Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh :

1.

1.

Oleh:

Alfiatus Sholikhah 18050394003

Vanya Chairunnisa A.H.P 18050394019

Dewi Puspitasari 18050394030

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIDIKAN TATA BOGA


2018

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang
Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah makalah ini terselesaikan tepat waktu
mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa
tertantang untuk mewujudkan makalah pengambilan keputusan dalan keluarga ini.. Makalah ini
dibuat berdasarkan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kami 1
kelompok beranggotakan 3 mahasiswa mengambil studi kasus berdasarkan kebiasaan yang di
lakukan lingkungan remaja usia sekolah menengah. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis
berusaha menyusun makalah ini dengan memuat beragam teknik bercerita. Terselesaikannya
penulisan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada anggota kelompok kami yang telah bekerja sama dalam
mencari materi,melakukan study kasus dan menyelesaikan makalah ini penulis untuk belajar
menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
dosen yang mengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan Universitas Negri Surabaya (UNESA)
untuk semua bantuan, motivasi, dan saran-sarannya. Meskipun telah berusaha untuk
menghindarkan kesalahan, penulis menyadari juga bahwa makalah ini masih mempunyai
kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, penulis menyampaikan
rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju
kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada
pembaca. Secara khusus, penulis berharap semoga makalah ini bisa mengispirasi.
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ……………………………....................…………………. i


PRAKATA................ ………………………….....................…………………… ii
DAFTAR ISI ….……………………………………........................……………. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………..........................………………….. 1

 A.1 Latar Belakang …………………...................………………………..1 

 A.2 Rumusan Masalah ………………...................……………………… 2

 A.3 Tujuan Penulisan ………………....................……………………….. 2

 A.4 Manfaat Penulisan ………...….....................………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ………………...........................……………………….3 

 B.1 Pembahasan ………………….................................………………… 3

BAB III PENUTUP ……………………......................………………………… 10

 C.1 Simpulan …………………….............……………………………… 10

 C.2 Saran …………………………............……………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………......................………………………. 11
A.1 Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan Perkembangan,
sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna yang
sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara
kuantitatif semakin besar, panjang, dll.

Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak
itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian
pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan
bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari
pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.

Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami Pertumbuhan / Perkembangan yang


prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga kita lahir kedunia, dari bayi
menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh
sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan
sifat perorangan dimana ciri dan sifat (karakteristik) orang yang satu berbeda dengan
orang yang lain.

Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik maupun calon
pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek pembelajaran
guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
A.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara fisik ?
2.Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara kognitif ?
3. Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara sosial ?
4. Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara kepbribadian ?

A.3Tujuan
1. Mengetahui perkembangan remaja secara fisik.
2. Mengetahui perkembangan remaja secara kognitif.
3. Mengetahui perkembangan remaja secara sosial.
4. Mengetahui perkembangan remaja secara kepribadian

A.4Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

1.Definisi Masa Perkembangan Remaja

  Berikut ini merupakan beberapa definisi Masa Perkembangan Remaja :

Masa perkembangan remaja merupakan Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan
menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan
kesadaran beragama.

Masa Remaja adalah Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001).

Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah “adolensence”mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004:53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003:26) bahwa “adolensence” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Seperti halnya pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai peserta
didik, pada remaja sebagai salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui
manusia, juga makna pertumbuhan dan perkembangan menunjuk kepada proses perubahan secar
a fisik dan psikis (jiwa) yang dialami oleh remaja yang bersekolah pada jenjang pendidikan sekol
ah menengah (SMP dan SMA), dan jenjang pendidikantinggi.Masalah pertumbuhan dan
perkembangan remaja sebagai peserta didik
juga perlu menjadi perhatian bagi para calon dan para guru di SMP, SMA, dan Perguruan tinggi
karena dengan
bekal pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, para guru di SMP, SMA
,dan Perguruan tinggi dapat menyesuaikan proses pembelajarannya atau perkuliahannya sesuai
dengan kebutuhan belajar remaja.$ebutuhan belajar remaja sebagai peserta didik akan
difokuskan kepada
kebutuhan belajar remaja secara psikologis yang membutuhkan proses pembelajaran atau
pendidikan yang sesuai dengan tingkat
perkembanganpsikologis.Secara psikologis diketahui bahwa masa remaja adalah masa yang penu
hgejolak dan goncangan jiwa bagi remaja. Gejolak dan goncangan jiwa terjadi karena remaja
sedang dalam pencarian identitas diri dan menjalani masa eksplorasi yang menyebabkan para
remaja ingin mencoba terhadap segala hal yang diketahui melalui proses membaca dan
mengalami dalam kehidupannya sehari-hari. Gejolak dan goncangan jiwa juga terjadi karena
remaja sedang mengalamimasa pubertas yang menyebabkan, dorongan seksual remaja sangat
sensitif danmenuntut untuk disalurkan yang bersifat instinktif. Mengingat masa remaja
merupakan masa yang penuh gejolak dan gon"angan, maka para calon guru dan paraguru harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan permasalahannya dan masalah
psikologi remaja. dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan psikologi
remaja, para guru di sekolah harusmemahami tentang kondisi psikologis remaja dan menghadapi
sikap dan perilaku remaja sebagai peserta didik secara edukatif dan persuasif. Dan berikut adalah
beberapakarakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang terjadi pada usia sekolah
menengah.

Aspek fisik
Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut
Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh
(pertumbuhan otak, system syaraf, dan lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam
menggunakan tubuhnya, serta perubahan dalam kemampuan fisik.

Perkembangan Fisik Masa Usia Sekolah Menengah (SMP-SMA)

Masa perkembangan remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14 tahun. Masa puber atau
permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang secara
cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan
berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja kira- kira umur 14-16 tahun. Pubertas adalah
suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi.
Hampir setiap organ dan system tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Anak yang mengalami
puber awal akan mengalami berbeda dengan puber akhir. Dalam penampakan luar karena
perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan
kedua.

Walaupun urutan kejadian pada pubertas pada umumnya sama bagi setiap anak. Waktu dan
kecepatan tiap-tiap anak berbeda. Rata-rata anak perempuan mengalami perubahan 1 sampai 2
tahun lebih awal daripada anak laki-laki. Seperti pada permulaan kecepatan, perubahan juga
bervariasi, beberapa anak pada 18 sampai 24 bulan dari permulaan sudah mengaami perubahan
untuk matang berproduksi, sedangkan yang lain mungkin memerlukan 6 tahun untuk berubah
melalui tahap-tahap yang sama. Perbedaan ini berarti bahwa beberapa individu mungkin beul-
betul sudah matang secara sempurna, sedangkan yang lain pada umur yang sama bahkan mulai
baru pubertas. Perbedaan umur maksimum adalah 13 tahun untuk laki-laki dan kira-kira 11 tahun
untuk perempuan. Perbandingan antara mereka sendiri merupakan suatu masalah karena ada
yang sudah matang merupakan masalah bagi anak yang belum matang. Sebaliknya, anak yang
matang pertama kali barangkali merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan karena
mereka diantara anak yang belum matang.
1) Reaksi terhadap pubertas

Satu dari tantangan yang lebih penting untuk remaja adalah menyesuaikan diri terhadap
perubahan tubuhnya. Koordinasi dan aktifitas fisik harus disesuaikan cepat-cepat seperti tinggi,
berat, dan perubahan ketrampilan. Tubuh baru harus diintegrasikan kedalam kesan diri yang ada.
Kebiasaan baru harus dipelajari dan dikembangkan. Sebagai remaja yang menjadi orang dewasa
dalam penampilannya, mereka menemukan diri mereka sendiri dan diharapkan untuk bertingkah
lak sebagai orang dewasa tanpa memandang emosi, intelek, dan kematangan social mereka.
Tujuan remaja adalah untuk dapat bereproduksi. Jadi, remaja dihadapkan pada potensi-potensi
baru yang meliputi minat terhadap seksual, fantasi erotik dan eksperimen. Masturbasi menjadi
kegiatan tetap bagi sebagian besar remaja dan meningkatnya presentase remaja untuk
berhubungan seks. Kegiatan seksual mengharuskan remaja berhadapan dengan kemungkinan
pemindahan penyakit, konflik dengan orang tua dan kehamilan.

2) Kematangan awal dan kematangan terlambat

Pestein (1987) menunjukkan bahwa anak yang matang lebih suka cemas, marah, sering konflik
dengan orang tua dan mempunyai harga diri yang lebih redah dari pada anak yang masuk
pubertas lebih akhir. Tetapi dengan berjalannya waktu, mereka yang matangnya lebih awal akan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lebih lama. Mereka lebih populer, lebih mudah bergaul
dan lebih matang dari pada anak-anak yang mengalami pubertas terlambat. Dengan berjalannya
waktu kedua kelompok ini hanya mempunyai perbedaan sedikit setelah dewasa. Data Pestein
menyarankan supaya anak-anak yang matang lebih awal membutuhkan lebih banyak bantuan
untuk mengerti perubahan pubertasnya. Sedangkan anak yang terlambat matang atau terlambat
menjadi pubertas mungkin lebih banyak membutuhkan bantuan untuk berhadapan dengan anak-
anak yang relative belum matang dan kurang dapat bersaing dalam situasi, dimana kematangan
menjadi ukuran penting. Kesimpulan yang jelas dapat digambarkan dari penelitihan pubertas.
Masa ini untuk sebagian pubertas semakin sulit, apakah itu orang dewasa maupun kelompok
remaja sendiri menyatakan bahwa remaja mudah untuk berhubungan dengan siapa saja.
Perkembangan Kognitif

Teori perkembangan kognitif adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana beradaptasi
dengan menginterprestasikan objek kejadian-kejadian di sekitarnya. Beberapa perubahan yang
tampak dan penting pada umur 6 tahun dalam kehidupan anak adalah kemampuan kognitif
mereka. Pada pandangan piaget (1952), kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil
dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Piaget (1964) bependapat, karena manusia secara genetik sama dan mempunyai pengalaman
yang hampir sama, mereka diharapkan untuk sungguh-sungguh memperlihatkan keseragaman
dalam perkembangan kognitif mereka. Oleh karena itu, dia mengembangkan empat tahap tingkat
perkembangan kognitif yang akan terjadi selama masa kanak-kanak sampai remaja, yaitu
sensorimotor (0-2 tahun), dan praoperasional (2-7 tahun). Sedangkan konkret (7-11 tahun) dan
operasional formal (11-dewasa) yang akan kita bicarakan pada perkembangan kognitif siswa
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.

Menurut Jean Pieget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif dari
lahir sampai dewasa. Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru
dimana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah kompleks.

Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Tahap-Tahap Umur Kemampuan

Menunjuk pada konsep permanensi objek, yaitu


kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek
masih tetap ada. Meskipun pada waktu itu tampak oleh
Sensori-motorik 0-2 tahun
kita dan tidak bersangkutan dengan aktivitas pada waktu
itu. Tetapi, pada stadium ini permanen objek belum
sempurna.
Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol
yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya.
Berpikirnya masih egosentris dan berpusat
Mampu berfikir logis. Mampu konkret memperhatikan
lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat
Operasional 7-11 tahun
menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Kurang
egosentris. Belum bisa berfikir abstrak.
Operasional 11tahun- Mampu berfikir abstrak dan dapat menganalisis masalah
formal dewasa secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.

Perkembangan Kognitif Operasional Formal (SMP-SMA / 11Tahun- Dewasa )

Pada masa pubertas tejadi perubahan tubuh. Tidak hanya itu, otak dan fungsi otak juga berubah.
Skor pada tes inteligensi menunjukan turun naik beberapa tahun pada anak-anak remaja dari
umur 12-15 tahun.

A. Teori Piagetian

Dalam teori perkembangan kognitif Piaget, masa remaja ialah tahap transisi dari
penggunaan berpikir konkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional. Remaja
mulai menyadari batasan-batasan pikiran mereka. Mereka berusaha dengan konsep-konsep yang
jauh dari pengalaman mereka sendiri. Inhelder dan Piaget (1978) mengakui bahwa perubahan
otak pada pubertas mungkin diperlukan untuk kemajuan kognitif remaja. Mereka menilai,
pengalaman dengan masalah yang kompleks, tuntutan dari pengajaran formal, dan tukar menukar
ide yang berlawanan dengan kelompok remaja, diperlukan untuk perkembangan secara
operasional.Meskipun berpikir secara konkret, anak juga merupakan kekuatan besar tetapi tetap
mempunyai batasan-batasan. Batasan tersebut sedikit namun penting. Perkembangan berpikir
secara operasional mengatasi kelemahan ini. Remaja yang mencapai tahap ini mencapai tingkat
berpikir setingkat orang dewasa.

B. Sistem Kombinasi

Dalam sistem kombinasi, kemampuan remaja untuk membedakan system kombinasi


antara lain sebagai berikut.
a. Mereka berasumsi bahwa ada satu cara untuk menemukan semua kemungkinan kombinasi.
b. Mereka membuat prosedur untuk menyimpan hasil.
c. Mereka mengenal bahwa mungkin ada beberapa cara.
d. Mengerti pengaruh hasil perbandingan.

Kemampuan anak remaja untuk memperbaiki, menganalisis, membandingkan, memutarbalikkan


hubungan yang abstrak, merupakan pengalaman yang akan mendasari ketrampilan yang
diperlukan setelah mereka menjadi orang dewasa. Kemampuan lain dari remaja adalah
kemampuan untuk memberikan alasan yang masuk akal tentang situasi dan kondisi yang tidak
dialami. Remaja dapat menerima pikiran-pikiran orang lain demi menjaga ketertiban diskusi.
Remaja tidak terikat pada pengalaman mereka yang nyata sehingga mereka dapat menerapkan
secara logis terhadap sesuatu yang diberikan.

Perkembangan Sosial

Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi


segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan
mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.
Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan
kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. ketrampilan-
ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. ketrampilan tersebut harus
mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnyadengan memberikan waktu yang cukup
buat anak-anak untuk bermain atau beranda dengan teman-
teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan
mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dinimaka akan memudahkan anak dalam memenuhi 
tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.
Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting manakala anak 
sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu
sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-
teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai
ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan
dari pergaulan, "enderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti
sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan
terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakankriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja
untuk dapat mengembangka ketrampilanketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan
diri. Bermasalahannya adalah bagaimana Cara melakukan hal tersebutdan aspek-aspek apa saja
yang harus
diperhatikan.Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang beradadalam fase
perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial
skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-
ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan oran
g lain, menghargai diri sendiri orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, 
memberi ataumenerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma danatur
an yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh
remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek
psikososial dengan maksimal. Jadi tidak mengherankan jika pada masa iniremaja mulai mencari
perhatian dari lingkungannya dan berusaha mendapatkan statusatau peranan, misalnya mengikuti
kegiatan remaja dikampung dan dia diberi peranandimana dia bisa menjalankan peranan itu
dengan baik. Sebaliknya jika remaja tidak diberi peranan, dia akan melakukan perbuatan untuk
menarik perhatian lingkungan sekitar dan biasanya cenderung ke arah perilaku negatif.Salah
satu pola hubungan sosial remaja diwujudkan dengan membentuk satukelompok. Remaja dalam
kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok sebayanya
sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan, sedangkan kelompoknya dinomor satukan.
Contohnya, apabila seorang remaja dihadapkan pada suatu pilihan untuk mengikuti acara
keluarga dan berkumpul dengan teman-teman, maka dia akan lebih memilih untuk pergi dengan
teman-teman. Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada
lawan jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. 

Jika dalam hal ini orang tua kurangmengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah 
sehingga remaja"enderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan
secara biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki
Perkembangan kepribadian

Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang,


namun sebenarnya tidak. $arena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang
sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal iniamatlah penting bagi remaja untuk tidak
menilai seseorang berdasarkan
penampilansemata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung
dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai
harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau
penampilan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak
denganmasa dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang
dan berakhir saat mencapai usia matang tersebut. Masa remaja ini terjadi beberapa
perubahan atau perkembangan yang terjadi antara lain perkembangan fisik, perkembangan sosial
perkembangan kognitif dan perkembangan
kepribadian proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang
kedewasaan kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. $ebutuhan sosial psikologissemakin banyak
dibandingkan dengan kebutuhan fisik karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas.

3.2Saran

Peran serta dari orang-orang dewasa atau orang tua sangat dibutuhkan


dalam perkembangan remaja. Sifat remaja yang masih labil dan cenderung berperilaku
menyimpang perlu adanya bimbingan dan arahan dari orang-orang dewasa,khususnya orang seki
tarnya. Untuk itu bagi para orang tua hendaknya selalu memperhatikan prilaku anak-
anaknya agar pada nantinya anak tersebut tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas. Karena
keberhasilan orang tua dalam mendidik anak-anaknya akan menjadi anak-anak tersebut berguna
baik itu bagi orang tuanya sendiri maupu untuk negara sekalipun.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai