DISUSUN OLEH : MOH. DUR SULE (201801114) KELAS : IV C KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU 2021 RINGKASAN LTA DAN JURNAL TERKAIT KARAKTERISTIK LANSIA MENURUT WHO DAN PERUBAHAN BIO-PSIKO-SOSISIAL SPIRITUAL- KULTURAL YANG LAZIM TERJADI PADA PROSES MENUA
A.Defenisi Dari Karakteristik Lanjut Usia
World Health Organization (WHO) dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua (Nugroho W,2008). Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (Kartinah, Sudaryanto A, 2008). Dengan demikian maka penuaan adalah apabila seseorang manusia yang telah memasuki umur 60 tahun keatas dan sudah tidak produktif lagi dan system tubuhnya sudah mengalami penurunan fungsi serta mengalami perubahan aktivitas dan proses setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Menurut data World Health Organization (2015) jumlah penduduk lansia tahun 2020 di perkirakan mencapai 28,8 juta jiwa dengan peningkatan sekitar 11,34% dan usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun. Indonesia mengalami perkembangan populasi penduduk lansia yang amat pesat dari 4,48 % pada tahun 1971 (5,3 juta jiwa) menjadi 9,77 % pada tahun 2010 (23,9 juta jiwa). Bahkan pada tahun 2020 di prediksi akan ada ledakan jumlah penduduk lansia sebesar 11,34 % atau sekitar 28,8 juta jiwa. Berdasarkan data dari BPS (2010) jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 meningkat menjadi 9,7 % dari jumlah lansia 23,9 juta jiwa dengan usia harapan hidup 66,2 %, tahun 2013 mengalami peningkatan 6,6 % dari jumlah lansia 25 juta jiwa, usia harapan hidup 69 tahun (Nugroho, 2008). Proses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Pada umumnya lansia akan mengalami berbagai gejala akibat terjadinya penurunan fungsi biologis (penurunan fungsi biologis pada lansia merupakan menurunnya struktur pembuluh darah dan organ-organ tubuh pada manusia), psikologis (psikologis lansia akan terganggu dikarenakan rasa takut kematian atau perubahan postur tubuh lansia), sosial dan ekonomi (sosial dan ekonomi pada lansia akan berubah dengan mengalami pensiunan). Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya (Nurhidayat, 2011). Salah satu perubahan yang terjadi pada lanjut usia adalah perubahan psikososial. Perubahan psikososial merupakan tekanan mental (stressor psikososial) sehingga bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan dan berusaha beradaptasi untuk menanggulanginya (Fatimah,2010). Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif, Seiring dengan proses penuaan, ada beberapa permasalahan baik fisik maupun mental yang dialami seseorang, gangguan mental yang biasa terjadi pada orang lanjut usia, yaitu gangguan tidur, cemas, tekanan jiwa (depresi) dan pikun (demensia) . Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia.Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai- nilai yang ada ditunjang status sosialnya. Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi (R. Siti Maryam, 2008). B. Perubahan-Perubahan yang terjadi pada lansia Berbagai masalah fisik atau biologis dan sosial akan muncul pada lanjut usia sebagai proses menua atau penyakit degenertif yang muncul seiringmenuanya seseorang. Menua merupakan proses yang alamiah yang akan dialami oleh setiap individu. Hal ini ditandai dengan penuruna kemampuan tubuh dalam penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan terkait usia melalui fisik, perubahan psikososial, dan perkembangan spiritual (Nugroho, 2000). Menurut Wahjudi Nugroho, perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia antara lain : a. Perubahan-perubahan fisik 1. Sel a) Lebih sedikit jumlahnya b) Lebih besar ukurannya c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler d) Menurun proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati. e) Jumlah sel otak menurun f) Tergantungnnya mekanisme perbaikan sel g) Otak menjadi atrofis beratnya 5-10% 2. System persyarafan a) Berat otak menurun 10-20% b) Cepatnya menurun hubugan persyarafan c) Lambat dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres d) Mengecilnya syaraf panca indra e) Kurang sensitive terhadap sentuhan 3. System pendengaran a) Prebiakusis b) Membran timpani menjadi atrofi yang mnyebabkan otosklerosis c) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena peningkatan keratin d) Pendengaran bertambah menurun 4. System penglihatan a) System pupil timbul skerosis dan hilangnya respon terhadap sinar b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola) c) Lensa lebih suram, menjadi katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat e) Hilangnya daya akomodasi f) Menurunnya lapang pandang g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala 5. System kardiovaskuler a) Elastisitas, dinding aorta menurun b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku c) Kemampuan jantung memompa daran menurun d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah e) Tekanan darah tinggi 6. System pengaturan temperature tubuh a) Temperature tubuh menurun (hipotermia) b) Keterbatasan reflex mengigil dan tidak memproduksi panas yang banyak sehingga rendahnya aktivitas otot. 7. System respirasi a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku b) Menurunnya aktivitas dari silia c) Paru-paru kehilangan elastisitas d) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg f) CO2 pada arteri tidak berganti g) Kemampuan untuk batuk berkurang h) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernafasan menurun 8. System gastrointestinal a) Kehilangan gigi b) Indera pengecap menurun c) Esophagus melebar d) Sensitifitas lapar menurun e) Peristaltic lemah dan biasanya konstipasi f) Fungsi absorpsi melemah g) Liver (hati) makin mengecil h) Menciutnya ovary dan uterus i) Atrofi payudara j) Selaput lender vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang 9. System genitourinaria a) Ginjal, kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya +1); BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21 mg%; nilai sambung ginjal terhadap glukosa meningkat b) Vesika urinaria sulit dikosongkan pada pria usia lanjut sehingga mengakibatkan retensi urin c) Pembesaran prostat d) Atrofi vulva 10. System endokrin a) Produksi dari hamper semua hormone menurun b) Fungsi paratiroid dan sekresinya berubah c) Perkembangan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah d) Menurunnya aktivitas tiroid e) Menurunnya produksi aldosteron f) Menurunnya sekresi hormone kelamin 11. System intergumen a) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak b) Permukaan kulit kasar dan bersisik c) Menurunnya respon terhadap trauma d) Mekanisme proteksi kulit menurun e) Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu f) Rambut dalam hidung dan telinga menebal g) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vasikularisasi h) Pertumbuhan kuku lebih lambat i) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk j) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya k) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya 12. System musculoskeletal a) Tulang kehilangan cairan dan menjadi rapuh b) Kifosis c) Pinggang, lutut, jari-jari, pergelangan terbatas d) Diskus intervertebrali menipis dan menjadi pendek e) Persendian membesar dan menjadi kaku f) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis g) Artrofi serabut otot b. Perubahan-perubahan mental Seiring dengan proses penuaan, ada beberapa permasalahan baik fisik maupun mental yang dialami seseorang, gangguan mental yang biasa terjadi pada orang lanjut usia, yaitu : a. Gangguan tidur. Gangguan tidur adalah suatu keadaan yang sulit untuk tidur, tidur gelisah (tidur tidak menyegarkan), sering bangun mendadak pada waktu tidur, bangun sebelum waktunya. b. Cemas. Secara fisik usia lanjut merasakan gejala ketegangan seperti jantung berdebar, sulit tidur, selanjutnya timbul gejala yang lebih jelas dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. c. Tekanan jiwa (depresi). Usia lanjut sering mengeluh lelah, nyeri, pegal dan merasakan kehilangan minat akan hal yang menjadi kebiasaannya, cepat marah, cepat tersinggung. Selain gejala tersebut sering timbul gejala lain seperti perasaan rendah diri, sedih, kehilangan kesenangan, gangguan tidur, rasa bersalah, kehilangan kepercayaan diri, penurunan gairah seksual, perlambatan gerak dan bicara, gangguan nafsu makan, perasaan ingin mati/bunuh diri, konsentrasi buruk. d. Pikun (demensia). Usia lanjut sering lupa tapi tidak menyadaritentang kehilangan kemampuan daya ingatnya. Perubahan kepribadian atau perilaku yang pada tahap lebih lanjut, usia lanjut dapat mengalami kebingungan, keluyuran (pergi tanpa tujuan), sering ngompol. c. Perkembangan Spiritual 1. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya 2. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfkir dan bertindak dalam sehari-hari. 3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun, universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif.Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia.Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang status sosialnya. Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. (R. Siti Maryam, 2008).Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan (Maryam S, 2008). Dalam psikologi perkembangan, lansia dan perubahn yang dialaminya akibat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal berikut: 1) Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus bergantung pada orang lain 2) Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya 3) Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik 4) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal atau pergi jauh dan ataupun cacat DAFTAR PUSTAKA
Nurhidayat, (2011). Pengalaman Lanjut Usia Mendapatkan Dukungan Keluarga.
World Health Organization (WHO). (2015). Laporan Data Pelayanan Lanjut Usia.
Fatimah, Skp. 2010. “Merawat Manusia Lanjut Usia” Suatu Pendekatan
ProsesKeperawatan Gerontik. Jakarta : Trans Info Media Kartinah & Sudaryanto Agus. 2008. Masalah Psikososial Pada Lanjut Usia.Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta :EGC. R. Siti Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta Selatan : Salemba Medika