Anda di halaman 1dari 3

1.

Reaksi dua obat yang berlawanan


2. Adanya hambatan pada aktivitas obat (fisis/khemis)
3. Terbentuknya senyawa kompleks shg terjadi hambatan pada proses absorbsinya (mis :
Tanin, Protein, dll zat yg mempunyai molekul besar)

Kaptopril, furosemid menurut Mekanisme sinergisme farmakodinamik. Gunakan Caution /


Monitor. Risiko hipotensi akut, insufisiensi ginjal.

1. Kondisi Fisiologik

- Anak

Faktor yang digunakan untuk menghitung dosis anak dari dosis dewasa antara lain usia, berat
badan, luas permukaan tubuh, maupun kombinasi faktor-faktor tersebut.

Perhitungan dosis berdasarkan usia dibagi menjadi beberapa kelompok usia yakni neonatus
(sampai 1 bulan), bayi (sampai 1 tahun), anak (1-5 tahun), dan anak (6-12 tahun).

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan digunakan untuk menghitung dosis yang dinyatakan
dalam mg/kg. Akan tetapi seringkali perhitungan dosis berdasarkan berat saja menghasilkan
dosis anak yang terlalu kecil karena anak memiliki laju metabolisme lebih tinggi dan volume
distribusi yang lebih besar sehingga per kg berat badannya seringkali membutuhkan dosis yang
lebih besar dibanding dewasa

Dosis yang diberikan harus lebih kecil dari dosis yang dihitung berdasarkan luas permukaan
tubuh.

- Usia Lanjut

Respon pasien usia lanjut terhadap obat berbeda dari dewasa. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor yakni :

a. Penurunan fungsi ginjal

b. Berkurangnya kadar albumin darah sehingga meningkatkan kadar obat bebas


c. Perubahan faktor-faktor farmakodinamik seperti peningkatan sensitivitas reseptor terutama
di otak dan penurunan mekanisme homeostatik

d. Mulai timbul penyakit

e. Penggunaan banyak obat atau akumulasi obat yang dikonsumsi selama ini

Dewasa

2. Kondisi Patologik

- Penyakit Saluran Cerna

Penyakit saluran cerna dapat mengurangi kecepatan atau jumlah obat yang diabsorbsi pada
pemberian oral melalui perlambatan pengososngan lambung, percepatan waktu transit dalam
saluran cerna, malabsorbsi, dan metabolisme dalam saluran cerna

- Penyakit Kardiovaskular

Penyakit ini mengurangi distribusi obat dan aliran darah ke hepar dan ginjal sehingga kadar obat
tinggi dalam darah dan menimbulkan efek yang berlebihan atau toksik.

- Penyakit Hati

Penyakit ini mengurangi metabolisme obat di hati dan sintesis protein plasma sehingga
meningkatkan kadar obat bebas dalam darah yang dapat menimbulkan respons berlebihan atau
efek toksik.

- Penyakit Ginjal

Penyakit ini mengurangi eksresi obat di ginjal dan mengurangi ikatan protein plasma sehingga
meningkatkan kadar obat bebas dalam darah yang dapat menimbulkan respons berlebihan atau
efek toksik.

3. Faktor Genetik (terutama berkaitan dengan polimorfisme)


Farmakogenetik mengacu pada perbedaan genetik dalam jalur metabolik yang dapat
mempengaruhi respon individu terhadap obat, baik dalam hal efek terapeutik maupun efek
samping.

4. Faktor-Faktor Lain
1) Interaksi Obat
2) Toleransi

Toleransi Farmakokinetik : terjadi karena obat meningkatkan metabolismenya sendiri (self


inducer) misalnya barbiturat.

Toleransi Farmakodinamik atau Toleransi Seluler : terjadi karena proses adaptasi sel atau
reseptor terhadap obat yang terus menerus misalnya pada opiat, amfetamin, dan benzodiazepin

Takifilaksis : toleransi farmakodinamik yang terjadi secara akut

a) Bioavailabilitas
b) Efek Plasebo (terkait dengan hubungan pasien dan dokter)
c) Pengaruh Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai