Anda di halaman 1dari 21

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

DESA . .. . . . . . .
KECAMATAN ....................
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ..........


NOMOR : /KEP/PPKD-...../...../20...

TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
KECAMATAN.............................

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .......... KECAMATAN ....................


Menimban : a. bahwa untuk kepastian aturan pelaksanaan dan mendukung
g terlaksananya Pemilihan Kepala Desa Serentak di Desa ...........
Kecamatan .................... Kabupaten Ogan Komering Ilir, perlu
adanya aturan terkait Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa;
b. bahwa berdasarkan Rapat Panitia pada tanggal .................. terkait
penyusunan tata tertib Pemilihan yang telah koordinasikan dan
dikonsultasikan dengan Badan Permusyawaratan Desa dan Pihak
Kecamatan maka ditetapkanlah aturan Pemilihan Kepala
Desa .................... Kecamatan...................;
c. bahwa Peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu
diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Panitia Pemilihan Kepala
Desa .................... Kecamatan...................;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 292,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5601);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah terkahir kali dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 2092) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112
Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1221);

7.Peraturan Daerah. ...


2

7. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 1 Tahun


2015 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering
Ilir Tahun 2015 Nomor 1);
8. Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pemilihan Kepala Desa Serentak dan Pemberhentian
Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun
2015 Nomor 11) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 18 Tahun 2017 tentang
Perubahan Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pemilihan Kepala Desa Serentak dan
Pemberhentian Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten Ogan
Komering Ilir Tahun 2017 Nomor 18);

MEMUTUSKAN:

Menetapka : PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .......... KECAMATAN


n .................... TENTANG PERATURAN TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA
DESA ........... KECAMATAN..........................

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsure
penyelenggara Pemerintah Daerah;
3. Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ilir;
4. Kecamatan adalah Kecamatan ....................;
5. Desa adalah Desa ..........;
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Desa .......... dan Badan Permusyawaratan Desa ..........;
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa .......... dan Perangkat Desa .......... sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa;
8. Kepala Desa adalah Kepala Desa ..........;
9. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah BPD Desa ..........;
10. Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Pilkades adalah Pilkades Desa
..........;
11. Bakal Calon Kepala Desa adalah Warga Negara Indonesia .......... yang berdasarkan
penjaringan oleh Panitia Pilkades dinyatakan telah memenuhi syarat-syarat
administratif dan ditetapkan sebagai bakal Calon Kepala Desa;
12. Calon Kepala Desa adalah Bakal Calon yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa sebagai Calon Kepala Desa;
13. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih adalah Calon Kepala Desa .......... yang telah
melewati proses penjaringan dan penyaringan yang ditetapkan oleh BPD sebagai
Calon Kepala Desa yang berhak mengikuti Plikades;
14. Calon Kepala Desa Terpilih adalah Calon Kepala Desa .......... yang berdasarkan
penghitungan suara terbanyak dalam pelaksanaan Pilkades;
15. Pemilih adalah penduduk Desa .......... yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pilkades
dan memenuhi persyaratan untuk menjadi pemilih;
16. Hak pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk memberikan suara dalam Pilkades;

17.Penjaringan. ...
3

17. Penjaringan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Pilkades untuk
mendapatkan Bakal Calon dari warga Desa ..........;
18. Penyaringan adalah seleksi dari segi administrasi, kemampuan dan kepemimpinan
yang dilakukan oleh Panitia Pilkades untuk menentukan Calon Kepala Desa ..........
yang memenuhi persyaratan;
19. Kampanye Pilkades yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan dalam
rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon
Kepala Desa;
20. Saksi adalah Perwakilan dari Calon Kepala Desa sekaligus sebagai pengawas atas
pelaksanaan pemilihan kepala desa;

BAB II
TAHAPAN PILKADES

Pasal 2

(1). Tahapan Pemilihan Kepala Desa ................... Kecamatan............... sebagai berikut:

(2).
(3).
(4).
(5). Sekretariat Pemilihan Kepala Desa berada
di ................................................................ dan sekaligus sebagai tempat
pendaftaran calon kepada desa;
(6). Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibuat sebanyak........ unit, yang berada
di................................ dengan jumlah Kotak Suara sebanyak......... unit;
(7). Tahapan Pilkades terdiri dari Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan;
(8). Tahap persiapan Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Rapat Perencanaan penyelenggaraan, meliputi


pengaturan tata tertib dan tahapan,
b. Pencacahan/Sensus Pemilih Sementara;

(9). Tahap Pelaksanaan Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pengumuman Tahap I :
b. Pengumuman Tahap II :
(apabila calon kurang dari 2 orang)
c. Penjaringan dan Penyaringan :
d. Pengumuman Daftar Mata Pilih Sementara :
e. Pengesahan Bakal Calon Kepala Desa :
f. Pengesahan Calon yang berhak dipilih, Daftar Pilih :
Tetap, Biaya Pemilihan dan Pengesahan Tata Tertib
g. Kampanye :
h Hari Tenang dan Pembagian Undangan :
.
i. Pelaksanaan Pilkades :
(Pemungutan dan Penghitungan Suara)

(10). Waktu Pemungutan Suara dari Pukul ........................ s.d Pukul....................


(11). Apabila terjadi Perubahan Jadwal Tahap Pilkades, akan diatur lebih lanjut dengan
musyawarah dan ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pilkades.

BAB III
PENYELENGGARA PILKADES
Pasal 3

1) Pilkades diselenggarakan oleh Panitia Pilkades dibantu petugas sekretariat dan


diawasi secara langsung oleh BPD.
2) Pilkades dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil.
3) Dalam pelaksanaan Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Panitia Pilkades
bertanggung jawab kepada BPD.

Pasal 4

1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) , mempunyai tugas:

a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan


mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui Camat;
c. mengelola biaya/anggaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara efisien,
efektif, transparan dan akuntabel;
d. menyusun tata tertib Pemilihan Kepala Desa;
e. mengadakan sosialisasi pelaksanaan Pemilihan;
f. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
g. mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
h. menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;
i. menyerahkan hasil penetapan calon kepada BPD;
j. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
k. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
l. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan tempat pemungutan suara;
m. melaksanakan pemungutan suara;
n. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil
pemilihan keseluruhan dan per TPS;
o. menetapkan calon Kepala Desa terpilih; dan
p. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.
q. mengumumkan di papan pengumuman yang terbuka nama-nama Calon dan
daftar pemilih yang sudah disahkan di papan pengumuman Kantor Kepala Desa,
setiap Rukun Tetangga (RT) dan atau ditempat strategis lainnya;
r. melaksanakan pemungutan suara dengan tertib, aman, lancar dan teratur;
s. melaksanakan penghitungan suara secara cermat, transparan dan tertib;
t. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara;
u. menerima dan menyelesaikan pengaduan masyarakat terkait permasalahan
pemilihan Kepala Desa dengan berkoordinasi langsung ke BPD dan/atau Camat;
v. membuat berita acara Pemilihan Kepala Desa, yang meliputi berita acara jalannya
pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, berita acara pemungutan dan hasil
perhitungan suara sebagai lampiran pengajuan pengangkatan kepada Bupati;
w. melaporkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa kepada BPD.
2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) , mempunyai
wewenang:

a. melakukan pemeriksaan identitas Bakal Calon Kepala Desa berdasarkan


persyaratan yang ditentukan;
b. mengajukan sedikitnya 2 (dua) orang Bakal Calon Kepala Desa dan paling banyak
5 orang yang memenuhi syarat kepada BPD untuk ditetapkan sebagai Calon
Kepala Desa;
c. mengundi dan menetapkan tanda gambar Calon;
d. mengesahkan hasil perhitungan suara.
3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) , mempunyai
tanggungjawab:

a. memperlakukan Calon Kepala Desa secara adil dan setara;


b. menyampaikan laporan kepada BPD untuk setiap tahapan pelaksanaan Pemilihan
dan menyampaikan informasi kepada masyarakat;
c. melaksanakan tahapan Pemilihan tepat waktu;
d. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran.
4) Panitia Pilkades dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretariat Panitia yang
terdiri dari Seksi-Seksi dan Panitia TPS serta petugas keamanan.

Pasal 5

1) Besaran biaya Pilkades ditetapkan oleh Panitia bersama BPD dan disetujui oleh para
calon.
2) Dalam menetapkan biaya Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menerapkan prinsip efisiensi, kewajaran, kepatutan dan standarisasi indeks biaya
yang berlaku di Pemerintah Daerah
3) Rencana biaya pemilihan tersebut pada ayat (1) biaya dari calon dan dibantu oleh
pemerintah daerah sesuai ketentuan kemudian diajukan ke Bupati untuk
mendapatkan persetujuan.

BAB IV
PENETAPAN PEMILIH

Pasal 6
Pemilih adalah mereka yang harus memenuhi syarat-syarat :
a. terdaftar sebagai pemilih dalam DPT;
b. penduduk desa setempat yang pada hari pemungutan suara pemilihan kades sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah ditetapkan sebagai
pemilih.
c. penduduk desa setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) dan Kartu Keluarga (KK) atau Surat Keterangan tanda bukti yang sah dan/atau
telah berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkannya
daftar pemilih sementara.
d. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
e. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;

Pasal 7

1) Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.


2) Seseorang yang telah terdaftar dalam DPT, ternyata tidak lagi memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat menggunakan hak pilihnya.

Pasal 8

1) Dalam hal menentukan/mendata Daftar Pemilih Sementara (DPS), Panitia dapat


mengacuh pada DPT Pemilukada dan/atau pendataan ulang panitia.
2) DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimutakhirkan dan divalidasi dengan
keadaan dilapangan, ditambah dengan daftar pemilih tambahan;
3) DPS diumumkan di tempat terbuka meliputi : balai desa/dusun dan tempat-tempat
umum kecuali tempat ibadah, tempat-tempat pendidikan dan tempat-tempat
pelayanan kesehatan.
4) DPS diteliti oleh Panitia, BPD dan Calon Kepala Desa.
5) Pemilih yang memenuhi persyararatan namun tidak terdaftar dimasukkan kedalam
Daftar Mata Pilih Tambahan (DPTam);
6) DPS dan DPTam ditetapkan oleh BPD menjadi Daftar Mata Pilih Tetap (DPT) yang pada
setiap lembarnya ditanda tangani/paraf oleh Calon dan Panitia.
7) Calon Kepala Desa menerima salinan DPT yang telah ditetapkan oleh BPD dari Panitia
Pilkades.
8) Rekapitulasi DPT ditanda tangani seluruh Panitia dan Ketua BPD dan disetujui serta
ditanda tangani oleh calon bermaterai 10.000.

BAB V
PENDAFTARAN DAN PENETAPAN CALON
Bagian Kesatu
Persyaratan Calon Kepala Desa
Pasal 9
Yang dapat mendaftar dan dapat dipilih sebagai Kepala Desa adalah Warganegara
Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan melampirkan persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:

a. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat diatas
bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa;
b. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-
Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah yang
dibuat diatas bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa;
c. fotocopy Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan/atau ijazah yang bersangkutan dari
SD/MI/Sederajat sampai dengan ijazah terakhir yang telah mendapat pengesahan /
legalisir dari Kepala Sekolah yang bersangkutan (pejabat yang berwenang);
d. surat keterangan dari Kepala Sekolah dari SD/MI/Sederajat sampai dengan
pendidikan terakhir yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bersekolah di
tempat tersebut dan menyelesaikan pendidikannya sampai tamat;
e. khusus bakal calon Kepala Desa yang memakai Ijazah Paket A,B atau Paket C
melengkapi persyaratan untuk diverifikasi sebagai berikut:
1. surat keterangan sebagai warga belajar Paket A, Paket B atau Paket C dari
lembaga penyelenggara (Ketua PKBM/POKJAR) setempat diketahui oleh Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
2. fotocopy daftar nominatif calon peserta ujian nasional dari ketua Panitia dilegalisir
oleh oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat;
3. fotocopy pengumuman hasil ujian nasional paket tersebut dari Balitbang Jakarta
dilegalisir oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
4. fotocopy ijazah dan SKHUN Paket yang dilegalisir oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
f. khusus untuk penggatian ijazah karena hilang atau sebab lainnya harus dilengkapi
dengan:
1. surat Keterangan Laporan dari Kepolisian;
2. fotocopy Surat Keterangan Pengganti Ijazah dilegalisir;
3. fotocopy Nilai Ijazah/Nilai Ujian dilegalisir;
g. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/SIM/Identitas lainnya yang sudah dilegalisir
oleh Pejabat yang berwenang;
h. fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang sudah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang;
i. surat keterangan berdomisili dari Ketua RT/RW atau Kepala Dusun diketahui
Penjabat berwenang;
j. fotocopy Akta Kelahiran atau Surat Keterangan/Kenal Lahir yang sudah dilegalisir
oleh Pejabat yang berwenang;
k. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa diatas bermaterai cukup
dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa;
l. surat keterangan sehat dari Dokter Pemerintah/Rumah Sakit Pemerintah yang
ditunjuk, atas dasar hasil pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menilai calon yang bersangkutan dapat/tidak melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai Kepala Desa;
m. surat keterangan bebas narkoba dari Rumah Sakit yang akan ditunjuk lebih lanjut
oleh Bupati dan dari Badan Narkotika Kabupaten OKI;
n. surat keterangan catatan kepolisian (SKCK);
o. surat keterangan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan Putusan Pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pengadilan negeri, kecuali 5
(lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta
bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
p. surat keterangan sedang tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dari pengadilan negeri;
q. surat pernyataan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa 3 (tiga) kali masa
jabatan, baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut;
r. izin tertulis dari pejabat yang berwenang/Pembina Kepegawaian (khusus bagi
TNI/POLRI/PNS/PTT, Kepala Desa dan Perangkat Desa);
s. surat permohonan izin cuti/surat izin cuti dari pejabat yang berwenang (bagi
TNI/POLRI, BUMN/BUMD, PNS, PTT, Kepala Desa dan Perangkat Desa);
t. daftar riwayat hidup, dibuat dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa di
atas materai cukup;
u. pas foto berwarna ukuran 4X6 sebanyak 4 lembar.
v. syarat-syarat lain yang diatur dalam Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa oleh Panitia
seperti Surat Pernyataan Berkas/Dokumen yang disampaikan oleh Calon yang
bersangkutan Benar dan Asli sesuai Ketentuan dan lain sebagainya;
w. surat permohonan beserta lampirannya dimasukan ke dalam map/amplop besar
tertutup dan ditulis nama Bakal Calon.

Pasal 10
Untuk menjamin keabsahan berkas yang disampaikan oleh Bakal Calon Kepala Desa,
diminta kepada yang bersangkutan membuat pernyataan bahwa berkas yang disampaikan
itu adalah benar dan sesuai dengan ketentuan serta siap mempertanggung jawabkan
berkas yang disampaikan dihadapan hukum, diatas materai 10.000.

Bagian Kedua
Penjaringan, Penyaringan dan Penetapan Calon Kepala Desa
Pasal 11
1) Pencalonan Kepala Desa dilaksanakan melalui penjaringan dan penyaringan
persyaratan administrasi Bakal Calon oleh Panitia Pelaksana Pilkades.
2) Dalam proses penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui
sosialisasi, pengumuman dan pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada warga
masyarakat untuk mengajukan Bakal Calon Kepala Desa atau mencalonkan diri
sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
3) Panitia Pilkades menginventarisir berkas persyaratan Bakal Calon Kepala Desa yang
mendaftar sebanyak 5 (lima) rangkap, dan ditetapkan dalam berita Acara Hasil
Penjaringan Bakal Calon Kepala Desa.
4) Bagi Bakal Calon Kepala Desa yang dinyatakan kurang persyaratan/tidak memenuhi
berkas persyaratan dalam penjaringan diberitahukan oleh Panitia Pilkades untuk
memenuhi berkas persyaratan dalam waktu yang ditetapkan.
5) Bakal Calon yang telah lulus penjaringan dan penyaringan akan dilakukan seleksi
lebih lanjut oleh Panitia dan pihak kecamatan dengan materi yang ditentukan serta
diperkenankan menyampaikan visi, misi dan program kerja dihadapan masyarakat
6) Berdasarkan hasil penjaringan, penyaringan, penelitian dan seleksi oleh Panitia dan
kecamatan, Panitia Pilkades menetapkan nama-nama Bakal Calon yang memenuhi
persyaratan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak dipilih.
7) Keputusan Hasil Penjaringan, penyaringan, penelitian dan seleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) besifat mutlak tidak dapat digangu gugat.

Pasal 12

1) Dalam hal bakal calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan berjumlah paling
sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang, Panitia pemilihan Kepala Desa
menetapkan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa.
2) Calon Kepala Desa yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
kepada masyarakat.
3) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, panitia
melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria, dengan urutan sebagai
berikut:
a. usia yang paling muda/produktif (25 s.d 60 Tahun);
b. tingkat pendidikan yang paling tinggi dengan urutan Sarjana, SLTA, Paket C, SLTP
dan Paket B;
c. nilai tertinggi ujian tertulis yang dilaksanakan Panitia.
d. pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan yang paling lama dibuktikan
dengan Surat Keterangan dari pejabat berwenang;

Bagian Ketiga
Penetapan Nomor Urut Calon

Pasal 13

1) Calon Kepala Desa yang telah lulus dari seleksi menyampaikan pas photo terbaru
Calon kepada Panitia;
2) Panitia mengadakan pengundian nomor Calon Kepala Desa yang telah lulus dari
seleksi yang dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Calon Kepala Desa
3) Calon Kepala Desa yang berhak dipilih, photo/gambar serta nomor calon ditetapkan
dengan Keputusan BPD Desa ...........

BAB VI
KAMPANYE
Bagian Pertama
Hak Masyarakat, Kewajiban dan Hak Calon dan Peran Pemerintah Daerah / Desa

Pasal 14

Calon diberikan kebebasan menempelkan gambar calon dengan ketentuan tidak pada
ditempatkan pada tempat ibadah, puskesdes atau tempat-tempat pelayanan kesehatan,
gedung milik Pemerintah, lembaga pendidikan/gedung sekolah, dan tempat milik
perseorangan atau badan swasta kecuali ijin pemilik tempat yang bersangkutan.

Pasal 15

Masyarakat di wilayah desa tempat penyelenggaraan Pilkades mempunyai kebebasan


untuk berpartisipasi dalam menghadiri setiap kampanye Pilkades.
Pasal 16

1) Calon Kepala Desa mempunyai hak, kesempatan dan perlakuan yang adil dan setara
dalam kampanye serta hak untuk mendapatkan informasi atau data Pemerintah
Daerah / Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2) Calon Kepala Desa wajib membantu Panitia Pilkades dalam menjaga ketertiban
keamanan kampanye dan kelancaran penyelenggaraan kampanye.

Bagian Kedua
Ketentuan, Waktu, Bentuk, Bahan Dan Alat Peraga Kampanye
Paragraf Kesatu
Ketentuan Kampanye

Pasal 17

1) Untuk dapat dikategorikan sebagai kegiatan kampanye, harus memenuhi unsur yang
dilakukan oleh Calon Kepala Desa dengan meyakinkan para pemilih dalam rangka
memperoleh dukungan sebesar-besarnya, menyampaikan visi, misi dan program
Calon Kepala Desa, secara tertulis atau lisan, dalam bentuk kampanye pada waktu
yang telah ditetapkan
2) Materi dan substansi kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan panitia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Pengaturan pelaksanaan Kampanye dan masa tentang ditentukan oleh Panitia
dengan persetujuan dari BPD dan Pihak Kecamatan dan disampaikan kepada calon
dan pihak-pihak yang berkaitan.

Paragraf Kedua
Bentuk-bentuk Kampanye
Pasal 18

1) Kampanye dalam bentuk pertemuan terbatas, tatap muka dan dialag dilaksanakan
dalam ruangan atau gedung/rumah atau tempat yang bersifat tertutup dengan
jumlah peserta tidak melampaui kapasitas sesuai dengan jumlah tempat duduk,
dengan peserta pendukung dan / atau undangan lainnya yang bukan pendukung.
2) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diadakan dialog yang sifatnya
interaktif dan hanya dibenarkan membawa atau menggunakan atribut, yaitu nomor
urut, gambar simbol dan foto Calon Kepala Desa yang mengadakan kampanye
ditempat pertemuan tatap muka dan dialog.

Pasal 19

1) Kampanye dalam bentuk penyebaran melalui alat peraga, media cetak, dilaksanakan
melalui cetakan, tulisan atau foto copy melalui penyebaran leaflet, booklet dan
sejenisnya yang dipasang sesuai ketentuan ditempat/ lokasi yang ditetapkan dan/
atau diijinkan oleh Panitia Pilkades, dan/atau atas ijin pemilik tempat yang
bersangkutan.
2) Pemasangan tersebut mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan kesehatan,
ketertiban dan keamanan

Pasal 20

Kampanye dalam bentuk rapat umum, dilaksanakan pada ruang terbuka misalnya
lapangan yang dihadiri oleh warga masyarakat pendukung dan warga masyarakat umum
lainnya dengan tetap memperhatikan ketertiban umum dan kapasitas / daya tampung
tempat-tempat tersebut.
Bagian Ketiga
Larangan Kampanye
Pasal 21

Calon Kepala Desa dan setiap orang dilarang melakukan kegiatan kampanye, pada masa:
1) Sebelum waktu dimulai kampanye;
2) Kampanye di luar waktu yang ditentukan;
3) Hari pemungutan suara.

Pasal 22

Dalam pelaksanaan kampanye, Calon Kepala Desa dilarang:


1. Mempersoalkan Dasar Negara Pancasila dan Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945;
2. Menghina seseorang, agama, suku, ras golongan, peserta pemilihan;
3. Menghasut atau mengadu domba sekelompok orang, perseorangan, dan / atau
organisasi kemasyarakatan / politik yang ada di desa;
4. Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang, kelompok masyarakat dan / atau organisasi
kemasyarakatan / politik yang ada didesa;
5. Mengganggu keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum;
6. Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menanjurkan penggunaan
kekerasan untuk mengambil alih tugas dan kewenangan Panitia Pilkades;
7. Merusak dan / atau menghilangkan alat peraga kapanye Calon Kepala Desa lainnya;
8. Menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan;
9. Melakukan pawai dan arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki dan/atau
dengan kendaraan di jalan raya;
10. Memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih;
11. Memasang alat peraga sebelum masa kampanye;
12. Menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah, Pemerintah Daerah, Kecamatan dan
/ atau Pemerintah Desa.

Bagian Keempat
Permasalahan Kampanye
Pasal 23

1) Permasalahan/Persengketaan mengenai kampanye diselesaikan oleh Panitia, Calon


dan BPD secara musyawarah dengan meminta bantuan pihak pemerintahan desa dan
kecamatan
2) Palanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Pertama
Waktu Pemungutan Suara
Pasal 24

1) Pemungutan suara dilaksanakan pada waktu dan tanggal yang telah ditetapkan.
2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memberikan suara melalui surat suara/mencoblos surat suara yang berisi nomor,
tanda gambar calon/photo calon dan nama calon yang ditentukan.
3) Setiap pemilih hanya mempunyai hak satu suara dan tidak boleh mewakilkan dengan
alasan apapun.
4) Pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan di Desa ...........

Bagian Kedua
Pemilih
Pasal 25

1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, pemilih harus tercantum dalam DPT dengan
membawa undangan pilkades yang diberikan oleh panitia.
2) Apabila pemilih tidak membawa undangan dan terdaftar di DPT maka yang
bersangkutan diberikan hak untuk memilih diakhir pelaksanaan pilkades atau sesuai
dengan kesepakatan Panitia dan calon kepala desa.
3) Pemilih menggunakan hak memilihnya di TPS yang telah ditentukan.

Paragraf Kesatu
Perlengkapan
Pasal 26

1) Perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan perhitungan suara di TPS, terdiri


dari:
a) Surat Suara sebanyak...........buah
b) Kotak suara sebanyak ......... buah;
c) Bilik suara sesuai kebutuhan;
d) Surat suara pemilihan sebanyak jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT
untuk TPS, dan ditambah surat suara cadangan sesuai ketentuan/kesepatan,
beserta kelengkapan administrasi lainnya, terdiri dari:
1. Tanda khusus / tinta paling banyak 1 (satu) botol;
2. Alat pencoblos dan alas pencoblosan surat suara sesuai kebutuhan;
3. Formulir berita acara pemungutan dan penghitungan suara;
4. Nominatif pemilih / DPT;
5. Tanda pengenal petugas yang dibuat oleh Panitia Pilkades;
6. Surat pemberitahuan untuk memberikan suara.
2) Untuk keamanan, surat suara dan alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, disimpan di Kantor
desa/kantor kecamatan atau tempat lain yang keberadaannya dapat terjamin
keamanannya.

Paragraf Kedua
Pembagian tugas
Pengumuman dan Pemberitahuan Pemberian Suara

Pasal 27

1) Panitia Pilkades mengumumkan hari, tanggal, waktu dan tempat pemungutan suara
di TPS kepada pemilih di Desanya untuk memberikan suara di TPS, paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
2) Pengumuman hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan menurut cara yang lazim digunakan di
Desa ...........
3) Penyampaian surat pemberitahuan/undangan untuk memberikan suara di TPS
kepada pemilih oleh panitia paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara.

Paragraf Ketiga
Penyiapan TPS

Pasal 28

1) Panitia Pilkades dengan dibantu oleh petugas sekretariat lainnya dan Petugas
Keamanan TPS mengatur penyiapan TPS di lokasi yang telah ditetapkan paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
2) Untuk melaksanakan pemungutan suara di TPS, Panitia berkewajiban menyediakan:
a) Tempat untuk pemilih yang dapat menampung pemilih secara tertib dan aman,
ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;
b) Meja panjang dan tempat duduk Ketua, Anggota kedua, dan Anggota ketiga;
c) Meja dan tempat duduk Anggota keempat, di dekat pintu masuk TPS;
d) Tempat duduk Anggota kelima yang ditempatkan diantara tempat duduk
pemilih dan bilik suara;
e) Tempat duduk Anggota keenam di dekat kotak suara;
f) Tempat duduk anggota ketujuh di dekat pintu keluar TPS;
g) Meja dan tempat duduk saksi;
h) Meja untuk tempat kotak suara, ditempatkan di dekat pintu keluar TPS,
jaraknya kurang lebih 3 (tiga) meter dari tempat duduk Ketua Panitia,
berhadapan dengan tempat duduk pemilih;
i) Bilik pemberian suara, ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk Ketua
Panitia, dengan ketentuan jarak antara bilik pemberian suara sekurang-
kurangnya satu meter atau dibuatkan kamar khusus pencoblosan yang jumlah
dan jaraknya disesuaikan dengan kondisi TPS;
j) Papan untuk pemasangan daftar tanda gambar calon sebanyak 1 (satu) buah
dipasang di dekat pintu masuk TPS;
k) Papan untuk menempelkan formulir catatan penghitungan suara ukuran besar;
l) Papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah luar TPS;
m) Meja untuk menempatkan bilik suara dan alas pencoblosan dan alat pencoblos
surat suara; dan
n) Tambang / tali, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.

Pasal 29

1) Paling lambat satu jam sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada hari dan
tanggal pemungutan suara, saksi harus menyerahkan surat keterangan sebagai
saksi dari Calon Kepala Desa kepada Ketua Panitia.
2) Jumlah saksi ditentukan paling banyak 2 (dua) orang untuk masing-masing Calon
Kepala Desa, dengan ketentuan hanya salah satu saksi yang berhak menanda
tangani berita acara pemilihan kepala desa.

Bagian Ketiga
Kegiatan Pelaksanaan Pemungutan Suara
Paragraf Kesatu
Kegiatan Sebelum Pelaksana Pemungutan Suara
Pasal 30

Sebelum pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan, Ketua Panitia bersama-sama


Anggota, Petugas Keamanan TPS, dan Saksi yang hadir melakukan kegiatan:
1) Mameriksa TPS dengan perlengkapannya;
2) Memasang daftar gambar simbol calon ditempat yang sudah ditentukan;
3) Menempatkan 1 (satu) kotak suara yang berisi surat suara beserta kelengkapan
administrasinya di depan meja ketua Panitia; dan,
4) Memanggil pemilih berkumpul di tempat yang telah disediakan.

Paragraf Kedua
Kegiatan Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pasal 31

1) Setelah pelaksanaan pemungutan suara dibuka, Panitia melaksanakan kegiatan


sebagai berikut:
a) Pengucapan sumpah / janji Ketua Panitia yang dipandu oleh BPD;
b) Membuka kotak suara, mengeluarkan semua isinya, meletakannya diatas
meja secara terib dan teratur, selanjutnya mengidentifikasi dan menghitung
jumlah setiap jenis dokumen dan kelengkapan administrasi;
c) Memperlihatkan kepada pemilih dan saksi yang hadir bahwa kotak suara
benar-benar telah kosong, kemudian menutup kembali dan mengunci kotak
suara serta meletakannya di tempat yang telah ditentukan;
d) Memperlihatkan kepada pemilih dan saksi yang hadir bahwa sampul yang
berisi surat suara masih dalam keadaan utuh;
e) Menghitung jumlah surat suara sesuai DPT, termasuk jumlah cadangan surat
suara;
f) Mengumumkan jumlah pemilih yang namanya tercantum dalam DPT.

2) Setelah melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketua Panitia
memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai;
a) Tujuan pemberian surat Pilkades,
b) Pemeriksaan surat suara oleh pemilih di bilik pemberian suara,
c) Surat suara supaya dibuka sempurna sebelum dicoblos,
d) Cara memberikan surat suara yang benar pada surat suara,
e) Kesempatan penggantian surat suara bagi yang menerima surat suara rusak
atau surat suara yang keliru dicoblos sebanyak satu kali, pemeriksaan surat
suara pengganti dilakukan oleh pemilih dihadapan ketua Panitia,
f) Ketentuan tentang sah dan tidaknya tentang surat suara yang dicoblos, dan
g) Pemberian tanda khusus atau tinta pada jari tangan pemilih setelah
pemberian suara.

Pasal 32

1) Surat suara dinyatakan sah apabila :


a. ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan serta dibubuhi cap/stempel
Panitia Pemilihan;
b. kartu suara dicoblos dengan alat yang disediakan oleh Panitia;
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor,
foto dan nama salah satu calon (tanda gambar) yang telah ditentukan;
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat
yang memuat nomor, foto, dan nama (tanda gambar) salah satu calon;
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat
nomor, foto, dan nama salah satu calon;
f. terdapat lebih dari satu bekas coblosan, tetapi harus ada bekas coblosan pada
satu tanda gambar atau di dalam tanda gambar/garis persegi panjang,
sedangkan bekas coblosan yang lainnya berada di luar tanda gambar/ garis
persegi panjang dan tidak mengenai tanda gambar calon lainnya karena pemilih
tidak membuka secara lebar surat suara.
2) surat suara dinyatakan tidak sah apabila :
a. tidak menggunakan surat suara yang telah ditentukan;
b. tidak terdapat tanda tangan Ketua dan cap/stempel Panitia Pemilihan;
c. terdapat tanda atau coretan yang menunjukkan identitas pemilih;
d. mencoblos lebih dari satu tanda gambar Calon;
e. mencoblos tanda gambar selain dari gambar calon yang berhak dipilih;
f. mencoblos diluar tanda gambar yang disediakan;
g. surat suara dicoblos dengan alat lain di luar yang disediakan oleh Panitia
Pemilihan;
h. surat suara yang rusak/sobek atau hilang sebagian surat suara.
3) Surat suara blanko adalah surat suara yang tidak dicoblos sama sekali.
4) Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah, diberitahukan kepada saksi
dan/atau calon pada saat itu juga.
5) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah dan tidak sahnya surat suara
antara panitia Pemilihan dengan calon atau saksi, maka Ketua Panitia berkewajiban
untuk menentukan dan bersifat mengikat setelah dikonsultasikan dengan
Camat/Pihak Kecamatan dan/atau Ketua BPD;

Pasal 33
Setelah dilaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 36 ayat (2), Panitia
melaksanakan kegiatan berikutnya, yaitu ;
a) Ketua Panitia menandatangani surat suara pada tempat yang telah ditentukan untuk
pemilih yang akan dipanggil;
b) Memanggil pemilih untuk memberikan suaranya berdasarkan prinsip urutan
kehadiran pemilih, dan pemilih yang bersangkutan menyerahkan surat
pemberitahuan untuk memberikan suara kepada ketua Panitia;
c) Anggota Panitia kedua mencocokan nomor dan nama pemilih tersebut dengan nomor
dan nama yang tercantum dalam DPT, apabila cocok di depan nomor dan nama
pemilih pada DPT diberi tanda centang “ √”; dan
d) Ketua Panitia memberikan 1 (satu) lembar surat suara Pilkades kepada pemilih.

Paragraf Ketiga
Pemberian Suara
Pasal 34

1) Pemilih yang telah menerima surat suara sebagaimana dimaksud dalam pasal 38
huruf d, menuju bilik pemberian suara untuk memberikan suara;
2) Dalam memberikan suara, pemilih mencoblos salah satu tanda gambar sebagai
simbol calon pada kotak yang disediakan dalam surat suara;
3) Sebelum mencoblos surat suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), surat suara
diletakkan dalam keadaan terbuka sempurna dialas pencoblosan surat suara,
selanjutnya surat suara dicoblos dengan alat pencoblos yang disediakan;
4) Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan / atau catatan lain pada surat suara,
karena akan berakibat surat suaranya menjadi tidak sah;
5) Setelah mencoblos surat suara, pemilih melipat kembali surat suara seperti semula
6) Pemilih setelah memberikan suaranya, menuju ke tempat kotak suara dan
memperlihatkan kepada Panitia, selanjutnya surat suara dimasukkan ke dalam
kotak suara;
7) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (6), sebelum keluar TPS, wajib diberikan
tanda khusus (tinta) dengan cara mencelupkan salah satu jari tangan.

Pasal 35

1) Pemilih tunanetra, tunadaksa atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat
memberikan suara di TPS dapat dibantu oleh Anggota Panitia atau orang lain atas
permintaan pemilih yang bersangkutan.
2) Anggota Panitia atau orang lain yang membantu pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) wajib merahasiakan pilihan pemilih yang dibantunya.
3) Dalam keadaan hal-hal tertentu, pemilih tidak dapat hadir untuk mencoblos di TPS
dikarenakan sakit dan telah dilaporkan ke panitia, maka panitia mendatangi pemilih
dengan membawa surat suara didampingi saksi dan petugas keamanan.

Pasal 36

1) Pemungutan Suara ditutup sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.


2) Apabila sudah sampai waktu sebagaimana ayat (1) dan setelah semua anggota Panitia,
Saksi, dan petugas Keamanan TPS selesai memberikan suaranya, Ketua Panitia
mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa pelaksana pemungutan suara telah
selesai dan dilanjutkan acara penghitungan suara di TPS.

Bagian Kelima
Penghitungan Suara

Paragraf Kesatu
Persiapan
Pasal 37
Sebelum pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua Panitia dibantu semua Anggota
melakukan Mengatur susunan tempat perhitungan suara dan kelengkapannya termasuk
memasang formulir untuk perhitungan suara ukuran besar, dan tempat duduk saksi
diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan penghitungan suara dapat diikuti oleh
semua yang hadir dengan jelas.

Pasal 38

1) Penghitungan suara dilakukan oleh Panitia setelah pemungutan suara berakhir


sampai selesai.
2) Sebelum memulai penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Panitia
melaksanakan:
a) Penghitungan jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan Undangan dan
atau contrengan DPT Panitia;
b) Penghitungan jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak
atau keliru mencoblos;
c) Membuka kotak dan mengeluarkan seluruh surat suara yang digunakan untuk
dihitung dan dicocokkan dengan jumlah undangan yang diterima;
3) Dalam hal penghitungan suara calon kepala desa dapat meninggalkan tempat
penghitungan suara dan penghitungan dilanjutkan disaksikan oleh saksi yang telah
ditunjuk oleh calon.
4) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dan selesai di
TPS oleh Panitia dan dapat dihadiri oleh saksi / Calon dan warga masyarakat;
5) Penggunaan surat suara tambahan/cadangan dalam perhitungan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuatkan Berita Acara dan ditandatangani oleh Ketua Panitia
dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota Panitia.
6) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi dan / atau calon kepala desa dan dapat
diterima Panitia,seketika itu juga mengadakan pembetulan.
7) Segera setelah selesai pengitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Panitia membuat Berita Acara Hasil Penghitungan suara yang ditandatangani oleh
panitia dan saksi/calon.
8) Panitia menyerahkan Berita Acara Hasil Penghitungan Suara dan alat kelengkapan
administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada BPD.

Pasal 39

Ketentuan penghitungan jumlah surat undangan yang diterima dengan jumlah surat
suara yang masuk didalam kotak sebagaimana dimaksud pada pasal 43 ayat (2) huruf (a),
adalah sebagai berikut :
a) Apabila jumlah surat suara yang masuk didalam kotak sama dengan jumlah
undangan/pemilih yang hadir atau surat suara yang didalam kotak kurang dari
jumlah undangan maka yang dipedomani adalah surat suara dan penghitungan
suara dapat dilanjutkan.
b) Apabila jumlah surat suara yang masuk kedalam kotak lebih dari jumlah
undangan/pemilih yang hadir, maka yang dipedomani adalah surat undangan
dengan menghilangkan surat suara secara acak sejumlah selisih tersebut atau sesuai
dengan kesepakatan panitia dan para calon yang dituangkan dalam berita acara.
c) Apabila hasil penghitungan akhir, suara yang didapatkan jumlah total surat suara
hasil pencoblosan lebih dari undangan, maka yang dipedomani adalah surat
undangan dengan menghilangkan surat suara yang tidak sah sejumlah selisih
tersebut atau sesuai dengan kesepakatan panitia dan para calon yang dituangkan
dalam berita acara.

Paragraf Kedua
Pelaksanaan Penghitungan
Pasal 40
Pelaksanaan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 43 diatur sebagai
berikut :
a) Penghitungan suara dilakukan dengan cermat dan diucapkan dengan tegas.
b) Ketua Panitia dengan dibantu anggota Kedua dan Anggota Ketiga memimpin
pelaksanaan penghitungan suara;
c) Anggota ketiga bertugas mencatat jumlah pemilih, surat suara dan hasil
penghitungan suara menggunakan formulir yang telah ditentukan;
d) Anggota keempat dengan dibantu anggota kelima, bertugas mencatat hasil penelitian
terhadap tiap lembar surat suara yang diumumkan oleh Ketua Panitia dengan
menggunakan formulir penghitungan suara ukuran besar;
e) Anggota keenam, bertugas menyusun surat suara yang sudah diteliti oleh ketua
Panitia dalam susunan sesuai suara yang diperoleh masing-masing calon;
f) Anggota ketujuh, bertugas melakukan kegiatan lain atas petunjuk Ketua Panitia.

Pasal 41

Dalam pelaksanaan penghitungan suara, Ketua Panitia dibantu oleh Anggotanya,


melakukan kegiatan :
a) Menyatakan pemungutan suara ditutup, dan penghitungan suara dimulai.
b) Membuka kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang hadir.
c) Mengeluarkan surat suara dari kotak suara satu demi satu dan meletakkan di meja
Panitia.
d) Menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang
hadir serta mencatat jumlah yang diumumkan.
e) Membuka tiap lembar surat suara, meneliti hasil pencoblosan yang terdapat pada
surat suara dan mengumumkan kepada yang hadir perolehan suara untuk setiap
calon yang dicoblos;
f) Mencatat hasil pemeriksaan yang diumumkan sebagaimana dimaksud pada huruf e
menggunakan formulir catatan penghitungan suara.
g) Memutuskan apabila suara yang diumumkan berbeda dengan yang disaksikan oleh
yang hadir dan / atau saksi.
h) Ketua Panitia dalam meneliti dan menentukan sah atau tidak sah hasil pencoblosan
pada surat suara harus sesuai dengan ketentuan.

Pasal 42

1) Calon, Saksi, Pemilih dan masyarakat yang hadir pada saat penghitungan suara di
TPS, tidak dibenarkan mengganggu proses penghitungan suara di TPS.
2) Hanya Saksi yang hadir dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya
penghitungan suara oleh Panitia apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3) Keberatan saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimuat dalam Berita Acara.

Pasal 43

1) Setelah selesai penghitungan suara, segera dibuat Berita Acara beserta lampirannya
yang berisi laporan kegiatan pelaksanaan pemungutan suara di TPS dan
penghitungan suara yang berisi laporan kegiatan pelaksanaan pemungutan suara di
TPS dan penghitungan suara yang memuat rincian hasil penghitungan suara di TPS.
2) Berita Acara pemungutan suara dan penghitungan suara ditandatangani oleh Panitia
serta ditandatangani oleh Calon/Saksi yang hadir.

Pasal 44

1) Berita Acara catatan Hasil pemungutan suara dan hasil penghitungan suara
disampaikan kepada BPD sebagai laporan.
2) Masing-masing saksi dapat menerima berita acara hasil pemilihan atau dapat berupa
hasil fotocopy berita acara.

BAB 1X
PENETAPAN DAN PENGESAHAN CALON KEPALA DESA TERPILIH
Bagian Pertama
Perolehan Suara Untuk Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih
Pasal 45

1) Calon yang dinyatakan terpilih adalah seorang Calon yang memperoleh suara
terbanyak secara sah.
2) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon terpilih
ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.
3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih
dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1 (satu), calon terpilih ditetapkan
melalui mekanisme:
Pilih salah satu:
 Pembagian TPS/Kotak Suara berdasarkan Wilayah/DPT yang
dikelompokkan dengan ketentuan TPS/Kotak Suara yang
pemilihnya terbanyak ditetapkan sebagai penentu Calon Kepala
Desa terpilih;
 Pembagian TPS/Kotak Suara berdasarkan undian Wilayah dengan
ketentuan TPS/Kotak Suara yang total pemilihnya terbanyak
ditetapkan sebagai penentu Calon Kepala Desa terpilih;
 Pembagian TPS/Kotak Suara berdasarkan DPT yang telah diacak
kemudian dibagi per TPS/Kotak Suara dengan ketentuan TPS/Kotak
Suara yang total pemilihnya terbanyak ditetapkan sebagai penentu
Calon Kepala Desa terpilih;
 Penetapan Kotak Suara sebanyak 2 (dua) buah untuk Pemilihan
yang menggunakan 1 (Satu) TPS yang pengisiannya berdasarkan
kehadiran pemilih yang menggunakan hak pilih, dimana Kotak
Pertama sebagai Penentu Pemenang lebih banyak isinya dari Kotak
Kedua;
 Ujian Tertulis oleh lembaga resmi yang ditetapkan oleh Panitia dan
BPD setelah dikonsultasikan dengan Camat, sebelum Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa.
Yaitu: ............................................................................
4) Paling lambat 2 (dua) hari kalender setelah diterimanya laporan dari Panitia
Pemilihan, BPD mengesahkan dan menetapkan calon Kepala Desa terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan laporan dan Berita Acara
Pemungutan Suara dan Berita Acara Penghitungan Suara yang disampaikan dari
Panitia Pemilihan.

Pasal 47

1) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ditetapkan


dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan berita acara Pilkades dari Panitia
Pilkades.
2) Usulan Pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih disampaikan oleh BPD kepada
Bupati melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa Terpilih sesuai
ketentuan.

BAB XI
LARANGAN DAN SANKSI BAGI BAKAL CALON, CALON KEPALA DESA
DAN PANITIA PEMILIHAN DAN PEMILIH
Pasal 48

1) Bakal Calon atau Calon Kepala Desa dilarang memberikan sesuatu baik langsung
maupun tidak langsung kepada siapapun dengan maksud atau dalih apapun dalam
usahanya untuk memenangkan dirinya dalam Pemilihan Kepala Desa.
2) Bakal Calon atau Calon Kepala Desa yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan/atau melakukan pelanggaran ketentuan dan tata tertib
pilkades dapat dicabut statusnya disetujui oleh Panitia dan BPD setelah
dikonsultasikan oleh camat dan disampaikan ke Bupati, dinyatakan gugur dalam
pencalonan Kepala Desa.

Pasal 49

1) Dalam hal Bakal Calon atau Calon Kepala Desa memalsukan keterangan mengenai
dirinya dan hal tersebut diketahui sebelum diadakan pemilihan, maka oleh Panitia
Pelaksana Pilkades Bakal Calon atau Calon Kepala Desa dinyatakan gugur dan tidak
memenuhi persyaratan.
2) Dalam hal pemalsuan keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terjadi pada
Calon Kepala Desa terpilih diketahui setelah pelaksanaan Pilkades dinyatakan sah,
maka Calon Kepala Desa terpilih tetap dilantik.
3) Apabila pemalsuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan terbukti
bersalah melakukan tindak pidana pemalsuan, maka BPD mengusulkan kepada
Bupati untuk memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya sebagai Kepala
Desa.

Pasal 50

Anggota Panitia Pelaksana atau siapapun juga yang terbukti menyalahgunakan


kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau golongan, yang mengakibatkan gangguan
terhadap kelancaran pelaksanaan Pilkades dikenakan tindakan atau sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 51

Pemilih atau masyarakat siapapun juga yang terbukti menyalahgunakan kesempatan


memberikan atau menerima sesuatu baik langsung maupun tidak langsung dengan
maksud atau dalih apapun dalam usahanya untuk memenangkan Calon dalam Pemilihan
Kepala Desa untuk kepentingan pribadi atau golongan, yang mengakibatkan gangguan
terhadap kelancaran pelaksanaan Pilkades dikenakan tindakan atau sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

BAB XII
MEKANISME PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA
Bagian Pertama
Mekanisme Pengaduan
Pasal 52

1) Pelanggaran pada setiap tahapan pemilihan dilaporkan kepada Panitia Pilkades


dan/atau BPD oleh masyarakat atau Calon Kepala Desa.
2) Panitia Pilkades bersama BPD mengkaji dengan berkonsultasi dengan camat,
memutuskan untuk menindak lanjuti atau tidak menindaklanjuti setiap laporan
pelanggaran yang diterima.
3) Apabila terjadi sengketa, panitia bersama BPD mempertemukan pihak-pihak yang
bersengketa melakukan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
4) Dalam hal laporan yang bersifat sengketa mengandung unsur tindak pidana,
penyelesaiannya diteruskan kepada aparat yang berwenang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 52

1) Contoh Surat Suara Sah dan Tidak Sah serta Naskah Sumpah/Janji Panitia terlampir
dalam peraturan ini.
2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut oleh Panitia Pelaksana Pilkades.

Pasal 53

Peraturan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, dan
dipedomani dalam pemilihan kepala desa.

Ditetapkan di Desa ..........


pada tanggal ..........................20.....

PANITIA PILKADES ..........


KETUA,

.................................

Mengetahui/Menyetujui
KETUA BPD ..........,

...............................
LAMPIRAN 1
PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
NOMOR : /KEP/PPKD-...../....../20...
TANGGAL : 20...
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN KEPALA DESA ..........

SUMPAH/JANJI PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA/


PETUGAS SEKRETARIAT/ PETUGAS KEAMANAN

“Demi Allah, Saya bersumpah/berjanji:


Bahwa Saya akan memenuhi tugas dan kewajiban Saya
Selaku: (Menyebutkan Jabatan tugasnya masing-masing**)
- Panitia Pemilihan Kepala Desa;
- Panitia Tempat Pemungutan Suara (TPS)
- Petugas Sekretariat Pemilihan Kepala Desa;
- Petugas Keamanan Pemilihan Kepala Desa;

Dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan


perundang-undangan dengan berpedoman pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan wewenang


yang dipercayakan kepada Saya dengan sungguh-sungguh,
jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilihan
Kepala Desa .......... Kecamatan ....................
Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Menegakkan demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan


kepentingan Umum/Negara Kesatuan Republik Indonesia
daripada kepentingan pribadi atau golongan.”

Semoga Allah memberikan Taufik dan Hidayah-Nya


kepada Kita semua. Amin.

Mengetahui/Menyetujui PANITIA PILKADES ..........


KETUA BPD .........., KETUA,

........................... ...........................
LAMPIRAN 2
PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
NOMOR : /KEP/PPKD-...../....../20...
TANGGAL : 20...
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
KEPALA DESA ..........

Mengetahui/Menyetujui PANITIA PILKADES ..........


KETUA BPD .........., KETUA,

.......................... ............................

Anda mungkin juga menyukai