Anda di halaman 1dari 16

Assalamualaikum warahmatullahi

wabarakatu
Pengaruh Ekstrak Etil
Asetat Trichoderma
Ghanense Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus Dan
Sumbangsihnya Pada
Materi Eubacteria Di
SMA/MA
Nama : Eliya Indah Sari
NIM : 1830207082
Prodi Pendidikan Biologi

Pembing 1 : Ummi Hiras Habisukan, M.Kes


Pembimbing 2 : Yustina Hapida, M.Kes
Latar Belakang masalah
Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan baik di
negara yang masih berkembang ataupun di negara yang sudah
maju. Rumah sakit selain untuk rnencari kesembuhan juga
merupakan sumber dari berbagai penyakit, Kuman penyakit ini
dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit,
seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda peralatan
medis maupuu non medis. Jadi infeksi yang mengenai
seseorang dan infeksi tersebut diakibatkan pengaruh dari
lingkungan Rumah sakit disebut infeksi nosocomial Beberapa
Jurnal mengatakan banyak sekali penyakit – penyakit yang
disebabkan infeksi nosocomial. Salah satunya ialah selulutis
preseptal. Selulitis preseptal adalah infeksi umum pada
jaringan lunak kelopak mata dan periorbital yang ditandai
dengan eritema dan edema kelopak mata akut. Dimana
infeksi ini terjadi disebakan oleh mikrorganisme patogen yaitu
Staphylococcus aureus.
Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etil asetat jamur Batasan Masalah
Trikoderma ghanense memiliki Adapun Batasan Masalah Pada
aktivitas terhadap bakteri Penelitian ini berupa sampel yang
Staphylococcus aureus ? digunakan yaitu trichoderma
2. Apakah kulit batang Jambu air ghanense yang didapatkan dari
(syzygium aqueum) memiliki aktivitas isolasi kulit batang syzygium
antimikroba? aqueum, yang sehat dan
3. Berapakah konsenterasi hambatan terhindar dari penyakit serta
minimum ekstrak daun jambu Air parasit pada tumbuhan.
(Syzigium aqueum)
01
Tujuan Penelitian
02 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak etil asetat - Bagi masyarakat, agar masyarakat
jamur Trichoderma ghanense memiliki pengaruh mengetahui dengan jelas bahaya bakteri dan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyembuhannya tidak hanya dengan obat
staphylococcus aureus namun juga bisa menggunakan tanaman alami
2. Untuk mengetahui berapakah hambatan
konsentrasi ekstrak etil asetat Trichoderma - Bagi Peneliti, agar memperolah data ilmiah
ghanense terhadap aktivitas antibakteri terhadap secara mikrobiologi mengenai anti bakteri
bakteri staphylococcus aureus
Trichoderma ghanense Adalah
jamur endofit yang diisolasi dari
jaringan tanaman yaitu kulit batang
syzygium aqueum yang dimana
memiliki potensi sebagai
antibakteri, dan potensi untuk
memproduksi metabolit sekunder
yang bersifat antibiotic seperti
viridin.

, S.aureus adalah salah satu dari tujuh


spesies koagulase-positif Staphylococcus
Tanaman jambu air Jambu air (Syzygium (SCoP) diidentifikasi sejauh ini yang dapat
aqueum) adalah taanaman yang memiliki menyebabkan infeksi parah bila
kandungan senyawa utama dari golongan dibandingkan dengan yang disebabkan oleh
fenolik yang memiliki aktivitas farmakologi staphylococcus koagulase-negatif. S. aureus
sebagai antibakeri. juga dicirikan sebagai katalase positif,
oksidase negatif, dan toleran terhadap
garam..
sENYAWA YANG TERKANDUNG DALAM TANAMAN SYZYGIUM
AQUEUM

Tanaman jambu air mengandung lebih dari satu senyawa kimia yang memiliki aktivitas
farmakologi yang baik sehingga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Di Malaysia,
kulit batang kering bubuk digunakan untuk mengobati lidah yang retak dan persiapan
akarnya telah digunakan untuk mengurangi gatal dan mengurangi pembengkakan. Baru-
baru ini, Palanisamy, dkk (2011) melaporkan ekstrak kulit batang jambu air memiliki sifat
antioksidan, anti tyrosinase, aktivitas lipolitik dan anticellulite, serta tidak bersifat sitotoksik
Diantara senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan adalah senyawa fenolik dan
flavonoid.
Sumbangsih penelitian skripsi
 Penelitian ini Berhubungan laangsung dalam mata pelajaran biologi di kelas 11
SMA/MA, tepatnya terdapat pada materi Eubacteria sumbangsih dari penelitian yang
dilakukakn akan dituangkan kedalam Media Pembelajaran poster .
 Poster infografis merupakan salah satu media grafiis yang paling tampak kekuatannya
sebagai media penyampai pesan.Media grafis adalah media visual yang menyajikan
fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan berbagai simbol
atau gambar. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima
pesan, menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang cepat.
pedoman dan pertimbangan dalam penyusunan media pembelajaran apa yang tepat
dengan pendekatan etnosains pada pembelajaran IPA berdasarkan kebutuhan peserta
didik.
Pengembangan media
pembelajaran
1. Pengembangan media pembelajaran poster infografis dilakukan menggunakan Model
pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE dengan 5 tahapan yaitu, analisis,
perancangan pengembangan penerapan, dan evaluasi
2. Model ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation) adalah
desain/model pembelajaran yang dapat mengembangkan proses sains. Model
ADDIE baik dikembangkan sebagai model pembelajaran yang inovatif karena
memberikan proses belajar yang sistematis, efektif yang dikemas dalam
proses pembelajaran.
Metodelogi Penelitian
 Waktu dan tempat
Penelitian Akan di laksanakan pada bulan juli-November, dan akan di lakukan di laboratorium
Kampus B uin raden fatah palembang.
 Jenis dan desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif Experimen.Padapenelitian ini pengambilan
sampel dapat dilakukan secara acak (random)dari suatu populasi Desain penelitian yang
digunakanyaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL).
 Definisi Operasional Variabel
Dilihat dari segi peranannya, variabel dapat dibedakan ke dalam duajenis yaitu variabel bebas
(Independent) dan variabel terikat (Dependent).Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
sedangkan variabelterikat adalah variabel yang dipengaruhi.Pada penelitian ini
penelitimenggunakan variabel bebas berupa Ekstrak Etil Asetat dari Medium Cair Jamur
Trichodema ghanense dan variabel terikat berupa aktivitas bakteri Staphylococus aureus
 Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ekstrak etil asetat dari medium cair jamur
Trichodemaghanense. Sedangkan sampelnya yaitu konsentrasi ekstrak etil asetat dari medium cair
jamur Trichodema ghanense 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, dan 125 ppm.
 Intrumen Penelitian
• Alat
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu alumunium foil, penggaris, kertas saring, gunting,
karet, solasi, kapas, kertas cakram (paper dish), pengaduk kaca, botol kaca, tabung reaksi, jarum ose,
pinset, blender, beker glass, gelas ukur, corong gelas, erlenmeyer, pipet tetes, cawan petri, stirrer,
plastik wrap, bunsen, mortal dan alu, oven, rotary evaporator, autoclave, incubator, neraca analitik, hot
plate, kamera, kalkulator, alat tulis, dan kertas label.
• Bahan
bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ekstrak etil asetat dari medium cair jamur
Trichodemaghanense dengan konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, dan 125 ppm, biakan bakteri
Staphylococus aureus, media agar NA (Nutrient Agar), metanol 96%, Aquadest steril, Ciprofloxacin dan
Dimetil sulfiksida (DMSO).
PROSEDUR PENELITIAN

 Preparasi sampel

Sampel Dalam Penelitian Ini Adalah Kulit Batang S.Aqueum Yang Diperoleh Dari
Kabupatem Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia. Identifikasi Tumbuhan Di
Konfirmasikan Di Laboratorium Biosistematik, Jurusan Biologi Universitas
Sriwijaya.
 Identifikasi jamur endofit

Kulit batang di cuci bersih di air yang mengalir, kemudian di keringkan dengan
udara, Fragmen sampel adalah berturut-turut disterilkan permukaannya dengan
merendam setiap sampel dalam alkohol 70% selama ± 1 menit, lalu direndam
dengan 3% larutan natrium hipoklorida (NaOCL). selama 1 menit. Setelah dibilas
dengan air bersih selama ± 1 menit.Kulit batang dipotong secara aseptik sebesar
2 x 2 cm.
 Identifikasi jamur endofit
Ada dua fitur mengindidentifikasi jamur endofit yaitu secara makroskopis, dan mikroskopis.
 Proses Ekstraksi
Jamur endofit dibudidayakan, jamur endofit yang di gunakan sebanyak kurang lebih 106/ml
spora diinokulasi sebanyak 5% (v / v) ke dalam medium PDB 300 ml ditempatkan dalam
botol 1 liter dan diinkubasi di ruangan suhu selama 4-8 minggu.
Kemudian terjadi perubahan warna, perubahan tersebut menunjukkan bahwa adanyan
senyawa metabolit sekunder yang sudah terbentuk, untuk pembanding kami menyediakan
300 ml media PDB selama budidaya yaitu dimasukkan kedalam botol 1 liter Media yang
mengandung metabolit sekunder dipartisi dalam etil asetat dan menguap.Fakta ekstrak
terkonsentrasi ke tahap selanjutnya dari aktivitas antioksidan ke ekstrak aktif. Kemudian di
evoporasi, dan lalu Ekstrak kental yang diperoleh kemudian dibuat larutan konsentrasi 1000
ppm, 500 ppm, 250 ppm, dan 125 ppm, menggunakan rumus pengenceran dengan
menambahkan DMSO menggunakan rumus sebagai berikut M1.V1=V2.M2.
Proses Persiapan Bakteri
 Sterilisasi Alat dan Bahan
Menggunakan Utoklaf dengan suhu 121c dan tekanan 25 dengan waktu 15 menit
 Pembuatan Medium NA
Media NA ditimbang sebanyak 1,94 gram kemudian dilarutkan dalam 97 ml aquades dan
dipanaskan di atas hotplate hingga berubah menjadi bening. Selanjutnya media yang
sudah jadi disterilkan dengan cara bagian tabung Erlenmeyer ditutup dengan sumbat
kemudian dibungkus dengan plastik wrap.
dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121 ° C tekanan 2 atm selama 15 menit.
 Peremajaan Bakteri
Dilakukan menggunakan Metode gores, dan Biakan murni bakteri Stapylococcus aureus
diambil satu ose kemudian di inokulasikan dengan cara digoreskan pada media NA secara
aseptik. Kemudian di inkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam.
 Uji Antibakteri
uji antibakteri dilakukan suspensi bakteri dari tahap peremajaan bakteri dengan
menambahkan 5 ml aquadest steril kemudian dihomogenkan. Setelah itu cotton bud
steril dicelupkan kedalam suspensi bakteri dari kemudian digoreskan ke seluruh
permukaan medium NA didalam cawan petri yang sudah padat. Uji antibakteri dilakukan
dengan metode difusi kertas cakram. Kertas cakram dicelupkan kedalam ekstrak etil asetat
dari medium cair jamur Trichodema ghanenseKemudian ditiriskan dan di tanam ke media
NA yang sebelumnya ditanam bakteri Staphylococus aureusdengan jarak 2 – 3 cm dari
pinggir cawan petri dengan menggunakan pinset steril dan ditekan sedikit. Selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Analisis Data
 Uji Anova
Setelah proses penelitian selesai dan semua data telah di dapatkan, yang selanjutnya di
lakukan adalah melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Program For Social Science). Mengggunakan uji
parametrik One-way Analysis of Variance (ANOVA) yang bertujuan untuk menganalisis ada
tidaknya perbedaan antar perlakuan variasi konsentrasi ekstrak daun Syzgium aqueum
terhadap bakteri Staphylococus aureus.
Uji Normalitas
Uji Homogenesis
Uji One-way Analysis of Variance (ANOVA)
Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND)

Anda mungkin juga menyukai