ANALISA SITUASI
menggunakan ruang Kresna RS Dr. Marzuki Mahdi (RSMM) Bogor sebagai lahan
praktek selama 4 minggu. Ruang Kresna sendiri merupakan salah satu ruangan Model
keperawatan. Proses pengkajian dilakukan selama 2 hari yaitu dari tanggal 14-15
kuisioner. Hasil yang didapatkan dari pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa antara
lain:
1. Pendekatan Manajemen
a. Perencanaan
kadang membuat rencana kegiatan harian secara tertulis secara rutin. Kepala ruangan
menyatakan tidak pernah membuat rencana kegiatan harian, mingguan, bulanan dan
tahunan secara tertulis. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan rencana kegiatan
tertulis tidak pernah dibuat lagi baik kepala ruangan, ketua tim, maupun perawat asosiet.
b. Pengorganisasian
Dari hasil angket katim menyatakan 100% perawat di ruangan sudah menjalankan
peran dan fungsinya masing-masing. Dari hasil wawancara dengan Karu, pelaksanaan
peran dan fungsi perawat belum optimal dimana hal ini terkait dengan kuantitas
ketenagaan yang terbatas/kurang. Dari hasil observasi pembagian klien untuk shift sore
dan malam tidak sesuai tingkat ketergantungan klien dan jumlah perawat yang ada.
c. Pengarahan
memberikan pengarahan kepada PA. Dari hasil wawancara, apabila terdapat konflik
dalam satu tim maka konflik tersebut akan diselesaikan dengan kebijakan Katim tapi
apabila konflik tersebu tidak terselesaikan maka Karu akan turun tangan untuk berperan
menyelesaikan konflik.
d. Pengendalian
supervisi terhadap kinerja anggota tim. Dari hasil wawancara dengan Karu, Karu
menyatakan tidak pernah melakukan supervisi secara langsung terhadap kinerja tapi
dilakukan dari caper yang telah dibuat oleh PA ataupun pelaporan klien saat operan oleh
masing-masing tim.
2. Kompensasi dan Penghargaan
kadang-kadang mendapatkan reinforcement positif dari karu, 50% sering, dan 30% selalu
positif dari katim, dan 80% selalu. Sedang dari sesama PA, 10% kadang-kadang
reinforcement positif dari sesama PA. 70% PA tidak pernah mendapatkan reinforcement
negatif dari karu, dan 30% kadang-kadang. Dari katim, 90% PA tidak pernah
3. Hubungan profesional
apabila ditemukan masalah fisik pada klien dan juga berkolaborasi dengan pihak psikiater
dalam pemberian terapi medis untuk penanganan masalah kejiwaan klien; kolaborasi
dengan bagian gizi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi klien; kolaborasi dengan
bagian cleaning service dilakukan guna menjaga kebersihan dan penyediaan kebutuhan
mengikuti pre dan post conference. Namun 100% Katim kadang-kadang melakukan pre
dan post conference. Dari hasil observasi operan dan ronde keperawatan sudah dilakukan
namun belum optimal. Pre dan post conference tidak menentu kadang tidak sesuai dengan
waktu yang telah dialokasikan dan tidak semua tim yang melakukannya. Dari hasil
wawancara Pre dan post conference dilakukan bila ada hal khusus saja pada klien
ruangan.
4. Pemberian askep
pada shift sore dan malam. Berdasarkan angket 93.3% PA mengatakan selaku
meklakukan askep sesuai dengan SAP dan SOP namun dari hasil observasi
menggambarkan optimal implementasi dan hasil evaluasi keadaan klien secara tertulis.
Analisa SWOT:
1. Pendekatan Manajemen
Srength
Weakness
post conference
keteregantungan
Opportunities
perawat ruangan.
Threat
Weakness
Opportunities
Threat
profesional.
3. Hubungan Profesional
Srength
Weakness
Opportunities
- Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa FIK UI dengan
perawat ruangan.
Threat
profesional.
4. Pemberian Askep
Srength
- Adanya SAP
perkembangan keperawatan
Weakness
optimal.
Opportunities
perawat ruangan.
profesional.
Karu, dan Katim ruang Kresna terkait masalah yang difokuskan, yaitu:
sesuai SAP dan SOP. Dari hasil wawancara dengan Karu (15 Desember 2005) didapatkan
data pendokumentasian memang masih dirasakan kurang optimal terutama pada shift sore
dan malam, dimana hal ini terkait dengan ketidak seimbangan rasio antara perawat
dengan jumlah klien dimana pada shift sore dan malam pada masing-masing tim hanya
terdiri 1 atau 2 orang perawat yang harus mengelola pasien dengan jumlah maksimal 12
mengikuti pre dan post conference. Hasil wawancara dengan Katim seluruhnya
mengatakan melakukan pre dan post conference jika memang ada hal-hal khusus yang
perlu dibicarakan terkait dengan kondisi klien. Hasil observasi mahasiswa hanya 1 tim
yang telah melaksanakan pre dan post conference walaupun waktunya belum sesuai
dengan waktu pelaksanaan pre dan post conference yang seharusnya, yaitu sebelum
melaksanakan kegiatan. Hal ini terkait dengan pola kegiatan atau rutinitas ruangan yang
telah berlaku selama ini dimana setiap pagi perawat setelah operan langsung
memfasilitasi dan memotivasi klien untuk personal hygiene (mandi) sampai makan pagi
serta minum obat tanpa pelaksanaan pre conference terlebih dahulu. Pelaksanaan post
conferencepun terkadang tidak terlaksana diakibatkan kesibukan dan juga karena faktor
tidak ada nya pre conference dimana ada pembahasan kontrak post conference yang akan
datang.
3. Tidak berjalannya rencana kegiatan harian secara tertulis baik Karu, Katim,
ataupun PA.
kadang saja membuat rencana kegiatan harian secara tertulis. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan harian telah terpola oleh rutinitas yang telah
ada diruangan sehingga dianggap tidak perlu membuat rencana kegiatan harian.
a. Pendekatan Manajemen
dibuat lagi baik kepala ruangan, ketua tim, maupun perawat asosiet
terbatas/kurang. Dari hasil observasi pembagian klien untuk shift sore dan
malam tidak sesuai tingkat ketergantungan klien dan jumlah perawat yang
ada.
tidak melakukan supervisi terhadap kinerja Katim dan PA. Namun apabila
C. Hubungan Profesional
60% mengikuti pre dan post conference. Namun 100% Katim kadang-
kadang melakukan pre dan post conference. Dari hasil observasi operan
dan ronde keperawatan sudah dilakukan namun belum optimal. Pre dan
post conference tidak menentu kadang tidak sesuai dengan waktu yang
telah dialokasikan dan tidak semua tim yang melakukannya. Dari hasil
wawancara Pre dan post conference dilakukan bila ada hal khusus saja
optimal khususnya pada shift sore dan malam. Berdasarkan angket 93.3%
sesuai SAP.
SKORING Masalah di Ruang Kresna 2005
optimal dilaksanakan.
4. Operan, Pre, dan Post conference 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 51 1
optimal.
Berdasarkan besarnya nilai diatas maka yang menjadi prioritas masalah adalah ;
1. Kegiatan operan dinas, pre, dan post conference yang terkait dengan askep belum optimal dilakukan
Profesi FIK UI
Dengan kesepakatan perawat diruang kresna maka disusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang dituangkan dalam bentuk
Jawab
1 Simulasi operan Untuk mensosialisasikan Semua Simulasi ATK 20 des 05 Perawat ruangan
dinas, pre, dan operan dinas, pre dan post perawat dan Mahasiswa : Asri
PA,PN, Karu
2. Sosialisasi Mensosialisasikan Semua Diskusi ATK 20 des 05 Perawat ruangan
B. Implementasi
1. Tahap persiapan
a. Membuat proposal penyegaran kegiatan untuk simulasi tentang kegiatan operan dinas, pre dan post conference
2. Tahap Pelaksanaan