Anda di halaman 1dari 11

Bahan High Level Talkshow Direktur

Perkotrumkim Kementerian PPN/Bappenas


dalam Lokalatih Sinergi Penyusunan RPJMN-RPJMD 2020-2024 Bidang PKP
Senin, 26 November 2018
Rumah Sebagai Kebutuhan Dasar

Rumah merupakan awal kehidupan dimulai:


• Dari mulai lahir sampai tutup usia
• Dari mulai bangun sampai tidur

Tempat berlindung dari bahaya alam,


penyakit, dan gangguan lainnya

Tempat pembinaan keluarga dan


pendidikan awal anak

Investasi terbesar dan termahal keluarga


Berbagai Aspek untuk Mewujudkan Kota Tanpa Kumuh
Kualitas Bangunan Hunian
Memperluas pilihan Aksesibilitas Lingkungan
perumahan layak
Drainase Lingkungan
terjangkau bagi MBR
Pelayanan Air Minum/Baku
Penyediaan Infrastruktur Pengelolaan Air Limbah
Perumahan dasar Pengelolaan Persampahan
Penanggulangan Kebakaran

Menjamin secure tenure


masyarakat (hak Sosial- Menghubungkan
Lahan
pemanfaatan/milik) Ekonomi pembangunan perumahan
dengan peningkatan
kemampuan ekonomi
masyarakat

Pembiayaan Rencana
Perumahan Tata Ruang
Meningkatkan akses Memberikan ruang untuk
MBR terhadap permukiman MBR di
pembiayaan mikro perkotaan
terhadap rumah
sewa/milik
Baseline 2014 Target 2019

11,4 juta unit 6,8 juta unit


Backlog Kepemilikan

TANTANGAN 5 juta unit


7,6 juta unit
BESAR TARGET Backlog Kepenghunian
PEMBANGUNAN
(RPJMN 2015-2019)
3,4 juta unit 1,9 juta unit
RTLH

38.431 Ha 0 (Nol) %
Permukiman Kumuh
CAPAIAN PEMBANGUNAN NASIONAL MELALUI PROGRAM PUSAT 2015-2017

Target RPJMN 2015-2019 Capaian per 2017

Fasilitasi Penyediaan Hunian 2.200.000 unit 587.841 unit


Layak Baru

Penanganan Rumah Tidak Layak 1.500.000 unit 322.003 unit


Huni

Penanganan Permukiman Kumuh 38.431 Hektar 11.565 Hektar


Perkotaan

Akses Air Minum Layak 100% 72,14%

Akses Sanitasi Layak 100% 76,91%


TREND PROPORSI ANGGARAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DALAM APBN

Trend Proporsi Anggaran Perumahan dan Permukiman 2015-2019 (dalam %)


1.90

1.80 1,77% atau


Rp30,98T
1.70 1,70% atau Rp32T
1,67% atau Ro31,6T
1.60

1.50

1.40 1.44 % atau Rp28,5T


1.30

1.20

1.10

1.00
2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018

Anggaran besar, tapi mengapa hanya 38% rumah tangga di Indonesia yang menghuni rumah layak?
KETERBATASAN ANGGARAN PEMERINTAH
Indikasi Kebutuhan Anggaran Infrastruktur 2015-2019 Potensi Sumber Anggaran
6,000

5,000
336 4,796 APBN+APBD BUMN Swasta
384
432
4,000
528
288 1,978.6 1,066.2 1,751.5
1,007
3,000

144 48 96
2,000 576

240
1,000 719 Swasta APBN
37% dan
0 APBD
(Rp trilliun) 41%

BUMN
22%

APBN untuk PKP Rp31,6 T Rp336 T


saat ini (9,4% dari total kebutuhan

Namun, anggaran pemerintah pasti akan selalu terbatas, tetapi apakah persoalan perumahan hanya bisa ditangani
dengan cara pemerintah membangun sebanyak-banyaknya? Bagaimana agar anggaran terbatas tetap bisa menjadi
daya ungkit yang lebih besar?
TAHAPAN RPJMN DALAM RPJPN
(UU NO.17 TAHUN 2007)
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN Hunian yang


NASIONAL layak dan
RPJPN 2005-2025 terjangkau BAGAIMANA
MEMFASILITASI INI?
Terwujudnya pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan
Lingkungan dan
ditandai
oleh
pelayanan Kota tanpa
infrastruktur
dasar Permukiman
permukiman
Terpenuhinya kebutuhan hunian yang
yang layak Kumuh
dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukungnya bagi seluruh masyarakat
yang didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel Kepastian
untuk mewujudkan kota tanpa Bermukim
permukiman kumuh (lahan) SDGs Goals 11

9
MENINGKATKAN PASOKAN RUMAH
DI PERKOTAAN

Sistem Public Partisipasi Memanfaatkan Menghentikan Perencanaan dan


Housing bagi swasta dan lahan publik dan fenomena pengendalian
beberapa kota komunitas lahan urban sprawl kawasan
sesuai karakteristik masyarakat masyarakat termasuk
dan kebutuhan melalui Urban penyediaan
(misal: Bandung Renewal dan backbone
Metropolitan Area) konsolidasi infarstrukturnya
lahan vertikal
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TAHUN 2020-2024

Sasaran/Indikator Arah Kebijakan Strategi

1. Peningkatan peran serta pemerintah daerah, masyarakat


Peningkatan akses masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan hunian layak, aman dan
50-53% rumah tangga
terhadap hunian layak, aman terjangkau.
menempati hunian layak
dan terjangkau 2. Peningkatan pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam
pembangunan perumahan dan permukiman termasuk
penguatan implementasi standar keamanan bangunan.
3. Penguatan implementasi rencana tata ruang yang
Proporsi rumah tangga yang didukung penyediaan infrastruktur dasar permukiman.
menempati hunian layak
Dengan penyesuaian perbedaan 4. Perluasan fasilitas dan bantuan pembiayaan perumahan
fokus kebijakan di perdesaan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan tidak tetap.
perkotaan termasuk peri urban 5. Penyediaan bantuan/subsidi perumahan yang lebih efisien
dan berkelanjutan.
6. Peningkatan keterpaduan pembangunan perumahan
masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dengan
sistem transportasi melalui pengembangan Transit Oriented
Development (TOD).
7. Peningkatan efisiensi lahan perkotaan untuk penyediaan
perumahan melalui inclusive urban renewal dalam rangka
penanganan permukiman kumuh.
8. Pemanfaatan tanah milik negara/BUMN untuk penyediaan
perumahan bagi MBR.

Anda mungkin juga menyukai