Jtptunimus GDL Miftahulhu 6579 3 Babii
Jtptunimus GDL Miftahulhu 6579 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
B. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap
individu sebagai mahluk seksual. (Saifuddin, 2006).
14
b. Syarat Bahagia
1) Perkawinan syah dan harmonis.
2) Memiliki anak hidup sekurang-kurangnya dua orang dengan
umur anak terkecil di atas 2 tahun. Keadaan fisik dan mental
anak tersebut sehat.
3) Mendapat persetujuan isteri.
4) Umur isteri tidak kurang dari 25 tahun dan tidak lebih dari 45
tahun.
5) Umur calon tidak kurang dari 30 tahun.
c. Syarat Sehat
Syarat kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan pra-bedah oleh
dokter (Handayani, 2010).
3. Efektifitas
a. Angka keberhasilan amat tinggi (99 %), angka kegagalan 0 – 22 %,
umumnya < 1 %.
b. Kegagalan kontap-pria umumnya disebabkan oleh:
1) Senggama yang tidak terlindungi sebelum semen/ejakulat bebas
sama sekali dari spermatozoa.
2) Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah
pembentukan granuloma spermatozoa.
3) Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama opearsai.
4) Jarang : duplikasi congenital dari vas deferens (terdapat > 1 vas
deferens pada satu sisi).
c. Vasektomi dianggap gagal bila:
1) Pada analisis sperma setelah 3 buln pasca-vasektomi atau setelah
10-12 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa.
2) Dijumpai spermatozoa setelah sebelum azoosperma.
3) Isteri hamil (Handayani, 2010).
4. Kontra Indikasi
a. Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies.
b. Infeksi traktus genitalia.
17
5) Anestesi lokal
a) Dipakai karena murah dan lebih aman, misalnya Lidocaine
1-2% sebanyak 1-5 cc atau sejenis.
b) Kadang-kadang dicampur dengan adrenalin, untuk
mengurangi perdarahan. IPPF tidak mengajurkan kombinasi
tersebut karena adrenalin dapat menyebabkan iskemia dan
rasa sakit post-operatif yang berkepanjangan. Penyuntikan
steroid untuk mencegah pembengkakan post-operastif juga
tidak dianjurkan.
c) Jangan menyuntikkan anestesi local langsung ke dalam vas
deferens, karena mungkin dapat merusak plexus
pampiniform.
d) Bila calon akseptor mengalami rasa takut atau gelisah, dapat
diberikan tranquilizer atau sedative, per oral atau suntikan.
Anestesi umum mungkin perlu dipertimbangkan pada kasus-
kasus khusus.
a) Adanya luka parut daerah inguinal atau skrotum yang sangat
tebal.
b) Kelainan intra-skrotal seperti hydrocele,
c) Alergi terhadap anestesi local (Hartanto, 2004)
9. Perawatan post-operatif
a. Istirahat 1-2 jam di klinik.
b. Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari.
c. Kompres dingin/es pada skrotum.
d. Analgetik.
e. Memakai penunjang skrotum (scrotum support) selama 7-8 hari.
f. Luka operasi jangan kena air selama 24 jam.
g. Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki
dan tidak terasa mengganggu. Hanya harus diperhatikan, untuk
mencegah kehamilan, pria harus menggunakan kondom dulu,
20
D. Pengetahuan (knowledge)
1. Pengertian
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal bidinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum dilihat atau dirasakan
sebelumnya (Suhartono, 2005)
Menurut Notoatmodjo Pengetahuan adalah hasil pengindraan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata,hidung telinga, dan sebagainya). Dengan sendiriny
pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo,
2010).
2. Tingkat Pengetahuan
Secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan,
(Notoatmodjo, 2010) yakni:
23
a. Tahu (know):
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa
buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat
membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh
gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dan sebagainya. Untuk mengetahui
atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pernyataan-pernyatan misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang
gizi, apa penyebab TBC, bagaimana melakukan PSN
(pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension):
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tapi orang tersebut harus dapat
mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut. Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan
penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M
(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan
mengapa harus menutup, menguras, dan sebagainya, tempat-tempat
penampungan air tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang
telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat
perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau di mana
saja, orang yang telah paham metodologi penelitian, ia akan mudah
membuat proposal penelitian di mana saja, dan seterusnya.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
24
E. Sikap (Attitude)
1. Pengertian
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,
dan sebagainya). Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana,
yakni: “An individual’s attitude is syndrome of response consistency
with regard to object”. Jadi jelas disini dikatakan bahwa sikap itu suatu
sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek.
Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala
kejiwaan yang lain. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial
26
pemeriksa hamil (ante natal care), dapat diketahui atau diukur dari
kehadiran ibu untuk mendengarkan penyuluhan tentang ante natal
care di lingkungannya.
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya seorang ibu
yang mengikuti penyuluhan ante natal tersebut ditanya atau diminta
menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau
menanggapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespons. Contoh butir a tersebut, ibu itu
mendiskusikan ante natal care dengan suaminya, atau mengajak
tetangganya untuk mendengarkan penyuluhan ante natal care.
d. Bertanggung jawab (practice)
Sikap yang paling tinggi tingkatanya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah
mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus
berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan
atau adanya resiko lain. Contoh tersebut, ibu yang sudah mau
mengikuti penyuluhan ante natal care, ia harus berani
mengorbankan waktunya, atau mungkin kehilangan penghasilannya,
atau diomeli oleh mertuanya karena meninggalkan rumah, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
4. Pembentukan Sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami
oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar
adanya kontak sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling
mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi
28
PROSES REAKSI
STIMULUS
STIMULUS TERBUKA
(rangsangan)
(tindakan)
REAKSI
TERTUTUP
(pengetahuan dan
sikap)
G. Kerangka Teori
Vasektomi