Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

Fisiologi Menstruasi
Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas
Dosen pengampu : chinthia kartikaningtias,S.Kep,Ns,M.Kep

Disusun oleh :
Sevia Ito Permadani
AOA0200937
Kelas: Bekisar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KENDEDES MALANG
2020/2021
2.1 Menstruasi

A. Pengertian Menstruasi

Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa


keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel
tersebut berasal dari mukosa uterus dan terjadi umumnya teratur mulai
darimenars hingga menopause kecuali ketika masa hamil dan masa laktasi.
Lama perdarahan menstruasi relatif bervariasi, umumnya sekitar 4-6 hari,
namun dalam rentang 2-9 hari masih dapat dianggap sebagai keadaan yang
fisiologis.

B. Fisiologis Siklus Menstruasi

Interaksi antara hipofisis, hipotalamus, dan ovarium akan


mengakibatkan perubahan jaringan sasaran pada saluran reproduksi wanita
pada saat menstruasi. Ovarium bertanggung jawab dalam perubahan siklik
ataupun pengaturan lama siklus menstruasi. Ovarium mensekresikan
hormon steroid, terutama hormon estrogen dan hormon progesteron.
Beberapa hormon estrogen yang berbeda disekresikan oleh folikel
ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-
sel yang mengelilinginya. Estradiol adalah estrogen ovarium yang paling
berpengaruh.
Hormon estrogen berperan dalam perkembangan dan pemeliharaan
organ reproduktif pada wanita serta karakteristik seksual sekunder.
Hormon tersebut memiliki peran penting selama pertumbuhan payudara
dan proses perubahan siklus bulanan pada uterus selama menstruasi.
Progesteron merupakan hormon yang memiliki peran penting selama
persiapan endometrium yaitu membrane mukosa pelapis uterus sebagai
tempat implantasi ovum yang telah dibuahi. Sekresi hormon progesteron
berbepran pada plasenta dalam mempertahankan kehamilan jika terjadi
pembuahan. Sebagaian kecil diperankan oleh hormon endrogen yang
dihasilkan ovarium. Hormon endrogen memiliki keterkaitan dengan
perkembangan dini folikel dan libido wanita.
Selama 2-3 tahun setelah terjadinya menars, menstruasi telah
disertai oleh ovulasi. Pada siklus yang normal umumnya menstruasi dapat
berlangsung setiap 28 hari selama + 7 hari. Selama 3-5 pertama biasanya
jumlah darah yang keluar 30-40 cc. Selama menstruasi terjadi puncak
perdarahan antara hari ke-2 atau ke-3. Kemudian akan diikuti oleh fase
proliferasi selama 6-8 hari.

C. Bagian-bagian Siklus Menstruasi

1. Siklus Endomentrium

Siklus endometrium terdiri dari empat fase, yaitu :

- Fase menstruasi

Pada fase ini, akan tersisa stratum basale akibat terlepasnya


endometrium pada bagian dinding uterus yang disertai perdarahan.
Fase ini berlangsung hingga 5 hari (dalam rentang 3-6 hari).
Beberapa hormone akan menurun atau mencapai kadar terendah
seperti hormone progesterone, estrogen, dan LH (Lutenizing
Hormone) sedangkan kadar hormon FSH (Folikel Stimulating
Hormone) akan mulai meningkat.

- Fase proliferasi

Pada fase ini terjadi pertumbuhan cepat sekitar hari ke-5


sampai hari ke-14 dari siklus haid. Ketebalan endometrium akan
menjadi 8-10 kali lipat dari semula atau sekitar + 3,5 mm yang

berakhir saat ovulasi. Kemudian permukaan endometrim akan


kembali normal menjelang perdarahan berhenti. Fase proliferasi ini
tergantung pada stimulasi hormon estrogen yang berasal dari
folikel ovarium.
- Fase sekresi/luteal
Fase iniberlangsung sejak saat ovulasi sampai sekitar tiga
hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase
sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna
mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
- Fase iskemi/premenstrual

Akan terjadi implantasi atau nidasi ovum sekitar 7 sampai


10 hari setelah ovulasi ketika terjadi pembuahan. Apabila tidak
terjadi pembuahan dan implantasi, maka korpus luteum yang
mensekresi hormon estrogen dan progesterone akan menyusut.
Seiring penyusutan kedua hormon yang cepat tersebut, arteri spiral
menjadi spasme, sehingga terjadi nekrosis akibat suplai darah ke
endometrium fungsional terhenti. Lapisan fungsional tersebut
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

2. Siklus Ovulasi

Ovulasi ialah keadaan dimana terjadinya peningkatan kadar


hormon estrogen sebagai penghambat sekresi FSH, kemudian hipofise
mensekresi LH. Kadar LH yang meningkat akan menstimulasi
pengeluaran oosit sekunder dari folikel. Satu sampai 30 folikel mulai
matur di dalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen sebelum
ovulasi. Ketika folikel kosong, folikel akan berformasi menjadi korpus
luteum. Puncak aktivitas korpus luteum terjadi pada 8 hari setelah ovulasi
dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Endometrium
tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh jika tidak terjadi implantasi

diakibatkan korpus luteum yang berkurang dan kadar hormon yang menurun.

1. Siklus Hipofisis-hipotalamus

Kadar hormon ovarium menjadi rendah menjelang akhir siklus


menstruasi. Keadaan ini merangsang hipotalamus untuk mensekresi
gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Kemudian Gn-RH akan
menstimulasi sekresi follicle stimulating hormone (FSH). Lalu FSH
menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium serta produksi
hormon estrogen. Kadar estrogen yang mulai menurun dan Gn-RH
hipotalamus akan memicu hipofisis anterior untuk mensekresi lutenizing
hormone (LH). Kadar LH mencapai puncak pada hari ke-13 atau ke-14
dalam siklus 28 hari. Apabila pada masa ini tidak terjadi fertilisasi atau
implantasi ovum, maka korpus luteum akan menyusut dan menurunkan
kadar estrogen dan progesteron, sehingga terjadi menstruasi.
2.2 Dismenorea

Dismenoreaadalah salah satu permasalahan di masyarakat


khususnya bagi wanita. Faktor risiko wanita mengalami dismenorea
diantarannya adalah usia menars, perokok, kurang olahraga, obesitas,
konsumsi alkohol, stres dan abnormalitas organ reproduksi wanita.
Dismenorea adalah nyeri selama masa menstruasi ditandai dengan
adanya kram di bagian perut bawah yang sedemikian hebatnya hingga
menyebabkan penderita harus beristirahat atau meninggalkan kegiatannya
sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Angka kejadian di
Indonesia yang mengalami dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan
yang lainnya adalah penderita dismenorea sekunder. 14% dari pasien
remaja sering tidak bisa menjalani aktivitas di sekolah disebabkan oleh
dismenorea.

A. Dismenorea Primer

Dismenorea primer merupakan nyeri haid yang tidak berhubungan


dengan kelainan alat-alat genital atau penyebab fisik yang nyata. Nyeri
haid akan timbul sebelum atau bersama dengan awal siklus menstruasi
yang berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, biasanya
selama 8-72 jam. Pada siklus menstruasi pada bulan pertama setelah
menars biasanya berjenis anovulatoar atau tidak disertai oleh ovum, itu
sebabnya dismenorea primer biasa terjadi setelah 6-12 bulan semenjak
menars. Sifat dismenorea primer ialah rasa nyeri kejang berjangkit-
jangkit, terbatas pada perut bagian bawah tetapi nyeri dapat menjalar ke
daerah pinggang dan paha.18 Nyeri tersebut dapat disertai keluhan muntah,
rasa mual, sakit kepala, iritabilitas, diare, dan sebagainya.

B. Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder adalah keluhan nyeri haid yang terjadi akibat


beberapa kondisi patologis atau adanya kelainan pada alat-alat genital
seperti endometriosis, adenomiosis uteri, salfingitis, dan
sebagainya.Keluhan nyeri pada dismenorea primer sering dialami pada
usia > 30 tahun, dimana seiring waktu dapat meningkatkan rasa nyeri dan
memperburuk keluhan karena bertambahnya umur. Karakteristik
dismenorea sekunder dapat dirasakan dengan keluhan yang berbeda-beda
sesuai kelainan patologis panggul yang dialami.

2.3 Menars

Menars adalah satu tanda adanya perubahan status sosial masa


anak ke masa dewasa. Menars merupakan menstruasi yang terjadi pertama
kali, dalam masa awal remaja. Perubahan status sosial selain menars dapat
dilihat dari pertumbuhan payudara, rambut di daerah pubis atau aksila, dan
distribusi lemak di bagian pinggul.

Dikatakan menars dini jika haid pertama terjadi pada umur


dibawah 12 tahun. Hormon gonadotropin diproduksi ketika anak belum
mencapai 8 tahun. Hormon ini akan merangsang ovarium sehingga tampak
ciri-ciri kelamin sekunder, terjadi menars, dan terdapat kemampuan
reproduksi sebelum waktunya. Tanda-tanda menars yaitu terjadi
peningkatan suhu badan (seperti meriang), pusing, sakit pada pinggang,
payudara membengkak, nafsu makan yang berlebih, dan gangguan pada
kulit.

2.4 Olahraga

Olahraga adalah aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh


untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga terbagi menjadi dua
jenis yaitu olahraga aerobik dan anaerobik. Olahraga aerobik dilakukan
secara terus menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi
tubuh misalnya jogging, senam, renang dan berspeda. Olahraga anaerobik
adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi
seluruhnya oleh tubuh misalnya lari sprint 100 meter, angkat besi, bulu
tangkis, dan tenis lapangan.

Dismenorea dapat dicegah jika wanita melakukan olahraga teratur


setidaknya setiap 3-5 kali per minggu selama 30-60 menit. Olahraga
tersebut dapat berupa jogging, berjalan santai, berenang, bersepeda
maupun senam sesuai dengan kondisi masing-masing.

Berolahraga merupakan salah satu upaya pencegahan dismenorea.


Beberapa aktivitas fisik mampu meningkatkan suplai darah ke organ
reproduksi sehingga hal tersebut dapat memperlancar aliran darah.
Olahraga secara teratur menyebabkan wanita mampu mensekresi hormon
endorphin lebih banyak. Hormon tersebut merupakan analgetik alami pada
aliran darah sehingga dapat mengurangi dismenorea.
2.5 Stres

Stres merupakan keadaan internal yang timbul disebabkan oleh


tekanan fisik pada tubuh (latihan, kondisi penyakit, dll) atau dapat juga
disebablan oleh faktor sosial dan lingkungan yang berpotensi
membahayakan, tidak dapat dikendalikan atau melebihi kapasitas individu
dalam melakukan coping.31 Stres adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu
mendapat beban.

Masalah-masalah kehidupan pada sebagian besar remaja akan


sangat mempengaruhikesehatan fisik dan emosi, hal ini dapat
menghancurkan motivasi dan menurunkan kemampuan mereka menuju
prestasi di sekolah.

Pada remaja high school, stres timbul saat mereka menghadapi


pelajaran yang berat atau ujian di sekolah. Pada umumnya remaja SMA
mengalami tekanan untuk mencapai nilai yang maksimal dan mampu
masuk ke universitas unggulan.34 Remaja SMA mengalami kecemasan dan
ketegangan ketika menghadapi UAN dan UMPTN. Mereka takut jika
tidak lulus ujian universitas negeri yang mereka pilih.

Masalah hubungan dengan keluarga dan teman, tuntutan dari orang


lain atau diri sendiri, tekanan oleh tugas dan guru di sekolah, tragedi yang
terekam dalam hidup mereka seperti kematian, perceraian dan penyakit
yang dideritanya ataupun keluarganya, serta tekanan ekonmi merupakan
penyebab utama stres pada remaja.

Salah satu hal yang bisa menjadi masalah bagi para remaja adalah
kondisi ekonomi keluarga. Usia remaja adalah saat-saat dimana mereka
memiliki banyak keinginan. Ketika kondisi ekonomi bermasalah, remaja
bisa menjadi minder, tidak percaya diri, dan dapat mengalami stres.
Stres dapat bermacam-macam intensitanya, dapat berat maupun
ringan. Stres berat berpotensi mengakibatkan gangguan. Pada seseorang
yang stres berlebihan, akan membahayakan kesehatan apabila hal tersebut
tidak segera ditanggulangi. Stres dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon. Sekresi hormon prostaglandin yang
meningkat akibat stres memicu peningkatan kontraksi uterus
sehingga dapat terjadi dismenorea.

2.6 Skema Menstruasi

Anda mungkin juga menyukai