Anda di halaman 1dari 9

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SUMATERA UTARA 2019

No. 45/08/12/Th. XXIII, 3 Agustus 2020

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI)


SUMATERA UTARA 2019

 IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat


perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur
berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek
demokrasi, yaitu Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik
(Political Rights), dan Lembaga-Lembaga Demokrasi (Institution of
Democracy).
INDEKS DEMOKRASI
 Metodologi penghitungan IDI menggunakan 4 sumber data yaitu :
INDONESIA (IDI)
SUMATERA UTARA 2019 (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll),
NAIK 3,32 POIN (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.
DIBANDINGKAN  Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 sebesar
DENGAN IDI SUMATERA 67,65 dalam skala 0 sampai 100, berada dibawah IDI Nasional
UTARA 2018. sebesar 74,92. Angka IDI Sumatera Utara 2019 ini mengalami
peningkatan dibandingkan dengan angka IDI 2018 yang sebesar
64,33. Capaian IDI Sumatera Utara ini masuk pada kategori
“sedang”. Klasifikasi tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan
“buruk” (indeks < 60).
 Perubahan angka Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara
dari tahun 2018 ke tahun 2019 dipengaruhi oleh tiga aspek
demokrasi yakni (1) Kebebasan Sipil yang turun 4,00 poin (dari
76,54 menjadi 72,54), (2) Hak-Hak Politik turun 1,02 poin (dari 62,61
menjadi 61,59), dan (3) Lembaga-Lembaga Demokrasi Naik 19,43
poin (dari 51,69 menjadi 71,12).

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 1


1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara tahun 2019 mencapai 67,65 dalam skala indeks 0
sampai 100. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan IDI 2018 yang sebesar 64,33. Dalam
hal ini tingkat demokrasi di Sumatera Utara tersebut masih termasuk dalam kategori “sedang”.
Capaian IDI dari tahun 2009 hingga 2019 mengalami fluktuasi. Pada awal mula dihitung tahun 2009,
capaian IDI Sumatera Utara hanya sebesar 60,20. Angka ini terus mengalami perubahan hingga mencapai
momen tertingginya pada tahun 2015 sebesar 69,01; namun kembali turun menjadi 67,37 di tahun 2016,
sempat naik sedikit sebesar 0,71 poin di tahun 2017 menjadi 68,08, dan akhirnya turun kembali menjadi
64,33 yang merupakan tingkat terendah dalam kurun lima tahun terakhir ini, dan untuk tahun 2019 kembali
mengalami peningkatan menjadi 67,65.
Grafik 1. Perkembangan IDI Sumatera Utara, 2009-2019
100
Baik
80
Sedang
60 66,15 68,02 69,01 67,37 68,08 67,65
60,20 63,45 64,33
58,51 58,80
40
Buruk
20

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

2. Perkembangan Indeks Aspek-Aspek IDI


Angka IDI Sumatera Utara 2019 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek
yakni aspek Kebebasan Sipil dengan rata-rata 72,54; aspek Hak-Hak Politik sebesar 61,59; dan aspek
Lembaga Demokrasi sebesar 71,12.
Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Sumatera Utara, 2009-2019

100
Baik 84,16 82,02 82,71
79,23 79,86
76,64 73,85 74,75 76,54
80 73,65 72,54
62,75 63,52
Sedang 60,14 60,31 62,29 68,87 62,61 71,12
56,45 54,90
60 53,01
59,47 61,97 62,17 62,29 61,59
57,42 56,13
49,82 51,69
40 49,50
41,26
Buruk
20

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Kebebasan Sipil Hak-hak Politik Lembaga Demokrasi

Pada tahun 2019, Aspek Lembaga Demokrasi naik cukup tajam dibandingkan tahun 2018. Naiknya
Aspek Lembaga Demokrasi ini disebabkan naiknya Variabel Peran Peradilan yang Independen sebesar
62,50 poin dari sebelumnya 25 menjadi 87,50. Variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah sebagai

2 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019


penyumbang terbesar kedua atas naiknya aspek Lembaga Demokrasi sebesar 37,34 poin dari 12,94 pada
tahun 2018 menjadi 50,28 di tahun 2019. Peningkatan lain juga disebabkan oeh variabel Peran DPRD yang
naik sebesar 6,45 poin, dari 42,71 poin pada tahun 2018 menjadi 49,16 di tahun 2019. Dengan kenaikan ini,
Aspek Lembaga Demokrasi menjadi berkategori “Sedang” dari yang sebelumnya berkategori “Buruk’.
Aspek Kebebasan Sipil turun sebesar 4,00 poin menjadi 72,54 pada 2019. Penurunan pada aspek
ini disebabkan oleh turunnya variabel Kebebasan Berpendapat sebesar 35,42 poin, dari 52,77 pada 2018
menjadi 17,35 pada 2019 dan turunnya nilai varabel Kebebasan Berkumpul dan Berserikat sebesar 20,31
poin, dari 87,5 pada 2018 menjadi 67,19 pada 2019. Hanya Variabel Kebebasan berkeyakinan yang
mengalami peningkatan tipis sebesar 6,57 poin dari 73,96 pada 2018 menjadi 80,53 pada 2019. Turunnya
Aspek kebebasan sipil masih menempatkannya pada kategori “ Sedang”.
Aspek Hak-Hak Politik ditentukan oleh perubahan pada variabel Hak Memilih dan Dipilih dan variabel
Partisipasi Politik Dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan. Aspek ini mengalami sedikit penurunan
sebesar 1,02 poin, dari 62,61 pada 2018 menjadi 61,59 pada 2019. Penurunan ini disebabkan turunnya
Variabel Hak Memilih dan Dipilih sebesar 2,06 poin, dari 75,23 pada 2018 menjadi 73,17 pada 2019. Variabel
Hak Memilih dan Dipilih ini dihitung berdasarkan poin yang telah dihitung atas kejadian yang terjadi pada
penyelenggaraan pemilu terakhir yaitu pemilu tahun 2019. Klasifikasi aspek hak-hak politik ini masih tetap
berada dalam kategori “ Sedang”.

3. Perkembangan Indeks Variabel IDI

Dibandingkan dengan nilai indeks pada tahun 2018, pada tahun 2019 terdapat enam variabel yang
mengalami penurunan dan empat variabel yang mengalami peningkatan, serta satu variabel tidak mengalami
perubahan. Dari enam variabel yang mengalami penurunan, Variabel Kebebasan Berpendapat menurun
tajam sebesar 35,42 poin, dari 52,77 pada 2018 menjadi 17,35 pada 2019. Penurunan pada variabel ini
disebabkan oleh penurunan nilai indeks pada indikator Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat
pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat yang turun 37,50 poin dari 58,33 pada 2018 menjadi
20,83 pada 2019.
Penurunan indeks variabel yang cukup besar juga terjadi pada Variabel Pemilu yang Bebas dan Adil
yang turun 27,82; dari 100 pada 2018 menjadi 72,18 pada 2019,. Penurunan indeks variabel Pemilu yang
Bebas dan Adil disebabkan oleh menurunnya nilai indeks pada indikator kedua indikatornya. Indikator
Kecurangan dalam Penghitungan Suara turun 32,91 poin dari 100 pada Pemilu tahun 2014 menjadi 67,09
pada Pemilu tahun 2019. Demikian juga indikator Netralitas Penyelenggaraan Pemilu turun 22,73 poin. Pada
Pemilu tahun 2014 bernilai 100 sedang pada Pemilu tahun 2019 bernilai 77,27.
Variabel Kebebasan Berkumpul dan Berserikat mengalami penurunan terbesar ketiga yaitu sebesar
20,31 poin, sebelumnya 87,5 menjadi 67,19 di tahun 2019. Penurunan variabel ini disumbang oleh indikator
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan
berserikat sebesar 37,50 poin. Tahun 2018 sebesar 100 dan tahun 2019 sebesar 62,50 poin
Variabel Kebebasan dari diskriminasi mengalami penurunan terbesar keempat yaitu sebesar 11,86
poin, sebelumnya 88,25 menjadi 76,39 di tahun 2019. Penurunan variabel ini disumbang oleh indikator
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok
rentan lainnya sebesar 33,33 poin. Tahun 2018 sebesar 100 dan tahun 2019 sebesar 66,67 poin.
Variabel Hak Memilih dan Dipilih mengalami penurunan terbesar kelima sebesar 2,06 poin, dari
sebelumnya 75,23 pada tahun 2018 menjadi 73,17 pada tahun 2019. Penurunan variabel ini disumbang oleh
Indikator Persentase anggota perempuan DPRD Provinsi (turun 13,34 poin), Indikator Kejadian dimana hak
memilih atau dipilih masyarakat terhambat (turun 9,62 poin) dan Indikator Kualitas Daftar Pemilih Tetap
(turun 7,10 poin)

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 3


Berikutnya Variabel Peran Partai Politik yang mengalami penurunan sebesar 1,37 poin, sebelumnya
98,79 menjadi 97,42 di tahun 2019. Penurunan variabel ini disumbang oleh indikator Persentase perempuan
pengurus partai politik yang turun sebesar 13,69 poin, tahun 2018 sebesar 87,88 dan tahun 2019 sebesar
74,19 poin
Untuk Variabel yang mengalami kenaikan, berjumlah empat variabel. Berturut turut yaitu Variabel
Peran Peradilan yang Independen naik 62,50 poin, Variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah naik 37,34
poin, variabel Kebebasan Berkeyakinan naik 6,57 poin dan variabel Peran DPRD naik 6,45 poin.
Variabel Peran Peradilan yang independen mengalami kenaikan terbesar 62,50 poin, sebelumnya 25
menjadi 87,5 di tahun 2019. Peningkatan variabel ini disumbang oleh indikator Penghentian penyidikan yang
kontroversial oleh jaksa atau polisi sebesar 100 poin. Tahun 2018 sebesar 0 dan tahun 2019 sebesar 100
poin
Variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah mengalami kenaikan terbesar kedua 37,34 poin,
sebelumnya 12,94 menjadi 50,28 di tahun 2019. Peningkatan variabel ini disumbang oleh indikator Kebijakan
pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN sebesar 42,11 poin. Tahun 2018
sebesar 18,42 dan tahun 2019 sebesar 60,53 poin dan indikator Upaya penyediaan informasi APBD oleh
pemerintah daerah sebesar 33,33 poin. Tahun 2018 sebesar 8,33 dan tahun 2019 sebesar 41,66 poin
Variabel Kebebasan berkeyakinan mengalami kenaikan terbesar ketiga 6,57 poin, sebelumnya 73,96
menjadi 80,53 di tahun 2019. Peningkatan variabel ini disumbang oleh indikator Aturan tertulis yang
membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama sebesar 17,39 poin. Tahun 2018 sebesar 65,22 dan
tahun 2019 sebesar 82,61 poin dan indikator Tindakan/pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi
kebebasan menjalankan ibadah agama sebesar 12,5 poin. Tahun 2018 sebesar 87,5 dan tahun 2019
sebesar 100 poin
Variabel Peran DPRD mengalami kenaikan terbesar keempat 6,45 poin, sebelumnya 42,71 menjadi
49,16 di tahun 2019. Peningkatan variabel ini disumbang oleh indikator Perda inisiatif DPR sebesar 44,44
poin. Tahun 2018 sebesar 22,22 dan tahun 2019 sebesar 66,66 poin dan indikator Alokasi anggaran
pendidikan dan kesehatan sebesar 4,29 poin. Tahun 2018 sebesar 54,54 dan tahun 2019 sebesar 58,83
poin

Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sumatera Utara, 2018-2019

Kebebasan Berkumpul dan 2018 2019


Berserikat
100,00
Peran Peradilan yang 87,50
Kebebasan Berpendapat
Independen 80,00
67,19
87,50
60,00 52,77
Peran Birokrasi Pemerintah
40,00 80,53 Kebebasan Berkeyakinan
Daerah
50,28 25,00 73,96
20,00
98,79 12,94
0,00 17,35 76,39
Peran Partai Politik Kebebasan dari Diskriminasi
97,42 42,71 88,25
50,00
49,16 73,17
50,00 75,23
Peran DPRD Hak Memilih dan Dipilih
72,18
Partisipasi Politik dalam
Pemilu yang Bebas dan Adil Pengambilan Keputusan dan
100,00 Pengawasan

4 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019


4. Perkembangan Skor Indikator IDI

Pada IDI Sumatera Utara 2019, dari 28 indikator terdapat 9 indikator yang mencapai kinerja
kategori “baik” (skor di atas 80), meliputi:
a) Indikator 2, Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan
berkumpul dan berserikat,
b) Indikator 5, Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama,
c) Indikator 6, Tindakan/pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi kebebasan menjalankan
ibadah agama,
d) Indikator 8, Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan
lainnya,
e) Indikator 11, Hak memilih atau dipilih terhambat,
f) Indikator 12, Ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat menggunakan
hak pilih etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya,
g) Indikator 17, Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan,
h) Indikator 23, Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai politik peserta pemilu,
i) Indikator 28, Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi.

Kinerja indikator demokrasi yang berkategori “buruk” (skor di bawah 60) di tahun 2019 ada sebanyak 7
indikator yaitu:
a) Indikator 3, Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan
berpendapat,
b) Indikator 4, Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan
berpendapat,
c) Indikator 15, Persentase perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Provinsi,
d) Indikator 16, Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan,
e) Indikator 20, Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan,
f) Indikator 22, Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif,
g) Indikator 26, Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah.

5. Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh
pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat bukan
sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan
landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan
gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat
Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan
Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),
Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia
(UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina)
merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia.
Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu
Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-Lembaga Demokrasi
(Institution of Democracy).

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 5


IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks
tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level
nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh
Indonesia. IDI tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi
saja. Namun juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif
(DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI
merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.
Komponen Penghitungan IDI 2009 – 2019

Aspek Variabel Indikator *)


1. Kebebasan Sipil 1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2 indikator
2. Kebebasan Berpendapat 2 indikator
3. Kebebasan Berkeyakinan 3 indikator
4. Kebebasan dari Diskriminasi 3 indikator
2. Hak-Hak Politik 5. Hak Memilih dan Dipilih 5 indikator
6. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
2 indikator
Pemerintahan
3. Lembaga Demokrasi 7. Pemilu yang Bebas dan Adil 2 indikator
8.Peran DPRD 3 indikator
9. Peran Partai Politik 2 indikator
10. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 2 indikator
11. Peradilan yang Independen 2 indikator
Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2

Pengumpulan data IDI mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang
saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen
tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-
indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui Focus Group
Discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak
tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut
diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan nara sumber yang kompeten memberikan informasi
tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan
diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya

Penghitungan IDI melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung skor akhir untuk setiap
indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional.
Ketiga tahapan ini secara hierarkis terkait satu dengan yang lain. Skor masing-masing indikator IDI (28
indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya
indeks 11 variabel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks
ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi, dan pada akhirnya
komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini
merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat
terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling
rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh
indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang
dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80),
“sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

6 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019


7. Tabel-Tabel

Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sumatera Utara, 2018-2019


No Nama Variabel 2018 2019 Selisih
1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 87,50 67,19 (20,31)
2 Kebebasan Berpendapat 52,77 17,35 (35,42)
3 Kebebasan Berkeyakinan 73,96 80,53 6,57
4 Kebebasan dari Diskriminasi 88,25 76,39 (11,86)
5 Hak Memilih dan Dipilih 75,23 73,17 (2,06)
6 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 50,00 50,00 -
7 Pemilu yang Bebas dan Adil 100,00 72,18 (27,82)
8 Peran DPRD 42,71 49,16 6,45
9 Peran Partai Politik 98,79 97,42 (1,37)
10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 12,94 50,28 37,34
11 Peran Peradilan yang Independen 25,00 87,50 62,50

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 7


Tabel 2. Perkembangan Indeks Aspek, Variabel dan Skor Indikator IDI Sumatera Utara, 2018-2019

o ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2018 2019


INDEKS DEMOKRASI INDONESIA SUMATERA UTARA 64,33 67,65
A. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 76,54 72,54
I. Kebebasan berkumpul dan berserikat 87,50 67,19
1 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat 100,00 62,50
kebebasan berkumpul dan berserikat
2 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan 0 100,00
berkumpul dan berserikat
II. Kebebasan berpendapat 52,77 17,35
3 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat 58,33 20,83
kebebasan berpendapat
4 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan 25,00 -
berpendapat
III. Kebebasan berkeyakinan 73,96 80,53
5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan 65,22 82,61
agamanya
6 Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan 87,50 100,00
masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya
7 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap 100,00 60,00
kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama
IV. Kebebasan dari diskriminasi 88,25 76,39
8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya 83,33 83,33
9 Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis 81,25 78,13
atau terhadap kelompok rentan lainnya
10 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis 100,00 66,67
atau terhadap kelompok rentan lainnya
B. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHTS) 62,61 61,59
V. Hak memilih dan dipilih 75,23 73,17
11 Hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat 100,00 90,38
12 Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok dengan 60,00 98,47
keterbatasan akses tidak dapat menggunakan hak memilih
13 Kualitas daftar pemilih tetap (DPT) 74,55 67,45
14 Penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih 68,31 77,85
dalam pemilu (voters turnout)
15 Perempuan terpilih di DPRD provinsi 56,67 43,33
VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 50,00 50,00
16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 0,00 0,00
17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 100,00 100,00
C. LEMBAGA-LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS) 51,69 71,12
VII. Pemilu yang bebas dan adil 100,00 72,18
18 Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan Pemilu 100,00 77,27
19 Kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara 100,00 67,09
VIII. Peran DPRD 42,71 49,16
20 Besaran alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan 54,54 58,83
21 Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD 22,22 66,66
22 Rekomendasi DPRD kepada eksekutif 17,86 0,00
IX. Peran Partai politik 98,79 97,42
23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu 100,00 100,00
24 Perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi 87,88 74,19
X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 12,94 50,28
25 Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN 18,42 60,53
26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah 8,33 41,66
XI. Peran Peradilan yang independen 25,00 87,50
27 Keputusan hakim yang kontroversial 50 75,00
28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 0,00 100,00

8 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019


BPS PROVINSI SUMATERA UTARA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Telepon: 061-8452343, Faks. 061-8452773


E-mail: bps1200@bps.go.id
Website: http://sumut.bps.go.id

Diterbitkan oleh :

Badan Pusat Statistik Konten Berita Resmi Statistik dilindungi


Provinsi Sumatera Utara oleh Undang-Undang, hak cipta melekat
Jl. Asrama No.179 Medan pada Badan Pusat Statistik. Dilarang
Telepon: 061-8452343 mengumumkan, mendistribusikan,
mengomunikasikan, dan/atau
Mukhamad Mukhanif menggandakan sebagian atau seluruh isi
Kepala Bidang Statistik Sosial untuk tujuan komersial tanpa izin
E-mail: bps1200@bps.go.id tertulis dari Badan Pusat Statistik.
Website : http://sumut.bps.go.id

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 9

Anda mungkin juga menyukai