Dosen Pengampu:
H. Ikhwan Faisal, SE, M.SI, AK, CA
Oleh:
Fitria Maulida
1910312220036
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Memperkenalkan Penawaran
Pasar Baru. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak H. Ikhwan Faisal, SE,
M.SI, AK, CA selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Manajemen Pemasaran.
Saya berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta menambah
wawasan tentang Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru. Dalam pembuatan karya
tulis ini saya sangat menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saya
memohon maaf jika ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan, saya sangat
menerima jika ada kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi saya selaku penulis
maupun orang yang membacanya.
Fitria Maulida
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persepsi dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi ..................... 7
2.2 Membuat Penilaian atas Orang Lain ..................................................... 8
2.3 Hubungan Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual ............... 9
2.4 Pengambilan Keputusan dalam Organisasi ........................................... 10
2.5 Faktor yang Memengaruhi Pengambilan Keputusan ............................ 12
2.6 Etika dalam Pengambilan Keputusan ................................................... 13
2.7 Kreativitas, Pengambilan Keputusan Kreatif, dan Inovasi dalam
Organisasi .............................................................................................. 13
2.8 Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individu pada PT Toyota
Astra Motor ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Apa cara terbaik untuk mengelola proses pengembangan produk baru?
5. Apa saja faktor yang memengaruhi tingkat difusi dan pemakaian konsumen
terhadap produk dan jasa yang baru diluncurkan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Keberhasilan Produk Baru
Inovasi tambahan dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar
baru dengan memperbaiki produk untuk pelanggan baru, menggunakan variasi
produk inti untuk tetap memimpin pasar, dan menciptakan solusi jangka pendek
untuk seluruh masalah industri. Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa faktor
keberhasilan nomor satu dalam mengembangkan produk baru adalah produk
yang unik dan superior. Faktor kunci lainnya adalah konsep produk yang
didefinisikan dengan baik, sinergi teknologi dan pemasaran, kualitas
pelaksanaan di semua tahap, dan daya tarik pasar.
C. Kegagalan Produk Baru
Produk baru bisa gagal karena banyak alasan seperti mengabaikan atau
salah menerjemahkan riset pasar, berlebihan dalam memperkirakan ukuran
pasar, biaya pengembangan tinggi, rancangan yang buruk, positioning yang
tidak benar, iklan yang tidak efektif, harga yang salah, dukungan distribusi tidak
cukup, dan pesaing yang melawan sengit. Beberapa faktor tambahan yang
menghalangi pengembangan produk baru adalah kelangkaan ide penting pada
wilayah tertentu, pasar yang terfragmentasi, batasan sosial dan pemerintah, biaya
pengembangan, kelangkaan modal, waktu pengembangan yang dibutuhkan lebih
pendek. Akan tetapi, perusahaan yang benar-benar inovatif akan menerima
kegagalan sebagai bagian dari hal yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan.
4
A. Menentukan Anggaran bagi Pengembangan Produk Baru
Manajemen senior harus memutuskan berapa banyak anggaran yang
diperlukan untuk pengembangan produk baru. Beberapa perusahaan
menyelesaikan masalah ini dengan membiayai proyek sebanyak mungkin
dengan harapan dapat mencapai beberapa pemenang. Perusahaan lain
menerapkan angka persentase penjualan konvensional atau menghabiskan
sebesar jumlah yang dihabiskan pesaing. Perusahaan lain juga dapat
memutuskan berapa banyak produk baru yang berhasil yang mereka butuhkan
dan bekerja mundur untuk memperkirakan investasi yang diperlukan.
B. Mengelola Pengembangan Produk Baru
Banyak perusahaan memberikan tanggung jawab ide produk baru kepada
manajer produk. Beberapa perusahaan mempunyai komite manajemen tingkat
tinggi yang bertugas meninjau dan menyetujui proposal. Perusahaan besar sering
membentuk departemen produk baru yang dikepalai oleh manajer yang memiliki
kewenangan substansial dan akses ke manajemen puncak.
Banyak perusahaan menugaskan pengembangan produk baru bekerja
untuk tim usaha, kelompok lintas fungsi yang bertugas mengembangkan produk
atau bisnis khusus. Intrapeneur ini dilepaskan dari tugas lainnya dan diberikan
anggaran, kerangka waktu, dan tempat kerja informal untuk mengembangkan
produk baru.
Banyak perusahaan besar menggunakan sistem gerbang tahap untuk
mengelola proses inovasi. Mereka membagi proses ke dalam beberapa tahap,
yang pada akhir setiap tahap, terdapat gerbang atau titik pemeriksaan. Manajer
senior meninjau kriteria di setiap gerbang untuk mengambil satu dari empat
keputusan: maju, bunuh, tahan, atau daur ulang. Sistem gerbang tahap membuat
proses inovasi dapat dilihat oleh semua pihak yang terlibat dan menjelaskan
tanggung jawab pemimpin proyek dan tim pada setiap tahap.
5
Banyak perusahaan semakin melangkah ke luar perusahaan untuk
mendapatkan sumber eksternal ide-ide baru. Kebutuhan dan keinginan
pelanggan merupakan tempat yang logis untuk memulai riset. Wawancara
satu-satu dan diskusi kelompok fokus dapat mengeksplorasi kebutuhan dan
reaksi produk. Pendekatan tradisional yang berpusat pada perusahaan
terhadap inovasi produk sedang beralih ke dunia di mana perusahaan
bekerja sama dengan pelanggan untuk menciptakan produk. Perusahaan
semakin beralih ke sumber daya masyarakat untuk menghasilkan ide baru.
Kerja sama dalam berkreasi dapat membuat pelanggan menjadi
merasa lebih dekat dan menyukai perusahaan, dan memberitahukan
keterlibatan mereka kepada orang lain melalui berita mulut ke mulut.
Konsumen yang memiliki pengalaman kebutuhan yang lebih dulu daripada
konsumen lainnya bisa menjadi sumber atau bahkan masukan yang baik
ketika mereka melakukan inovasi produk tanpa sepengetahuan perusahaan.
Perusahaan dapat banyak belajar dengan mempelajari pelanggan yang
sebelumnya paling sering menggunakan produk perusahaan dan menyadari
adanya kebutuhan perbaikan sebelum pelanggan lain menyadarinya.
Karyawan di perusahaan juga bisa menjadi sumber ide untuk
meningkatkan produksi, produk, dan jasa. Perusahaan dapat memotivasi
karyawannya untuk mengumpulkan ide-ide baru ke manajer ide yang
nama dan nomor teleponnya diedarkan secara luas. Sesi tukar pikiran
internal juga cukup efektif jika diadakan dengan benar. Manajemen
puncak bisa menjadi sumber ide utama lainnya.
b) Teknik kreativitas.
- Menyebutkan atribut.
- Mendorong hubungan.
- Analisis morfologis.
- Analisis asumsi terbalik.
- Konteks baru.
- Pemetaan pikiran.
2. Penyaringan Ide
6
Dalam menyaring ide, perusahaan harus menghindari dua jenis
kesalahan. Kesalahan menolak terjadi ketika perusahaan menolak ide yang
baik. Kesalahan menjalankan terjadi ketika perusahaan memperbolehkan ide
yang buruk dikembangkan dan dikomersialisasikan. Kegagalan produk
absolut mengakibatkan kerugian keuangan dan penjualan tidak menutup
biaya variabel. Kegagalan produk parsial mengakibatkan kerugian keuangan,
namun penjualan menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap.
Kegagalan produk relatif menghasilkan laba yang lebih rendah dari pada
tingkat pengembalian sasaran perusahaan. Tujuan penyaringan adalah
membuang ide buruk secepat mungkin dengan alasan biaya pengembangan
produk meningkat cukup besar dalam setiap tahap pengembangan berikutnya.
B. Konsep
1. Pengembangan Konsep
Setiap konsep merepresentasikan konsep kategori yang mendefinisikan
persaingan produk. Peta perseptual adalah cara visual untuk menampilkan
persepsi dan preferensi konsumen. Peta tersebut memberikan gambaran
kuantitatif tentang situasi pasar dan bagaimana konsumen melihat produk,
layanan, dan merek yang berbeda beserta berbagai dimensi. Perusahaan dapat
menggunakan dua dimensi biaya dan waktu persiapan untuk menciptakan
peta positioning produk dan kemudian mengubah konsep produk menjadi
konsep merek. Peta positioning berguna untuk meletakkan preferensi
konsumen di atas peta berdasarkan preferensi yang diinginkan mereka saat
ini. Peta positioning juga membantu perusahaan dalam memutuskan jumlah
biaya yang dikenakan.
2. Pengujian Konsep
Pengujian konsep berarti menampilkan konsep produk, secara simbolis
atau fisik, untuk membidik konsumen dan melihat reaksinya. Semakin besar
kemiripan konsep yang diuji dengan produk atau pengalaman akhir, semakin
andal pengujian konsep tersebut. Setelah pengujian konsep, perusahaan akan
mengukur dimensi produk dengan meminta konsumen merespon jenis
pertanyaan kemampuan berkomunikasi dan kepercayaan, tingkat kebutuhan,
tingkat kesenjangan, nilai anggapan, maksud pembelian, target pengguna;
7
kejadian pembelian; frekuensi pembelian. Jawaban responden
mengindikasikan apakah konsep mempunyai daya tarik konsumen yang luas
dan kuat, produk apa yang menjadi pesaingnya, dan konsumen mana yang
menjadi sasaran terbaik.
3. Analisis Konjoin
Analisis konjoin merupakan sebuah metode untuk menghasilkan nilai
utilitas yang dilekatkan konsumen pada beragam tingkat atribut produk.
Dengan analisis konjoin, responden melihat berbagai tawaran hipotesis yang
dibentuk dengan mengkombinasikan berbagai tingkat atribut, lalu
memeringkat berbagai tawaran. Manajemen dapat mengidentifikasi
penawaran paling menarik serta memperkirakan pangsa pasar dan labanya.
C. Strategi Pemasaran
Manajer produk baru akan mengembangkan rencana strategi tiga bagian
awak untuk memperkenalkan produk baru ke pasar. Bagian pertama
menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku, positioning produk
yang direncanakan, lalu penjualan, pangsa pasar, dan tujuan laba yang dicari
dalam beberapa tahun pertama. Bagian kedua menggarisbawahi harga, strategi
distribusi, dan anggaran pemasaran yang direncanakan selama tahun pertama.
Bagian ketiga rencana strategi pemasaran menggambarkan tujuan penjualan dan
laba jangka panjang serta strategi bauran pemasaran sepanjang waktu.
D. Analisis Bisnis
1. Memperkirakan Total Penjualan
Total penjualan yang diperkirakan adalah jumlah penjualan tahun
pertama yang diperkirakan, penjualan pengganti, dan penjualan berulang.
Dalam memperkirakan penjualan, tugas pertama manajer adalah
memperkirakan pembelian pertama produk baru dalam setiap periode. Untuk
memperkirakan penjualan pengganti, manajemen meneliti distribusi usia
bertahan produk. Untuk produk baru yang sering dibeli, penjual
memperkirakan penjualan berulang.
2. Memperkirakan Biaya dan Laba
Biaya diperkirakan oleh departemen RD, manufaktur, pemasaran, dan
keuangan dengan menggunakan proyeksi penjualan, biaya, dan laba dalam
8
lima tahun. Perusahaan menggunakan ukuran keuangan lain untuk
mengevaluasi kelebihan proposal produk baru, ukuran paling sederhana
analisis titik impas, yang memperkirakan berapa banyak unit yang harus
dijual untuk mencapai titik impas dengan harga dan struktur biaya tertentu.
Kmemudian ada analisis risiko, di sini kita mendapatkan tiga perkiraan
(optimis, pesimis, dan yang paling mungkin) untuk setiap variabel tidak pasti
yang memengaruhi profitabilitas, di bawah lingkungan pemasaran dan
strategi pemasaran yang diasumsikan untuk periode perencanaan.
E. Pengembangan Produk
F. Pengujian Pasar
G. Komersialisasi
2.5 Proses Adopsi Konsumen
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10