Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK LANJUTAN

“Akuntansi Manajemen,dan Penilaian Kinerja di Sektor Publik”

Oleh:

Mutiara Sari (A062211011)

Andi Anugrah Setiawan Tasrih (A062211023)

Muhammad Fernaldy Angghada N. Rachman (A062211030)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENDAHULUAN

Peran utama manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh
manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan
sebagai alat untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi manajemen terdiri dari: perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian, dan pengendalian. Informasi
dalam sebuah organisasi merupakan perekat yang mengikat fungsi-fungsi manajemen dalam sebuah sistem
sehingga memungkinkan organisasi bertindak koheren dan harmonis antar berbagai fungsi (Mardiasmo, 2002:31).
Untuk lebih mendayagunakan fungsi menajemen, menggunakan model PDCA (Plan, Do, Check, and Action),
perencanaan program kegiatan dan anggaran untuk seluruh organisasi, pelaksanaan bagi keseluruhan organisasi
secara terkoordinir, pengendalian dan pengecekan kegiatan seluruh organisasi dengan mengidentifikasi kelemahan
dan kekurangannya yang terjadi, dan terakhir adalah aksi perbaikan dan koreksinya.
Akuntansi manajemen sektor publik menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan dan
pengendalian organisasi. Fungsi manajemen seperti perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisaian, dan
pengendalian serta PDCA tidak dapat dilakukan tanpa informasi yang memadai.
Akuntansi manajemen merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan.
interpretasi, komunikasi informasi finansial, yang digunakan manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan
pengendalian organisasi, untuk menjamin bahwa semua sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.
Akuntansi manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait dengan identifikasi,
penyajian, đan interpretasi informasi digunakan untuk:
a) perumusan strategi;
b) perencanaan dan pengendalian aktivitas;
c) pengambilan keputusan;
d) optimalisasi penggunaan sumber daya
e) pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi
f) pengungkapan kepada karyawan, dan
g) perlindungan assets
Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak berbeda dengan swasta.. Harus diingat
bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakteristik yang berbeda dengan swasta sehingga perlu
dilakukan modifikasi seperlunya. Fokus akuntansi sektor publik adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi. Akuntansi manajemen cenderung memberikan laporan yang sifatnya prospektif, yang digunakan untuk
perencanaan masa datang, sementara akuntansi keuangan memberikan laporan yang bersifat laporan historis dan
retrospektif, atas kinerja masa lalu.
Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Tujuan akuntansi manajemen sektor publik pada dasarnya tidak terlepas dari upaya untuk memperbaiki
kinerja manajemen dan meningkatkan akuntabilitas internal yang berdampak pada masyarakat (publik). Elemen
penting dari akuntansi manajemen sektor publik adalah penentuan biaya dan harga pelayanan publik, yang
membutuhkan akuntansi biaya. Penentuan biaya dan harga pelayanan publik memerlukan teknik atau metode yang
biasa digunakan sektor swasta seperti Activity Based Costing (ABC), Activity Based Management (ABM), dan Total
Quality Control (TOC) serta Total Quality Management (TQM) untuk dijadikan wacana walaupun pelaksanaannya
harus dilakukan secara hati-hati. Elemen terakhir adalah pengukuran kinerja, yang sangat krusial bagi sektor publik.
Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan
meliputi aktivitas yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek operasional. Akuntansi manajemen berperan
dalam memfasilitasi perencanaaan. Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi
keadaan di masa yang akan datang.
Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi perencanaan sangat heterogent Faktor
politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan organisas Informasi akuntansi
diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi kejadian ekonom yang akan datang dikaitkan dengan
keadaan polotik dan ekonomi saat ini. Sementara itu, ketidakpastian (turbulance) yang dihadapi sektor publik sangat
tinggi. akibat pengaruh pesatnya teknologi informasi yang merambah keseluruh sektor termasuk sektor publik.
Seperti internet yang, mengakibatkan munculnay perkembangan e-government. Globalisasi juga menyumbang
semakin tingginya ketidakpastian.
Tiga kelompok informasi akuntansi sebagai alat perencanaan:
a. Informasi sifatnya rutin atau ad hoc
b. Informasi yang bersifat kuantitatif atau kualitatif, dan
c. Informasi disampaikan melalui saluran formal atau informal.
Informasi rutin adalah informasi yang bersifat reguler seperti laporan bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan.
Sedangkan informasi ad hoc bersifat temporer.
Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi
Untuk menjamin bahwa strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan organisasi dilakukan secara
ekonomis, efisien dan efektif, diperlukan suatu sistem pengendalian yang efektif. Pola nengendalian tiap organisasi
berbeda-beda sesuai karakteristik dan jenis organisasi.
Organisasi bisnis sifatnya berorientasi pada perolehan laba, alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu
pada mekanisme negosiasi (negotiated bargain), Pengendalian untuk manajemen level bawah bersifat tegas dan
memaksa (coercive), sedangkan untuk manajemen level atas lebih bersifat normative.
Sementara organisasi sektor publik bersifat non laba, dan adanya pengaruh politik yang maka alat
pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Pengukuran kinerjanya menggunakan Value for Money
(3E), sehingga pengukuran kinerja disini terutama dalam ukuran besar moneter.
Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi merupakan
alternatif pengendalian yang vital bagi organisasi karena bersifat kuantitatif, dinyatakan dalam ukuran finansial,
sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang akhimya dapat
membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.
Proses Perencanaan dan Pengendalian Manajerial Organisasi
Perencanaan dan pengendahan merupakan suatu proses yang membentuk suatu siklus, suatu tahap akan
terkait dengan tahap yang lain, dan terintegrasi dalam satu organisasi. Jones dan Pendlebury (1996) membagi pada
sektor publik menjadi lima tahap, yaitu:
(1). Perencanaan tujuan dan sasaran dasar;
(2) Perencanaan operasional;
(3) Penganggaran;
(4) Pengendalian dan pengukuran;
(5) Pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Proses Perencanaan dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik

Sistem dan Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik


1. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya
strategi organisasi yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa aktivitas pengendalian
menejemen, ialah: (1) perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) komunikasi
informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotifasi sumber daya untuk berperilaku sesuai tujuan organisasi,
(6) pengendalian, (7) penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dapat terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan salah satu atau beberapa
tahap dalam proses aktivitas pengendalian manajemen. Sistem manajemen tersebut harus didukung dengan
perangkat lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
2. Tipe Pengendalian Manajeman
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu:
(1) Pengendalian preventif (preventive control ), yaitu Pengendalian yang terkait dengan perumusan strategi
dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
(2) Pengendalian operasional (operational control), yaitu pengendalian yang terkait dengan pengawasan
pelaksanan program yang telah ditetapkan berupa anggaran, anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian
(3) Pengendalian kinerja (performance control), pengendalian ini berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan
tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
3. Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendaljan manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang sesuai dengan desain sistem
pengendalian manajemen, karena sistem berfokus pada unit-unit kerja organisasi sebagai pusat pertanggung
jawaban. Pusat pertanggung jawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian dan penilaian
kinerja. Tujuan pusat-pusat pertanggung jawaban tersebut adalah
(1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian dan pengendalian kinerja manajer dan unit organisasinya
(2) Untuk memudahkan pencapaian tujuan organisasi.
(3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
(4) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada unit-unit yang memiliki kompetensi
(5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
(6) Sebagi alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
(7) Sebagai alat pengendalian anggaran.
Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran
komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri atas aktivitas formal, meliputi: (1) Perumusan
strategi, (2) perencanaan strategik, (3) penganggaran, (4) operasional, (5) evaluasi kinerja.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi dan
sebagainya.
1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target, arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen poncak. Dalam
pemerintahan, perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif (MPR) berupa Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN), (sekarang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Hasil perumusan strategi lebih
bersifat permanen dan berjangka panjang, dapat 5,10 20 dan 25 tahun. Pertimbangan untuk melakukan revisi
strategi muneul apahila terdapat faktor lingkungan yang benubah, yang dapat berupa ancaman (threat) atau
peluang baru (opportunity).
2. Perencanaa Strategik (Strategic Planning)
Perancanaan strategic adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek akan dilaksanakan
oleh suatau organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang dibutuhkan, perencanaan strategic
merupakan proses yang sistematik, yang memiliki prosedur dan skedul yang jelas.
Manfaat perencanaan strategic bagi organisasi antara lain:
a. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
b. Sarana untuk memfokuskan pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan
c. Sarana untuk memfasilitasi alokasi sumber daya yang optimal, efisien dan efektif.
d. Sebagai rerangka untuk pelaksanan tindakan jangka pendek
e. Sebagai sarana bagi manajemen untuk memahami organisasi secara lebih jelas
f. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak
dengan manajer level bawahannya.
3. Mengubah Perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategik dapat digunakan untuk
membantu dan memberikan arah perubahan. Perencanaan strategik perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan
yang nyata. Untuk itu perencanaan strategik harus didukung oleh hal-hal berikut:
(1) Struktur pendukung, baik secara manajerial maupun political will
(2) Proses dan praktek implementasi di lapangan, dan
(3) Kultur organisasi.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Desain sistem pengendalian harus
didukung oleh struktur organisasi yang sesuai. Oleh karenanya perlu dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi
agar selaras dengan strategi dan desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tertsebut didasarkan
pada prinsip:
a. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang
efektif, hendaknya ramping namun kaya fungsi.
b. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan araha kebijakan sampai level
bawah,
c. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan, dan otorisasi alokasi
sumber daya, dan menilai kinerja manajemen.
Proses dan praktek implementasi di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem pengendalian. Harus ada
kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas, dan didakung adanya regulasi
keuangan, pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang jelas dan wajar. Demikian juga kultur
organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan ariggotu untuk melakukan perubahan.
4. Penganggaran
Setelah selesai tahap perencanaan strategik, tahap berikutnya adalah menentukan anggaran. Tahap
penganggaran dalam organisasi sektor publik sangat dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor
publik mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta, karena pengaruh politik dan sosial, selain
ekonomi dan budaya.
5. Penilaian Kinerja
Penilajan kinerja merupakan bagian akhir proses pengendalian. Sistem penilaian kinerja dapat dilakukan
dengan cara menciptakan mekanisme reward & punishment. sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.
Sistem ini harus didukung oleh sistem manajemen kompensasi yang memadai yang dipakai untuk mendorong
dan memo ivasi manajer guba mencapai tujuan organisasi. Pemberian imbalan dapat berupa finansial dan
nonfinansial. Namun demikian penilaian kinerja hendaknya lebih diarahkan pada pemberian penghargaan
(reward oriented)
Referensi
Renyowijoyo Muindro. 2013. Akuntansi Sektor Publik; Organisasi Non lab, Edisi 3. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai