Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

JURNAL PENATALAKSANAAN

EFFECT OF A MULTICOMPONENT HOME –BASED PHYSICAL THERAPY


INTERVENSION ON AMBULATION AFTER HIP FRACTURE IN OLDER
ADULTS

Dosen Pembimbing : Dodik Hartono S.Kep.,Ns.,M.,Tr.,Kep

Disusun Oleh Kelompok 01:

1. Nur Mutmainnah NIM 14201.09.17045


2. Rieke Dyah Ayu NIM 14201.09.17047

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN - PROBOLINGGO

TAHUN AKADEMIK 2019-2020


BAB I

KONSEP JURNAL

1.1 Definisi
Physical Therapy adalah cabang kesehatan rehabilitasi yang menggunakan latihan
dan peralatan khusus untuk membantu pasien mendapatkan kembali atau
meningkatkan kemampuan fisik mereka. Latihan ini menggabungkan pelatihan
restensi aeoribic dan progresif sehingga dapat meningkatkan ambulasi; pemulihan
fungsional;kekuatan dan keseimbanagn ekstremitas bawah. Program latiahan terapi
fisik berbasis rumah dapat meningkatkan keseimbangan (Chudky et al. 2009). Terapi
fisik sangat penting untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari (Alnajarni, 2019). Komponen utama terapi fisik dan
rehabilitasi setelah patah tulang pinggul adalah pendidikan pencegahannya..

1.2 Tujuan

Tujuan utama dari terapi fisik adalah untuk meningkatkan kekuatan otot,
meningkatkan berjalan seacra efisien, melatih gaya berjalan dan mencegah patah
tulang lebih lanjut. Selain itu terapi fisik juga bertujuan untuk meningkatkan
keamanan dan efisiensi berjalan, dan penguatan otot (Alnajarni, 2019)

1.3 Manfaat

Home –based physical therapy ditemukan memiliki keuntungan yang sama atau
lebih tinggi dalam fungsi, kognisi, dan kualitas hidup dari pada kelompok rawat inap
serta melaporkan kepuasan yang lebih tinggi. Selain itu juga dapat menjaga keamanan
dirumah untuk mencegah jatuh, olahraga ringan teratur yag dapat memperlambat
keropos tulang dan mempertahankan kekuatan otot untuk meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi, serta membantu pasien untuk mencapai potensi mereka
setelah patah tulang rapuh (Copanitsanau, 2019)

1.4 Indikasi

1. Untuk pasien trauma


2. Untuk pasien yang mengalami patah tulang pinggul non patologis
3. Untuk pasien pasca patah tulang
4. Usia 60 tahun ke atas
5. Untuk pasien yang tanpa perawatan keluarga (berada dalam komunitas)

1.6 Prosedur Pelaksanaan

1. Persiapan Pasien
a) Identitas Klien
b) Kaji kondisi atau keluhan klien
c) Memberitahu dan menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
d) Menjaga privasi klien
2. Persiapan Alat
a) Perangkat resistensi progressive portable
b) Perangkat MiniPress
3. Langkah Kerja
a) Menjaga privasi klien
b) Atur posisi klien dengan posisi senyaman mungkin.
c) Melakukan pendekatan utama denga latihan dan pergerakan antara lain
sebagai berikut:
1) Terapis fisik memberikan kunjungan intervensi di rumah selama 60 menit
2) Kemudian melakukan latihan kekuatan dengan menargetkan otot yang
relevan bergerak melalui pergerakan yang sesuai gerakan dan rentang
menggunakan Perangkat resistensi progressive portable.
3) Setelah itu, latihan fleksi plantar juga dilakukan. Untuk latihan kekuatan,
volume target adalah 3 set 8 pengulangan per kaki untuk masing-masing 4
latihan (legpress, hip abduction, hip extension, dan heel raise ); intensitas
target adalah beban yang terkait dengan penyelesaian maksimum 8-
pengulangan pada perangkat MiniPress.
4) Latihan ketahanan dilakukan dengan pemanasan 2 hingga 3 menit, diikuti
dengan ambulasi seperti berjalan di dalam ruangan, atau aktivitas tegak
lainnya.
d) Partisipan dalam kelompok menerima 2000 IU vitamin 600 mg kalsium, dan
multivitamin setiap hari selama 40 minggu.
e) Kemudian dilakukan pengamatan setiap triwulan
BAB II

MAPPING JURNAL

NO SUMBER TUJUAN METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


JURNAL/PENULIS DAN PENELITIAN DAN JENIS
TEMPAT PUBLIKASI INSTRUMEN
1. Jay Magaziner,dkk. 2019. Untuk Uji klinis acak paralel 2 Di antara 210 peserta yang diacak (usia rata-rata, 80,8 tahun; 161
Effect of a Multicomponent membandingkan kelompok dilakukan di 3 perempuan [76,7%]), 197 (93,8%) menyelesaikan uji coba (187
Home-Based Physical intervensi terapi pusat klinis AS (Universitas [89,0%] dengan menyelesaikan tes berjalan 6 menit pada 16
Therapy Intervention on fisik berbasis Arcadia, Pusat Kesehatan minggu dan 10 [4,8%] dengan keputusan hasil utama). Di
Ambulation After Hip rumah Universitas Connecticut, antaranya, 22 dari 96 peserta pelatihan (22,9%) dan 18 dari 101
Fracture in Older AdultsThe multikomponen dan Universitas Maryland, peserta kontrol aktif (17,8%) (perbedaan,5,1% [1-sided 97,5%
CAP Randomized Clinical (pelatihan) dengan Baltimore). Pengacakan CI, - hingga 16,3%]; 1 sisi P = . 19) menjadi ambulator
Trial (Pengaruh Intervensi kontrol aktif pada dimulai pada 16 September komunitas. Tujuh belas peserta pelatihan (16,2%) 5,1% [1-sided
Terapi Fisik Berbasis Rumah kemampuan untuk 2013, dan berakhir pada 20 97,5% CI, - hingga 16,3%]; 1 sisi P = . 19) menjadi ambulator
dengan Komplikasi pada berjalan di Juni 2017; tindak lanjut komunitas. Tujuh belas peserta pelatihan (16,2%) 5,1% [1-sided
Ambulasi Setelah Fraktur masyarakat. berakhir pada 17 Oktober 97,5% CI, - hingga 16,3%]; 1 sisi P = . 19) menjadi ambulator
Pinggul pada Orang Dewasa 2017. Pasien berusia 60 komunitas. Tujuh belas peserta pelatihan (16,2%) 5,1% [1-sided
yang Lebih TuaPercobaan tahun dan lebih tua terdaftar 97,5% CI, - hingga 16,3%]; 1 sisi P = . 19) menjadi ambulator
Klinis CAP Acak). © 2019 setelah trauma fraktur komunitas. Tujuh belas peserta pelatihan (16,2%) 5,1% [1-sided
American Medical pinggul minimal, jika 97,5% CI, - hingga 16,3%]; 1 sisi P = . 19) menjadi ambulator
Association. mereka tinggal di komunitas komunitas. Tujuh belas peserta pelatihan (16,2%) dan 15 peserta
dan berjalan tanpa bantuan kontrol (14,3%) memiliki 1 atau lebih efek samping yang dapat
manusia sebelum fraktur, dilaporkan selama periode intervensi. Efek samping yang paling
dinilai dalam 26 minggu sering dilaporkan yang dilaporkan adalah jatuh (pelatihan: 6
rawat inap, dan tidak dapat [5,7%], kontrol: 4 [3,8%]), patah tulang paha / pinggul (2 dalam
berjalan selama kegiatan setiap kelompok), pneumonia (pelatihan: 2, kontrol: 0), saluran
sehari-hari pada saat kemih infeksi (pelatihan: 2, kontrol: 0), dehidrasi (pelatihan: 0,
pendaftaran. Sebanyak 210 kontrol: 2), dan dispnea (pelatihan: 0, kontrol: 2).
peserta diacak dan dinilai
kembali 16 dan 40 minggu
kemudian.
2. D orwig, et al. 2017. Untuk Paralel, dua kelompok Hasil utama (ambulasi komunitas) adalah kemampuan berjalan
Improving Community mengevaluasi efek secara acak [ 22_TD $ 300 m atau lebih dalam 6 menit, sebagaimana dinilai dengan tes
Ambulation After Hip dari intervensi DIFF] uji coba multisenter jalan 6 menit, pada 16 minggu setelah pengacakan. Langkah-
Fracture: Protocol For a fisioterapi dari 210 orang dewasa lebih langkah lain pada 16 an 40 minggu termasuk efektivitas biaya,
Randomized, Controllled multikomponen tua dengan patah tulang daya tahan, keseimbangan dinamis, kecepatan berjalan, kekuatan
Trial. Journal Physiotherapy spesifik (PUSH), pinggul dinilai pada awal paha depan, fungsi ekstremitas bawah, kegiatan hidup sehari-hari,
63 (2017):45-46 dibandingkan dan 16 minggu setelah keseimbangan, kualitas hidup, aktivitas fisik, gejala depresi.
dengan intervensi pengacakan, dan pada 40
fisioterapi kontrol minggu setelah pengacakan
multi-komponen untuk subset sekitar 150
non-spesifik peserta. Peserta dan
(PULSE), pada pengaturan
kemampuan untuk
berjalan secara
mandiri dalam
komunitas 16
minggu setelah
pengacakan.

3. Panagiota Untuk memberikan Mengikuti Metode untuk Tinjauan umum rekomendadi untuk praktik diberikan berdasarkan
Copanitsanou.2019. kepada praktisi tinjaun pelingkupan, temuan literature yang dipertimbangkan dan beberap poin untuk
Community Rehabilitation gambaran umum bertujuan untuk Untuk refleksi individu juga disediakan untuk membantu praktisi
Interventions After Hip tentang rehabilitasi memberikan kepada praktisi mempertimbangan dampak pada latihan mereka sendiri.
Fracture: Pragmatic Evidence untuk pasien gambaran umum tentang
Based Practice setelah patah tulang rehabilitasi.
Recommendations. pinggul.
Internasional Journal
Orthopaedic and Trauma
Nursing 35 (2019) 10000712

4. Salem Ahmed, et al.2019. Untuk memberikan Tinjauan ini adalah Terapi fisik sangat penting untuk menghidupkan kembali fungsi-
Surgical and Physical pemahaman terkait penelitian komprehensif fungsi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Therapy Management Of Hip fraktur pinggul, (PUBMED) sejak tahu 1961
Fracture. EC Microbiology intervensi bedah hingga 2014.
15.11 (2019);120-127. dan terapi fisik.
.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fakta

Berdasarkan fakta di jurnal terapi fisik dilakukan pada penderita fraktur


panggul dewasa dengan 75 peserta pertama menerima 3 kunjungan per minggu
selama 8 minggu pertama dan 2 kunjungan per minggu selama 8 minggu yang tersisa
(40 kunjungan yang ditugaskan). Peserta secara acak setelah perubahan protokol yang
mengurangi jumlah kunjungan per minggu menerima 2 kunjungan per minggu (32
kunjungan yang ditugaskan). Langkah-langkah lain pada 16 an 40 minggu termasuk
efektivitas biaya, daya tahan, keseimbangan dinamis, kecepatan berjalan, kekuatan
paha depan, fungsi ekstremitas bawah, kegiatan hidup sehari-hari, keseimbangan,
kualitas hidup, aktivitas fisik, gejala depresi, selain itu juga dengan mudah dilakukan
karena terapi fisik ini berbasis rumah, jadi terapis fisiknya yang mengunjungi pasien
yang mengalami fraktur untuk melatih. Hasilnya dapat meningkatkan efisiensi
berjalan seperti kemampuan berjalan 300 m atau lebih dalam 6 menit, sebagaimana
dinilai dengan tes jalan 6 menit, pada 16 minggu setelah pengacakan.

3.2 Teori

Berdasarkan teori jurnal terapi fisik dapat meningkatkan keseimbangan


(Chudky et al. 2009). Terapi fisik sangat penting untuk menghidupkan kembali
fungsi-fungsi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (Alnajarni, 2019) . Selain
itu juga dapat menjaga keamanan dirumah untuk mencegah jatuh, olahraga ringan
teratur yag dapat memperlambat keropos tulang dan mempertahankan kekuatan otot
untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, serta membantu pasien untuk
mencapai potensi mereka setelah patah tulang rapuh (Copanitsanau, 2019).

3.3 Opini

Menurut pendapat saya dan dihubungkan dengan teori beserta fakta terapi
fisik lebih efisien dan menjaga keamanan untuk pasien patah tulang dikarenakan
pasien juga di edukasi oleh terapisnya mengenai bagaimana pencegahan agar tidak
terjadi patah tulang yang berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Orwig,D et al. 2017. Improving Community Ambulation After Hip Fracture: Protocol For a
Randomised, Controlled Trial.Journal of Physiotherapy 63 (2017) 45-46.

Jay Magaziner,dkk. 2019. Effect of a Multicomponent Home-Based Physical Therapy


Intervention on Ambulation After Hip Fracture in Older AdultsThe CAP Randomized
Clinical Trial© 2019 American Medical Association.

Panagiota Copanitsanou.2019. Community rehabilitation interventions after hip fracture:


Pragmatic evidence-based practice recommendations. International Journal of
Orthopaedic and Trauma Nursing 35 (2019) 100712.

Salem Ahmed, et al.2019. Surgical and Physical Therapy Management Of Hip Fracture. EC
Microbiology 15.11 (2019);120-127.

Anda mungkin juga menyukai