Dosen
Disusun oleh :
Zania Syefira
Desak Nyoman Indra Dewi
i
PRODI ALIH JENJANG STR KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
Tahun Akademik 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas yang berjudul
“PUSKESMAS” ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang
PUSKESMAS. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dwi Agustanti, M. Kep., Sp. Kom
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan arahan serta
bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun
tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
2.8 Organisasi dan Tata Hubungan Kerja.................................................................. 12
2.11 Akreditasi........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat;
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian masyarakat
3
2.4 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Puskesmas
12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan
rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas.
5
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain kedua fungsi tersebut, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan
bidang kesehatan, wahana program internsip, dan atau sebagai jejaring rumah sakit
pendidikan, dan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium. Lokasi pendirian Puskesmas harus
memenuhi persyaratan, yaitu geografis, aksesibilitas untuk jalur transportasi, kontur tanah,
fasilitas parkir, fasilitas keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaan kesehatan
lingkungan, dan tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan
gedung negara. Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi
persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta persyaratan
teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, bersifat
permanen dan terpisah dengan bangunan lain, serta menyediakan fungsi, keamanan,
kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak, dan lanjut
usia.
6
dalam hal terdapat keterbatasan lahan dan atau hasil analisis dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota Puskesmas tidak membutuhkan bangunan rumah dinas tenaga kesehatan..
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit seperti berikut ini:
sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem air bersih, sanitasi, dan
hygiene, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem proteksi petir,
sistem proteksi kebakaran, sarana evakuasi, sistem pengendalian kebisingan, dan
kendaraan puskesmas keliling. Selain kendaraan puskesmas keliling, Puskesmas dapat
dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan lainnya.
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan.
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, serta
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas: dokter atau dokter layanan primer,
dokter gigi, perawat, bidan,tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga non kesehatan
yang harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem
informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Tenaga kesehatan di Puskesmas
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam
7
bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan laboratorium di
Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan
peralatan.
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya,
Puskesmas dikategorikan menjadi, Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan
pedesaan, serta Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Puskesmas kawasan
perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut.
1. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% pada sektor nonagraris, terutama industri,
perdagangan dan jasa.
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah beradius 2,5 km, pasar dengan radius 2
km, memiliki rumah sakit beradius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel.
3. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik.
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.
1. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% (lima puluh persen) pada sektor agraris.
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah beradius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
dengan radius lebih dari 2 km, rumah sakit beradius lebih dari 5 km, serta tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.
8
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%.
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut.
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau,
atau pesisir.
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari
ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada
sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca.
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan Registrasi Izin
operasional yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian,
9
dan laboratorium klinik yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Dikecualikan dari ketentuan persyaratan ketenagaan dan peralatan Puskesmas yang baru
didirikan dan/atau belum memiliki izin operasional, untuk mendapatkan izin operasional
pertama kali dapat memenuhi paling sedikit:
1. Persyaratan ketenagaan:
a. Dokter dan/atau dokter layanan primer;
b. 75% (tujuh puluh lima persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga Kesehatan lain
dan
c. Tenaga nonkesehatan.
2. Persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh persen).
1. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah;
2. Kajian kelayakan;
3. Dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Fotokopi surat keputusan dari bupati/wali kota terkait kategori Puskesmas untuk
Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin operasional;
5. Profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan, kefarmasian, laboratorium klinik, pengorganisasian, dan penyelenggaraan
pelayanan untuk Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin
operasional; dan
10
6. Persyaratan lain sesuai dengan peraturan daerah setempat
Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas, yang merupakan identitas khusus
dan spesifik yang diberikan oleh Menteri sebagai referensi tunggal yang digunakan untuk
komunikasi ataupun interelasi antar sistem.
Rekomendasi kepala dinas kesehatan daerah provinsi, diperoleh setelah kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota mengajukan surat permohonan rekomendasi registrasi
Puskesmas kepada kepala dinas kesehatan daerah provinsi dengan melampirkan:
Dalam hal Puskesmas memenuhi persyaratan dokumen kepala dinas kesehatan daerah
provinsi mengeluarkan surat rekomendasi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah
dilakukan penilaian. Menteri menetapkan nomor registrasi berupa kode Puskesmas paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak berkas permohonan diterima lengkap dan
memenuhi persyaratan. Kode Puskesmas diinformasikan kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan dinas kesehatan daerah provinsi.
11
Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja
secara profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap Puskesmas harus memiliki
organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala tata usaha; dan
3. Penanggung jawab.
Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan
kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan,
dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan peralatan. Kepala Puskesmas diangkat dan
diberhentikan oleh bupati/wali kota.
Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas.
12
2. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
3. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas;
4. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas; dan
5. Penanggung jawab mutu
UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter layanan primer,
serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13
Dokter, dokter gigi, dan dokter layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan UKP tingkat pertama harus dilakukan sesuai dengan
standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi.
1. Manajemen Puskesmas;
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
4. Pelayanan laboratorium; dan
5. Kunjungan keluarga.
Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat mengembangkan
dan meningkatkan sumber daya bidang kesehatan sesuai dengan pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
14
Sehingga kegiatan ini disebut Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PISPK)
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area prioritas
yang meliputi:
2.11 AKREDITASI
16
Pengaturan Akreditasi Puskesmas, bertujuan untuk:
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas wajib dilakukan akreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri.
1. Tidak terakreditasi;
2. Terakreditasi dasar;
3. Terakreditasi madya;
4. Terakreditasi utama; atau
5. Terakreditasi paripurna.
17
2.12 Manajemen Puskesmas
Sesuai dengan Permenkes nomor 44 tahun 2016 disebutkan bahwa Puskesmas sebagai
tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di
wilayah kerjanya, yang berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.
Bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen
puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka, agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan
baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun
rencana kegiatan 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi kedalam rencana
tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Dalam menyusun
Pedoman Manajemen Puskesmas harus mengacu kepada kebijakan pembangunan
kesehatan Kota dan juga harus disusun berdasarkan analisa situasi serta prediksi ke depan
yang mungkin terjadi.
Pedoman Manajemen Puskesmas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya kesehatan dan staf puskesmas di dalam
penegelolaan sumber daya dan upaya puskesmas agar dapat terlaksana secara maksimal.
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas Perencanaan (P1), Penggerakan
dan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3).
1. Perencanaan
18
dimulai dari kelurahan, kecamatan dan Kota.Perencanaan Puskesmas terintegrasi ke
dalam system perencanaan daerah melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
yang disusun secara top down dan bottom up.
Tujuan disusunnya Rencana Lima Tahunan ini adalah untuk meningkatkan prinsip
penyelenggaraan puskesmas, agar mampu mencapai tujuan yang diharapakan dan
mengembangkan serta membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif
dan efisien, sehingga kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada
setiap tahun untuk satu periode lebih terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola
dan pelaksana kegiatan di Puskesmas.
b. Rencana Tahunan
Lokakarya Mini Bulanan Rutin, diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya
mini bulanan pertama, tujuannya untuk memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas
yang dilakukan setiap bulan secara teratur
Lokakarya tribulanan rutin merupakan tindak lanjut penggalangan kerja sama lintas
sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan.
Penyelenggaraan lokakarya tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan puskesmas
dibantu sektor terkait di kecamatan
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan informasi untuk mennetukan seberapa
efektif dan efisien pelayanan puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai
penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dialksanakan
oleh Puskesmas dan kemudian hasilnya diverifikasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
21
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;
3. Survei lapangan;
4. Laporan lintas sektor terkait; dan
5. Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
Laporan kegiatan Puskesmas merupakan sumber data dari pelaporan data program
kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi data.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, memiliki
peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
22
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dimulai dengan integrasi ke dalam
Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan. Integrasi ini dengan sendirinya akan mendorong
manajemen aspek-aspek lain untuk mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan Puskesmas dilaksanakan
melalui tiga tahapan, yaitu Perencanaan (P1), Penggerakan-Pelaksanaan (P2), dan
Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3).
Perencanaan (P1) adalah tahap menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK) yang didasari oleh fakta dan data. Penggerakan-Pelaksanaan (P2)
adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK dan mendorong
pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala. Pengawasan-Pengendalian-
Penilaian (P3) adalah tahap memantau perkembangan pencapaian (yang juga dilakukan
melalui lokmin berkala), melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan menilai pencapaian
kegiatan pada pertengahan dan akhir tahun. Penguatan manajemen Puskesmas melalui
pendekatan keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1, tahap P2, maupun tahap P3.
Perencanaan (P1) akan diperkuat dengan bertambahnya data seluruh keluarga di wilayah kerja
Puskesmas yang berasal dari Prokesga. PenggerakanPelaksanaan (P2) akan diperkuat karena
Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi keluarga-keluarga (masyarakat). Pelayanan tersebut bukan hanya terintegrasi
untuk setiap golongan umur, melainkan juga mengikuti siklus hidup manusia, karena fokus
perhatiannya adalah pada keluarga, selain individu-individu anggota keluarga. Lokakarya
23
mini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kegiatan-kegiatan yang lebih efektif dan
efisien, serta meningkatkan koordinasi lintas program dan kerjasama lintas sektor. Lokakarya
Mini dapat juga dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang lebih efektif dan efisien, serta penilaian secara lebih tepat (P3).
Penilaian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan dapat memacu
kompetisi sehat antar-Puskesmas, yang merupakan suatu siklus yang terus menerus dan
berkesinambungan.
Manajemen Puskesmas akan mengintegrasikan seluruh manajemen yang ada (Sumber daya,
Program, Pemberdayaan masyarakat, Sistem Informasi Puskesmas dan Mutu) dalam
menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga;
24
Menteri Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
Menteri Kesehatan, 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.
25