AGAMA Tahapan Perkawinan Adat Jawa
AGAMA Tahapan Perkawinan Adat Jawa
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang diampu oleh :
Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag.,M.Ag.
Oleh:
Budaya tanah Jawa masih menyimpan sejuta keindahan dan keagungan yang tetap dipegang
teguh oleh masyarakatnya. Hal ini bisa dilihat dalam upacara pernikahan yang penuh makna dan
unik. Beragam tradisi dan tata cara pernikahan menjadi bagian dari adat masing-masing wilayah.
Berikut prosesi pernikahan adat Jawa Solo yang umum dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah
dan sekitarnya, yang kami paparkan dalam 5 babak.
BABAK 1
PEMBICARAAN
Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan pertama sampai tingkat melamar.
a. Congkog
Seorang perwakilan/duta diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan
situasi calon besan yang putrinya akan dilamar. Tugas duta yang utama ialah menanyakan status
calon mempelai perempuan, masih sendiri atau sudah ada pihak yang mengikat.
b. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang dilaksanakan oleh seorang
duta, baik oleh duta yang pertama atau orang lain.
c. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua,
keluarga besar beserta calon mempelai pria datang berkunjung ke rumah calon mempelai wanita
untuk saling "dipertontonkan". Dalam kesempatan ini orang tua dapat membaca kepribadian,
bentuk fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantu.
d. Nglamar
Utusan dari orangtua calon mempelai pria datang melamar pada hari yang telah ditetapkan.
Biasanya sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilakukan rangkaian upacara
pernikahan.
BABAK 2
TAHAP KESAKSIAN
a. Srah-srahan
Penyerahan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara hingga acara
selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam di luar
dari materinya sendiri, yaitu berupa cincin, seperangkat busana wanita, perhiasan, makanan
tradisional, buah-buahan, daun sirih, dan uang.
b. Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar
cincin oleh kedua calon mempelai.
Pembentukan panitia dan pelaksana kegiatan yang melibatkan para sesepuh atau sanak saudara.
a. Sedhahan
Mencakup pembuatan hingga pembagian surat undangan.
b. Kumbakarnan
Pertemuan untuk membentuk panitia hajatan dengan mengundang sanak saudara, keluarga,
tetangga, dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan para
pelaksana.
c. Jenggolan atau Jonggolan
Calon mempelai melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan, artinya
memberitahukan dan melaporkan pada pihak kantor pencatatan sipil bahwa akan ada hajatan
pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan pernikahan.
BABAK 4
TAHAPAN RANGKAIAN UPACARA
Biasanya sehari sebelum pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orangtua wanita dihias
dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), Yang terdiri dari pohon pisang, buah pisang, tebu, buah
kelapa dan daun beringin yang memiliki arti agar Pasangan pengantin akan hidup baik dan
bahagia dimana saja. Pasangan pengantin saling cinta satu sama lain dan akan merawat keluarga
mereka. Dekorasi yang lain yang disiapkan adalah kembang mayang, yaitu suatu karangan bunga
yang terdiri dari sebatang pohon pisang dan daun pohon kelapa.
Siraman
d. Siraman
Upacara Siraman mengandung arti memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat
membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin. Tahapan-tahapannya antara lain;
calon mempelai mohon doa restu kedua orangtuanya, lalu mereka (calon mempelai pria dan
wanita) duduk di tikar pandan, kemudian disiram oleh pinisepuh, orangtua, dan orang lain yang
ditunjuk. Terakhir, calon mempelai disiram air kendi oleh bapak ibunya sambil berkata "Niat
Ingsun ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon" dan kendi kosongnya
dipecahkan ke lantai.
f. Paes
Upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan
wajahnya bercahaya, kemudian merias wajah calon pengantin. Paes sendiri menyimbolkan
harapan kedudukan yang luhur diapit lambing bapak ibu dan keturunan.
g. Midodareni
Upacara Midodaren berarti menjadikan sang pengantin perempuan secantik Dewi Widodari.
Orangtua pengantin perempuan akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai
besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.
h. Selametan
Berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul dan
akad nikah.
Dalam acara ini calon pengantin pria mohon diijabkan. Atau kalau acara ijab diadakan besok,
kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di
tempat mempelai pria. Bila ada kakak perempuan yang dilangkahi, acara penting lainnya yaitu
pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan kemampuan mempelai dalam Plangkahan.
BABAK 5
Puncak dari rangkaian acara dan merupakan inti acara.
a. Upacara Ijab
Sebagai prosesi pertama pada puncak acara ini adalah pelaksanaan ijab yang melibatkan pihak
penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan dianggap sah, maka kedua
mempelai resmi menjadi suami istri.
b. Upacara Panggih
Setelah upacara ijab selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:
• Liron kembar mayang atau saling menukar kembang mayang dengan makna dan tujuan
bersatunya cipta, rasa, dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
• Gantal atau lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan itu.
• Ngidak endhog atau pengantin pria menginjak telur ayam kemudian dibersihkan atau dicuci
kakinya oleh pengantin wanita sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya.
• Minum air degan (air buah kelapa) yang menjadi lambang air suci, air hidup, air mani dan
dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga mereka dapat
berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.
• Masuk ke pasangan bermakna pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan
kewajiban.
• Sindur yaitu menyampirkan kain (sindur) ke pundak pengantin dan menuntun pasangan
pengantin ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi
tantangan hidup.
Setelah upacara panggih, kedua mempelai diantar duduk di sasana riengga. Setelah itu, acara pun
dilanjutkan.
• Timbangan atau kedua pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin wanita sebagai simbol
sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing pengantin.
• Dulangan atau kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih
pasangan laki-laki dan perempuan (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yaitu tutur
adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) dilambangkan dengan sembilan tumpeng.
c. Upacara Babak Kawah
Upacara ini khusus untuk keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai
dengan membagi harta benda seperti uang receh, beras kuning, umbi-umbian dan lain-lain.
d. Tumplek Punjen
Numplak artinya menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu. Makna dari
Tumplek Punjen yaitu lepas sudah semua darma orangtua kepada anak. Tata cara ini
dilaksanakan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua anaknya sudah menikah.
e. Sungkeman
sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta mohon doa restu.
f. Kirab
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan
tempat duduknya untuk berganti busana.