KEPERAWATAN
LATAR BELAKANG
Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan diagnosa
keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan. Pernahkan kita mendengar beberapa diagnosa
keperawatan pada pasien.
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan
klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh
dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan untuk para penerima
tindakan keperawatan. Kebanyakan sekolah-sekolah keperawatan sekarang memasukkan proses
keperawatan sebagai sautu komponen dari konsep kerja konsepatual mereka.
National Council of State Broads of Nursing menggunakan proses keperawatan sebagai dasar
untuk Registered Nurse State Board Test Pool Examination (NCSBN). Pertanyaan –pertanyaan
yang berhubungan dengan tindakan keperawatan dalam menangani kedaan pasien yang
bervariasi disajikan sesuai dengan lima langkah dari proses keperawatan.
METODE
Literature review ini menganalisa artikel yang relevan dan berfokus pada metode
pembelajaran klinik yang memengaruhi kemampuan berpikir dari diri manusia keperawatan dan
membahas tentang Peran Perawat dalam Penerapan Keselamatan Pasien. Adapun artikel yang
digunakan pada literature review ini adalah artikel yang didapatkan dari Jurnal, web kesehatan,
dan Buku Keperawatan. Artikel yang digunakan adalah 10 artikel ang diterbitkan 8 tahun
terakhir.
HASIL
Di dalam proses menjalankan peran, tugas dan tanggung jawab serta juga dan fungsi perawat,
pembuatan diagnosa dalam suatu proses keperawatan adalah merupakan satu kesatuan yang utuh
dan tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya.
Proses keperawatan adalah suatu metode yang tersusun sistematis dan terorganisasi dalam
pemberian asuhan keperawatan dengan fokus pada reaksi dan respons unik individu pada suatu
kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang mereka alami, baik aktual maupun
potensial.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh
dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang Profesi Perawat.
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh
dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan
Rencana asuhan keperawatan dan juga proses keperawatan telah diidentikkan sebagai metoda
ilmiah keperawatan untuk para penerima tindakan keperawatan disajikan sesuai dengan lima
langkah proses keperawatan :
PEMBAHASAN
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan singkat mengenai status kesehatan yang sedang
dihadapi atau di alami oleh pasien.
Diagnosa Keperawatan adalah suatu bentuk pernyataan dari perawat yang bertujun untuk
mengidentifikasi respon klien terhadap masalah-masalah diidentifikasi sebagai respon penyakit,
dan dapat berbentuk aktual, resiko, potensial, kemungkinan, sindrom.
2. Penyebab (Etiologi)
2. Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepatsehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan
menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi
Data yang dikumpulkan untuk menunjang diagnosis keperawatan harus mempunyai karakteristik
yang lengkap, akurat dan nyata, serta relevan.
a. Lengkap
Seluruh data sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Oleh karena
itu data yang terkumpul harus lengkap agar dapat membantu perawat untuk mengatasi masalah
klien.
Pada proses pengumpulan data perawat mungkin saja melakukan kesalahan dalam menafsirkan
data. Untuk mencegah hal itu terjadi, perawat harus berpikir secara akurat (tepat) dan
menampilkan data-data yang nyata untuk membuktikan kebenaran data dari apa yang telah
didengar, dilihat, diamati dan diukur serta memvalidasi semua data yang meragukan.
Jika perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan,
maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti.
c. Relevan
Pendokumentasian data yang komprehensif harus mengumpulkan banyak data sehingga akan
mengambil waktu yang diperlukan perawat untuk mengidentifikasi data-data tersebut. Kondisi
ini dapat diantisipasi dengan melakukan pendokumentasian data fokus yang relevan dan sesuai
dengan masalah klien pada situasi khusus sehingga akan didapatkan data yang komprehensif
namun cukup singkat dan jelas
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu di mana
klien mengalami permasalahan kesejahteraan atau keperawatan berdasarkan criteria
permasalahannya.Pengelompokkan data dapat di susun berdasarkan pola respon manusia
(taksonomi NANDA)dan atau pola fungsi kesehatan.
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk
mempertahankan status kesehatannya,
c) Memvalidasi data
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda tanda yang kemudian merujuk
kepada ketepatan data.Untuk kelengkapan dan ketepatan data,kerja sama dengan klien sangat
penting untuk saling percaya,sehingga mendapatkan data yang tepat.
Dengan diagnosa keperawatan sebagai dasar dari keperawatan ,perawat perlu mengembangkan
kompetensi diagnostik dalam rangka menjadi penegak diagnosis yang baik. Seorang perawat
bertanggung jawab secara langsung dalam pembuatan diagnosa keperawatan.Perawat juga
bertanggung jawab pada pengobatan,dengan mengaplikasikan prinsip enam benar yaitu, benar
obat, benar dosis, benar klien, benar cara, benar waktu, dan benar dokumentasi.
E. Komponen Diagnosa Keperawatan
1. Masalah (problem): label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respons klien
terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya, yang terdiri dari deskriptor atau
penjelasan (fokus diagnostik). Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
suatu fokus diagnosis terjadi.
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda dan gejala, dan faktor risiko.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif.
1. Diagnosis Negatif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan
diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan,
pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari Diagnosis Aktual dan Diagnosis Resiko.
2. Diagnosis Positif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau
optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan istilah Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015;
Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005).
Berikut penjabaran lengkap mengenai macam-macam diagnosis tersebut diatas (Carpenito, 2013;
Potter & Perry, 2013).
o Diagnosis Aktual. Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupan yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda
atau gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien secara langsung.
o Diagnosis Resiko. Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah
kesehatan. Dalam penegakan diagnosis ini, tidak akan ditemukan tanda/gejala mayor
ataupun minor pada klien, namun klien akan memiliki faktor resiko terkait masalah
kesehatan yang mungkin akan dialaminya dikemudian hari.
o Diagnosis Promosi Kesehatan. Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan
motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau
optimal.
G. Dokumentasi Keperawatan
Ada hal yang perlu untuk diperhatikan dalam rangka penulisan diagnosa keperawatan yaitu :
Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah resiko.
Catat diagnosis keperawatan resiko ke dalam format diagnosis keperawatan.
Gunakan istilah diagnosis keperawatan NANDA
Mulai pernyataan diagnosis keperawatan dengan mengidentifikasi informasi tentang data
untuk diagnosis keperawatan.
Masukkan pernyataan diagnosis keperawatan ke dalam daftar masalah.
Hubungkan setiap diagnosis keperawatan ketika menemuan masalah perawatan.
Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,
intervensi dan evaluasi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz, M., &
Zanotti, M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An Evidence-Based Guide to
Planning Care. Mosby.
2. Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan III. 2017
3. Iksan.2012. Diagnosanya Keperawatan.ECG:Jakarta.
4. Muhith,Abdul.(2015), Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi,EGC :
Yogyakarta
5. Wilkinson,M,Judith,(2007),Diagnosa Keperawatan,EGC:Jakarta
6. NANDA,(2014), Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi, EGC:Jakarta
7. Nursalam, 2012, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta
8. PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
9. Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di
rumah sakit royal prima medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300-304.
10. Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and
Knowledge of Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North
Sumatra. Editorial Preface From the Desk of Managing Editor…, 10(9).