Anda di halaman 1dari 16

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

DESA MUKTISARI KECAMATAN CIPAKU


KABUPATEN CIAMIS
KEPUTUSAN
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
NOMOR : 01/Kpts./Pan./Pilkades/2020
TENTANG
TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA
Menimbang      : bahwa dalam rangka mengatur Tata Cara Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis, maka sebagai dasar
pelaksanaannya perlu ditetapkan dalam suatu Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa.
Mengingat        : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peratuan Menteri Dalam
Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
10. Peraturan Dearah Kabupaten Ciamis Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Dearah Kabupaten Ciamis Nomor 7 Tahun 2015
tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun 2016 tentang Susunan
dan Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah;
13. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pelimpahan Sebagian
Wewenang Pemerintahan dari Bupati Kepada Camat.
14. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pemilihan dan
Pengangkatan Kepala Desa;

Memperhatikan : 1. Keputusan Bupati Ciamis Nomo 141.1KPTS.426Huk/2019 Tentang Tahapan


Pemilihan Kepala Desa
2. Keputusan BPD Desa MUKTISARI Nomor 141.2/003/Kpts-BPD/2019 tentang
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Muktisari
3. Hasil Musyawarah Panitia Pemilihan Kepala Muktisari pada hari Selasa  tanggal
03 Januari 2020

MEMUTUSKAN :
Menetapkan      : Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa  Muktisari tentang Tata Tertib Pemilihan
Kepala Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal  1
Dalam Keputusan Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ciamis;
2. Bupati adalah Bupati Ciamis;
3. Bupati atau Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat yang berwenang dan berhak mengesahkan
pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;
4. Camat adalah Camat Cipaku, yang merupakan unsur perangkat daerah sebagai pemimpin kecamatan
yang melaksanakan pelimpahan sebagai wewenang Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi
daerah.
5. Desa adalah Desa Muktisari
6. Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa adalah Kepala Desa Muktisari atau Penjabat Kepala Desa
Muktisari, seorang pejabat yang ditunjuk dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan hak, wewenang dan kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.
7. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah BPD Desa Muktisari suatu lembaga
yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa Muktisari.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa Muktisari.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan
Desa bersama Kepala Desa.
11. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.
12. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan, adalah penyelenggara
Pemilihan Kepala Desa yang dibentuk oleh BPD;
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDes adalah rencana keuangan
tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
14. Kode Etik BPD adalah suatu ketentuan etika perilaku sebagai acuan kinerja Anggota BPD dalam
melaksanakan tugasnya.

BAB II
PANITIA PEMILIHAN
Bagian pertama
Pembentukan
Pasal 2
1) Panitia pemilihan dibentuk dari unsur Perangkat Desa, pengurus lembaga dan tokoh masyarakat yang
ditetapkan dengan keputusan  BPD yang berfungsi sebagai penyelengga pemilihan Kepala Desa;
2) Laporan pembentukan Panitia Pemilihan disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat dilengkapi
dengan Berita Acara Rapat BPD dan Daftar Hadir.
3) Jumlah anggota Panitia Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan yang susunan keanggotaanya tediri
dari :
a. Ketua merangkap anggota;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Bendahara merangkap anggota;
e. 5 (Lima) seksi
- Seksi Pendaftaran Pemilih terdiri dari :
 Ketua merangkap anggota
 Sekretaris merangkap anggota
 1 (satu) Anggota
- Seksi Pendaftaran bakal Calon terdiri dari :
 Ketua merangkap anggota
 Sekretaris merangkap anggota
 1 (satu) Anggota
- Seksi Seleksi dan Penetapan Calon terdiri dari :
 Ketua merangkap anggota
 Sekretaris merangkap anggota
 1 (satu) Anggota
- Seksi Kampanye terdiri dari :
 Ketua merangkap anggota
 Sekretaris merangkap anggota
 1 (satu) Anggota
- Seksi Pemungutan dan Penghitungan Suara terdiri dari :
 Ketua merangkap anggota
 Sekretaris merangkap anggota
 1 (satu) Anggota

Bagian kedua
Tugas dan kewenangan
Pasal 3

(1)          Tugas Panitia Pemilihan adalah :
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan mengendalikan
semua tahapan Pelaksanaan Pemilihan;
b. Merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui Camat;
c. Melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
d. Menetapkan Jumlah TPS dan jumlah Pemilih pada tiap TPS;
e. Mengadakan Penjaringan dan Penyaringan bakal calon;
f. Menetapkan Calon yang telah memenuhi persyaratan;
g. Menyiapkan peralatan perlengkapan tempat pemungutan suara;
h. Membentuk dan menetapkan KPPS di TPS;
i. Menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan;
j. Menetapkan Calon Kepala Desa Terpilih;
k. Melakukan Evaluasi pelaporan dan pelaksanaan pemilihan;
l. Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor
7 Tahun 2015 pasal 4 ayat 2 ;
m. mengumumkan nama-nama calon yang berhak dipilih kepada masyarakat di tempat-
tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
n. menetapkan tata tertib kampanye;
o. menetapkan pengenaan sanksi terhadap calon yang berhak dipilih berkenaan dengan
pelanggaran tata tertib kampanye;
p. mengambil keputusan apabila timbul permasalahan;
q. melaksanakan pemungutan suara;
r. membuat laporan dan berita acara pemilihan dan penghitungan suara;
s. menetapkan pembatalan pemilihan dan sanksi berkenaan dengan pelanggaran tata tertib
pemilihan;
(2)          Wewenang Panitia Pemilihan adalah :
a. Menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
b. Melaporkan kepada BPD Bakal Calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa
c. Mengumumkan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih
d. Menjamin agar pelaksanaan Pilkades berjalan dengan tertib, lancar, aman, jujur dan adil
e. Melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara
f. Mengumumkan hasil penghitungan suara kepada masyarakat
g. Melaporkan pelaksanaan Pilkades kepada BPD

BAB III
TAHAPAN DAN JADUAL PEMILIHAN
Pasal 4
1. Panitia menyusun dan menetapkan Tahapan dan jadual kegiatan pemilihan Kepala Desa
yang disampaikan kepada BPD untuk mendapat persetujuan;
2. Tahapan dan jadual kegiatan pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kegiatan :
a. Persiapan pemilihan
b. Pendaftaran pemilih
c. Penjaringan dan pendaftaran bakal calon
d. Penyaringan bakal calon
e. Kampanye
f. Pemungutan dan penghitungan suara
g. Penetapan calon terpilih,
h. Pengesahan pengangkatan dan pelantikan  

Pasal 5
Panitia Pemilihan mengumumkan dan mensosialisasikan secara luas jadual kegiatan Pemilihan
untuk dapat diketahui oleh masyarakat;

BAB IV
PENDAFTARAN DAN PENETAPAN PEMILIH
Bagian Pertama
Pendaftaran Pemilih
Pasal 6
Panitia Pemilihan melakukan pendaftaran pemilih yang dilakukan dari rumah ke rumah dengan melibatkan
pengurus RT, pengurus RW dan Kepala Dusun.

Pasal 7
(1)          Syarat Pemilih untuk pemilihan Kepala Desa :
a. Berdomisili di desa setempat sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terakhir dengan tidak terputus-
putus sebelum pendaftaran pemilih yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala
Desa sudah berumur 17 (Tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.
c. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
(2)         Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.
(3)          Apabila pada saat pendaftaran dilaksanakan, ditemukan lebih dari satu bukti sah mengenai usia pemilih, maka
yang dijadikan dasar penentuan usia pemilih dibuktikan dengan akta kelahiran/kenal lahir
(4)         Dalam hal seorang pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat tinggal, maka yang dijadikan dasar
penentuan alamat pemilih adalah alamat yang tertera dalam tanda bukti identitas kependudukan (KTP)
untuk ditetapkan sebagai tempat tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih.
Bagian Kedua
Penetapan Pemilih
Pasal 8
(1) Berdasarkan pendaftaran pemilih, Panitia Pemilihan menyusun dan menetapkan daftar pemilih
sementara dan diumumkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau dan diketahui masyarakat dengan
bantuan Perangkat Desa, pengurus RT dan/atau RW serta Kepala Dusun untuk mendapat tanggapan
masyarakat.
(2) Berdasarkan pengumuman daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih atau
warga masyarakat dapat mengajukan usul perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas
lainnya serta dapat memberikan informasi yang meliputi :
a. adanya penduduk desa yang memenuhi syarat sebagai pemilih tetapi belum terdaftar dalam daftar
pemilih;
b. pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
c. pemilih sudah bukan penduduk di desa tersebut;
d. pemilih yang terdaftar ganda;
e. pemilih yang sudah berumur 17 tahun; atau sudah menikah
f. pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat sebagai pemilih.
(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud sudah diterima, Panitia Pemilihan segera
mengadakan perbaikan daftar pemilih sementara.
(4) Daftar pemilih yang sudah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan sebagai daftar
pemilih tetap oleh Panitia Pemilihan dan disahkan oleh BPD.
(5) Daftar Pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diumumkan di tempat-tempat yang strategis untuk
diketahui oleh masyarakat.

Daftar Pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan paling lambat 3 hari sebelum
pemungutan suara, kecuali ada daftar pemilih susulan paling lambat 1 hari sebelum hari pemungutan suara

BAB V
CALON KEPALA  DESA
Bagian pertama
Ketentuan Calon Kepala Desa.
Pasal 9
(1) Yang dapat dipilih menjadi Kepala Desa  adalah penduduk Desa Warga Negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan
(2) Syarat-syarat Calon Kepala Desa :
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
negara kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat pendaftaran;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana
penjaradan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan
pernah dipidana;
i. bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
k. berbadan sehat;
l. belum pernah menduduki jabatan sebagai kepala desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;dan
m. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) kali
Pasal 10
(1) Kepala Desa, Penjabat Kepala Desa dan Perangkat Desa yang menjadi calon Kepala Desa harus
menjalankan cuti sejak ditetapkannya sebagai calon Kepala Desa yang berhak dipilih sampai
dengan ditetapkannya calon Kepala Desa terpilih.
(2) Bagi pimpinan atau anggota BPD yang akan mencalonkan menjadi Kepala Desa harus ada surat
pemberhentian dari pengurus BPD yang diberikan oleh Camat atas nama Bupati setelah
ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa.
(3) Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI dan POLRI yang mencalonkan sebagai calon Kepala Desa
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Anggota Panitia Pemilihan yang mencalonkan sebagai calon Kepala Desa
harus mengundurkankan diri dari anggota Panitia Pemilihan sejak mendaftarkan diri sebagai
calon Kepala Desa

Pasal 11
(1) Izin cuti bagi Kepala Desa, Penjabat Kepala Desa dan Pimpinan dan/atau anggota BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh Camat atas nama Bupati.
(2) Izin cuti bagi Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh Kepala Desa.
(3) Apabila Kepala Desa sedang melaksanakan cuti, maka Ijin Cuti Perangkat Desa diberikan oleh
Penjabat Kepala Desa /Camat.
(4) Izin pengunduran diri bagi anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
diberikan oleh BPD.

Bagian kedua
Pendaftaran bakal calon
Pasal 12
(1) Panitia Pemilihan mengumumkan pendaftaran Bakal calon Kepala Desa secara terbuka pada
tempat-tempat umum yang mudah diketahui oleh masyarakat.
(2) Pelaksanaan pendaftaran bakal calon sesuai dengan ketentuan :
a. syarat-syarat pendaftaran;
b. waktu dan tempat pendaftaran;
c. tata cara pendaftaran;
d. ketentuan pendaftaran lainnya yang dipandang perlu sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Jumlah bakal calon kepala desa tidak dibatasi.

Pasal 13
(1) Penduduk Desa yang mendaftar sebagai bakal Calon Kepala desa, wajib secara langsung
mendaftarkan diri kepada Panitia Pemilihan ditempat pendaftaran yang telah ditentukan
dengan menyerahkan kelengkapan syarat-syarat pencalonan disertai surat pencalonan yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan.
(2) Surat Pencalonan ditulis tangan di atas kertas bermeterai Rp. 6.000,- dialamatkan kepada
Panitia Pemilihan, dilampiri dengan kelengkapan persyaratan-persyaratan yang Panitia
Pemilihan memberikan tanda penerimaan berkas pencalonan kepada bakal calon yang telah
mendaftarkan diri dengan menyebutkan isi dan jumlah berkas pencalonan
Pasal 14
(1) Masa pendaftaran bakal calon Kepala Desa paling lama 9 (sembilan) hari terhitung sejak
pengumuman pendaftaran bakal calon.
(2) Apabila masa pendaftaran bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir dan
ternyata belum ada bakal calon atau hanya terdapat satu orang bakal calon, maka diadakan
perpanjangan masa pendaftaran

Pasal 15
(1) Panitia Pemilihan mengadakan perpanjangan masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
pasal 7 ayat (2) sebanyak 3 (tiga) kali, dengan masa pendaftaran setiap perpanjangan selama (3)
tiga hari kerja.
(2) Dalam hal perpanjangan masa pendaftaran  telah berakhir dan hanya terdapat satu orang bakal
calon, maka kegiatan pemilihan Kepala Desa tidak akan dilanjutkan.

Bagian ketiga
Penyaringan bakal calon
Pasal 16
(1) Panitia Pemilihan melakukan penelitian terhadap surat pencalonan beserta lampirannya
(2) Apabila dalam pelaksanaan penelitian ada keragu-raguan terhadap keabsahan administrasi
pencalonan, Panitia Pemilihan dapat meminta bantuan Camat dan melakukan klarifikasi kepada
istansi yang berwenang memberikan surat keterangan
(3) Hasil Penelitian diberitahukan secara tertulis kepada bakal calon dengan menginformasikan
tentang kelengkapan persyaratan.

Pasal 17
(1) Apabila berdasarkan penelitian sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (3) diketahui bahwa
persyaratan belum lengkap, Panitia Pemilihan memberi kesempatan kepada bakal calon untuk
melengkapi persyaratan dimaksud
(2) Batas waktu untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya pemberitahuan hasil penelitian.
(3) Panitia Pemilihan melakukan  penelitian ulang terhadap surat pencalonan beserta lampirannya
(4) Apabila berdasarkan hasil penelitian ulang bakal calon dinilai tidak memenuhi syarat, bakal
calon tersebut dinyatakan gugur.
(5) Panitia memberitahukan secara tertulis hasil penelitian dan pemeriksaan ulang kepada bakal
calon tang bersangkutan.
Pasal 18
(1) Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan administrasi wajib mengikuti  proses selekse
akademis berupa tes tertulis dan fit and propertest dihadapan BPD.
(2) proses seleksi sebagaimana pada ayat (1) dilakukan oleh Tim seleksi yang dibentuk oleh BPD
yang teruji Kompetensi atau kredibel, mandiri, independen
(3) Hasil proses seleksi sebagimana pada ayat (1) diumumkan secara terbuka, baik kepada Calon
Kepala Desa maupun kepada masyarakat Desa.

Pasal 19
(1) Apabila berdasarkan hasil penelitian dan tes akademis  hanya terdapat satu bakal calon yang
memenuhi syarat, tahapan pemilihan dilanjutkan
(2) Apabila berdasarkan hasil penelitian dan/atau penelitian ulang ternyata tidak ada bakal calon
yang memenuhi syarat, Panitia Pemilihan mengadakan penjaringan ulang dengan membuka
pendaftaran lagi bakal calon setelah pemberitahuan hasil penelitian
.
Bagian keempat
Penetapan calon
Pasal 20
(1) Berdasarkan hasil penelitian, panitia pemilihan menetapkan nama bakal calon yang memenuhi
syarat sebagai Calon Kepala Desa dalam Berita Acara Penetapan Calon
(2) Calon Kepala Desa disampaikan kepada BPD untuk ditetapkan sebagai Calon yang berhak
dipilih dengan Keputusan BPD
(3) Keputusan BPD tentang penetapan calon yang berhak dipilih disampaikan kepada Panitia
Pemilihan paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal ditetapkan

Bagian kelima
Daftar Calon Yang Berhak Dipilih
Pasal 21
(1) Panitia Pemilihan mengumumkan secara luas daftar nama calon yang berhak dipilih
(2) Calon yang ber hak dipilih wajib hadir pada waktu pemungutan suara.

Pasal 22
(1) Setelah pengumuman calon yang berhak dipilih, calon dilarang mengundurkan diri
(2) Dalam hal calon yang berhak dipilih mengundurkan diri, maka calon dimaksud dinyatakan gugur
sebagai calon yang berhak dipilih dan diumumkan kepada masyarakat
(3) Calon yang dinyatakan gugur, tidak mengubah nomor urut dan tanda gambar calon yang berhak
dipilih yang telah ditetapkan
(4) Dalam hal pengunduran diri calon yang berhak dipilih mengakibatkan terjadinya calon tunggal,
tahapan pemilihan tetap dilanjutkan
(5) Dalam hal calon yang berhak dipilih yang mengundurkan diri adalah calon tunggal, maka
tahapan pemilihan dihentikan dan paling cepat 7(tujuh) hari sejak pengunduran diri calon yang
berhak dipilih, panitia pemilihan mengadakan penjaringan ulang dengan membuka pendaftaran
kembali bakal calon.
Bagian keenam
Pengundian Nomor Urut Dan Tanda Gambar Calon
Pasal 23

(1) Segera setelah pengumuman, dilakukan penentuan nomor urut dan tanda gambar masing-
masing calon yang berhak dipilih melalui undian dalam rapat Panitia yang dihadiri oleh calon
yang berhak dipilih, Panitia Pemilihan dan Anggota BPD
(2) Tanda Gambar, tidak boleh menggunakan gambar mirip peserta pemilihan umum dan/atau
simbol sesuatu organisasi dan/atau lembaga pemerintah dan/atau agama
(3) Nomor urut dan tanda gambar yang telah ditetapkan, disusun dan dituangkan dalam berita
acara

BAB IV
PENGADAAN DAN BENTUK SURAT SUARA
Bagian pertama
Pengadaan surat suara
(1) Pasal 24
(1) Penyediaan surat suara dilakukan oleh Panitia
(2) Surat suara harus sudah tersedia selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara,
(3) Jumlah surat suara disesuaikan dengan Jumlah Pemilih ditambah cadangan sebesar 5 % dari
Jumlah Pemilih
(4) Jumlah surat suara sebelum digunakan dihitung dan dibuatkan Berita Acara

Pasal 25
(1) Surat suara yang akan digunakan ditanda tangani oleh Ketua dan distempel Panitia
(2) Surat suara sebelum digunakan disimpan dalam kotak suara,  dikunci dan disegel serta dijaga
keamanannya.

Bentuk surat suara
Pasal 26
Bentuk dan model surat suara, ditetapkan sebagi berikut :
(1) Memuat nama desa, Kecamatan dan Kabupaten ;
(2) Foto terbaru Calon Kepala Desa dengan mengenakan pakaian bebas, rapi dan sopan berwarna
dengan ukuran disesuaikan jumlah Calon Kepala Desa yang berhak dipilih.
(3) Nomor urut Calon Kepala Desa berada diatas foto calon, berurutan mulai nomor terkecil dari kiri
ke kanan ;
(4) Pada bagian bawah kanan sebelah belakang surat suara disediakan tempat untuk tanda tangan
ketua panitia Pemilihan Kepala Desa atau anggota Panitia yang mendapatkan mandat dari ketua
apabila ketua berhalangan ;
(5) Ukuran kertas kartu suara ditentukan berdasarkan jumlah Calon Kepala Desa yang akan dipilih.

BAB IV
KAMPANYE CALON
Bagian pertama
Pelaksanaan kampanye
Pasal 27

Pelaksanaan kampanye diarahkan pada hal - hal yang bersifat positif dan menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.

Pasal 28
(1) Kampanye dilaksanakan sebagai kesempatan bagi para calon yang berhak dipilih untuk
menyampaikan visi, misi dan program calon.
(2) Pelaksanaan kampanye dilakukan diseluruh wilayah desa.dan dilaksanakan oleh masing-masing
calon yang berhak dipilih.
(3) Kampanye dilaksanakan sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan masyarakat
mempunyai kebebasan menghadiri kampanye.

Pasal 29
(1) Jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh panitia pemilihan dengan memperhatikan usul
dari para calon yang berhak dipilih
(2) Biaya pelaksanan kampanye dibebankan kepada calon masing-masing.
(3) Tata tertib kampanya ditetapkan oleh Panitia Pemilihan, atas  ketentuan:
a. Waktu dan tempat ;
b. Materi dan naskah kampanya ;
c. Bentuk kampanye ;
d. Larangan-larangan dalam kampanye ;
e. Kesopanan ;
f. Keamanan.

Pasal 30
(1)         kampanye dapat dilakukan dalam bentuk :
a.             Rapat umum dan tatap muka ;
b.             Pemasangan, penyebaran tanda gambar dan program masing-masing calon
c.             Pemasangan spanduk, baligho, pamflet, leaflet dan lain-lain.
(2)         Naskah kampanye merupakan pemaparan program masing-masing Calon Kepala Desa, dan harus
diserahkan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa paling lambat 1 (satu) kali 24 (dua puluh empat) jam
sebelum pelaksanaan kampanye dalam bentuk Rapat terbuka.
(3)         Panitia Pemilihan melakukan penelitian terhadap naskah kampanye calon dan berhak untuk
melakukan koreksi terhadap naskah kampanye, tanda gambar, spanduk, baliho, pamflet dan lain-lain
alat perga kampanye yang dapat mengakibatkan terganggunya ketertiban dan ketentraman umum.
Bagian kedua
Larangan Kampanye
Pasal 31
Dalam pelaksanaan kampanye, calon dilarang :
a.             mempersoalkan Dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b.             menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, dan/atau calon Kepala Desa yang lain;
c.             menghasut atau mengadu domba perseorangan dan/atau kelompok masyarakat;
d.             menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada
perseorangan dan/atau kelompok masyarakat;
e.             mengganggu keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum;
f.              mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih pemerintahan yang sah;
g.             merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye calon lain;
h.             menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa;
i.               menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan;
j.               melakukan pawai atau arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki dan/atau dengan kendaraan
di jalan;
k.             membagi-bagikan uang, barang atau bentuk lainnya.

 Pasal 32
(1)          Pelanggaran atas ketentuan larangan pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)          Pelanggaran atas ketentuan larangan pelaksanaan kampanye yang merupakan pelanggaran tata cara
kampanye dapat dikenai sanksi berupa :
a.             peringatan tertulis dan/atau;
b.             penghentian kegiatan kampanye;
c.             pengguguran, apabila berat
(3)          Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Panitia Pemilihan yang diatur dalam tata tertib kampanye.

Bagian kedua
Masa Tenang
Pasal 33
(1)          Kampanye berakhir selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(2)          Waktu 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah merupakan masa tenang.

Pasal 34
(1)         Panitia Pemilihan harus memastikan pada masa tenag dalam tiga hari menjelang pemilihan segala alat
peraga kampanye sudah dibersihkan.
(2)         Panitia pemilihan mengevaluasi pelaksanaan kampanye yang dilaksanakan para calon

BAB V
PEMUNGUTAN SUARA
Bagian pertama
Persiapan pemungutan suara
Pasal 35
(1)         Surat undangan pemilihan harus sudah disampaiakan kepada pemilih paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum pemungutan suara dilaksanakan,
(2)         Penyerahan surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Panitia pemilihan
dapat melibatkan RT, RW dan Kepala Dusun.
(3)         Bagi pemilih yang belum terdaftar dapat dimasukan dalam daftar pemilih tambahan paling lambat 1
(satu) harisebelum pemungutan suara.

Pasal 36
(1)         Pembuatan bilik tempat pemungutan suara, kotak suara dan alat pencoblos dan alas alat pencoblos
disiapkan Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan lokasi
pemilihan.
(2)         Pengaturan lokasi bilik dan kotak suara diatur sedemikian rupa agar memudahkan lalu lintas Pemilih
dan pengawasan dari Petugas Panitia.

Pasal 37
Untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan Calon Kepala Desa, Panitia Pemilihan menyediakan :
a.             Papan pengumuman yang memuat nama-nama calon yang berhak dipilih sesuai penetapan BPD ;
b.             Surat suara yang memuat foto calon yang berhak dipilih yang telah ditandatangani oleh Ketua Panitia
Pemilihan sebagai tanda surat suara yang sah ;
c.             Sebuah kotak suara atau lebih yang besarnya disesuaikan kebutuhan berikut kuncinya ;
d.             Bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanan pemberian suara ;
e.             Alat pencoblos di dalam bilik suara ;
f.              Papan tulis untuk menghitung suara.

Bagian pertama
Pelaksanaan pemungutan suara
Pasal 38
(1)         Pelaksana Pemilihan Calon Kepala Desa harus  dihadiri oleh BPD, Panitia Pemilihan dan Calon dan
saksi yang berhak dipilih.
(2)         Penentuan tempat duduk Calon Kepala Desa didasarkan urutan nomor yang tercantum dalam surat
suara.
Pasal 39

 (1)   Pemilihan Calon Kepala Desa dilaksnakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil   hanya
oleh penduduk desa yang telah terdaftar sebagi pemilih pada Daftar Pemilih Tetap (DPT);
(2)   Pemberian suara dilakukan dengan mencoblos foto calon yang berhak dipilih dalam bilik suara yang
telah disediakan oleh panitia pemilihan.
(3)   Seorang pemilih hanya memberikan suaranya kepada 1 (satu) orang calon yang berhak dipilih.
(4)   Seorang pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan, tidak dapat diwakilkan dengan cara
apapun.

Pasal 40

(1)         Sebelum melaksanakan pemungutan suara, panitia pemilihan membuka kotak suara dan
memperlihatkannya kepada para pemilih bahwa kotak suara dalam keadaan kosong serta menutupnya
kembalai, mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau stempel
panitia pemilihan.
(2)         Pemilih yang hadir diberikan selembar surat suara oleh panitia pemilihan melalui pemanggilan
berdasarkan urutan daftar hadir.
(3)         Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila surat suara dimaksud
dalam keadaan cacat kepada panitia pemilihan dan diganti dengan surat suara yang baru.
(4)         Penggantian surat suara yang baru harus dibuka dan diteliti Panitia Pemilihan sebelum diserahkan
kepada pemilih.

Pasal 41

(1)         Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara dengan menggunakan alat coblos yang telah
disediakan oleh panitia pemilihan;
(2)         Pemilih yang masuk ke dalam bilik suara adalah pemilih yang akan menggunakan hak suaranya.
(3)         Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara kedalam kotak suara yang telah
disediakan dalam keadaan terlipat.

Pasal 42
(1)         Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia pemilihan berkewajiban untuk:
a.             Menjamin agar tata demokrasi berjalan dengan lancar, tertib, aman dan teratur ;
b.             Menjamin pelaksanaan pemungutan suara berjalan dengan tertib.
(2)         Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon yang berhak dipilih harus berada ditempat yang
telah ditentukan untuk mengikuti pelaksanaan pemungutan suara;
(3)         Panitia pemilihan memastikan agar setiap orang yang berhak memilih hanya memberikan satu suara
dan menolak pemberian suara yang diwakilkan dengan alasan apapun.
Pasal 43
(1)         Pemungutan suara mulai dilaksnakan mulai jam 08.00 pagi , setelah dibuka oleh Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa.
(2)         Batas waktu pemungutan suara ditetapkan oleh Panitia dalam Tata tertib Panitia dengan
mempertimbangkan jumlah hak pilih dan luas Wilayah desa.
(3)         Pemilih yang telah hadir dilokasi tempat pemungutan suara dan telah mendaftarkan diri kepada
Panitia, meskipun waktu pemungutan suara telah berakhir, tetap diberikan kesempatan untuk
menggunakan hak pilihnya.
(4)         Pemilih yang cacat, dalam menggunakan hak pilihnya dapat dibantu oleh Panitia didampingi oleh
petugas keamanan.
(5)         Setelah semua Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selesai menggunakan hak pilihnya, Ketua
Panitia segera menyatakan pemungutan suara ditutup dan dilanjutkan dengan penghitungan suara.
(6)   Penutupan pemungutan suara dituangkan dalam Berita Acara pemungutan Suara yang ditanda tangani
oleh Panitia dan Calon Kepala Desa.

BAB VI
PENGHITUNGAN SUARA
Pasal 44
(1)         Setelah semua pemilih menggunakan hak pilihnya untuk memberikan suaranya, panitia pemilihan
meminta kepada masing-masing calon yang berhak dipilih untuk menugaskan 1 (satu) orang pemilih
untuk menjadi saksi dalam penghitungan suara;
(2)         Saksi yang ditunjuk oleh calon adalah salah satu pemilih yang benar-benar memahami ketentuan sah
dan tidaknya kartu suara yang dicoblos.
(3)         Dalam hal calon tidak menunjuk saksi tidak mengurangi keabsahan hasil pemilihan Kepala Desa.
Pasal 45
(1)         Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan menghitung surat suara.
(2)         Setiap lembar surat suara diambil dan diteliti satu demi satu untuk mengetahui suara yang diberikan
kepada calon yang berhak dipilih.
(3)         Penghitungan Suara yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan menyebutkan nama
Calon Kepala desa dan apabila terdapat nama calon yang sama disebutkan nomor urut yang
bersangkutan.
(4)         Panitia Pemilihan membaca dan menyebutkan nama calon yang mendapat suara tersebut serta
mencatatnya di papan tulis yang dapat dilihat dengan jelas oleh semua pemilih yang hadir.
(5)         Dalam menyebutkan nama Calon Kepala Desa, dengan suara yang jelas dan tekanan suara yang sama.
(6)         Bila terjadi kekeliruan pengucapan nama Calon yang memperoleh suara, sehingga mengakibatkan
perbedaan pencatatan perolehan suara atau menimbulkan keraguan pencatatan suara, Panitia
menghitung ulang perolehan kartu suara yang telah dicoblos pada saat diketahui kekeliruan.

Pasal 46
(1)    Surat suara dianggap  tidak sah, apabila :
a.             Tidak menggunakan surat suara yang telah ditentukan oleh panitia ;
b.             Tidak terdapat tanda tangan ketua panitia dan stempel panitia pemilihan ;
c.             Ditanda tangani atau memuat tanda yang menunjukkan identitas pemilih ;
d.             Memberikan suara untuk lebih dari satu calon yang berhak dipilih ;
e.             Menentukan calon lain, selain dari calon yang berhak dipilih yang telah ditentukan ;
f.              Mencoblos diluar kotak foto atau nama atau nomor urut calon yang disediakan ;
(2)     Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah diumumkan kepada pemilih pada saat itu juga.
Pasal 47
(1)         Setelah penghitungan suara selesai, diumumkan perolehan suara masing-masing Calon Kepala Desa.
(2)         Hasil pelaksanaan penghitungan suara dituangkan dalam Berita Acara penghitungan suara yang
ditandatangani oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa dan Calon Kepala Desa serta saksi yang ditunjuk.
(3)         Dalam hal Calon Kepala Desa atau Saksi yang ditunjuk meninggalkan tempat sebelum berakhirnya
penghitungan suara dan tidak bersedia tanda tangan dalam Berita Acara tidak mengurangi keabsahan
Berita Acara penghitungan suara.
(4)         Berita Acara tahapan-tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ditanda tangani oleh Panitia.
Pasal 48
(1)         Calon Kepala Desa yang berhak dipilih yang mendapatkan dukungan suara sah terbanyak dinyatakan
sebagai Calon Kepala Desa yang terpilih.
(2)         Apabila Calon Kepala Desa yang berhak dipilih yang memperoleh suara terbanyak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih dari satu orang dengan jumlah yang sama, maka untuk menentukan calon
yang berhak menjadi Kepala Desa diadakan pemilihan ulang.
(3)         Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan hanya untuk calon-calon yang
mendapatkan suara terbanyak dalam jumlah yang sama, paling lambat 15 (lima belas) hari sejak
penandatanganan Berita Acara Pemilihan.
(4)         Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hasilnya tetap sama, maka untuk
menetapkan calon terpilih diadakan pemilihan ulang kedua, dengan ketentuan sebagaimana
pemilihan ulang yang pertama.
(5)         Apabila dalam pemilihan ulang kedua tidak diperoleh calon terpilih maka dibuka pendaftaran kembali
pencalonan Kepala Desa, dengan tahapan dan mekanisme sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
perundnag-undangan yang berlaku.

BAB VII
PENETAPAN CALON TERPILIH
Pasal 49
(1)         Setelah penghitungan suara selesai, Panitia Pemilihan menyusun, menandatangani dan membacakan
Berita Acara Pemilihan.
(2)         Laporan pelaksanaan pemilihan calon Kepala Desa dan Berita Acara pemilihan disampaikan oleh
Panitia Pemilihan kepada BPD.
Pasal 50
(1)         Calon Kepala Desa yang memperoleh suara sah terbanyak dari surat suara yang digunakan ditetapkan
sebagai Calon Terpilih dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan pelaksanaan pemilihan.
(2)         BPD mengusulkan pengesahan dan pengangkatan Calon Kepala Desa terpilih kepada Bupati melalui
Camat untuk ditetapkan dan dilantik sebagai Kepala Desa, paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima
laporan dari Panitia Pemilihan.
(3)         Pengusulan pengesahan dan pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
a.             Berita Acara pemungutan suara.
b.             Berita Acara hasil penghitungan suara ;
c.             Keputusan BPD tentang penetapan Calon yang berhak dipilih ;
d.             Keputusan BPD tentang penetapan Calon Terpilih ;
e.             Berita Acara penelitian berkas persyaratan administrasi Calon
f.              Berkas permohonan dan persyaratan administrasi Calon Terpilih.
g.             Surat-surat lain yang berkaitan dengan Pemilihan Kepala Desa terdiri dari Tata Tertib, susunan
Panitia, Kartu suara, dan Surat Undangan Pemilih.

BAB VIII
BIAYA PEMILIHAN
Pasal 51
Biaya pemilihan Kepala Desa berasal dari :
a.             APBD Kabupaten ;
b.             APBDes ;
c.             Pendaftaran bakal calon
d.             Bantuan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 34
Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa tentang Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa ini mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkan.
 

Ditetapkan di         :  MUKTISARI


Pada tanggal         : ..........................

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA MUKTISARI
KETUA,

AMIR KUSMAYA, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai