DESA . .. . . . . . .
KECAMATAN ....................
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
KECAMATAN.............................
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsure
penyelenggara Pemerintah Daerah;
3. Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ilir;
4. Kecamatan adalah Kecamatan ....................;
5. Desa adalah Desa ..........;
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Desa .......... dan Badan Permusyawaratan Desa ..........;
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa .......... dan Perangkat Desa .......... sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa;
8. Kepala Desa adalah Kepala Desa ..........;
9. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah BPD Desa ..........;
10. Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Pilkades adalah Pilkades Desa
..........;
11. Bakal Calon Kepala Desa adalah Warga Negara Indonesia .......... yang berdasarkan
penjaringan oleh Panitia Pilkades dinyatakan telah memenuhi syarat-syarat
administratif dan ditetapkan sebagai bakal Calon Kepala Desa;
12. Calon Kepala Desa adalah Bakal Calon yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa sebagai Calon Kepala Desa;
13. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih adalah Calon Kepala Desa .......... yang telah
melewati proses penjaringan dan penyaringan yang ditetapkan oleh BPD sebagai
Calon Kepala Desa yang berhak mengikuti Plikades;
14. Calon Kepala Desa Terpilih adalah Calon Kepala Desa .......... yang berdasarkan
penghitungan suara terbanyak dalam pelaksanaan Pilkades;
15. Pemilih adalah penduduk Desa .......... yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pilkades
dan memenuhi persyaratan untuk menjadi pemilih;
16. Hak pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk memberikan suara dalam Pilkades;
17.Penjaringan. ...
3
17. Penjaringan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Pilkades untuk
mendapatkan Bakal Calon dari warga Desa ..........;
18. Penyaringan adalah seleksi dari segi administrasi, kemampuan dan kepemimpinan
yang dilakukan oleh Panitia Pilkades untuk menentukan Calon Kepala Desa ..........
yang memenuhi persyaratan;
19. Kampanye Pilkades yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan dalam
rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon
Kepala Desa;
20. Saksi adalah Perwakilan dari Calon Kepala Desa sekaligus sebagai pengawas atas
pelaksanaan pemilihan kepala desa;
BAB II
TAHAPAN PILKADES
Pasal 2
(2).
(3).
(4).
(5). Sekretariat Pemilihan Kepala Desa berada
di ................................................................ dan sekaligus sebagai tempat
pendaftaran calon kepada desa;
(6). Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibuat sebanyak........ unit, yang berada
di................................ dengan jumlah Kotak Suara sebanyak......... unit;
(7). Tahapan Pilkades terdiri dari Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan;
(8). Tahap persiapan Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
(9). Tahap Pelaksanaan Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pengumuman Tahap I :
b. Pengumuman Tahap II :
(apabila calon kurang dari 2 orang)
c. Penjaringan dan Penyaringan :
d. Pengumuman Daftar Mata Pilih Sementara :
e. Pengesahan Bakal Calon Kepala Desa :
f. Pengesahan Calon yang berhak dipilih, Daftar Pilih :
Tetap, Biaya Pemilihan dan Pengesahan Tata Tertib
g. Kampanye :
h Hari Tenang dan Pembagian Undangan :
.
i. Pelaksanaan Pilkades :
(Pemungutan dan Penghitungan Suara)
BAB III
PENYELENGGARA PILKADES
Pasal 3
Pasal 4
1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) , mempunyai tugas:
Pasal 5
1) Besaran biaya Pilkades ditetapkan oleh Panitia bersama BPD dan disetujui oleh para
calon.
2) Dalam menetapkan biaya Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menerapkan prinsip efisiensi, kewajaran, kepatutan dan standarisasi indeks biaya
yang berlaku di Pemerintah Daerah
3) Rencana biaya pemilihan tersebut pada ayat (1) biaya dari calon dan dibantu oleh
pemerintah daerah sesuai ketentuan kemudian diajukan ke Bupati untuk
mendapatkan persetujuan.
BAB IV
PENETAPAN PEMILIH
Pasal 6
Pemilih adalah mereka yang harus memenuhi syarat-syarat :
a. terdaftar sebagai pemilih dalam DPT;
b. penduduk desa setempat yang pada hari pemungutan suara pemilihan kades sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah ditetapkan sebagai
pemilih.
c. penduduk desa setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) dan Kartu Keluarga (KK) atau Surat Keterangan tanda bukti yang sah dan/atau
telah berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkannya
daftar pemilih sementara.
d. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
e. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
Pasal 7
Pasal 8
BAB V
PENDAFTARAN DAN PENETAPAN CALON
Bagian Kesatu
Persyaratan Calon Kepala Desa
Pasal 9
Yang dapat mendaftar dan dapat dipilih sebagai Kepala Desa adalah Warganegara
Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan melampirkan persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
a. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat diatas
bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa;
b. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-
Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah yang
dibuat diatas bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa;
c. fotocopy Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan/atau ijazah yang bersangkutan dari
SD/MI/Sederajat sampai dengan ijazah terakhir yang telah mendapat pengesahan /
legalisir dari Kepala Sekolah yang bersangkutan (pejabat yang berwenang);
d. surat keterangan dari Kepala Sekolah dari SD/MI/Sederajat sampai dengan
pendidikan terakhir yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bersekolah di
tempat tersebut dan menyelesaikan pendidikannya sampai tamat;
e. khusus bakal calon Kepala Desa yang memakai Ijazah Paket A,B atau Paket C
melengkapi persyaratan untuk diverifikasi sebagai berikut:
1. surat keterangan sebagai warga belajar Paket A, Paket B atau Paket C dari
lembaga penyelenggara (Ketua PKBM/POKJAR) setempat diketahui oleh Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
2. fotocopy daftar nominatif calon peserta ujian nasional dari ketua Panitia dilegalisir
oleh oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat;
3. fotocopy pengumuman hasil ujian nasional paket tersebut dari Balitbang Jakarta
dilegalisir oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
4. fotocopy ijazah dan SKHUN Paket yang dilegalisir oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
f. khusus untuk penggatian ijazah karena hilang atau sebab lainnya harus dilengkapi
dengan:
1. surat Keterangan Laporan dari Kepolisian;
2. fotocopy Surat Keterangan Pengganti Ijazah dilegalisir;
3. fotocopy Nilai Ijazah/Nilai Ujian dilegalisir;
g. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/SIM/Identitas lainnya yang sudah dilegalisir
oleh Pejabat yang berwenang;
h. fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang sudah dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang;
i. surat keterangan berdomisili dari Ketua RT/RW atau Kepala Dusun diketahui
Penjabat berwenang;
j. fotocopy Akta Kelahiran atau Surat Keterangan/Kenal Lahir yang sudah dilegalisir
oleh Pejabat yang berwenang;
k. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa diatas bermaterai cukup
dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa;
l. surat keterangan sehat dari Dokter Pemerintah/Rumah Sakit Pemerintah yang
ditunjuk, atas dasar hasil pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menilai calon yang bersangkutan dapat/tidak melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai Kepala Desa;
m. surat keterangan bebas narkoba dari Rumah Sakit yang akan ditunjuk lebih lanjut
oleh Bupati dan dari Badan Narkotika Kabupaten OKI;
n. surat keterangan catatan kepolisian (SKCK);
o. surat keterangan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan Putusan Pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pengadilan negeri, kecuali 5
(lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta
bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
p. surat keterangan sedang tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dari pengadilan negeri;
q. surat pernyataan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa 3 (tiga) kali masa
jabatan, baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut;
r. izin tertulis dari pejabat yang berwenang/Pembina Kepegawaian (khusus bagi
TNI/POLRI/PNS/PTT, Kepala Desa dan Perangkat Desa);
s. surat permohonan izin cuti/surat izin cuti dari pejabat yang berwenang (bagi
TNI/POLRI, BUMN/BUMD, PNS, PTT, Kepala Desa dan Perangkat Desa);
t. daftar riwayat hidup, dibuat dan ditandatangani oleh Bakal Calon Kepala Desa di
atas materai cukup;
u. pas foto berwarna ukuran 4X6 sebanyak 4 lembar.
v. syarat-syarat lain yang diatur dalam Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa oleh Panitia
seperti Surat Pernyataan Berkas/Dokumen yang disampaikan oleh Calon yang
bersangkutan Benar dan Asli sesuai Ketentuan dan lain sebagainya;
w. surat permohonan beserta lampirannya dimasukan ke dalam map/amplop besar
tertutup dan ditulis nama Bakal Calon.
Pasal 10
Untuk menjamin keabsahan berkas yang disampaikan oleh Bakal Calon Kepala Desa,
diminta kepada yang bersangkutan membuat pernyataan bahwa berkas yang disampaikan
itu adalah benar dan sesuai dengan ketentuan serta siap mempertanggung jawabkan
berkas yang disampaikan dihadapan hukum, diatas materai 10.000.
Bagian Kedua
Penjaringan, Penyaringan dan Penetapan Calon Kepala Desa
Pasal 11
1) Pencalonan Kepala Desa dilaksanakan melalui penjaringan dan penyaringan
persyaratan administrasi Bakal Calon oleh Panitia Pelaksana Pilkades.
2) Dalam proses penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui
sosialisasi, pengumuman dan pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada warga
masyarakat untuk mengajukan Bakal Calon Kepala Desa atau mencalonkan diri
sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
3) Panitia Pilkades menginventarisir berkas persyaratan Bakal Calon Kepala Desa yang
mendaftar sebanyak 5 (lima) rangkap, dan ditetapkan dalam berita Acara Hasil
Penjaringan Bakal Calon Kepala Desa.
4) Bagi Bakal Calon Kepala Desa yang dinyatakan kurang persyaratan/tidak memenuhi
berkas persyaratan dalam penjaringan diberitahukan oleh Panitia Pilkades untuk
memenuhi berkas persyaratan dalam waktu yang ditetapkan.
5) Bakal Calon yang telah lulus penjaringan dan penyaringan akan dilakukan seleksi
lebih lanjut oleh Panitia dan pihak kecamatan dengan materi yang ditentukan serta
diperkenankan menyampaikan visi, misi dan program kerja dihadapan masyarakat
6) Berdasarkan hasil penjaringan, penyaringan, penelitian dan seleksi oleh Panitia dan
kecamatan, Panitia Pilkades menetapkan nama-nama Bakal Calon yang memenuhi
persyaratan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak dipilih.
7) Keputusan Hasil Penjaringan, penyaringan, penelitian dan seleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) besifat mutlak tidak dapat digangu gugat.
Pasal 12
1) Dalam hal bakal calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan berjumlah paling
sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang, Panitia pemilihan Kepala Desa
menetapkan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa.
2) Calon Kepala Desa yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
kepada masyarakat.
3) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, panitia
melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria, dengan urutan sebagai
berikut:
a. usia yang paling muda/produktif (25 s.d 60 Tahun);
b. tingkat pendidikan yang paling tinggi dengan urutan Sarjana, SLTA, Paket C, SLTP
dan Paket B;
c. nilai tertinggi ujian tertulis yang dilaksanakan Panitia.
d. pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan yang paling lama dibuktikan
dengan Surat Keterangan dari pejabat berwenang;
Bagian Ketiga
Penetapan Nomor Urut Calon
Pasal 13
1) Calon Kepala Desa yang telah lulus dari seleksi menyampaikan pas photo terbaru
Calon kepada Panitia;
2) Panitia mengadakan pengundian nomor Calon Kepala Desa yang telah lulus dari
seleksi yang dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Calon Kepala Desa
3) Calon Kepala Desa yang berhak dipilih, photo/gambar serta nomor calon ditetapkan
dengan Keputusan BPD Desa ...........
BAB VI
KAMPANYE
Bagian Pertama
Hak Masyarakat, Kewajiban dan Hak Calon dan Peran Pemerintah Daerah / Desa
Pasal 14
Calon diberikan kebebasan menempelkan gambar calon dengan ketentuan tidak pada
ditempatkan pada tempat ibadah, puskesdes atau tempat-tempat pelayanan kesehatan,
gedung milik Pemerintah, lembaga pendidikan/gedung sekolah, dan tempat milik
perseorangan atau badan swasta kecuali ijin pemilik tempat yang bersangkutan.
Pasal 15
1) Calon Kepala Desa mempunyai hak, kesempatan dan perlakuan yang adil dan setara
dalam kampanye serta hak untuk mendapatkan informasi atau data Pemerintah
Daerah / Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2) Calon Kepala Desa wajib membantu Panitia Pilkades dalam menjaga ketertiban
keamanan kampanye dan kelancaran penyelenggaraan kampanye.
Bagian Kedua
Ketentuan, Waktu, Bentuk, Bahan Dan Alat Peraga Kampanye
Paragraf Kesatu
Ketentuan Kampanye
Pasal 17
1) Untuk dapat dikategorikan sebagai kegiatan kampanye, harus memenuhi unsur yang
dilakukan oleh Calon Kepala Desa dengan meyakinkan para pemilih dalam rangka
memperoleh dukungan sebesar-besarnya, menyampaikan visi, misi dan program
Calon Kepala Desa, secara tertulis atau lisan, dalam bentuk kampanye pada waktu
yang telah ditetapkan
2) Materi dan substansi kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan panitia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Pengaturan pelaksanaan Kampanye dan masa tentang ditentukan oleh Panitia
dengan persetujuan dari BPD dan Pihak Kecamatan dan disampaikan kepada calon
dan pihak-pihak yang berkaitan.
Paragraf Kedua
Bentuk-bentuk Kampanye
Pasal 18
1) Kampanye dalam bentuk pertemuan terbatas, tatap muka dan dialag dilaksanakan
dalam ruangan atau gedung/rumah atau tempat yang bersifat tertutup dengan
jumlah peserta tidak melampaui kapasitas sesuai dengan jumlah tempat duduk,
dengan peserta pendukung dan / atau undangan lainnya yang bukan pendukung.
2) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diadakan dialog yang sifatnya
interaktif dan hanya dibenarkan membawa atau menggunakan atribut, yaitu nomor
urut, gambar simbol dan foto Calon Kepala Desa yang mengadakan kampanye
ditempat pertemuan tatap muka dan dialog.
Pasal 19
1) Kampanye dalam bentuk penyebaran melalui alat peraga, media cetak, dilaksanakan
melalui cetakan, tulisan atau foto copy melalui penyebaran leaflet, booklet dan
sejenisnya yang dipasang sesuai ketentuan ditempat/ lokasi yang ditetapkan dan/
atau diijinkan oleh Panitia Pilkades, dan/atau atas ijin pemilik tempat yang
bersangkutan.
2) Pemasangan tersebut mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan kesehatan,
ketertiban dan keamanan
Pasal 20
Kampanye dalam bentuk rapat umum, dilaksanakan pada ruang terbuka misalnya
lapangan yang dihadiri oleh warga masyarakat pendukung dan warga masyarakat umum
lainnya dengan tetap memperhatikan ketertiban umum dan kapasitas / daya tampung
tempat-tempat tersebut.
Bagian Ketiga
Larangan Kampanye
Pasal 21
Calon Kepala Desa dan setiap orang dilarang melakukan kegiatan kampanye, pada masa:
1) Sebelum waktu dimulai kampanye;
2) Kampanye di luar waktu yang ditentukan;
3) Hari pemungutan suara.
Pasal 22
Bagian Keempat
Permasalahan Kampanye
Pasal 23
BAB VII
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Pertama
Waktu Pemungutan Suara
Pasal 24
1) Pemungutan suara dilaksanakan pada waktu dan tanggal yang telah ditetapkan.
2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memberikan suara melalui surat suara/mencoblos surat suara yang berisi nomor,
tanda gambar calon/photo calon dan nama calon yang ditentukan.
3) Setiap pemilih hanya mempunyai hak satu suara dan tidak boleh mewakilkan dengan
alasan apapun.
4) Pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan di Desa ...........
Bagian Kedua
Pemilih
Pasal 25
1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, pemilih harus tercantum dalam DPT dengan
membawa undangan pilkades yang diberikan oleh panitia.
2) Apabila pemilih tidak membawa undangan dan terdaftar di DPT maka yang
bersangkutan diberikan hak untuk memilih diakhir pelaksanaan pilkades atau sesuai
dengan kesepakatan Panitia dan calon kepala desa.
3) Pemilih menggunakan hak memilihnya di TPS yang telah ditentukan.
Paragraf Kesatu
Perlengkapan
Pasal 26
Paragraf Kedua
Pembagian tugas
Pengumuman dan Pemberitahuan Pemberian Suara
Pasal 27
1) Panitia Pilkades mengumumkan hari, tanggal, waktu dan tempat pemungutan suara
di TPS kepada pemilih di Desanya untuk memberikan suara di TPS, paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
2) Pengumuman hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan menurut cara yang lazim digunakan di
Desa ...........
3) Penyampaian surat pemberitahuan/undangan untuk memberikan suara di TPS
kepada pemilih oleh panitia paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara.
Paragraf Ketiga
Penyiapan TPS
Pasal 28
1) Panitia Pilkades dengan dibantu oleh petugas sekretariat lainnya dan Petugas
Keamanan TPS mengatur penyiapan TPS di lokasi yang telah ditetapkan paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
2) Untuk melaksanakan pemungutan suara di TPS, Panitia berkewajiban menyediakan:
a) Tempat untuk pemilih yang dapat menampung pemilih secara tertib dan aman,
ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;
b) Meja panjang dan tempat duduk Ketua, Anggota kedua, dan Anggota ketiga;
c) Meja dan tempat duduk Anggota keempat, di dekat pintu masuk TPS;
d) Tempat duduk Anggota kelima yang ditempatkan diantara tempat duduk
pemilih dan bilik suara;
e) Tempat duduk Anggota keenam di dekat kotak suara;
f) Tempat duduk anggota ketujuh di dekat pintu keluar TPS;
g) Meja dan tempat duduk saksi;
h) Meja untuk tempat kotak suara, ditempatkan di dekat pintu keluar TPS,
jaraknya kurang lebih 3 (tiga) meter dari tempat duduk Ketua Panitia,
berhadapan dengan tempat duduk pemilih;
i) Bilik pemberian suara, ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk Ketua
Panitia, dengan ketentuan jarak antara bilik pemberian suara sekurang-
kurangnya satu meter atau dibuatkan kamar khusus pencoblosan yang jumlah
dan jaraknya disesuaikan dengan kondisi TPS;
j) Papan untuk pemasangan daftar tanda gambar calon sebanyak 1 (satu) buah
dipasang di dekat pintu masuk TPS;
k) Papan untuk menempelkan formulir catatan penghitungan suara ukuran besar;
l) Papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah luar TPS;
m) Meja untuk menempatkan bilik suara dan alas pencoblosan dan alat pencoblos
surat suara; dan
n) Tambang / tali, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.
Pasal 29
1) Paling lambat satu jam sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada hari dan
tanggal pemungutan suara, saksi harus menyerahkan surat keterangan sebagai
saksi dari Calon Kepala Desa kepada Ketua Panitia.
2) Jumlah saksi ditentukan paling banyak 2 (dua) orang untuk masing-masing Calon
Kepala Desa, dengan ketentuan hanya salah satu saksi yang berhak menanda
tangani berita acara pemilihan kepala desa.
Bagian Ketiga
Kegiatan Pelaksanaan Pemungutan Suara
Paragraf Kesatu
Kegiatan Sebelum Pelaksana Pemungutan Suara
Pasal 30
Paragraf Kedua
Kegiatan Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pasal 31
2) Setelah melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketua Panitia
memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai;
a) Tujuan pemberian surat Pilkades,
b) Pemeriksaan surat suara oleh pemilih di bilik pemberian suara,
c) Surat suara supaya dibuka sempurna sebelum dicoblos,
d) Cara memberikan surat suara yang benar pada surat suara,
e) Kesempatan penggantian surat suara bagi yang menerima surat suara rusak
atau surat suara yang keliru dicoblos sebanyak satu kali, pemeriksaan surat
suara pengganti dilakukan oleh pemilih dihadapan ketua Panitia,
f) Ketentuan tentang sah dan tidaknya tentang surat suara yang dicoblos, dan
g) Pemberian tanda khusus atau tinta pada jari tangan pemilih setelah
pemberian suara.
Pasal 32
Pasal 33
Setelah dilaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 36 ayat (2), Panitia
melaksanakan kegiatan berikutnya, yaitu ;
a) Ketua Panitia menandatangani surat suara pada tempat yang telah ditentukan untuk
pemilih yang akan dipanggil;
b) Memanggil pemilih untuk memberikan suaranya berdasarkan prinsip urutan
kehadiran pemilih, dan pemilih yang bersangkutan menyerahkan surat
pemberitahuan untuk memberikan suara kepada ketua Panitia;
c) Anggota Panitia kedua mencocokan nomor dan nama pemilih tersebut dengan nomor
dan nama yang tercantum dalam DPT, apabila cocok di depan nomor dan nama
pemilih pada DPT diberi tanda centang “ √”; dan
d) Ketua Panitia memberikan 1 (satu) lembar surat suara Pilkades kepada pemilih.
Paragraf Ketiga
Pemberian Suara
Pasal 34
1) Pemilih yang telah menerima surat suara sebagaimana dimaksud dalam pasal 38
huruf d, menuju bilik pemberian suara untuk memberikan suara;
2) Dalam memberikan suara, pemilih mencoblos salah satu tanda gambar sebagai
simbol calon pada kotak yang disediakan dalam surat suara;
3) Sebelum mencoblos surat suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), surat suara
diletakkan dalam keadaan terbuka sempurna dialas pencoblosan surat suara,
selanjutnya surat suara dicoblos dengan alat pencoblos yang disediakan;
4) Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan / atau catatan lain pada surat suara,
karena akan berakibat surat suaranya menjadi tidak sah;
5) Setelah mencoblos surat suara, pemilih melipat kembali surat suara seperti semula
6) Pemilih setelah memberikan suaranya, menuju ke tempat kotak suara dan
memperlihatkan kepada Panitia, selanjutnya surat suara dimasukkan ke dalam
kotak suara;
7) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (6), sebelum keluar TPS, wajib diberikan
tanda khusus (tinta) dengan cara mencelupkan salah satu jari tangan.
Pasal 35
1) Pemilih tunanetra, tunadaksa atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat
memberikan suara di TPS dapat dibantu oleh Anggota Panitia atau orang lain atas
permintaan pemilih yang bersangkutan.
2) Anggota Panitia atau orang lain yang membantu pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) wajib merahasiakan pilihan pemilih yang dibantunya.
3) Dalam keadaan hal-hal tertentu, pemilih tidak dapat hadir untuk mencoblos di TPS
dikarenakan sakit dan telah dilaporkan ke panitia, maka panitia mendatangi pemilih
dengan membawa surat suara didampingi saksi dan petugas keamanan.
Pasal 36
Bagian Kelima
Penghitungan Suara
Paragraf Kesatu
Persiapan
Pasal 37
Sebelum pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua Panitia dibantu semua Anggota
melakukan Mengatur susunan tempat perhitungan suara dan kelengkapannya termasuk
memasang formulir untuk perhitungan suara ukuran besar, dan tempat duduk saksi
diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan penghitungan suara dapat diikuti oleh
semua yang hadir dengan jelas.
Pasal 38
Pasal 39
Ketentuan penghitungan jumlah surat undangan yang diterima dengan jumlah surat
suara yang masuk didalam kotak sebagaimana dimaksud pada pasal 43 ayat (2) huruf (a),
adalah sebagai berikut :
a) Apabila jumlah surat suara yang masuk didalam kotak sama dengan jumlah
undangan/pemilih yang hadir atau surat suara yang didalam kotak kurang dari
jumlah undangan maka yang dipedomani adalah surat suara dan penghitungan
suara dapat dilanjutkan.
b) Apabila jumlah surat suara yang masuk kedalam kotak lebih dari jumlah
undangan/pemilih yang hadir, maka yang dipedomani adalah surat undangan
dengan menghilangkan surat suara secara acak sejumlah selisih tersebut atau sesuai
dengan kesepakatan panitia dan para calon yang dituangkan dalam berita acara.
c) Apabila hasil penghitungan akhir, suara yang didapatkan jumlah total surat suara
hasil pencoblosan lebih dari undangan, maka yang dipedomani adalah surat
undangan dengan menghilangkan surat suara yang tidak sah sejumlah selisih
tersebut atau sesuai dengan kesepakatan panitia dan para calon yang dituangkan
dalam berita acara.
Paragraf Kedua
Pelaksanaan Penghitungan
Pasal 40
Pelaksanaan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 43 diatur sebagai
berikut :
a) Penghitungan suara dilakukan dengan cermat dan diucapkan dengan tegas.
b) Ketua Panitia dengan dibantu anggota Kedua dan Anggota Ketiga memimpin
pelaksanaan penghitungan suara;
c) Anggota ketiga bertugas mencatat jumlah pemilih, surat suara dan hasil
penghitungan suara menggunakan formulir yang telah ditentukan;
d) Anggota keempat dengan dibantu anggota kelima, bertugas mencatat hasil penelitian
terhadap tiap lembar surat suara yang diumumkan oleh Ketua Panitia dengan
menggunakan formulir penghitungan suara ukuran besar;
e) Anggota keenam, bertugas menyusun surat suara yang sudah diteliti oleh ketua
Panitia dalam susunan sesuai suara yang diperoleh masing-masing calon;
f) Anggota ketujuh, bertugas melakukan kegiatan lain atas petunjuk Ketua Panitia.
Pasal 41
Pasal 42
1) Calon, Saksi, Pemilih dan masyarakat yang hadir pada saat penghitungan suara di
TPS, tidak dibenarkan mengganggu proses penghitungan suara di TPS.
2) Hanya Saksi yang hadir dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya
penghitungan suara oleh Panitia apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3) Keberatan saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimuat dalam Berita Acara.
Pasal 43
1) Setelah selesai penghitungan suara, segera dibuat Berita Acara beserta lampirannya
yang berisi laporan kegiatan pelaksanaan pemungutan suara di TPS dan
penghitungan suara yang berisi laporan kegiatan pelaksanaan pemungutan suara di
TPS dan penghitungan suara yang memuat rincian hasil penghitungan suara di TPS.
2) Berita Acara pemungutan suara dan penghitungan suara ditandatangani oleh Panitia
serta ditandatangani oleh Calon/Saksi yang hadir.
Pasal 44
1) Berita Acara catatan Hasil pemungutan suara dan hasil penghitungan suara
disampaikan kepada BPD sebagai laporan.
2) Masing-masing saksi dapat menerima berita acara hasil pemilihan atau dapat berupa
hasil fotocopy berita acara.
BAB 1X
PENETAPAN DAN PENGESAHAN CALON KEPALA DESA TERPILIH
Bagian Pertama
Perolehan Suara Untuk Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih
Pasal 45
1) Calon yang dinyatakan terpilih adalah seorang Calon yang memperoleh suara
terbanyak secara sah.
2) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon terpilih
ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.
3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih
dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1 (satu), calon terpilih ditetapkan
melalui mekanisme:
Pilih salah satu:
Pembagian TPS/Kotak Suara berdasarkan Wilayah/DPT yang
dikelompokkan dengan ketentuan TPS/Kotak Suara yang
pemilihnya terbanyak ditetapkan sebagai penentu Calon Kepala
Desa terpilih;
Pembagian TPS/Kotak Suara berdasarkan undian Wilayah dengan
ketentuan TPS/Kotak Suara yang total pemilihnya terbanyak
ditetapkan sebagai penentu Calon Kepala Desa terpilih;
Pembagian TPS/Kotak Suara berdasarkan DPT yang telah diacak
kemudian dibagi per TPS/Kotak Suara dengan ketentuan TPS/Kotak
Suara yang total pemilihnya terbanyak ditetapkan sebagai penentu
Calon Kepala Desa terpilih;
Penetapan Kotak Suara sebanyak 2 (dua) buah untuk Pemilihan
yang menggunakan 1 (Satu) TPS yang pengisiannya berdasarkan
kehadiran pemilih yang menggunakan hak pilih, dimana Kotak
Pertama sebagai Penentu Pemenang lebih banyak isinya dari Kotak
Kedua;
Ujian Tertulis oleh lembaga resmi yang ditetapkan oleh Panitia dan
BPD setelah dikonsultasikan dengan Camat, sebelum Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa.
Yaitu: ............................................................................
4) Paling lambat 2 (dua) hari kalender setelah diterimanya laporan dari Panitia
Pemilihan, BPD mengesahkan dan menetapkan calon Kepala Desa terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan laporan dan Berita Acara
Pemungutan Suara dan Berita Acara Penghitungan Suara yang disampaikan dari
Panitia Pemilihan.
Pasal 47
BAB XI
LARANGAN DAN SANKSI BAGI BAKAL CALON, CALON KEPALA DESA
DAN PANITIA PEMILIHAN DAN PEMILIH
Pasal 48
1) Bakal Calon atau Calon Kepala Desa dilarang memberikan sesuatu baik langsung
maupun tidak langsung kepada siapapun dengan maksud atau dalih apapun dalam
usahanya untuk memenangkan dirinya dalam Pemilihan Kepala Desa.
2) Bakal Calon atau Calon Kepala Desa yang terbukti melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan/atau melakukan pelanggaran ketentuan dan tata tertib
pilkades dapat dicabut statusnya disetujui oleh Panitia dan BPD setelah
dikonsultasikan oleh camat dan disampaikan ke Bupati, dinyatakan gugur dalam
pencalonan Kepala Desa.
Pasal 49
1) Dalam hal Bakal Calon atau Calon Kepala Desa memalsukan keterangan mengenai
dirinya dan hal tersebut diketahui sebelum diadakan pemilihan, maka oleh Panitia
Pelaksana Pilkades Bakal Calon atau Calon Kepala Desa dinyatakan gugur dan tidak
memenuhi persyaratan.
2) Dalam hal pemalsuan keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terjadi pada
Calon Kepala Desa terpilih diketahui setelah pelaksanaan Pilkades dinyatakan sah,
maka Calon Kepala Desa terpilih tetap dilantik.
3) Apabila pemalsuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan terbukti
bersalah melakukan tindak pidana pemalsuan, maka BPD mengusulkan kepada
Bupati untuk memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya sebagai Kepala
Desa.
Pasal 50
Pasal 51
BAB XII
MEKANISME PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA
Bagian Pertama
Mekanisme Pengaduan
Pasal 52
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 52
1) Contoh Surat Suara Sah dan Tidak Sah serta Naskah Sumpah/Janji Panitia terlampir
dalam peraturan ini.
2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut oleh Panitia Pelaksana Pilkades.
Pasal 53
Peraturan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, dan
dipedomani dalam pemilihan kepala desa.
.................................
Mengetahui/Menyetujui
KETUA BPD ..........,
...............................
LAMPIRAN 1
PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
NOMOR : /KEP/PPKD-...../....../20...
TANGGAL : 20...
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
........................... ...........................
LAMPIRAN 2
PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ..........
NOMOR : /KEP/PPKD-...../....../20...
TANGGAL : 20...
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
KEPALA DESA ..........
.......................... ............................