Perkembangan Remaja Usia Sekolah Menengah
Perkembangan Remaja Usia Sekolah Menengah
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh :
1.
1.
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang
Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah makalah ini terselesaikan tepat waktu
mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa
tertantang untuk mewujudkan makalah pengambilan keputusan dalan keluarga ini.. Makalah ini
dibuat berdasarkan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kami 1
kelompok beranggotakan 3 mahasiswa mengambil studi kasus berdasarkan kebiasaan yang di
lakukan lingkungan remaja usia sekolah menengah. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis
berusaha menyusun makalah ini dengan memuat beragam teknik bercerita. Terselesaikannya
penulisan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada anggota kelompok kami yang telah bekerja sama dalam
mencari materi,melakukan study kasus dan menyelesaikan makalah ini penulis untuk belajar
menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
dosen yang mengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan Universitas Negri Surabaya (UNESA)
untuk semua bantuan, motivasi, dan saran-sarannya. Meskipun telah berusaha untuk
menghindarkan kesalahan, penulis menyadari juga bahwa makalah ini masih mempunyai
kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, penulis menyampaikan
rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju
kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada
pembaca. Secara khusus, penulis berharap semoga makalah ini bisa mengispirasi.
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN …………………..........................………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN ………………...........................……………………….3
B.1 Pembahasan ………………….................................………………… 3
C.1 Simpulan …………………….............……………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………......................………………………. 11
A.1 Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan Perkembangan,
sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna yang
sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara
kuantitatif semakin besar, panjang, dll.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak
itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian
pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan
bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari
pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh
sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan
sifat perorangan dimana ciri dan sifat (karakteristik) orang yang satu berbeda dengan
orang yang lain.
Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik maupun calon
pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek pembelajaran
guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
A.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara fisik ?
2.Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara kognitif ?
3. Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara sosial ?
4. Bagaimana perkembangan remaja usia sekolah menengah secara kepbribadian ?
A.3Tujuan
1. Mengetahui perkembangan remaja secara fisik.
2. Mengetahui perkembangan remaja secara kognitif.
3. Mengetahui perkembangan remaja secara sosial.
4. Mengetahui perkembangan remaja secara kepribadian
A.4Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Masa perkembangan remaja merupakan Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan
menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan
kesadaran beragama.
Masa Remaja adalah Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001).
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah “adolensence”mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004:53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003:26) bahwa “adolensence” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Seperti halnya pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai peserta
didik, pada remaja sebagai salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui
manusia, juga makna pertumbuhan dan perkembangan menunjuk kepada proses perubahan secar
a fisik dan psikis (jiwa) yang dialami oleh remaja yang bersekolah pada jenjang pendidikan sekol
ah menengah (SMP dan SMA), dan jenjang pendidikantinggi.Masalah pertumbuhan dan
perkembangan remaja sebagai peserta didik
juga perlu menjadi perhatian bagi para calon dan para guru di SMP, SMA, dan Perguruan tinggi
karena dengan
bekal pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, para guru di SMP, SMA
,dan Perguruan tinggi dapat menyesuaikan proses pembelajarannya atau perkuliahannya sesuai
dengan kebutuhan belajar remaja.$ebutuhan belajar remaja sebagai peserta didik akan
difokuskan kepada
kebutuhan belajar remaja secara psikologis yang membutuhkan proses pembelajaran atau
pendidikan yang sesuai dengan tingkat
perkembanganpsikologis.Secara psikologis diketahui bahwa masa remaja adalah masa yang penu
hgejolak dan goncangan jiwa bagi remaja. Gejolak dan goncangan jiwa terjadi karena remaja
sedang dalam pencarian identitas diri dan menjalani masa eksplorasi yang menyebabkan para
remaja ingin mencoba terhadap segala hal yang diketahui melalui proses membaca dan
mengalami dalam kehidupannya sehari-hari. Gejolak dan goncangan jiwa juga terjadi karena
remaja sedang mengalamimasa pubertas yang menyebabkan, dorongan seksual remaja sangat
sensitif danmenuntut untuk disalurkan yang bersifat instinktif. Mengingat masa remaja
merupakan masa yang penuh gejolak dan gon"angan, maka para calon guru dan paraguru harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan permasalahannya dan masalah
psikologi remaja. dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan psikologi
remaja, para guru di sekolah harusmemahami tentang kondisi psikologis remaja dan menghadapi
sikap dan perilaku remaja sebagai peserta didik secara edukatif dan persuasif. Dan berikut adalah
beberapakarakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang terjadi pada usia sekolah
menengah.
Aspek fisik
Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut
Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh
(pertumbuhan otak, system syaraf, dan lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam
menggunakan tubuhnya, serta perubahan dalam kemampuan fisik.
Masa perkembangan remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14 tahun. Masa puber atau
permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang secara
cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan
berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja kira- kira umur 14-16 tahun. Pubertas adalah
suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi.
Hampir setiap organ dan system tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Anak yang mengalami
puber awal akan mengalami berbeda dengan puber akhir. Dalam penampakan luar karena
perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan
kedua.
Walaupun urutan kejadian pada pubertas pada umumnya sama bagi setiap anak. Waktu dan
kecepatan tiap-tiap anak berbeda. Rata-rata anak perempuan mengalami perubahan 1 sampai 2
tahun lebih awal daripada anak laki-laki. Seperti pada permulaan kecepatan, perubahan juga
bervariasi, beberapa anak pada 18 sampai 24 bulan dari permulaan sudah mengaami perubahan
untuk matang berproduksi, sedangkan yang lain mungkin memerlukan 6 tahun untuk berubah
melalui tahap-tahap yang sama. Perbedaan ini berarti bahwa beberapa individu mungkin beul-
betul sudah matang secara sempurna, sedangkan yang lain pada umur yang sama bahkan mulai
baru pubertas. Perbedaan umur maksimum adalah 13 tahun untuk laki-laki dan kira-kira 11 tahun
untuk perempuan. Perbandingan antara mereka sendiri merupakan suatu masalah karena ada
yang sudah matang merupakan masalah bagi anak yang belum matang. Sebaliknya, anak yang
matang pertama kali barangkali merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan karena
mereka diantara anak yang belum matang.
1) Reaksi terhadap pubertas
Satu dari tantangan yang lebih penting untuk remaja adalah menyesuaikan diri terhadap
perubahan tubuhnya. Koordinasi dan aktifitas fisik harus disesuaikan cepat-cepat seperti tinggi,
berat, dan perubahan ketrampilan. Tubuh baru harus diintegrasikan kedalam kesan diri yang ada.
Kebiasaan baru harus dipelajari dan dikembangkan. Sebagai remaja yang menjadi orang dewasa
dalam penampilannya, mereka menemukan diri mereka sendiri dan diharapkan untuk bertingkah
lak sebagai orang dewasa tanpa memandang emosi, intelek, dan kematangan social mereka.
Tujuan remaja adalah untuk dapat bereproduksi. Jadi, remaja dihadapkan pada potensi-potensi
baru yang meliputi minat terhadap seksual, fantasi erotik dan eksperimen. Masturbasi menjadi
kegiatan tetap bagi sebagian besar remaja dan meningkatnya presentase remaja untuk
berhubungan seks. Kegiatan seksual mengharuskan remaja berhadapan dengan kemungkinan
pemindahan penyakit, konflik dengan orang tua dan kehamilan.
Pestein (1987) menunjukkan bahwa anak yang matang lebih suka cemas, marah, sering konflik
dengan orang tua dan mempunyai harga diri yang lebih redah dari pada anak yang masuk
pubertas lebih akhir. Tetapi dengan berjalannya waktu, mereka yang matangnya lebih awal akan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lebih lama. Mereka lebih populer, lebih mudah bergaul
dan lebih matang dari pada anak-anak yang mengalami pubertas terlambat. Dengan berjalannya
waktu kedua kelompok ini hanya mempunyai perbedaan sedikit setelah dewasa. Data Pestein
menyarankan supaya anak-anak yang matang lebih awal membutuhkan lebih banyak bantuan
untuk mengerti perubahan pubertasnya. Sedangkan anak yang terlambat matang atau terlambat
menjadi pubertas mungkin lebih banyak membutuhkan bantuan untuk berhadapan dengan anak-
anak yang relative belum matang dan kurang dapat bersaing dalam situasi, dimana kematangan
menjadi ukuran penting. Kesimpulan yang jelas dapat digambarkan dari penelitihan pubertas.
Masa ini untuk sebagian pubertas semakin sulit, apakah itu orang dewasa maupun kelompok
remaja sendiri menyatakan bahwa remaja mudah untuk berhubungan dengan siapa saja.
Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana beradaptasi
dengan menginterprestasikan objek kejadian-kejadian di sekitarnya. Beberapa perubahan yang
tampak dan penting pada umur 6 tahun dalam kehidupan anak adalah kemampuan kognitif
mereka. Pada pandangan piaget (1952), kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil
dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Piaget (1964) bependapat, karena manusia secara genetik sama dan mempunyai pengalaman
yang hampir sama, mereka diharapkan untuk sungguh-sungguh memperlihatkan keseragaman
dalam perkembangan kognitif mereka. Oleh karena itu, dia mengembangkan empat tahap tingkat
perkembangan kognitif yang akan terjadi selama masa kanak-kanak sampai remaja, yaitu
sensorimotor (0-2 tahun), dan praoperasional (2-7 tahun). Sedangkan konkret (7-11 tahun) dan
operasional formal (11-dewasa) yang akan kita bicarakan pada perkembangan kognitif siswa
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
Menurut Jean Pieget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif dari
lahir sampai dewasa. Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru
dimana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah kompleks.
Pada masa pubertas tejadi perubahan tubuh. Tidak hanya itu, otak dan fungsi otak juga berubah.
Skor pada tes inteligensi menunjukan turun naik beberapa tahun pada anak-anak remaja dari
umur 12-15 tahun.
A. Teori Piagetian
Dalam teori perkembangan kognitif Piaget, masa remaja ialah tahap transisi dari
penggunaan berpikir konkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional. Remaja
mulai menyadari batasan-batasan pikiran mereka. Mereka berusaha dengan konsep-konsep yang
jauh dari pengalaman mereka sendiri. Inhelder dan Piaget (1978) mengakui bahwa perubahan
otak pada pubertas mungkin diperlukan untuk kemajuan kognitif remaja. Mereka menilai,
pengalaman dengan masalah yang kompleks, tuntutan dari pengajaran formal, dan tukar menukar
ide yang berlawanan dengan kelompok remaja, diperlukan untuk perkembangan secara
operasional.Meskipun berpikir secara konkret, anak juga merupakan kekuatan besar tetapi tetap
mempunyai batasan-batasan. Batasan tersebut sedikit namun penting. Perkembangan berpikir
secara operasional mengatasi kelemahan ini. Remaja yang mencapai tahap ini mencapai tingkat
berpikir setingkat orang dewasa.
B. Sistem Kombinasi
Perkembangan Sosial
Jika dalam hal ini orang tua kurangmengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah
sehingga remaja"enderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan
secara biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki
Perkembangan kepribadian
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak
denganmasa dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang
dan berakhir saat mencapai usia matang tersebut. Masa remaja ini terjadi beberapa
perubahan atau perkembangan yang terjadi antara lain perkembangan fisik, perkembangan sosial
perkembangan kognitif dan perkembangan
kepribadian proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang
kedewasaan kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. $ebutuhan sosial psikologissemakin banyak
dibandingkan dengan kebutuhan fisik karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas.
3.2Saran
DAFTAR PUSTAKA