Anda di halaman 1dari 8

Nama : Decinta

Prodi : S1 Keperawatan Tingkat 1A


Mata Kuliah : Agama Islam
Dosen : H. Muhammad Ansori,S. Sos.I.,M.pd

Resume
TUGAS HIDUP MANUSIA
Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani
Adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang
kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan apabila kedua
unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai
manusia. Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah
sebagai berikut mengenai hakikat penciptaan manusia :
Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani
Adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang
kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan apabila kedua
unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai
manusia. Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah
sebagai berikut mengenai hakikat penciptaan manusia :

Manusia sebagai Makhluk Allah yang paling sempurna


Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan . hal ini dilihat dari
segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk
lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena
akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat At Tin berikut ini

‫لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ نسَانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬


Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS At tin ayat 4)
Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT
Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah
sebagai Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada
Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama
islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh
ajaran islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yakni Allah SWT.
Manusia diciptakan sebagai hamba Allah
Adapun Allah menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadi hamba yang
senantiasa beribadah dan menyembah Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam ayat
berikut:

َ ِ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل‬


‫نس إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (QS. Adz zariyat ayat 56)
Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni ibadah
yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya khusus antara lain
ibadah sholat wajib, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat
umum adalah seperti melakukan amal saleh yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan
tetapi bermanfaat juga untuk orang lain dan dilandasi niat yang ikhlas dan bertujuan hanya
mencari keridhaan Allah semata seperti bersedekah, menyambung tali silaturahmi,
menikah dan sebagainya.
Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah
Sebagai manusia yang berperan sebagai khalifah maka manusia wajib menjalankan
tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi dan makhluk lainnya dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya kelak di hari akhir. Hal ini disebutkan dalam
firman Allah SWT Surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya:
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyas dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (QS Al Baqarah ayat 30)
Di dalam Al Quran proses penciptaan manusia terjadi dengan dua tahapan yang
berbeda. Tahapan pertama adalah tahapan primordial dan tahapan kedua adalah tahapan
biologi.
Tahapan Primordial
Tahapan Pertama adalah saat manusia pertama diciptakan pertama kali dari saripati
tanah dan diberikan ruh hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam
beberapa ayat berikut :
Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu),
dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya),
kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). QS Al An’am (6) : 2
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah.” QS Shaad (38) : 71
Di dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan
manusia dari bahan dasar tanah yang kemudian dengan kekuasaan dan hukum-hukumnya
dibentuk rupa dan beragam fungsi dari fisik yang ada dalam tubuh manusia. Hal ini tentunya
dilakukan Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam SAW. Hingga setelah itu ada proses
penciptaan manusia berupa hukum biologis.
Tahapan Biologi
Tahapan biologi adalah sunnatullah atau hukum Allah melalui proses biologis yang
terdapat dalam fisik atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini
membedakan hakikat manusia menurut islam dengan makhluk lainnya yang tidak memiliki
ruh dan akal untuk mengambil keputusan saat dewasanya. Proses tersebut adalah sebagai
berikut :
Nuthfah (inti sari tanah yang dijadikan air mani)
Rahim (tersimpan dalam tempat yang kokoh)
Alaqah (darah yang beku menggantung di rahim)
Mudgah (Segumpal daging dan dibalut dengan tulang belulang)
Ditiupkan ruh

Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi tugas-tugas: (1)  menuntut ilmu
pengetahuan (Q.S.al-Nahl: 43), karena manusia itu adalah makhluk yang dapat dan harus
dididik/diajar (Q.S. al-Baqarah: 31) dan yang mampu mendidik/mengajar (Q.S. Ali Imran:
187, al-An’am: 51); (2) menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan bahaya dan kesengsaraan (Q.S. al-Tahrim: 6) termasuk di dalamnya adalah
menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan sebagainya;
dan (3) menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
Tugas kekhalifahan dalam masyarakat meliputi tugas-tugas : (1) mewujudkan
persatuan dan kesatuan umat (Q.S. al-Hujurat: 10 dan 13, al-Anfal: 46); (2) tolong menolong
dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S. al-Maidah: 2); (3) menegakkan keadilan dalam
masyarakat (Q.S. al-Nisa’: 135); (4) bertanggung jawab terhadap amar ma^ruf nahi munkar
(Q.S. Ali Imran: 104 dan 110); dan (5) berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang
lemah, termasuk di dalamnya adalah para fakir dan miskin serta anak yatim (Q.S. al-Taubah:
60, al-Nisa’: 2), orang yang cacat tubuh (Q.S. ’Abasa: 1-11), orang yang berada di bawah
penguasaan orang lain dan lain-lain.
Sedangkan tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi tugas-tugas:
1) mengkulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar
dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup
manusia;
2) menaturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya atau hasil karya manusia harus
disesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar
tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya; dan
3) mengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus tetap
komitmen dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-’alamin, sehingga berbudaya berarti
mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan
menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran
Ilahi.

KONSEP AGAMA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

Kata “islam” berasal dari bahasa arab yaitu “sailama” yang dimasdarkan menjadi
“islaman” yang berarti damai. Kata ‘rahmatan” berasal dari bahasa Arab yaitu “rohima” yang
dimasdarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang. Dan kata “Al-alamin” berasal
dari  bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam semesta
yang mencakup bumi beserta isinya. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan
Lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Kata “islam” berasal dari bahasa arab yaitu “sailama” yang dimasdarkan menjadi
“islaman” yang berarti damai. Kata ‘rahmatan” berasal dari bahasa Arab yaitu “rohima” yang
dimasdarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang. Dan kata “Al-alamin” berasal
dari  bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam semesta
yang mencakup bumi beserta isinya. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan
Lil’alamin adalah islam yang kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Islam dalam arti damai, selamat, dan sejahtera itu mengisyaratkan suatu makna
bahwa seorang muslim selain mencari keselamatan untuk dirinya juga mampu memberikan
keselamatan kepada orang lain, sedangkan Islam dalam arti kepatuhan dan ketundukkan
kepada ajaran yang diturunkan Allah swt juga merupakan inti dari agama yang diturunkan
kepada rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Semua nabi menuntun umatnya ke jalan
yang lurus agar terciptanya keselamatan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.  Hal ini
tercermin dalam do’a Nabi Ibrahim As dan beberapa ayat dalam Al-Qur’an di antaranya Q.S
Al-Baqarah : 128 yang terjemahannya sebagai berikut:
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau
dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah
taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Pengertian kepatuhan dan kedamaian adalah mentaati aturan-aturan secaa
menyeluruh maksudnya keselamatan dan kedamaian ini merupakan buah dari kepatuhan dan
ketundukkan dalam malaksanakan ajaran-ajaran Allah swt.
Ajaran Islam dalam bentuk rahmatan lil’alamin terwujud dalam bentuk nilai dan
norma yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam pergaulan dengan sesama manusia
dan lingkungannya.
Di antara keindahan Islam adalah larangan-larangan yang memperingatkan seorang
muslim agar tidak terjerumus ke dalam keburukan dan ancaman keras atas akibat buruk dari
perbuatan tercela itu. Di antara larangan Islam itu adalah:
1. Islam melarang syirik, yaitu menyekutukan Allah Azza wa Jalla dengan sesuatu. Allah
Azza wa Jalla berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik),
dan Allah mengampuni (dosa) selainnya bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisaa’: 48]
2. Islam melarang kekafiran, kefasikan, kedurhakaan dan menuruti keinginan hawa nafsu.
3. Islam melarang bid’ah (mengadakan sesuatu ibadah yang baru dalam agama).
4. Islam melarang riba dan makan harta riba. Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat orang
yang makan riba, wakilnya, saksi dan penulisnya.[4]
5. Islam melarang sifat takabur, dengki, ujub (bangga diri), hasad, mencela, memaki orang
lain dan mengganggu tetangga.
6. Islam melarang perbuatan menggunjing (ghibah), yaitu membicarakan keburukan orang
lain dan mengadu domba (namimah), yaitu mengadakan provokasi di antara sesama untuk
menimbulkan kerusakan dan permusuhan.
7. Islam melarang banyak berbicara yang tidak berguna, menyebarluaskan rahasia orang lain,
memperolok-olok dan menganggap remeh orang lain.
8. Islam juga melarang mencaci-maki, mengutuk, mencela dan ungkapan-ungkapan buruk
dan memanggil orang lain dengan panggilan-panggilan buruk.
9. Islam melarang kita banyak berdebat, bertengkar, percandaan hina yang dapat membawa
kepada kejahatan dan meremehkan orang lain.
10. Islam melarang pengkhianatan, perbuatan makar, ingkar janji dan fitnah yang dapat
menyebabkan orang lain berada dalam ketidakpastian.
11. Islam melarang seorang anak durhaka kepada kedua orang tua dan memutus hubungan
silaturahmi dengan sanak kerabat famili terdekat.
12. Islam melarang berburuk sangka, memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain.
13. Islam melarang minuman keras (khamr), mengkonsumsi atau memperjualbelikan narkoba
dan melarang perjudian.
16. Islam melarang perbuatan saling menjauhi satu sama lain, saling bermusuhan, acuh tak
acuh dan melarang seorang muslim tidak menegur saudaranya sesama muslim lebih dari tiga
hari.
17. Islam melarang onani, perzinahan, homoseks, lesbian dan membunuh jiwa yang
diharamkan Allah Azza wa Jalla
18. Islam melarang kita menerima uang sogokan (suap) atau menyuap orang lain.

Keindahan Islam yang Berupa Perintah-Perintah:[1]


1. Islam memerintahkan kita agar bertauhid secara murni (beribadah hanya kepada Allah
Azza wa jalla saja, tidak kepada yang selain-Nya), ber‘aqidah yang benar sesuai dengan
pemahaman para Shahabat karena yang demikian itu dapat membawa kepada ketentraman
hati. ‘Aqidah yang diajarkan Islam dapat menjadikan mulia, menampakkan harga diri dan
memberikan kelezatan iman.
2. Islam memerintahkan agar berbakti kepada kedua orang tua, menghubungkan silaturahmi
dan menghormati tetangga.
3. Islam mengajarkan agar berbuat dan berupaya untuk memenuhi dan membantu kebutuhan-
kebutuhan kaum Muslimin dan meringankan beban kesengsaraan mereka.
4. Islam menganjurkan terlebih dahulu memberi ucapan salam kepada setiap muslim yang
kita jumpai dan menolong kaum Muslimin.
5. Islam mengajurkan agar menjenguk orang yang sakit, mengantar jenazah, berziarah kubur,
dan mendo’akan sesama kaum Muslimin.
6. Islam menyuruh agar berlaku adil kepada orang lain dan mencintai apa yang dicintai
mereka sebagaimana kita mencintai diri sendiri.
7. Islam menyuruh berikhtiar untuk mencari rizki, menjaga kehormatan diri dan
mengangkatnya dari posisi yang hina dan lemah.
8. Islam mengajarkan berlaku amanah (dipercaya), menepati janji, baik sangka (husnu zhan),
tidak tergesa-gesa dalam segala perkara dan berlomba dalam melakukan kebajikan.
Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan
diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang – orang mukmin.
Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi belum semaju sekarang
karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah
satunya yaitu Ibnu Sina.
Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang
sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.Islam menaruh perhatian yang besar sekali
terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan
meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan
melaksanakan aktivitas lainnya.
Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang
baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan
salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami
rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga
makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran
atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi
kesehatan.Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi
perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi
Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus
proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi
dan al-Hakim).
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan
dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup
yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang
sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat
menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan
hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut
sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan
pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang
perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya
yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah::
l95).
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari
pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan
kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara
juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu
lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.
Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko
kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari.
Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan
udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia.
Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan
jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang.
Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.

Anda mungkin juga menyukai