Anda di halaman 1dari 17

Kegiatan Belajar

PEREKAMAN
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

150 menit

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar

Deskripsi Singkat
Kondisi atau kejadian jantung patologis yang meningkatkan risiko operasi
mencakup angina pektoris, infark miokard dalam 9 tahun terakhir,
hipertensi tidak terkontrol, gagal jantung dan penyakit pembuluh darah
tepi. Perhatikan temuan spesifik yang membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut pada peeriksaan kardiovaskuler. Pemeriksaan untuk mengetahui
fungsi sistem kardiovaskuler salah satunya mencakup elektrokardiogram
(Black & Hawks, 2014). Pada pertemuan ini akan membahas terkait
konsep dasar pemeriksaan elektrokardiogram pada pasien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler.

Relevansi
Materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan sistem
kardiovaskuler meliputi anatomi, fisiologi dan patofisiologi menjadi dasar
pemahaman pada materi ini yang akan mempelajari gangguan atau
penyakit pada sistem kardiovaskuler. Konsep dasar dalam fundamental of
nursing juga menjadi bagian dari hal yang relevan terkait tindakan ini.

Petunjuk Belajar
Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan discovery learning terkiat skill pemeriksaan
EKG
2. Mahasiswa melakukan pre test
3. Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum (pra
interaksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
4. Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah diajarkan
5. Mahasiswa melaksanakan post test

KEMA
MP
UA
N
AK
HI
R
YA
NG
DI
CA
PA
I
(K
O
GN
ITI
F,
AF
FE
KT
IF,
DA
N
Diharapkan setelah mahasiswa melaksanakan skill lab ini, mahasiswa
mampu:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakan perekaman EKG
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
perekaman EKG
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan perekaman EKG
secara mandiri
LATIHAN / TRIGGER CASE

Seorang pria usia 56 tahun dirawat diruang penyakit dalam karena


mengeluh sesak dan nyeri dada. Hasil pemeriksaan tanda vital HR 118
x/menit, TD 145/95 mmHg, RR 27 x/menit dan pemeriksaan fisik jantung
metode auskultasi ditemukan bunyi tambahan S3. Lakukan tindakan
pemeriksaan penunjang yang tepat pada klien tersebut.

TINJAUAN TEORI

Elektrokardiografi (EKG) adalah alat yang digunakan untuk merekam


aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta membentuk gelombang dan
kompleks yang spesifik yang disebut elektrokardiogram. Aktivitas listrik
tersebut didapat dengan menggunakan elektroda di kulit yang
dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG. Jadi EKG merupakan
voltmeter yang merekam aktivitas listrik akibat depolarisasi sel otot
jantung.
Kertas EKG adalah kertas grafik yang terdiri dari kotak-kotak kecil
dan besar yang diukur dalam milimeter. Garis horizontal merupakan waktu
(1 kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik) dan garis vertikal merupakan
voltase/amplitudo (1 kotak kecil = 1 mm = 0,1 miliVolt). Pada rekaman
EKG standar dibuat dengan kecepatan 25mm/detik, kalibrasi biasa
dilakukan dengan 1 miliVolt yang menghasilkan defleksi setinggi 10mm.
Rekaman EKG yang rutin dipakai terdiri dari 12 sadapan : I, II, III;
aVR, aVL, aVF; V1, V2, V3, V4, V5 dan V6. Rekaman standar EKG terdiri
dari tiga sadapan ekstremitas standar, tiga sadapan ekstremitas diperkuat
(augmented) dan enam sadapan prekordial. Masing-masing sadapan
elektroda dihubungkan ke alat yang mengukur perbedaan potensial antara
elektroda tertentu dan menghasilkan gambaran karakteristik tertentu pada
EKG.
Sadapan bipolar standar terdiri dari sadapan I, II, dan III yang
mengukur perbedaan potensial listrik antara lengan kanan dan lengan kiri
(sadapan I), lengan kanan dan tungkai kiri (sadapan II), serta lengan kiri
dan tungkai kiri (sadapan III). Sadapan ekstremitas diperkuat (augmented)
terdiri dari aVR (augmented Voltage Right arm), aVL (augmented Voltage
Left arm) dan aVF (augmented Voltage left Foot). Sedangkan sadapan
prekordial terdiri dari V1, V2, V3, V4, V5 dan V6. Perekaman EKG akan
digambarkan dalam sebuah grafik (gelombang PQRST).
Perekaman EKG dilakukan pada pasien dengan usia 40 tahun atau
lebih, pasien yang dicurigai adanya kelainan kardiovaskuler, pasien yang
akan dioperasi dengan menggunakan general anasthesi, pasien setelah
dilakukan resusitasi kardiopulmoner tahap I.
Perekaman EKG bertujuan untuk penilaian fungsi jantung,
mengetahui adanya gangguan/kelainan pada otot jantung, mengetahui
adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengetahui efek
dari obat-obatan seperti digitalis, anti aritmia, serta mengevaluasi
keberhasilan program latihan dan pengobatan yang telah dilakukan.
Yang harus diperhatikan pada saat perekaman EKG adalah:
1. Pasien harus berbaring terlentang dan tidak bergerak karena dapat
mengacaukan bentuk kurva EKG
2. Semua benda yang terbuat dari logam (jam tangan, perhiasan, dll)
harus dilepaskan.

PERALATAN DAN BAHAN

1. Mesin/board EKG
2. Kabel
a. Kabel power : untuk dihubungkan ke sumber listrik.
b. Kabel pasien : untuk disambungkan pada elektroda
Ekstremity lead : merah, hitam, kuning, hijau.
Precordial lead : merah, kuning, hijau, coklat, hitam, ungu.
3. Elektroda
a. Ekstremitas : 4
b. Precordial : 6
4. Kertas EKG
5. Jelly/pelumas
6. Tisu
7. Bengkok
8. Sarung tangan bila perlu

PROSEDUR KETERAMPILAN

A. Tahap Pra Interaksi


1. Mengecek program terapi.
2. Mencuci tangan.
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien dengan tepat.
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
4. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy.
2. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
3. Mengatur posisi pasien supinasi senyaman mungkin.
4. Buka pakaian atas pasien, dan minta pasien melepas semua
benda yang terbuat dari logam (mis., jam tangan, cincin, koin, dll)
dari tubuh pasien.
5. Menyiapkan mesin/board EKG :
a. Menghubungkan kabel listrik/kabel power pada sumber listrik
bila memakai arus listrik, atau mengecek pengisian baterai
bila tidak memakai arus listrik.
b. Menyambungkan kabel pasien dengan board.
c. Menekan tombol power pada posisi on, cek lampu tanda
hidup pada board.
d. Mengatur seting board :
1) Amplitudo 1 / 10.
2) Kecepatan 25 mm/detik.
e. Mengecek kertas dengan menekan tombol start/stop untuk
memastikan board bekerja dengan baik.
6. Memakai sarung tangan bila ada indikasi.
7. Membersihkan bagian yang akan dipasang elektroda dengan
kapas alkohol, kemudian berikan jelly atau pelumas.
8. Memasang elektroda pada tubuh pasien dengan tepat :

a. Elektroda ekstremitas ;
1) Elektroda dengan kabel merah : lengan kanan.
2) Elektroda dengan kabel kuning : lengan kiri.
3) Elektroda dengan kabel hijau : tungkai kiri.
4) Elektroda dengan kabel hitam : tungkai kanan.

b. Elektroda Precordial ;
1) Elektroda dengan kabel merah/V1 : ICS 4 linea sternalis
kanan.
2) Elektroda dengan kabel kuning/V2 : ICS 4 linea sternalis
kiri.
3) Elektroda dengan kabel hijau/V3 : antara V2 dan V4
4) Elektroda dengan kabel coklat/V4 : ICS 5 linea mid
clavicula kiri.
5) Elektroda dengan kabel hitam/V5 : ICS 5 linea axillaris
anterior kiri
6) elektroda dengan kabel ungu/V6 : ICS 5 linea
midaxillaris kiri
9. Anjurkan pasien untuk tidak bergerak selama perekaman.
10. Memilih seting perekaman manual atau otomatis, kemudian
melakukan perekaman EKG. Jika menggunakan perekaman
EKG secara otomatis, tekan start dan tunggu sampai
keseluruhan lead terekam. Jika menggunakan perekaman EKG
secara manual, pilih lead yang akan direkam misalnya Lead I, II,
III, AVR, AVL, AVF, V1, V2, V3, V4, V5, atau V6, kemudian tekan
tombol start hingga terekam 3 – 5 gelombang kemudian tekan
tombol stop untuk berhenti.
11. Mematikan board dengan menekan tombol off.
12. Melepaskan kabel pasien dan elektroda dari tubuh pasien.
13. Memberisihkan tubuh pasien dari sisa jelly menggunakan tisu.
14. Menuliskan identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin), tanggal
dan jam perekaman, nama dan tanda tangan perekam, serta
lead, pada permulaan tiap-tiap hantaran (I, II, sampai V6).
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Merapikan pasien dan lingkungan.
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdo’a untuk
kesembuhan pasien.
4. Menyampaikan rencana tindak lanjut.
5. Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak.
6. Membereskan alat dan mengembalikan alat ketempat semula.
7. Mencuci tangan.
8. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 0,5
2. Mencuci tangan 0,5
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 0,5
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 0,5
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 0,5
2. Melakukan kontrak 0,5
3. Menjelaskan tujuan 0,5
4. Menjelaskan prosedur 0,5
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 0,5
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 0,5
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 0,5
3. Mengatur posisi pasien supinasi 0,5
Buka pakaian atas pasien, dan minta pasien
4. melepas semua benda yang terbuat dari 1
logam dari tubuh pasien
Menyiapkan mesin/board EKG dan
5. 1
memastikan alat berfungsi dengan baik
Membersihkan bagian yang akan dipasang
6. elektroda dengan kapas alkohol kemudian 1
berikan jelly
7. Memasang elektroda ekstremitas
Elektroda dengan kabel merah di lengan
3
kanan
Elektroda dengan kabel kuning di lengan kiri 3
Elektroda dengan kabel hijau di tungkai kiri 3
Elektroda dengan kabel hitam di tungkai kanan 3
8. Memasang elektroda precordial
V1/kabel merah di ICS 4 linea sternalis kanan 3
V2/kabel kuning di ICS 4 linea sternalis kiri 3
V3/kabel hijau di antara V2 dan V4 3
V4/kabel coklat di ICS 5 linea mid clavicula kiri 3
V5/kabel hitam di ICS 5 linea axillaris anterior 3
kiri
V6/kabel ungu di ICS 5 linea midaxillaris kiri 3
Anjurkan pasien untuk tidak bergerak selama
9. 1
perekaman
Memilih seting perekaman manual atau
10. 1
otomatis dan melakukan perekaman EKG
11. Mematikan board dengan menekan tombol off 1
Melepaskan kabel dan memberisihkan tubuh
12. pasien dari sisa jelly dengan menggunakan 1
tisu
Menuliskan identitas pasien, tanggal dan jam
13. perekaman, nama dan tanda tangan perekam, 1
serta lead, pada hasil rekaman
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan 0,5
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 0,5
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 0,5
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 0,5
5. Membereskan dan mengembalikan alat 0,5
6. Mencuci tangan 0,5
7. Mencatat dalam lembar catatan keperawatan 0,5
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 0,5
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 0,5
Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh 0,5
3.
pasien
TOTAL SCORE

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah


manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8. Singapura:
Elsevier.
Sundana, K. 2008. Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat. EGC :
Jakarta.
Kegiatan Belajar

PEMERIKSAAN
TEKANAN VENA JUGULARIS (JVP)

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar

Deskripsi Singkat
Pemeriksaan pada leher untuk melihat vena jugularis, dapat memberikan
gambaran tentang aktifitas jantung.  Perubahan aktifitas jantung dapat
memberikan gambaran pada vena dengan cara menyebabkan perubahan
tekanan vena-vena perifer, bendungan pada vena-vena perifer dan
perubahan pada bentuk pulsus vena. Karena perubahan aktifitas jantung
yang terlihat pada vena berlangsung pada tekanan rendah maka penilaian
perubahan vena harus dilakukan dengan teliti. Vena-vena yang sering
mudah dilihat dan dapat dinilai terutama adalah vena jugularis. Perubahan
tekanan vena perifer biasa dinilai pada tekanan vena jugularis eksterna.
(Black & Hawks, 2014).Pada pertemuan ini akan membahas terkait
konsep dasar pemeriksaan JVP pada pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler.
Relevansi
Materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan sistem
kardiovaskuler meliputi anatomi, fisiologi dan patofisiologi menjadi dasar
pemahaman pada materi ini yang akan mempelajari gangguan atau
penyakit pada sistem kardiovaskuler. Konsep dasar dalam fundamental of
nursing juga menjadi bagian dari hal yang relevan terkait tindakan ini.
Petunjuk Belajar
Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan discovery learning terkaiat skill pemeriksaan
JVP
2. Mahasiswa melakukan pre test
3. Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum (pra
interaksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
4. Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah diajarkan
5. Mahasiswa melaksanakan post test

KEMA
MP
UA
N
AK
HI
R
YA
NG
DI
CA
PA
I
(K
O
GN
ITI
F,
AF
FE
KT
IF,
DA
N
Diharapkan setelah melaksanakan skill lab ini, mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakan pemeriksaan JVP
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
pemeriksaan JVP

3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan pemeriksaan JVP


secara mandiri
LATIHAN / TRIGGER CASE

Seorang laki-laki usia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan


pembesaran jantung. Hasil pengkajian; pasien mengeluh kelelahan setiap
kali beraktivitas. Keadaan umum pasien baik, tampak pembesaran vena
jugularis. TTV; TD 150/100 x/menit, N 100 x/menit, N 88 x/menit, RR
32x/menit. Anda adalah perawat yang bertugas hari ini. Lakukan tindakan
perawatan pada pasien.

TINJAUAN TEORI

Tekanan vena jugularis atau Jugular venous pressure (JVP) adalah


tekanan sistem vena yang diamati secara tidak langsung (indirek). Secara
langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan
kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer melalui vena
subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis (vena cava
superior).
Karena cara tersebut invasif, digunakanlah vena jugularis (externa
dexter) sebagai pengganti sphygmomanometer dengan titik nol (zero
point) di tengah atrium kanan. Titik ini kira-kira berada pada perpotongan
antara garis tegak lurus dari angulus Ludovici ke bidang yang dibentuk
kedua linea midaxillaris. Pengukuran dilakukan berdasarkan tingkat
pengisian vena jugularis dari titik nol atau dari sudut sternum.
Vena jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak.
Ia baru terlihat pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus
sternocleidomastoideus.
Menurut Kadir A (2007), dalam keadaan normal vena jugularis tidak
pernah membesar, bila tekanan atrium kanan (CVP) naik sampai 10
mmHg vena jugulais baru akan mulai membesar.
JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi vena (seperti
gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai distensi
vena jugularis, yaitu JVP tampak hingga setinggi leher; jauh lebih tinggi
daripada normal.Kemampuan untuk mengukur tekanan vena jugularis
akan sulit jika nadi>100 per menit.Nilai JVP sama dengan jarak vertikal
antara titik yang berada 5 cm di bawah angulus sternalis dengan puncak
pulsasi vena jugularis yang terlihat pada leher.

PERALATAN DAN BAHAN

1. Penggaris 2 buah
2. Lampu kepala atau senter
3. Alat tulis untuk mencatat

PROSEDUR KETERAMPILAN

A. Tahap Pra Interaksi


1. Mengecek program terapi.
2. Mencuci tangan.
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
4. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy.
2. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
3. Membuka pakaian atas pasien
4. Mengatur posisi pasien semi fowler / berbaring dengan kepala
ditinggikan 30° - 45°; leher tidak boleh tertekuk.
5. Perhatikan denyut vena jugularis interna; denyut ini tidak bisa
diraba tetapi bisa dilihat. Berikan penerangan dengan lampu atau
senter untuk memperjelas denyutan.
6. Menentukan meniskus vena jugularis yang terlihat dan
mengukurnya dengan menggunakan 2 (dua) penggaris :
1) Meletakkan penggaris pertama tegak lurus dinding dada
pada setinggi sudut sternal (SIC-II)
2) Mengukur jarak vertikal antara sudut sternal dan
tingkat tertinggi pulsasi vena jugularis (penggunaan
penggaris kedua yang diletakkan tegak lurus terhadap
penggaris pertama dapat membantu pengukuran)

7. Menentukan dan mencatat hasil pengukuran; Pada orang sehat,


JVP maksimum 3-4 cm di atas sudut sternum atau berada dalam
rentang 5 - 9 cmH2O.
D. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
c. Merapikan pasien dan lingkungan.
d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
e. Berpamitan dan menyampaikan kontrak yang akan datang.
f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
g. Mencuci tangan.
h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BOB SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
OT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan 1
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Membuka pakaian atas pasien 1
Mengatur posisi pasien semi fowlerdengan
4. 5
kepala ditinggikan 30° - 45°
Perhatikan denyut vena jugularis interna
5. 5
(menunjukkan letaknya dengan tepat)
Mengukur meniscus vena jugularis
Meletakkan penggaris pertama tegak lurus
6. dinding dada pada setinggi sudut sternal 6
(SIC-II)
Meletakkan penggaris kedua tegak lurus
7. terhadap penggaris pertama pada ketinggian 6
meniscus
Menentukan dan mencatat hasil pengukuran
8. 6
JVP*
Tahap Terminasi
1. Menyampaikan hasil anamnesa/kesimpulan 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
7. Mencatat dalam lembar catatan keperawatan 1
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
3. Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik 1
TOTAL SCORE
*jika hasil salah berarti gagal

DAFTAR PUSTAKA

Bickley LS, Szilagy PG. Bates’ guide to physical examination and history
taking. 11th Philadelphia: Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins; 2013. p. 344,361-5.
Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah
manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8. Singapura:
Elsevier.
Garg N, Garg N. Jugular venous pulse: an appraisal. J Indian Acad Clin
Med. 2000 [cited 2016 July 13];1(3):260-9. Available from:
http://medind.nic.in/jac/t00/i3/jact00i3p260.pdf

Anda mungkin juga menyukai