0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan7 halaman
Makalah ini membahas tentang kinetika sediaan oral dengan pelepasan terkendali, termasuk cara mempercepat waktu laten dan aksi obat, memperpanjang waktu aksi obat, dan evaluasi sediaan oral dengan pelepasan terkendali.
Makalah ini membahas tentang kinetika sediaan oral dengan pelepasan terkendali, termasuk cara mempercepat waktu laten dan aksi obat, memperpanjang waktu aksi obat, dan evaluasi sediaan oral dengan pelepasan terkendali.
Makalah ini membahas tentang kinetika sediaan oral dengan pelepasan terkendali, termasuk cara mempercepat waktu laten dan aksi obat, memperpanjang waktu aksi obat, dan evaluasi sediaan oral dengan pelepasan terkendali.
4. Kinetika sediaan oral dengan pelepasan terkendali
a.) Mempercepat waktu laten dan aksi obat 1. Memilih bentuk sediaan Bentuk sediaan cair (terutama larutan) memungkinkan terjadinya penyerapan yang lebih cepat dibandingkan dengan sedisan bentuk padat dengan zat aktif yang sama. Telah kita ketahui pula bahwa zat aktil dapat dibuat larut dengan pembentukkan garam, kompleks, perubahan tetapan dielektrik cairan atau penglarutan miseler dengan bantuan surfaktan. Untuk zat aktif yang penyerapannya diharapkan terjadi di lambung atau di duodenum maka bentuk cair mungkin diserap terlalu cepat sebelum mencapai daerah penyerapan optimal sehingga ketersediaanhayatinya menjadi tidak sempurna 2. Mempercepat Pelepasan Pelepasan zat aktif sangat penting pada sediaan padat. Pelepasan tersebut terjadi setelah ada kontak antara sediaan dan cairan cerna, Sedian harus rerbasahi sempurna dan secara keseluruhan semua bentuk bersalut akan Menghambat proses pelepasan zat aktif kecuali bila penyalutnya larut sempurna dalam air pada semua pH. Pembukaan cangkang gelatin dari kapsul lunak merupakan masalah besar pada proses pelepasan zat aktif. Demikian pula dalam derajat kehalusan dari campuran zat dengan derajat hidrofil rendah merupakan faktor penentu pasan zat aktif, terutama bila ukuran partikelnya kecil. Pada sediaan tablet Lebih banyak masalah yang terlibat. Proses pemecahan tublet menjadi mikro granuler dapat dipercepat dengan bantuan bahan penghancur pang sangat hidrofil. Dengan menggunakan faktor ukuran partikel dapat dihitung konsentrasi bahan penghancur yang ditambahkan gar diperoleh struktur tablet yang mudah dibasahi. Bahan penghancur tablet yang tidak larut dalam air dari jenis amilum atau selulosa merupakan jenis yang baik. Karboksi metil selulosa yang ditambahkan dapat menárik air ke dalam tablet hingga senimbalkan aksi mekanik pengembangan yang luar biasa dan tentunya sangat efektif bila digunakan pada konsentrasi yang optimum Saat pengempaan, derajat porositas tablet harus dijaga sedemikian rupa. dengan menggunakan gaya kempa yang optimum dan dengan mempertimbangkan faktor ukuran dan bentuk partikel. Untuk mempermudah pembasahan dapat pula ditambahkan but pembasah. Pada penggunaan bahan pembasah harus dihindari hal-hal sebagai berikut - Konsentrasi bahan penghancur larut-air yang terlalu tinggi, terutama bila menimbulkan larutan yang kental - Konsentrasi yang terlalu tinggi dari bahan pelicin turunan asam lemak, terutama bila suhu leburnya tinggi - Konsentrasi bahan pengisi yang besar, terutama bila dosis zat aktif sangat kecil ( resiko terjadi penyerapan zat aktif) 3. Mempercepat Pelarutan Perbaikan pembasahan dapat mempercepat proses pelarutan yang lebih cepat. Kita akan membahas beberapa faktor formulasi dan teknologi yang dapat membasahi partikel secara lebih efektif. Sifat fisiko-kimia zat aktif merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pelarutan suatu sediaan. berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju pelarutan, di antaranya adalah: - Pemilihan bentuk garam yang larut-air dari zat aktif yang sukar larut air. - Pemilihan bentuk amorf, tetapi harus berhati-hati dengan penambahan air - yang dilakukan saat proses pembuatan, misaluya pada granulasi basah, - Pemilihan bentuk kristal metastabil bila diketahui cara untuk menstabilkannya. - Pengecilan ukuran partikel, tetapi hal ini menjadi tidak berarti bahkan merugikan untuk senyawa-senyawa yang sukar dibasahi, yang ukuran partikelnya dikecilkan hingga di bawah ukuran granulometri tertentu dan yang pengecilan ukuran dilakukan dengan penggerusan mekanik untuk sediaan berbentuk serbuk (kapsul, serbuk terbagi). Pembentukkan senyawa eutcktik atan larutan padat memungkinkan pengurangan ukuran partikel secara nyata dan menyebabkan meningkatnya peluruhan, kecuali untuk bahan-bahan yang sukar Larut dalam air. 4. Meningkatan Penyerapan Penyerapan dapat dipercepat dengan cara : - Perubahan bentuk kimia zat aktif Secar teori perbaikan penyerapan dapat dilakukan dengan menggunakan zat aktif dalam bentuk garam organik yang sedikit ter ionkan, yang dapat diserap pada daerah tertentu di saluran cerna, Nyatanya efek ini sulit dipisahkan dari hal-hal yang menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa secara in situ (asetil salisilat-lisina, vankomisin- asam askorbat). pembentukkan kompleks zat aktif yang lipofil tampaknya cukup berarti (zat aktif basa-lauril sulfat). - Perbaikan formulasi Berkaitan dengan cara pemberian, telah dibahas beberapa keuntungan pemberian zat aktif dalam cairan encer dan pentingnya sifat bahan tambahan yang dapat membentuk kompleks, menyerap atau membentuk misel dengan oktif baik reversibel maupun tidak reversible di dalam cairan saluran cerna Formula sediaan harus mampu menghasilkan pelepasan dan pelarutan zat aktif sebelum mencapai tempat penyerapan optimal, baik secara aktif atau pasif. Penyerapan aktif terutama terjadi bila reseptor berada di daerah usus halus (vitamin); sedangkan penyerapan pasif terjadi pada daerah yang terbatas dimana senyawa masih terlarut tetapi sedikit terionkan dan dapat di scrap dengan intensitas maksimal (alkaloid dalam duodenum). - Perubahan transit usus halus Peningkatan transit lambung dimaksudkan untuk mendapatkan aksi obat yang lebih cepat dan efektif pada cairan usus (pada pemberian obat setengah jam sebelum makan dengan segelas air, dapat memberikan pengaruh yang menguntungkan karena terjadinya peningkatan pH lambung atau pelepasan Bas karbondioksida dari sediaan berbuih (efervesen). Transit lambung sebaiknya dihambat bila zat aktif diinginkan diserap (pemberian selama makan, pengaruh menguntungkan dari makanan berlemak dan bersifat asam). (Aiache, 1993) b.) Memperpanjang Waktu Aksi Obat Bila diinginkan penderita mendapatkan aksi terapetik yang cukup lama dan dengan aksi tetap maka sebaiknya konsentrasi dalam darah dijaga selama mungkin berada di atas nilai ambang efekif. Selunjutnya digikirkan kemungkinan pemakaian dosis tunggal. Setiap rentang waktu tertentu terjadi penyerapan sejumlah zat aktif dan sementara menunggu persediaan aktif secara total untuk pemberian dosis berikutnya, maka konsentrasi darah mulai berkurang, Untuk pengobatan dosis tunggal, tidak ada masalah tentang hal tersebut Pada pengobatan dosis ganda, bila pemberian dosis berikutnya menurun hingga obat sebelumnya benar-benar telah habis maka konsentrasi dalam darah menurun secara teratur hingga di bawah ambang konsentrasi efektif dengan demikian akan teramati keadaan terapetik terputus. Tetapi bila obat diberikan pada interval terpilih dan dengan dosis tertentu, maka diharapkan konsentrasi dalam darah tetap dalam dacrah terapetik, som hal tersebut merupakan problema yang berkaitan dengan aksiologi dan alur terapetik yang memadai. Zat aktif tertentu seperti digitalin, mempunyai t1/2 biologik cukup panjang sehingga keharusan pengulangan pemberian obat tidak menimbulkan masalah serius. Sedangkan sebagian besar obat mempunyai tua yang relatif singkat, hingga pemberian obat perlu diulang beberapa kali agar điperoleh konsentrasi efektif. Untuk menghindari pemakaian obat yang berulang, maka diusahakan memperlama reaksi obat tersebut. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut Dalam beberapa hal masih mungkin memperpanjang waktu bertahannya Konsentrasi efektif dalam darah dengan menghambat laju peniadaan zat aktif baik dengan cara menghambat pengeluaran atau metabolismenya, Selain itu aktivitas farmakologik dapat diubah dengan mengubah molekul kimia ataupun gan perubahan formulasi Namun, pada pemberian obat per oral maka perubahan tersebut dapat pengaruh pada proses penyerapan zat akut terjadi kembali rangkaian klasik tahapan predisposisi zat aktif dari sediaan oral di dalam tubuh. Jadi hambatan laju penyerapan dapat terjadi dengan cara : - pengurangan laju pelarutan (dengan mengubah kradaan fisik zat aktif ukuran partikel, bentuk kristal, dll.) - pengurangan laju pelepasan zat aktif dari sediaan, yang mana faktor tersebut merupakan tahap penentu pada proses penyerapan. Selain itu obat tetap aktif selama mungkin biasanya antara 10-12 jam yaitu waktu yang sesuai dengan lama perjalanan obat di saluran cerna Pencapaian tujuan tersebut umumnya diperhitungkan pada tahap pelepasan zat aktif dari dosis awal yang diperlukan untuk mendapatkan konsentrasi efektif Tahap itu disebut juga ‘’depot’’, yaitu tahap pelepasan dosis penjagaan secara progresif untuk menjaga dosis efektif. (Aiache, 1993) 5. Evaluasi Sediaan Oral Dengan Pelepasan Terkendali Langkah pertama adalah mengetauhi apakah sediaan dengan pelepasan aktif yang terkendali telah terbukti. Dengan pengenalan sifat risiko-kimia zat aktif dapat diprakirakan efek farmakologi dan farmakokinetika ya. Paling tidak harus diketauhi hal-hal berikut ini: - kelarutan zat aktif dalam berbagai pH - t 1/2 biologik - kemungkinan penyerapan pada bagian saluran cerna tertentu - bagian saluran cerna yang merupakan tempat penyerapan optimum - hubungan antara konsentrani zat aktif dalam darah dan clek terapetik. - ketersediaan hayati absolut sediaan oral
Langkah kedua adalah mendapatkan parameter farmakokinetik diperlukan untuk menghitung
jumlah obat yang diberikan pada tahap awal dan pada tahap pelepasan terkendali. Dari data yang diperoleh setelah penheriua larutan obat secara intravena atau per-oral, maka dapat dihitung tetapan laju penyerapan Ka, tetapan laju peniadaan Ke dan waktu-paruh t1/2 biologik, waktu untuk mencapai puncak dan intensitas puncak plastik sebagai fungsi dosis yang diberikan. Dari data klinik dapat diketahui konsentrasi terapetik yang diperlukan dan yang harus bertahan selama 10-12 jam (pada kondni normal sehingga dapat diketahui hubungan antara kadar dalam aktivitas terapetik). Langkah ketiga adalah pemilihan bentuk sediaan yang sesuai dengan pelepasan terkendali yang optimum. Setiap bentuk sediaan berbeda an pelepasan zat aktif in vitro dan in vivo. Langkah keempat adalah menetapkan laju pelepasan zat aktif dari sediaan. Dengan demikian perubahan pemakaian zat tambahan atau pembuatan sediaan akan disesuaikan dengan skema pelepasan terhadap pelepasan yang dikehendaki. Langkah terakhir adalah melakukan uji klinik untuk membuka kesahihan bentuk sediaan. Selain itu pada uji stabilitas perlu dibuktikan bahwa penyimpanan berkas tidak menyebabkan perubahan skema pelepasan. (Aiache, 1993) PPT 4. Kinetika sediaan oral dengan pelepasan terkendali a.) Mempercepat waktu laten dan aksi obat 1. Memilih bentuk sediaan Bentuk sediaan cair (terutama larutan) memungkinkan terjadinya penyerapan yang lebih cepat dibandingkan dengan sedisan bentuk padat dengan zat aktif yang sama. Telah kita ketahui pula bahwa zat aktil dapat dibuat larut dengan pembentukkan garam, kompleks, perubahan tetapan dielektrik cairan atau penglarutan miseler dengan bantuan surfaktan. 2. Mempercepat Pelepasan Pelepasan zat aktif sangat penting pada sediaan padat. Pelepasan tersebut terjadi setelah ada kontak antara sediaan dan cairan cerna, Sedian harus rerbasahi sempurna dan secara keseluruhan semua bentuk bersalut akan Menghambat proses pelepasan zat aktif kecuali bila penyalutnya larut sempurna dalam air pada semua pH. Pada penggunaan bahan pembasah harus dihindari hal-hal sebagai berikut : - Konsentrasi bahan penghancur larut-air yang terlalu tinggi, terutama bila menimbulkan larutan yang kental - Konsentrasi yang terlalu tinggi dari bahan pelicin turunan asam lemak, terutama bila suhu leburnya tinggi - Konsentrasi bahan pengisi yang besar, terutama bila dosis zat aktif sangat kecil ( resiko terjadi penyerapan zat aktif) 3. Mempercepat Pelarutan Perbaikan pembasahan dapat mempercepat proses pelarutan yang lebih cepat. Kita akan membahas beberapa faktor formulasi dan teknologi yang dapat membasahi partikel secara lebih efektif. Sifat fisiko-kimia zat aktif merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pelarutan suatu sediaan. berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju pelarutan, di antaranya adalah: - Pemilihan bentuk garam yang larut-air dari zat aktif yang sukar larut air. - Pemilihan bentuk amorf, tetapi harus berhati-hati dengan penambahan air - yang dilakukan saat proses pembuatan, misaluya pada granulasi basah, - Pemilihan bentuk kristal metastabil bila diketahui cara untuk menstabilkannya. - Pengecilan ukuran partikel 4. Meningkatan Penyerapan Penyerapan dapat dipercepat dengan cara : - Perubahan bentuk kimia zat aktif penyerapan dapat dilakukan dengan menggunakan zat aktif dalam bentuk garam organik yang sedikit ter ionkan, yang dapat diserap pada daerah tertentu di saluran cerna, - Perbaikan formulasi Formula sediaan harus mampu menghasilkan pelepasan dan pelarutan zat aktif sebelum mencapai tempat penyerapan optimal, baik secara aktif atau pasif. - Perubahan transit usus halus Peningkatan transit lambung dimaksudkan untuk mendapatkan aksi obat yang lebih cepat dan efektif pada cairan usus
b.) Memperpanjang Waktu Aksi Obat
Bila diinginkan penderita mendapatkan aksi terapetik yang cukup lama dan dengan aksi tetap maka sebaiknya konsentrasi dalam darah dijaga selama mungkin berada di atas nilai ambang efekif. Namun, pada pemberian obat per oral maka perubahan tersebut dapat pengaruh pada proses penyerapan zat akut terjadi kembali rangkaian klasik tahapan predisposisi zat aktif dari sediaan oral di dalam tubuh. Jadi hambatan laju penyerapan dapat terjadi dengan cara : - pengurangan laju pelarutan (dengan mengubah kradaan fisik zat aktif ukuran partikel, bentuk kristal, dll.) - pengurangan laju pelepasan zat aktif dari sediaan, yang mana faktor tersebut merupakan tahap penentu pada proses penyerapan. Selain itu obat tetap aktif selama mungkin biasanya antara 10-12 jam yaitu waktu yang sesuai dengan lama perjalanan obat di saluran cerna Pencapaian tujuan tersebut umumnya diperhitungkan pada tahap pelepasan zat aktif dari dosis awal yang diperlukan untuk mendapatkan konsentrasi efektif Tahap itu disebut juga ‘’depot’’, yaitu tahap pelepasan dosis penjagaan secara progresif untuk menjaga dosis efektif. 5. Evaluasi Sediaan Oral Dengan Pelepasan Terkendali Langkah pertama adalah mengetauhi apakah sediaan dengan pelepasan aktif yang terkendali telah terbukti. Dengan pengenalan sifat risiko-kimia zat aktif dapat diprakirakan efek farmakologi dan farmakokinetika ya. Paling tidak harus diketauhi hal-hal berikut ini: - kelarutan zat aktif dalam berbagai pH - t 1/2 biologik - kemungkinan penyerapan pada bagian saluran cerna tertentu - bagian saluran cerna yang merupakan tempat penyerapan optimum - hubungan antara konsentrani zat aktif dalam darah dan clek terapetik. - ketersediaan hayati absolut sediaan oral Langkah kedua adalah mendapatkan parameter farmakokinetik diperlukan untuk menghitung jumlah obat yang diberikan pada tahap awal dan pada tahap pelepasan terkendali. Langkah ketiga adalah pemilihan bentuk sediaan yang sesuai dengan pelepasan terkendali yang optimum. Setiap bentuk sediaan berbeda an pelepasan zat aktif in vitro dan in vivo. Langkah keempat adalah menetapkan laju pelepasan zat aktif dari sediaan. perubahan pemakaian zat tambahan atau pembuatan sediaan akan disesuaikan dengan skema pelepasan terhadap pelepasan yang dikehendaki. Langkah keempat adalah menetapkan laju pelepasan zat aktif dari sediaan. Dengan demikian perubahan pemakaian zat tambahan atau pembuatan sediaan akan disesuaikan dengan skema pelepasan terhadap pelepasan yang dikehendaki. Langkah terakhir adalah melakukan uji klinik untuk membuka kesahihan bentuk sediaan. Selain itu pada uji stabilitas perlu dibuktikan bahwa penyimpanan berkas tidak menyebabkan perubahan skema pelepasan.
DAPUS Aiache, J.M. (1993).Farmasetika 2-Biofarmasi. Edisi Kedua. Penerjemah: Dr. Widji Soeratri. Surabaya : Penerbit Airlangga University Press. Hal. 7-11, 39
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu