Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ANALISA SITUASI

Kelompok mahasiswa profesi kepemimpinan dan manajemen FIK UI 2005

menggunakan ruang Kresna RS Dr. Marzuki Mahdi (RSMM) Bogor sebagai lahan

praktek selama 4 minggu. Ruang Kresna sendiri merupakan salah satu ruangan Model

Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di RSMM.

A. Analisa situasi ruangan

Kelompok mahasiswa tlebih dahulu melakukan pengkajian terhadap situasi dan

kondisi manajemen ruangan yang mencakup 4 pilar, yaitu melalui pendekatan

manajemen, kompensasi dan penghargaan, hubungan profesional, dan pemberian asuhan

keperawatan. Proses pengkajian dilakukan selama 2 hari yaitu dari tanggal 14-15

Desember 2005 dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan penyebaran

kuisioner. Hasil yang didapatkan dari pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa antara

lain:

1. Pendekatan Manajemen

a. Perencanaan

Dari hasil kuesioner dengan Perawat pelaksana menyatakan 73,3% kadang-

kadang membuat rencana kegiatan harian secara tertulis secara rutin. Kepala ruangan

menyatakan tidak pernah membuat rencana kegiatan harian, mingguan, bulanan dan
tahunan secara tertulis. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan rencana kegiatan

tertulis tidak pernah dibuat lagi baik kepala ruangan, ketua tim, maupun perawat asosiet.

b. Pengorganisasian

Dari hasil angket katim menyatakan 100% perawat di ruangan sudah menjalankan

peran dan fungsinya masing-masing. Dari hasil wawancara dengan Karu, pelaksanaan

peran dan fungsi perawat belum optimal dimana hal ini terkait dengan kuantitas

ketenagaan yang terbatas/kurang. Dari hasil observasi pembagian klien untuk shift sore

dan malam tidak sesuai tingkat ketergantungan klien dan jumlah perawat yang ada.

c. Pengarahan

60% perawat menyatakan Karu dan Katim selalu mengarahkan staf

keperawatannya dengan baik. Namun 66.6% Katim menyatakan kadang-kadang

memberikan pengarahan kepada PA. Dari hasil wawancara, apabila terdapat konflik

dalam satu tim maka konflik tersebut akan diselesaikan dengan kebijakan Katim tapi

apabila konflik tersebu tidak terselesaikan maka Karu akan turun tangan untuk berperan

menyelesaikan konflik.

d. Pengendalian

Dari hasil kuisioner PA menyatakan 73.3% Katim kadang-kadang melakukan

supervisi terhadap kinerja anggota tim. Dari hasil wawancara dengan Karu, Karu

menyatakan tidak pernah melakukan supervisi secara langsung terhadap kinerja tapi

dilakukan dari caper yang telah dibuat oleh PA ataupun pelaporan klien saat operan oleh

masing-masing tim.
2. Kompensasi dan Penghargaan

Berdasarkan hasil wawancara, karu menyatakan bahwa karu memberikan

reinforcement positif terhadap anggotanya. Hasil angket menunjukkan bahwa 20% PA

kadang-kadang mendapatkan reinforcement positif dari karu, 50% sering, dan 30% selalu

mendapatkan reinforcement positif dari karu. 20% PA sering mendapatkan reinforcement

positif dari katim, dan 80% selalu. Sedang dari sesama PA, 10% kadang-kadang

mendapatkan reinforcement positif, 20% sering, dan 70% selalu mendapatkan

reinforcement positif dari sesama PA. 70% PA tidak pernah mendapatkan reinforcement

negatif dari karu, dan 30% kadang-kadang. Dari katim, 90% PA tidak pernah

mendapatkan reinforcement negatif, dan 10% kadang-kadang. 90% PA tidak pernah

mendapatkan reinforcement negatif dari sesama PA dan sisanya kadang-kadang.

Berdasarkan hasil observasi……

3. Hubungan profesional

Dari hasil observasi didapatkan hubungan profesional dengan tenaga kesehatan

lainnya cukup baik. Rekan perawat berkolaborasi dengan dokter (gigi/internis/lain-lain)

apabila ditemukan masalah fisik pada klien dan juga berkolaborasi dengan pihak psikiater

dalam pemberian terapi medis untuk penanganan masalah kejiwaan klien; kolaborasi

dengan bagian gizi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi klien; kolaborasi dengan

bagian cleaning service dilakukan guna menjaga kebersihan dan penyediaan kebutuhan

sarana prasarana bagi klien.


Berdasarkan hasil angket 93.3% PA mengatakan mengikuti operan, 60%

mengikuti pre dan post conference. Namun 100% Katim kadang-kadang melakukan pre

dan post conference. Dari hasil observasi operan dan ronde keperawatan sudah dilakukan

namun belum optimal. Pre dan post conference tidak menentu kadang tidak sesuai dengan

waktu yang telah dialokasikan dan tidak semua tim yang melakukannya. Dari hasil

wawancara Pre dan post conference dilakukan bila ada hal khusus saja pada klien

ruangan.

4. Pemberian askep

Dari hasil wawancara dengaan Karu pendokumentasian belum optimal khususnya

pada shift sore dan malam. Berdasarkan angket 93.3% PA mengatakan selaku

meklakukan askep sesuai dengan SAP dan SOP namun dari hasil observasi

pendokumentasian yang dilakukan belum sesuai SAP.

Hasil observasi mahasiswa selama 2 hari pendokumentasian belum

menggambarkan optimal implementasi dan hasil evaluasi keadaan klien secara tertulis.

Analisa SWOT:

Berdasarkan hasil wawancara observasi dan angket dapat dianalisa:

1. Pendekatan Manajemen

Srength

- RSMM merupakan RS pendidikan

- Ruang Kresna merupakan ruang MPKP

- Karu mendukung kegiatan


- Sumber daya manusia mempunyai latar belakang pendidikan DIII (21

orang) dan S1 Keperawatan (5 orang)

- Adanya SOP tentang uraian tugas

Weakness

- Pelaksanaan MPKP belum optimal (60% PA mengatakan masih

mengalami hambatan dalam menjalankan konsep MPKP)

- Rencana kegiatan harian hanya secara lisan tidak tertulis

- Operan yang tidak tepat waktu mempengaruhi jadwal pre-post dan

post conference

- Pembagian klien belum sepenuhnya berdasarkan tingkat

keteregantungan

- Jumlah perawat belum sesuai dengan kebutuhan

Opportunities

- Adanya kerjasam yang baik antar FIK UI dengan pihak RSMM

- Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa FIK UI dengan

perawat ruangan.

- Adanya mahasiswa FIK UI yang sedang praktik progesi

kepemimpinan dan manajemen Jiwa.

Threat

- Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional.

2. Kompensasi dan Penghargaan


Srength

- Sumber daya manusia mempunyai latar belakang pendidikan DIII (21

orang) dan S1 Keperawatan (5 orang).

- Adanya program pengembangan karir bagi mereka berprestasi

Weakness

- Kurangnya supervisi dan pengarahan

- Sedikitnya pujian dari Karu dan Katim

Opportunities

- Adanya mahasiswa FIK UI yang sedang praktik progesi

kepemimpinan dan manajemen Jiwa.

Threat

- Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang

profesional.

3. Hubungan Profesional

Srength

- Adanya operan setiap shift

- Adanya dukungan dari staf

- Adanya kerjasama dengan tim kesehatan lain

- Adanya rapat/pertemuan rutin bulanan

Weakness

- Belum dilaksakannya pre dan post conference

Opportunities
- Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa FIK UI dengan

perawat ruangan.

- Adanya mahasiswa FIK UI yang sedang praktik progesi

kepemimpinan dan manajemen Jiwa.

Threat

- Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang

profesional.

4. Pemberian Askep

Srength

- Adanya SAP

- Adanya format pengkajian, rencana tindakan, dan catatan

perkembangan keperawatan

- Adanya motivasi dan dukungan dari Karu

Weakness

- Pendokumentasian belum optimal

- Supervisi yang dilakukan oleh Karu & Katim terhadap PA belum

optimal.

Opportunities

- Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa FIK UI dengan

perawat ruangan.

- Adanya mahasiswa FIK UI yang sedang praktik progesi

kepemimpinan dan manajemen Jiwa.


Threat

- Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang

profesional.

Hasil Pengkajian dan Analisa Data

Dapat dirumuskan beberapa masalah:

Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa dan telah disepakati bersama PA,

Karu, dan Katim ruang Kresna terkait masalah yang difokuskan, yaitu:

1. Masalah pendokumentasian askep yang belum optimal

Berdasarkan hasil kuisioner 93.3% PA menyatakan selalu melakukan askep

sesuai SAP dan SOP. Dari hasil wawancara dengan Karu (15 Desember 2005) didapatkan

data pendokumentasian memang masih dirasakan kurang optimal terutama pada shift sore

dan malam, dimana hal ini terkait dengan ketidak seimbangan rasio antara perawat

dengan jumlah klien dimana pada shift sore dan malam pada masing-masing tim hanya

terdiri 1 atau 2 orang perawat yang harus mengelola pasien dengan jumlah maksimal 12

orang per tim.

Hasil observasi mahasiswa menemukan sebagian besar perawat telah

melakukan pendokumentasian setiap interaksi dengan klien namun pnedokumentasian

tersebut beberapa diantaranya masih belum mencerminkan implementasi dan evaluasi

keadaan pasien secara spesifik.


2. Kegiatan pre dan post conference belum dilaksanakan dengan optimal.

Berdasarkan hasil kuisioner, 60% PA menyatakan hanya kadang-kadang saja

mengikuti pre dan post conference. Hasil wawancara dengan Katim seluruhnya

mengatakan melakukan pre dan post conference jika memang ada hal-hal khusus yang

perlu dibicarakan terkait dengan kondisi klien. Hasil observasi mahasiswa hanya 1 tim

yang telah melaksanakan pre dan post conference walaupun waktunya belum sesuai

dengan waktu pelaksanaan pre dan post conference yang seharusnya, yaitu sebelum

melaksanakan kegiatan. Hal ini terkait dengan pola kegiatan atau rutinitas ruangan yang

telah berlaku selama ini dimana setiap pagi perawat setelah operan langsung

memfasilitasi dan memotivasi klien untuk personal hygiene (mandi) sampai makan pagi

serta minum obat tanpa pelaksanaan pre conference terlebih dahulu. Pelaksanaan post

conferencepun terkadang tidak terlaksana diakibatkan kesibukan dan juga karena faktor

tidak ada nya pre conference dimana ada pembahasan kontrak post conference yang akan

datang.

3. Tidak berjalannya rencana kegiatan harian secara tertulis baik Karu, Katim,

ataupun PA.

Berdasarkan hasil kuisioner 73.3% seluruh perawat yang bertugas kadang-

kadang saja membuat rencana kegiatan harian secara tertulis. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan harian telah terpola oleh rutinitas yang telah

ada diruangan sehingga dianggap tidak perlu membuat rencana kegiatan harian.
a. Pendekatan Manajemen

1. Masalah dalam fungsi perencanaan

Tidak berjalannya rencana kegiatan harian, mingguan, dan bulanan

Dari hasil kuesioner dengan Perawat pelaksana menyatakan 73,3%

kadang-kadang membuat rencana kegiatan harian secara tertulis secara

rutin. Kepala ruangan menyatakan tidak pernah membuat rencana kegiatan

harian, mingguan, bulanan dan tahunan secara tertulis. Dari hasil

wawancara dengan kepala ruangan rencana kegiatan tertulis tidak pernah

dibuat lagi baik kepala ruangan, ketua tim, maupun perawat asosiet

2. Masalah dalam fungsi pengorganisasian

Tugas dan peran perawat yang belum optimal terkait jumlah

ketenagaan perawat yang kurang.

Dari hasil angket Katim menyatakan 100% perawat di ruangan

sudah menjalankan peran dan fungsinya masing-masing. Dari hasil

wawancara dengan Karu, pelaksanaan peran dan fungsi perawat belum

optimal dimana hal ini terkait dengan kuantitas ketenagaan yang

terbatas/kurang. Dari hasil observasi pembagian klien untuk shift sore dan

malam tidak sesuai tingkat ketergantungan klien dan jumlah perawat yang

ada.

3. Masalah dalam fungsi pengarahan dan pengawasan

Pengarahan dan supervisi yang belum optimal dilaksanakan.


60% perawat menyatakan Karu dan Katim selalu mengarahkan staf

keperawatannya dengan baik. Namun 66.6% Katim menyatakan kadang-

kadang memberikan pengarahan kepada PA. Dari hasil wawancara, Karu

tidak melakukan supervisi terhadap kinerja Katim dan PA. Namun apabila

ada pemasalahan Karu selalu menyelesaikan melalui pertemuan khusus

B. Kompensasi dan Penghargaan

C. Hubungan Profesional

Operan, Pre, dan post conference belum dilaksanakan dengan optimal.

Berdasarkan hasil angket 93.3% PA mengatakan mengikuti operan,

60% mengikuti pre dan post conference. Namun 100% Katim kadang-

kadang melakukan pre dan post conference. Dari hasil observasi operan

dan ronde keperawatan sudah dilakukan namun belum optimal. Pre dan

post conference tidak menentu kadang tidak sesuai dengan waktu yang

telah dialokasikan dan tidak semua tim yang melakukannya. Dari hasil

wawancara Pre dan post conference dilakukan bila ada hal khusus saja

pada klien ruangan.

D. Pemberian Asuhan Keperawatan

Pendokumentasian askep belum optimal.

Dari hasil wawancara dengaan Karu pendokumentasian belum

optimal khususnya pada shift sore dan malam. Berdasarkan angket 93.3%

PA mengatakan selaku meklakukan askep sesuai dengan SAP dan SOP

namun dari hasil observasi pendokumentasian yang dilakukan belum

sesuai SAP.
SKORING Masalah di Ruang Kresna 2005

No. Masalah A B C D E F G H I J K L Jumlah Prioritas


1. Tidak berjalannya rencana kegiatan 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 40 4

harian, mingguan, dan bulanan


2. Tugas dan peran perawat yang belum 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 36 5

optimal terkait jumlah ketenagaan

perawat yang kurang.


3. Pengarahan dan supervisi yang belum 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 42 3

optimal dilaksanakan.
4. Operan, Pre, dan Post conference 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 51 1

belum dilaksanakan dengan optimal.


5. Pendokumentasian askep belum 4 3 3 4 4 5 3 4 3 4 4 4 45 2

optimal.
Berdasarkan besarnya nilai diatas maka yang menjadi prioritas masalah adalah ;

1. Kegiatan operan dinas, pre, dan post conference yang terkait dengan askep belum optimal dilakukan

2. Pendokumentasian askep belum optimal dilakukan

3. Pengarahan dan supervisi yang belum optimal dilaksanakan

Profesi FIK UI
Dengan kesepakatan perawat diruang kresna maka disusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang dituangkan dalam bentuk

Plannning of Action (POA) di Ruang Kresna untuk tahun 2005:

No Uraian kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu Penanggung

Jawab
1 Simulasi operan Untuk mensosialisasikan Semua Simulasi ATK 20 des 05 Perawat ruangan

dinas, pre, dan operan dinas, pre dan post perawat dan Mahasiswa : Asri

post conference conference mencakup diskusi P.S

PA,PN, Karu
2. Sosialisasi Mensosialisasikan Semua Diskusi ATK 20 des 05 Perawat ruangan

standar pendokumentasian sesuai perawat Mahasiswa : WT

pendokumentasian dengan standar mencakup Putra

keperawatan pendokumentasian PA,PN, Karu

keperawatan yang dibuat

oleh Rumah Sakit


3. Simulasi Mensosialisasikan Karu dan PN Simulasi ATK 27 Des Katim 1

pengarahan dan pengarahan dan supervisi dan `05 Mahasiswa :

supervisi yang dilakukan oleh karu diskusi Wahyunika


dan PN terhadap PA

B. Implementasi

Setelah rencana kegiatan disepakati maka dilakukan :

1. Tahap persiapan

a. Membuat proposal penyegaran kegiatan untuk simulasi tentang kegiatan operan dinas, pre dan post conference

b. Membuat persiapan untuk simulasi yang akan dilakukan

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan penyegaran dilakukan pada tanggal 22 dec 2005 pkl 13.00

Anda mungkin juga menyukai