Anda di halaman 1dari 16

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.

Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya
untuk mencegah terjadinya, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang
dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun
orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

PENERAPAN K3 MEMILIKI BEBERAPA DASAR HUKUM


PELAKSANAAN

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang sistim manajemen


kesehatan dan keselamatan kerja dan

3. Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina


Kesehatan dan Keselamatan Kertja (P2K3)
5 Faktor Bahaya K3 di Tempat Kerja

Faktor Bahaya Biologi 1. Jamur.


2. Virus.
3. Bakteri.
4. Tanaman.
5. Binatang.

Faktor Bahaya Kimia 1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap


Berbahaya.
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.

Faktor Bahaya 1. Ketinggian.


Fisik/Mekanik 2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
6. Kebisingan.
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10.Getaran.
11.Radiasi.

Faktor Bahaya 1. Gerakan Berulang.


Biomekanik 2. Postur/Posisi Kerja.
3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.

Faktor Bahaya Sosial- 1. Stress.


Psikologis 2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif.
Hierarki Pengendalian Resiko/Bahaya K3

Hierarki Pengendalian Resiko K3

Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya Tempat Kerja/Pekerjaan


Aman Mengurangi
Bahaya
Substitusi Substitusi Alat/Mesin/Bahan

Perancangan Modifikasi/Perancangan
Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih
Aman

Administrasi Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Tenaga Kerja Aman


Kerja, Tanda Bahaya, Rambu, Poster, Mengurangi Paparan
Label

APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja


Pengertian Insiden, Kecelakaan Kerja dan Nearmiss
Dalam standar OHSAS 18001:2007
Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana
cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian)
dapat terjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat.

Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit


akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian)

Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit


akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian)

Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga)


yang memerlukan penanganan segera supaya tidak terjadi
kecelakaan/kefatalan.
Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek
Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich)

Termasuk penyebab dasar kecelakaan kerja ialah


lemahnya manajemen dan pengendaliannya, kurangnya sarana dan
prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya komitmen, dsb.

Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah :


1. kondisi tidak aman/berbahaya
tidak dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin
yang berputar, tajam ataupun panas, terdapat instalasi kabel listrik yang
kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), alat
kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label
pada kemasan bahan (material) berbahaya
2. Tindakan tidak aman antara lain
kecerobohan, meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat
pelindung diri (APD), bekerja tanpa perintah, mengabaikan instruksi
kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak melaporkan
adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja
berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.
Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja
1. Faktor Perkerjaan
pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai
sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko tinggi namun
belum ada upaya pengendalian di dalamnya, beban kerja yang tidak
sesuai

2. faktor pribadi

mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan, konflik,


stress, keahlian yang tidak sesuai
Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es
Kecelakaan Kerja)

Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan


laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es
sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerja
kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil dari pada kerugian keseluruhan
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja, maka


dapat dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di
tempat kerja, antara lain :
 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja

 Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.


 Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.

 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan


Pengawasan

 Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.


 Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
 Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.

 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :

 Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.


 Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
 Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.
Izin Kerja K3
Untuk dapat menerapkan pencegahan kecelakaan kerja maka perlu
diterapkan suatu sistim manajemen pencegahan dini yang sehigga resiko
atau potensi bhaya dapat dihindari, berikut akan ditampikan form izin
perkerjaan resiko tinggi untuk mendeteksi perkerjaan yang bersifat resiko
tinggi
ORGANISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA PADA SAAT KERJA DI LAPANGAN
 Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus
bekerja secara penuh (Full-Time) untuk mengurus dan
menyelenggarakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

 Pengurus dan Kontraktor yang mengelola pekerjaan


dengan memperkerjakan pekerja dengan jumlah
minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek
memang memeriukan, diwajibkan membentuk unit
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja


tersebut ini merupakan unit struktural dari organisasi
Kontraktor yang dikelola oleh Pengurus atau Kontraktor.
 Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut
bersama-sama dengan Panitia Pembina Keselamatan
Kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah kordinasi
engurus atau Kontraktor, serta bertanggung jawab
kepada Pemimpin Proyek.

 Kontraktor harus :
 Memberikan kepada Panitia Pembir.a Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (Safety Committee) fasilitas-
fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.

Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan


clan Kesehatan Kerja (Safety Committee) dalam
segala hal yang berhubungan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Proyek.
Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi
efek pada rekomendasi dari Safety Committee.

 Jika 2 atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu


proyek mereka harus bekerja sama membentuk
kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan
Kerja.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
 Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib
yang digunakan saat bekerja sesuai
dengan bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri maupun orang
lain di tempat kerja.

Jenis APD

Pelindung kepala
Pelindung mata dan muka

Pelindung Pendengaran

Pelindung Tangan
Pelindung Ketinggian

Pelampung

Sabuk Pengaman
Pelindung Pernafasan

Pelindung Kaki

Pelindung Tubuh
Rompi Nyala

Jas Hujan

Anda mungkin juga menyukai