 – 2.

Anda mungkin juga menyukai