Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andri Agrifa Karo Sekali

Nim : 7203141023

Prodi : Pendidikan Ekonomi

Kelas : A

Dosen Pengampu : Revita Yuni, S.Pd, M.Pd

SOAL :

1. Berdasarkan fenomena pengembangan kurikulum di Indonesia. Menurut Saudara


pendekatan Top Down atau Grass Root yang sesuai dalam mengembangkan kurikulum
di Indonesia!
2. Buatlah dalam bentuk tabel perbandingan masing-masing model pengembangan
kurikulum!

JAWABAN :

1. Pendekatan top down atau disebut juga pendekatan administratif, muncul atas inisiatif
para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan
(pejabat) pendidikan seperti dirjen atau para kepala kantor wilayah. Pendekatan ini
banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi. Dilihat
dari cakupan pengembangannya, pendekatan top down bisa dilakukan baik untuk
menyusun kurikulum yang benar-benar baru (curriculum construction) ataupun untuk
penyempurnaan kurikulum yang sudah ada (curriculum improvement). Prosedur kerja
atau proses pengembangan kurikulum model top down dilakukan kira-kira sebagai
berikut : Langkah pertama, yaitu pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan.
Langkah kedua, yaitu menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan
atau rumusan-rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah. Ketiga, yaitu kurikulum
yang telah disusun oleh tim, kemudian oleh tim perumus dikaji (diberi catatan, direvisi).
Keempat, para administrator selanjutnya memerintahkan kepada setiap sekolah untuk
mengimplementasikan kurikulum yang telah tersusun itu. Dari langkah-langkah
pengembangan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka jelas bahwa
penyempurnaan atau perubahan kurikulum dimulai oleh pemegang kebijakan kurikulum
atau para pejabat yang berhubungan dengan pendidikan; sedangkan tugas guru hanya
sebagai pelaksana kurikulum yang telah ditentukan oleh para pemegang kebijakan.
Proses pengambangan dengan pendekatan top down dinamakan juga pendekatan
dengan sistem komando.
Pendekatan Grass roots. Pada pendekatan ini inisiatif pengembangan kurikulum dimulai
dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada
lingkungan yang lebih luas, sehingga pendekatan ini dinamakan juga pengembangan
kurikulum dari bawah ke atas. Pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam
penyempurnaan kurikulum (curriculum improvement), walaupun dalam skala yang
terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curriculum
construction). Syarat atau kondisi pendekatan grass roots dapat berlangsung antara
lain : Pertama, Kurikulum bersifat lentur sehingga memberikan kesempatan kepada
setiap guru secara lebih terbuka untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum
yang sedang diberlakukan. Kedua, Guru memiliki sikap profesional yang tinggi disertai
kapabilitas. Beberapa langkah penyempurnaan kurikulum menggunakan pendekatan
grass roots antara lain : Menyadari adanya masalah. Mengadakan refleksi. Mengajukan
hipotesis atau jawaban sementara. Menentukan hipotesis yang sangat mungkin dekat
dan dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Mengimplementasikan
perencanaan dan mengevaluasinya secara terus menerus hingga terpecahkan masalah
yang dihadapi. Membuat dan menyusun laporan hasil pelaksanaan pengembangan
melalui grass roots. Dapat dilihat bahwa peranan guru sebagai implementator
perubahan dan penyempurnaan kurikulum dengan pendekatan grass roots sangat
menentukan, berperan sebagai pengendali pengembangan, tetapi hanya sebagai
motivator dan fasilitator. Perubahan atau penyempurnaan kurikulum bisa dimulai oleh
guru secara individual atau kelompok, contoh guru-guru bidang studi dari beberapa
sekolah. Di negara-negara yang menerapkan sistem pendidikan desentralisasi
pengembangan model grass roots ini sangat mungkin untuk terjadi , sebab kebijakan
pendidikan tidak lagi diatur oleh pusat secara sentralistik, akan tetapi penyelenggaraan
pendidikan ditentukan oleh daerah bahkan oleh sekolah. Oleh karena itu untuk
memperoleh kualitas lulusan sekolah bisa terjadi persaingan sekolah atau daerah.
Menurut saya lebih baik menggunakan pendekatan grass root karena dengan
menggunakan pendekatan ini kita bisa menyesuaikan kurikulum dengan kepribadian
siswa agar dapat menetapkan kurikulum yang standar dengan kemampuan para siswa.

2.

PERBANDINGAN MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM


ELEMENTS JOHNSON
QUESTIONS TYLER (1949) ASTEPS TABA (1962)
(1977)
Goal setting What educational purposes? Diagnosis needs
o Formulating specific
How can learning experiences
Curriculum selection objectives
be selected?
o Selecting content
o Organizing content
Curriculum structuring o Checking balance and
sequence
o What educational o Selecting learning
eperiences? experiences
Instructional planning
o How to organize o Organizing learning
educational experiences? experiences
o Determining what
Technical evaluation Evaluation?
and how to evaluate

Anda mungkin juga menyukai