TINJAUAN PUSTAKA
didorong oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri.
tingkah laku yang didorong hasrat seksual baik dengan lawan jenisnya
13
perilaku seksual bermacam-macam, mulai dari bergandengan tangan,
ikatan perkawinan yang sah, baik berhubungan seks yang penetratif (penis
sampai pada perasaan dosa dan kutukan Tuhan. Perilaku seksual adalah
perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara laki-
laki dan perempuan. Perilaku seks bebas itu sendiri merupakan perilaku
seks pranikah yang merupakan perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui
hubungan yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun sesama jenis. Lebih lanjut dikatakan bahwa seks bebas adalah
14
perkawinan. Seks bebas juga diartikan bagaimana cara berpacaran,
seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong hasrat seksual baik
dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis, yang dilakukan oleh remaja
umur 12 tahun sampai 21 tahun. Rentang usia remaja ini dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu 12 tahun sampai 15 tahun adalah remaja awal
dan usia 15 tahun sampai usia 18 tahun adalah remaja tengah dan usia 18
tahun sampai 21 tahun adalah remaja akhir. Lebih lanjut remaja atau
2006: 9).
seks bebas.
15
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
perilaku seks bebas pada remaja adalah segala tingkah laku yang didorong
a. Intensitas (intensity)
b. Frekuensi (frequency)
selama perilaku.
c. Durasi (duration)
perilaku.
a. Frekuensi (frequency)
16
b. Durasi (duration)
sampai akhir.
c. Intensitas (intensity)
d. Laten (latency)
nampak.
17
sebaya sejenis kelamin, tetapi sebagian dari individu juga
c. Hubungan seksual
seksual.
kontak fisik seksual berat tapi tidak termasuk intercourse, baik itu light
berbusana atau tanpa busana), hingga sex intercourse atau penetrasi alat
kelamin.
18
(kissing), perilaku mencium daerah sekitar leher pasangan (necking),
(seksual intercourse).
a. Biologis
perilaku seksual.
perilaku seksual
c. Pengaruh teman
d. Akademik
19
e. Pemahaman kehidupan sosial
f. Pengalaman seksual
g. Faktor kepribadian
20
Hurlock (1999: 237) menyatakan bahwa kepribadian manusia memiliki
norma dan nilai yang berlaku serta menyalurkan energi psikis secara
produktif.
21
diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga remaja
seseorang. Jadi wajar saja jika semua orang, tidak terkecuali remaja
hadapi.
e. Pelampiasan diri. Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri.
berpendapat bahwa sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
22
dirinya. Maka, dengan pikirannya tersebut, remaja akan merasa putus
Kontrol sosial yang kurang tepat, yaitu terlalu ketat atau terlalu longgar.
g. Status ekonomi
tempat-tempat sepi.
23
misalnya individu ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah mampu
libido.
24
c. Tabu-larangan
tetapi juga tidak boleh ada, bahkan sering dianggap tidak pernah
25
perkawinan, tabu-larangan, serta pengetahuan tentang kesehatan
perilaku seks bebas pada remaja adalah aspek psikologis, yang salah
melalui sistem alat indera manusia. Lebih lanjut, Laura (2010: 225)
26
Menurut Chaplin (2008: 530), virgin atau perawan diartikan
purity, yaitu sejauh mana seseorang dapat menjaga kemurnian dirinya dan
yang tidak melakukan hubungan seks dengan lawan jenis maupun dengan
27
kaum wanita merupakan penyesalan dan perasaan bersalah yang terus
jodoh karena sudah tidak suci lagi. Bahkan untuk memulai hubungan
dengan laki-laki, perempuan seperti ini akan berfikir seribu kali karena
197). Kondisi wanita yang sudah tidak perawan tidak dapat dipungkiri
Hal ini menyebabkan wanita yang sudah tidak perawan berada dalam
pada remaja adalah proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala
mendapatkan jodoh karena sudah tidak suci lagi. Hal ini menyebabkan
28
2. Aspek-aspek Persepsi Keperawanan
a. Aspek kognisi,
b. Aspek emosi,
tersebut. Hal ini karena adanya pendidikan moral dan etika yang
c. Aspek konasi,
ditafsirkan.
29
Suharnan (2005: 24) menerangkan tiga aspek dalam persepsi
mental.
a. Aspek Kognitif
b. Aspek Afektif
30
c. Aspek Konasi
yang dipersepsi.
kognitif ini juga didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa yang
dipelajari. Aspek afektif yaitu perasaan senang dan tidak senang yang
31
apapun alasannya. Terlebih, jika terjadi karena hubungan seks pranikah
memiliki arti segala tingkah laku remaja yang didorong oleh hasrat baik
dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan sebelum adanya
pendidikan dan karir perkerjaan yang main tinggi) (dalam PKBI, 2005: 31)
32
kehilangan orang yang disayang. Kebanyakan memilih mengorbankan diri
Dari kondisi fisik, jelas perempuan yang dirugikan karena telah kehilangan
keperawanan sebesar 32% pada remaja laki-laki dan 22% pada remaja
2015: 30).
33
berkonsultasi mampu mengatasi dengan berkali-kali memberikan
Ironisnya, ada juga yang patah hati dan ditinggalkan pacar setelah hamil.
sampai April 2004 tercatat bahwa dari 39 kasus pacaran, sebanyak 51,3%
perilaku seks bebas yang terjadi pada remaja dalam tahap yang
penelitian Kisara adalah para pelaku seksual aktif, periode Januari sampai
April 2004. Dengan adanya angka perilaku seks bebas yang tinggi, maka
bebas adalah hal yang wajar terjadi. Meskipun secara normatif, remaja
34
Rusmiati (2015: 31) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
D. Hipotesis
35