Nim : 1830207082
Kelas : Pendidikan biologi 3
HUKUM MENDEL
Hukum Mendel adalah sebuah hukum dalam bidang ilmu biologi yang memberikan bukti
tentang warisan gen dari orang tua kepada sifat – sifat anak. Sifat tersebut adalah sebuah sifat
genetik, seperti bentuk tubuh, warna bulu, maupun jenis kulitnya. Hukum tentang pewarisan sifat
pada organisme memiliki 2 kategori hukum, yaitu : Hukum pemisahan dan berpasangan.
HUKUM MENDEL 1
Hukum mendel I atau pemisah, disebut juga dengan segregation. Maksudnya adalah hukum
pemisah gen sealela, pemisahan alel – alel terjadi saat terbentuknya gamet (Diploid – Haploid).
Gamet merupakan sel reproduksi atau kelamin yang berisi kromosom haploid. Contohnya
persilangan monohybrid
Mawah merah (sifat : dominan) disilangkan (X) dengan mawar putih (sifat : resesif).
P1 (Perilangan 1) = Mawar merah X mawar putih
MM X mm
Gamet = M m
F1 (Fenotip 1) = Mm (merah 100%)
P2 = Mm X Mm
Gamet = M M
mm
F2 =
M m
M MM Mm
m Mm mm
Tabel persilangan Monohibrid
Keterangan X Monohibrid
MM adalah merah
Mm yaitu merah
Sedangkan mm berarti putih.
Rasio Fenotipe F2 = 3 : 1, yaitu merah : putih
Rasio genotipe F2 = 1 : 2: 1 atau MM : Mm : mm
Fenotipe merupakan karakterisik (karakteristik secara struktural maupun biokimiawi), dan pada
contoh tersebut rasio atau perbandingan fenotipenya adalah 3 : 1 (merah : putih). Nah, sedangkan
genotip disebut juga dengan tipe gen. Terdiri dari 2 Tipe gen yaitu homozigot seperti : MM dan
mm (pasangan huruf yang sama), dan tipe heterozigot seperti : Mm (satu pasang yang berbeda
huruf).
HUKUM MENDEL II
Mendel II disebut juga dengan asortasi atau berpasangan. Pernyataan tentang hukum mendel II
ditunjukkan pada bunyi hukum di bawah ini. Maksud mendel yang kedua adalah mengatur
tentang pengelompokkan atau berpasangan gen secara bebas, dan terjadinya perkawinan dihibrid
hingga membentuk gamet. Contohnya persilanagn dihibrid
Ercis berbiji bulat warna kuning (sifat : dominan) disilangkan (X) dengan ercis berbiiji kisut
warna hijau (sifat : resesif).
Jadi,
P1 = Bulat kuning X Kisut hijau
BBKK X bbkk
Gamet = BK bk
F1 = BbKk (Bulat Kuning 100%)
P2 = BbKk X BbKk
Gamet = BK BK
Bk Bk
bK bK
bk bk
F2 =
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
Tabel Persilangan Dihibrid
Keterangan X Dihibrid :
a) Bulat Kuning (pasangan yang harus memiliki huruf “B” dan “K“) = 9.
b) Bulat Hijau (pasangan yang memiliki huruf “B” dan “k“) = 3.
c) Kisut Kuning (pasangan yang memiliki huruf “b” dan “K“) = 3.
d) Kisut Hijau (pasangan yang memiliki huruf “b” dan “k”) = 1.
Pernyataan dari keterangan tersebut berdasarkan dari “tabel persilangan dihibrid”, dimana
hasil Bulat Kuning ditunjukkan pada pasangan huruf yang bold, sedangkan Bulat Hijau adalah
pasangan huruf miring, dan pasangan huruf yang bergaris bawah adalah Kisut Kuning, satu
pasangan lagi yaitu Kisut Hijau dengan hasil 1 fenotipe. Jadi, rasio fenotipe F2 = 9 : 3 : 3 : 1.
PERBEDAAN HUKUM MENDEL I DAN II
Hukum Mendel Perbedaan Hukum segresi atau pemisahan, Saat Meiosis, dua dari masing-
masing pasangan akan menjadi gamet yang berbeda. Perilaku kromosom. Hukum assortasi atau
pengelompokkan ataupun berpasangan. Semua kombinasi alel diwariskan dengan probabilitas
yang sama. Perilaku kromosom yang non-homolog.