Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI AKIBAT SISTEM PEREDARAN


DARAH

Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang di Ampu Oleh Ibu Ns. Musiana.
S.Kep.M.Kes

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


EGI AMANDA LIESTI (2014401052) KETUT SUTRISNA WATI (20144010
RIZKI HANAFI MUNAZIR (20144010 ELITA YURIE (20144010
HENISA WAHYUNI (20144010 IKA WADIF AZIZAH SHOLEH(20144010
NIKE RHOMADONA(20144010 PUTRI RAHAYU(20144010
TIARA PUSPITA(20144010 P FADILLA AZZAHRA(20144010
NASYWA ADINDA(20144010 RADEN BUDIMAN(20144010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

Asuhan keperawatan Anemia

A. Pengkajian
1. Biodata pasien
Nama : Tn. H
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
No. Registrasi : 0182
Diagnosa medis : Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit : 12 Februari 2014, Rab
Tanggal pengkajian : 13 Februari 2014, Kamis
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung
Tandala Kawalu
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung
Tandala Kawalu
3. Keluhan utama
Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).
4. Riwayat penyakit
 Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual,
muntah – muntah, lemah, lemas,tidak nafsu makan,pusing pada pagi hari, pusing
dirasakan setelah beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian
depan atas. Klie meeluh daday berdebar-debar.
 Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami
sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit.
 Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes
militus, penyakit jantung, struk, hipertensi.
5. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Pasien tampak bersih
2) Tingkat kesadaran : Apatis
3) Tanda – tanda vital
 Tekanan darah : 120 / 60 mmHg
 Nadi : 85 x / menit
 Pernafasan : 28 x / menit
 Suhu : 36,2 0 C
6. Berat badan dan tinggi badan
Berat badan klien menurun dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak
tahu dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi
badan.
7. Pemeriksaan head to toe
a) Kepala / rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut
merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.
b) Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
tampak bersih.
c) Telinga
Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan,
tidak ada serumen.
d) Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada
sekret, tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada
perdarahan.klien mengeluh sesak nafas
e) Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, Membran mukosa
klien tampak kering,klien mengatakan sulit menelan
f) Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada
jaringan parut, tidak ada lesi.
g) Dada (paru – paru dan jantung)
Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada
penumpukan cairan pada pleura.
h) Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada
pigmentasi.
i) Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada
penumpukan cairan.
j) Genetalia
Tidak ada keluhan maupun kelainan.
k) Kulit dan kuku
Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit dan pucat, kuku dan kulit
tampak bersih. Terdapat Edema perifer pada klien

l) Ekstermitas atas
Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada
kelainan, agak lemah. Pada klien Ekstremitas atas terasa dingin
Kekuatan otot : 4 3
m) Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
Kekuatan otot :
Data penunjang

1.    Pemeriksaan laboratorium


Gula darah sewaktu 144,0
Faal ginjal(kreatinin) 1,38 *
Faal hati : SGOT 52,5 *
SGPT 74,6 *
2.    Terapi
Infus D5
Obat injeksi :
Levofioksan 1x1
Pantoprazol 1x1
Kalneks 3x1
B. Analisa Data Dan Masalah Keperawatan
No Analisa data etiologi masalah
1. DS: Penurunan Perfui perifer tidak
 klien mengeluhkan lemah konsentrasi HB dan efektif
 klien mengeluhkan sakit kepala darah

 klien mengatakan ia sering


merasakan berdebar-debar
 klien mengatakan bahwa napasnya
terasa sesak

DO:
 kulit klien terlihat pucat
 nafas klien cepat
 Terdapat Edema perifer pada klien
 Membran mukosa klien tampak
kering
 Pada klien Ekstremitas terasa
dingin
2 DS: Ketidakseimbangan Intoleransi Aktifitas
 Klien mengatakan bahwa ia suplay oksigen ke
merasakan lemah dan letih susunan saraf pusat
 Klien mengatakan klien merasa
nyeri dan sakit kepala
 Klien mengatakan bahwa terjadi
penurunan semangat untuk bekerja
 Klien mengatakan bahwa klien
mudah letih saat bekerja
 klien mengatakan bahwa napasnya
terasa sesak

DO:
 Klien terlihat lesu, lemah
 Klien terlihat mengatuk, ptosis
Kehilangan tonus otot
 Klien merasakan Jantung berdebar-
debar

3 DS: Kegagalan atau Defisit nutrisi


 Klien mengeluh sulit menelan ketidakmampuan
 Klien mengeluh tidak nafsu makan untuk mencerna

 Klien menyatakan mual makanan.

 Klien mengeluh mulutnya terasa


nyeri

DO:
 Mukosa Mulut klien tampak kering
dan pecah-pecah
 BB klien menurun
 Klien terlihat lemah
 Kulit klien tampak kering dan
pecah-pecah
C. Diagnosa Keperawatan
1. Perfui perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi HB dan Darah
2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf pusat.
3. Defisit nutrisi b.d kegagalan atau ketidakmampuan mencerna makanan.
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Keperawatan
1 Perfui perifer Perfusi jaringan Perawata sirkulai 1. Data dasar
tidak efektif b.d terpenuhi setelah 1. Monitor tenda- mengetahui
penurunan dilakukan tindakan tanda vital perkembangan
konsentrasi HB perawatan. 2. Atur posisi pasien
dan Darah dengan kepala 2. Meningkatkan
 Kriteria Hasil :
datar atau pernafasan
 Kulit tidak tubuh lebih 3. Mempertahankan
pucat rendah pasokan oksigen
 tanda vital 3. Hindari 4. Mengetahui status
dalam batas pergerakan kesadaran pasien
normal yang 5. Meningkatkan sel
 nilai Hb dan berlebihan darah
eritrosit dalam 4. Awasi 6. Meningkatkan
rentang normal kesadaran dan perfusi
 akral membaik tanda-tanda 7. Menjaga keefektifan
 edema perifer terhadap oksigen
menurun penurunan
 turgor kulit kesadaran
membaik 5. Manajemen
terapi tranfusi
sesuai terapi
6. Pemberian O2
pernasal sesuai
program
7. Monitoring
keefektifan
suplai O2
2 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi 1. Data dasar
aktivitas b.d tindakan 1. Ukur vital sign mengetahui
berkurangnya keparawatan 2. Kaji penyebab perkembangan
suplay oksigen selama 3x24 jam intoleransi akti pasien
ke susunan saraf klien dapat vitas klien 2. Merencanakan
pusat. meningkatkan 3. Latih ROM intervensi secara
toleransi aktivitas bila keadaan tepat
dengan kriteria : klien 3. Imobilisasi yang
 Bebas dari memungkinkan lama akan
kelelahan 4.  Ajarkan klien menyebabkan
setelah teknik dekubitus
beraktivitas penghematan 4. Menghemat energy
 Keseimbangan energi 5. Agar tidak
kebutuhan untuk beraktivit kelelahan
aktivitas dan as
istirahat 5. Tingkatkan
 Adanya aktivitas
peningkatan klien sesuai
toleransi dengan
aktivitas kemampuan

3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Mengidentifikasi


b.d kegagalan tindakan 1. Kaji riwayat defisiensi,
atau keperawatan nutrisi, menduga
ketidakmampuan selama 3x24 jam termasuk kemungkinan
mencerna klien terpenuhi makanan yang intervensi
makanan. kebutuhan disukai. 2. Mengawasi kalori
nutrisinya dengan 2. Observasi dan atau kualitas
kriteria hasil : catat masukan kekurangan
 Intake nutrisi makanan klien. komsumsi
adekuat. 3. Observasi dan makanan.
 Mual, muntah, catat kejadian 3. Gejala GI dapat
anoreksi mual/muntah. menunjukan efek
hilang 4. Timbang BB anemia pada
 Bebas dari setiap hari. organ.
tanda-tanda 5. Berikan 4. Mengawasi
malnutrisi. makanan penurunan BB
 Tidak terjadi sedikit tetapi atau efektifitas
penurunan BB sering atau intervensi nutrisi
makan diantara 5. Makan sedikit tapi
waktu makan. sering dapat
6. Bantu hiegene menurunkan
mulut yang kelemahan dan
baik. meningkatkan
7. Kolaborasi pemasukan juga
dengan ahli mencegah distensi
gizi gaster.
6. Meningkatkan
,
nafsu makan dan
pemasukan oral.
7. Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi
kebutuhan
individual.

E. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawtan Implementasi Keperawtatan
1 Perfusi jaringan in efektif 1. Memonitoring tenda-tanda vital
b/d.penurunan konsentrasi HB 2. Mengatur posisi dengan kepala datar atau tubuh
dan Darah lebih rendah
3. Menghindari pergerakan yang berlebihan
4. Mengawasi kesadaran dan tanda-tanda terhadap
penurunan kesadaran
5. Memanajemen terapi tranfusi sesuai terapi
6. Memberikan O2 pernasal sesuai program
7. Memonitoring keefektifan suplai O2
2 Intoleransi aktivitas b.d 1. Mengukur vital sign
berkurangnya suplay oksigen ke 2.  Mengkaji penyebab intoleransi aktivitas klien
susunan saraf pusat. 3. Melatih ROM bila keadaan klien
memungkinkan
4.  Mengajarkan klien teknik penghematan energi
untuk beraktivitas
5. Meningkatkan aktivitas klien sesuai dengan
kemampuan
3 Ketidakseimbangan nutrisi 1. Meng kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan
kurang dari kebutuhan b.d yang disukai.
kegagalan atau 2. Mengobservasi dan catat masukan makanan
ketidakmampuan mencerna klien.
makanan. 3. Mengobservasi dan catat kejadian mual/muntah.
4. Menimbang BB setiap hari.
5. Memberikan makanan sedikit tetapi sering atau
makan diantara waktu makan.
6. Membantu hiegene mulut yang baik.
7. Kolaborasikan dengan ahli gizi

F. Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawtatan
1 Gangguan perfusi jaringan S:
b/d.penurunan konsentrasi HB dan  Klien mengatakan bahwa ia tidak sesak
Darah lagi
 Klien mengatakan bahwa kepalanya
sudah kurang sakit
O:
 Klien tampak tidak sesak napas lagi
 Mukosa klien tampak lembab
A: Masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
2 Intoleransi aktivitas b.d S:
berkurangnya suplay oksigen ke  Klien mengatakan adanya
susunan saraf pusat. peningkatan semangat untuk bekerja
 Klien mengatakan tidak letih dan
lesu lagi
O:
 Klien tidak tampak letih dan lesu
 Klien tampak ceria
A: Masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang s, S :
dari kebutuhan b.d kegagalan atau
ketidakmampuan mencerna  Klien mengatakan sudah mudah untuk

makanan. menelan
 Klien mengatakan adanya peningkatan
napsu maka

O:
 Makanan yang dimakan klien tampak
habis
 Klien tidak mual dan muntah lagi

A: Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

ASUHAN KEPERAWATAN Peripheral Arterial Disease (PAD)

A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Ny. S
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo / 085255051039
Tgl MRS : 24 Oktober 2013
Ruangan : CVCU bed 5
No. Rekam Medik : 532314
2. Keluhan Utama
Keluhan Utama : Nyeri pada kaki kanan dan kiri
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Di alami sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, Pasien mengeluh sulit
menggerakkan kakinya. Awalnya pasien mengeluh nyeri ketika berjalan, nyeri
dirasakan seperti tertusuk- tusuk pada bagian bawah lututnya yang menjalar hingga
ke ujung kaki. Nyeri dirasakan secara terus menerus walaupun sedang beristirahat.

4. Riwayat Kesehatan yang Lalu


a. Riwayat Atrial Fibrilasi (+) 1 bulan yang lalu , berobat teratur ke poliklinik RS
dan diberi obat digoxin 0,25 mg, simorc 2 mg, furosemid 40 mg, disolf ,
b. Riwayat dirawat di RSWS dengan penurunan kesadaran e.c NHS e.c infark
cerebri sinistra 1 minggu yang lalu dan diberi obat lancon 250mg, lanabax ,
clopidogrel 70mg dan diminum secara teratur.
c. Riwayat Diabetes Melitus (+) yang baru diketahui 1 minggu yang lalu saat
pasien dirawat di RS.
d. Riwayat Hipertensi (+)
e. Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
f. Riwayat merokok (-) minum berakohol (-) minum jamu- jamuan (-).

5. Keadaan Umum
Pasien tampak berbaring di ranjang CVCU RS. Wahidin Sudirohusodo dengan
penurunan kesadaran, keadaan (somnolen), sakit sedang, keadaan gizi cukup (Status
Presens : Sakit Sedang/Gizi Cukup/uncompos Mentis)

6. Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Heart Rate : 120x / menit
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu ( axilla) : 36,5 º C

7. Pemeriksaan Fisis
a. Kepala dan Leher :
Mata : Anemis (-), Ikterus (-)
Bibir : Sianosis (-)
Leher : DVS R+2 cmH20, deviasi trachea (-)
b. Thorax :
Inspeksi : Simetris kiri = kanan
Palpasi : Massa tumor(-), nyeri tekan (-), vocal fremitus kiri=kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Batas paru-hepar ICS IV anterior kanan
Auskultasi : BP : Vesikuler
BT : Ronki - /-, Wheezing -/-
c. Jantung
Inspeksi : Apex Cordis tidak tampak
Palpasi : Apex Cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kanan linea parasternal kanan, batas jantung
kiri 1 jari ke lateral dari linea midclavicularis kiri ICS V
Auskultasi : BJ I/II murni regular, bising (-)
d. Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+), Ascites (-)
e. Ekstremitas
Ekstremitas superior kanan dan kiri :
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, jejas (-), udem (-)
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada
Ekstremitas Inferior kanan dan kiri :
Inspeksi : Edema (+) bulla (+)
Palpasi : teraba dingin pada regio cruris, dorsum pedis, dan plantar pedis.
Pulsasi arteri poplitea (-), pulsasi arteri dorsalis pedis (-)
8. Pemeriksaan Diagnostik
 Interpretasi EKG
 Irama dasar : asinus
 P wave : tidak ditemukan
 Heart rate : 170 x/menit, irregular
 PR interval : tidak ditemukan
 Axis : Right Axis Deviation (+120)
 QRS complex : 0,06 sec
 Kesimpulan : irama asinus, HR 170 x/menit, Right axis Deviation,
Atrial Fibrilasi
 Pemeriksaan Radiologi Foto Thorax PA
Kesan : Kardiomegaly dengan dilatation et elangatio aortae

 Pemeriksaan Arteriography

Kesan :

- pada daerah arteri iliaka eksterna tidak tampak kontras mengisi arteri iliaka

eksterna.

- tampak thrombus setinggi arteri iliaka eksterna hingga ke arteri poplitea

Analisa Data
Data subjektif Data objektif

 Jalan pincang setelah melakukan


 Nadi pada kedua ekstremitas bawah
gerakan badan, terutama jalan.
teraba pada kedua tungkai.
 Rasa nyeri atau kram pada betis,
 Pengisian kapiler lama (3 detik) atau
punggung bawah, paha, kaki, yang
tidak ada pengisian kapiler.
dapat timbul ketika berjalan dan
 Warna kulit pucat, sianosis.
hilangnya rasa nyeri ketika istirahat.
 Temperatur kulit dingin.
 Iskemia pada ekstremitas.
 Adanya gangren pada jari-jari kaki,
 Adanya rasa nyeri sekalipun ketika
tumit kaki
istirahat.
 Rasa kebas pada betis atau kaki.

B. Analisa Data Dan Masalah Keperawatan

NO Analisis data Etiologi Masalah


1. Ds : iskemia otot. Nyeri kronis
- Klien mengatakan nyeri dada
dengan / tanpa penyebaran
Do :
- wajah klien tampak meringis
- klien tampak gelisah
- delirium
- perubahan nadi, tekanan darah.
2. Ds : penurunan aliran perfusi periferr tidak
- klien mengeluh lemas darah arteri. efektif
- klien mengeluh nyeri ketika
berjalan, nyeri dirasakan
seperti tertusuk- tusuk pada
bagian bawah lututnya
yang menjalar hingga ke
ujung kaki.
Do :
- Daerah perifer dingin
- RR lebih dari 24 x/menit
- Kapiler refill lebih dari 3 detik
- HR lebih dari 100 x/menit,
- TD > 120/80
- Nadi lebih dari 100 x/menit
- Peningkatan enzim jantung
yaitu CK, AST, LDL/HDL
3. Do : ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
 Gangguan frekuensi antara suplai oksigen
jantung tekanan darah dengan kebutuhan,
dalam aktivitas adanya
 Terjadinya disritmia iskemik/nekrosis
 - Kelemahan umum jaringan miokard

C. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri kronis berhubungan dengan iskemia otot.
2) perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran darah
arteri.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan klaudikasi.

A. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Nyeri kronis Tujuan : Maajemen nyeri
berhubungan dengan Nyeri berkurang setelah Intervensi :
iskemia otot.ditandai dilakukan tindakan 1. Observasi
dengan : perawatan selama di RS. karakteristik, lokasi,
Kriteria Hasil: waktu, dan
- nyeri dada dengan /
- Nyeri dada berkurang perjalanan nyeri
tanpa penyebaran
misalnya dari skala 3 dada.
- wajah meringis
ke 2, atau dari 2 ke 1 2. Anjurkan pada klien
- gelisah
- ekpresi wajah rileks / menghentikan
- delirium
tenang, tak tegang aktifitas selama ada
- perubahan nadi,
- tidak gelisah serangan dan
tekanan darah.
- nadi 60-100 x menit, istirahat.
- TD 120/ 80 mmHg 3. Bantu klien
melakukan tehnik
relaksasi, misalnya
nafas dalam,
perilaku distraksi,
visualisasi, atau
bimbingan
imajinasi.
4. Pertahankan
oksigenasi dengan
bikanul contohnya
( 2-4 L/ menit)
5. Monitor tanda-tanda
vital (nadi &
tekanan darah) tiap
dua jam.
6. Kolaborasi dengan
tim kesehatan dalam
pemberian analgetik.
2. perfusi jaringan perifer Tujuan : Intervensi :
tidak efektif Gangguan perfusi 1. Monitor Frekuensi
berhubungan dengan jaringan berkurang/tidak dan irama jantung
penurunan aliran darah meluas selama dilakukan 2. Observasi perubahan
arteri. ditandai dengan : tindakan perawatan di status mental
RS. 3. Observasi warna dan
- Daerah perifer
Kriteria Hasil: suhu kulit / membran
dingin
- Daerah perifer hangat mukosa
- RR lebih dari 24
- Tidak sianosis 4. Ukur haluaran urin
x/menit
- Gambaran EKG tak dan catat berat
- Kapiler refill lebih
menunjukan perluasan jenisnya
dari 3 detik
infark 5. Kolaborasi berikan
- Nyeri dada
- RR 16-24 x/ menit cairan IV sesuai
- Gambaran foto torak
- Tidak terdapat indikasi
terdapat pembesaran
clubbing finger 6. Pantau pemeriksaan
jantung & kongestif
- Kapiler refill 3-5 detik diagnostik / dan
paru ( tidak selalu )
- Nadi 60-100x / menit laboratorium misal
- HR lebih dari 100
- TD 120/80 mmHg EKG, elektrolit,
x/menit, TD >
GDA (PaO2,
120/80 AGD dengan
PaCO2 dan saturasi
: pa O2 < 80 mmHg,
O2 ) dan pemberian
pa CO2 > 45 mmHg
oksigen.
dan Saturasi < 80
mmHg
- Nadi lebih dari 100
x/menit
- Peningkatan enzim
jantung yaitu CK,
AST, LDL/HDL
4. Intoleransi aktivitas Tujuan : Intervensi :
berhubungan dengan Terjadi peningkatan Manajemen energi
ketidakseimbangan toleransi pada klien - Catat frekuensi
antara suplai oksigen setelah dilaksanakan jantung, irama, dan
dengan kebutuhan, tindakan keperawatan perubahan TD
adanya selama di RS selama dan sesudah
iskemik/nekrosis Kriteria Hasil : aktivitas
jaringan miokard - Klien berpartisipasi - Tingkatkan istirahat
ditandai dengan : dalam aktifitas sesuai (di tempat tidur)
- Gangguan frekuensi kemampuan klien - Batasi aktivitas pada
jantung, tekanan darah - Frekuensi jantung 60- dasar nyeri dan
dalam aktivitas 100 x/menit berikan aktivitas
- Terjadinya disritmia - TD 120-80 mmHg sensori yang tidak
- Kelemahan umum berat.
- Jelaskan pola
peningkatan
bertahap dari tingkat
aktivitas, contoh
bangun dari kursi
bila tidak ada nyeri,
ambulasi dan
istirahat selam 1 jam
setelah makan.
- Kaji ulang tanda
gangguan yang
menunjukan tidak
toleran terhadap
aktiVitas atau
memerlukan
pelaporan pada
dokter.

G. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawtan Implementasi Keperawtatan


1 Nyeri b/ d iskemia jaringan 1. Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan
sekunder terhadap sumbatan perjalanan nyeri dada.
arteri 2. Anjurkan pada klien menghentikan
aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
3. Bantu klien melakukan tehnik relaksasi,
misalnya nafas dalam, perilaku distraksi,
visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
4. Pertahankan oksigenasi dengan bikanul
contohnya ( 2-4 L/ menit)
5. Monitor tanda-tanda vital (nadi & tekanan
darah) tiap dua jam.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam
pemberian analgetik
2 Gangguan perfusi jaringan b/d 1. Monitor Frekuensi dan irama jantung
iskemik, penyempitan/ 2. Observasi perubahan status mental
penyumbatan pembuluh darah 3. Observasi warna dan suhu kulit / membran
arteri mukosa
4. Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
5. Kolaborasi berikan cairan IV sesuai
indikasi
6. Pantau pemeriksaan diagnostik / dan
laboratorium misal EKG, elektrolit, GDA
(PaO2, PaCO2 dan saturasi O2 ) dan
pemberian oksigen.

3 Intoleransi aktivitas b/d 1. Catat frekuensi jantung, irama, dan


ketidakseimbangan antara perubahan TD selama dan sesudah
suplai oksigen dengan aktivitas
kebutuhan, adanya 2. Tingkatkan istirahat (di tempat tidur)
iskemik/nekrosis jaringan 3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan
miokard berikan aktivitas sensori yang tidak berat.
4. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari
tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi
bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat
selam 1 jam setelah makan.
5. Kaji ulang tanda gangguan yang
menunjukan tidak toleran terhadap
aktiVitas atau memerlukan pelaporan pada
dokter.

H. Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawtatan


1 Nyeri kronis b/ d iskemia otot. S:

- Klien mengatakan dadanya tidak nyeri


lagi

O:

- Klien tidak gelisah


- Klien sudah tidak meringis kesakitan
- Klien tampak baik-baik saja
- Tekanan darah dan nadi normal

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
2 perfusi jaringan perifer tidak efektif S:
b/ d penurunan aliran darah arteri.
- Klien mengatakan sudah tidak lemas
- Klien mengatakan sudah tidak nyeri
lagi diujung kaki

O:
- Daerah perifer hangat
- Tidak sianosis
- Gambaran EKG tak menunjukan
perluasan infark
- RR 16-24 x/ menit
- Tidak terdapat clubbing finger
- Kapiler refill 3-5 detik
- Nadi 60-100x / menit
- TD 120/80 mmHg

A : maalah teratai

P : intervensi dihentikan
3 Intoleransi aktivitas b/d S:
ketidakseimbangan antara suplai
- Klien mengatakan sudah bisa berjalan
oksigen dengan kebutuhan, adanya
iskemik/nekrosis jaringan miokard dan kakinya tidaka nyeri lagi

O:
- Klie tampak segar dan ceria
- Frekuensi jantung 60-100 x/menit
- TD 120-80 mmHg

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

ASUHAN KEPERAWATAN

Dengue haemorhagic fever (DHF)

Anda mungkin juga menyukai