Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ABU BAKAR SIDIK

NIM : 18.02.0006

MK : ARSITEKTUR LANSKAP

JAWABAN

1. Faktor yang sangat berpengaruh dalam bidang arsitektur lanskap ada dua yaitu :
a. Faktor internal ( manusia )
1. Faktor jasani
Berkenaan dengan kekerabatan antara wujud dan ukuran jasmani
seseorang dengan lingkungannya. pada pengukuran dan sikap tubuh, gerakan
dan pertumbuhan rata-rata tubuh dapat menciptakan ketetapan dari
berbagai komponen bangunan dan rancangan pertanaman.

2. Faktor pisiologis
Keperluan-keperluan fisiologis manusia timbul dari kekerabatan
timbal balik antara kondisi biologis seseorang dengan lingkungan sekitarnya.
Keperluan-keperluan tersebut antara lain makanan, udara, air, gerak badan,
perlindungan dari kondisi yang tak menguntungkan.

3. Faktor psikis
Keperluan-keperluan psikis berhubungan dengan latar belakang adat
istiadat, pengalaman dan keperluan dasar manusia (sandang, pangan dan
papan). Dalam memahami perilaku pada manusia, diperlukan informasi akan
keperluan dasar dan penggagasnya.

b. Faktor eksternal ( lingkungan )


1. Lingkungan alamiah ada 2 yaitu :
-Lingkungan biotik (makhluk hidup), berupa vegetasi/ persebaran
tumbuh-tumbuhan dan tanaman, satwa/ binatang dan manusia. Vegetasi dan
satwa (flora dan fauna) ialah elemen penting dalam lanskap, terlebih pada
lanskap alami.

-Lingkungan abiotik (benda mati), berupa iklim, geologis dan tanah,


topografi dan kemiringan lahan, hidrografis dan hidrologis ataupun drainase.
Iklim ialah hasil dan sejumlah elemen-elemen utama tapi yang saling
memberi pengaruh, meliputi curah hujan, temperatur udara, kelembaban,
radiasi matahari, uap air dan angin.
2. Lingkungan buatan
Lingkungan buatan, ialah seluruh bangunan dan benda buatan lainnya
di dalam tapak lanskap.
3. Lingkungan sosial
dimana terdapat lingkungan yang didiami atau dihuni oleh manusia
yang memiliki skor-skor sosial dalam meningkatkan kesejahteraan, adat
istiadat, sopan santun, sopan santun dan kepedulian terhadap sesama
manusia pada suatu perancangan sebuah bangunan di dalam tapak lanskap.

2.
 Contohnya
a. Sosial
Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu. Bahasa Riau
sendiri memiliki dua dialek, yakni dialek Melayu Riau Daratan yang digunakan di
Pulau Sumatra, dan dialek yang mereka gunakan di Kepulauan Riau dan di daerah
pesisir pantai. Sastra Melayu Riau terekam dengan baik dalam pantun, syair,
gurindam, hikayat, karmina, seloka, puisi-puisi tradisional, peribahasa lokal,
mantra-mantra, dan kisah-kisah roman, serta bentuk-bentuk ekspresi lainnya
yang mereka gunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka.

b. Ekonomi

mengungkap kepada kita bahwa ketimpangan yang lebih rendah berhubungan


dengan pertumbuhan yang lebih kuat, lebih berkelanjutan. Pada saat yang sama,
ketimpangan yang berlebihan berhubungan dengan masyarakat yang
terpinggirkan, masyarakat yang terkoyak, dan kepercayaan yang tergerus. Tidak
heran mengapa banyak yang merasa marah dan frustrasi. Mengatasi
ketimpangan memerlukan kemitraan. Upaya ini mengharuskan pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk bekerja bersama: untuk menumpas
diskriminasi terhadap perempuan; merancang reformasi pasar tenaga kerja yang
tepat; dan memperkuat reformasi sistem pendidikan, pelatihan, dan
perlindungan sosial - untuk menjangkau masyarakat, bukan mengucilkan mereka,
dan menyiapkan mereka menghadapi transformasi teknologi yang akan datang.

c. Lingkungan

satuan dalam lanskap biasanya dapat


berupa lanskap bukit, lanskap gunung, lanskap pantai, dan lain-lain.
Contoh dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah, lanskap meso contohnya
taman-taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya adalah hutan kota dan
taman nasional.

 Urayan pemahaman
a. Landscape planning ( Perencanaan Lanskap )
Perencanaan lanskap adalah cabang dari arsitektur lansekap. Menurut
Erv, perencanaan lanskap Zube didefinisikan sebagai kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan lansekap di antara penggunaan lahan yang bersaing
sambil melindungi proses alami dan sumber daya budaya dan alam yang
signifikan.

b. Site planning ( Rencana Plot )


Rencana lokasi atau rencana plot adalah jenis gambar yang digunakan
oleh arsitek, arsitek lanskap, perencana kota, dan insinyur yang menunjukkan
kondisi yang ada dan yang diusulkan untuk suatu area tertentu, biasanya
sebidang tanah yang akan dimodifikasi.

c. Detail landscape design ( perencanaan detail lanskap )


adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponen/elemen,
material/bahan lansekap, tanaman, kombinasi pemecahan detail berbagai
elemen taman seperti: pedestrian, plaza, air mancur, kolom, bollard dan
sebagainya.

3 . Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


Kota/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota/Kota yang ditetapkan
oleh Peraturan Daerah Kota. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh telah ditetapkan
secara hukum dalam bentuk Peraturan Daerah atau Qanun dengan nomor Qanun Kota
Banda Aceh No. 4 tahun 2009. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa
yang perlu diperhatikan dari RTRW Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kota Banda Aceh (KSK) yang didasari sudut kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup

iv. Sosial budaya

v. Pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya.


b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
c. Ketentuan zonasi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya
mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung,
kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur


ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Dalam Sistem Perkotaan Nasional, Kota Banda Aceh ditetapkan sebagai Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW) sebagaimana yang dikemukakan dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 26

Tahun 2008, yang disusun berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007. Namun seiring

dengan isu penataan ruang yang mendasari perumusan tujuan, kebijakan dan strategi

penataan ruang Kota Banda Aceh 20 tahun ke depan, maka hirarkhi Kota Banda Aceh

diusulkan untuk dipromosikan dan ditetapkan sebagai berikut:

Pusat Kegiatan Nasional (PKNp)

Penetapan Kota Banda Aceh sebagai PKNp ini juga sejalan dengan Kebijakan dan

Strategi Penataan Ruang serta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang

ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Aceh Tahun 2009-

2029.

Beberapa faktor yang mendasari penetapan sebagai PKNp tersebut adalah :

a. Kota Banda Aceh sebagai Ibukota Provinsi Aceh


b. Kota Banda Aceh sebagai pintu gerbang provinsi dari segi transportasi laut dan
udara
c. Fungsi Kota Banda Aceh sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan dan
jasa, pelayanan pendidikan dan kesehatan pusat keagamaan
d. Dukungan nilai historis yang terdapat di Kota Banda Aceh untuk pengembangan
kegiatan periwisata .

4 . Karakter lanskap hutan

a. Hutan jati
b. Hutan pinus
c. Hutan meranti
d. Hutan bambu
e. Hutan rawa
f. Padang lamun

Dengan hanya memperhatikan aspek visual dari karakter tapak, pengembangan area
lanskap alami harus dilakukan dengan cara untuk melindunginya dan memperkuat
kualitas lanskap
yang melekat. Oleh karenanya harus menghilangkan obyek yang di luar perhatian/
yang mengganggu, dan dimungkinkan untuk memasukkan obyek dengan tujuan
untuk meningkatkan atau memperkuat karakter alami tersebut.

Anda mungkin juga menyukai