Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen

Dwi Agustanti, M. Kep., Sp. Kom.

Disusun oleh :

Zania Syefira
Desak Nyoman Indra Dewi

Alih Jenjang STR

i
PRODI ALIH JENJANG STR KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
Tahun Akademik 2021/2022

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas yang berjudul
“PUSKESMAS” ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang
PUSKESMAS. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dwi Agustanti, M. Kep., Sp. Kom
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan arahan serta
bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun
tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

                                                                       Bandar Lampung, 1 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... . i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... . ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... . iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas.......................................................................................... 2

2.2 Tujuan Puskesmas................................................................................................ 2

2.3 Prinsip Penyelenggaran Puskesmas..................................................................... 3

2.4 Tugas, fungsi, dan wewenang puskesmas............................................................ 4

2.5 Persyaratan Puskesmas......................................................................................... 6

2.6 Kategori Puskesmas............................................................................................. 8

2.7 Perizinan dan Registrasi....................................................................................... 10

iii
2.8 Organisasi dan Tata Hubungan Kerja.................................................................. 12

2.9 Penyelenggaran Upaya Kesehatan....................................................................... 13

2.10 Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga................................................ 14

2.11 Akreditasi........................................................................................................... 17

2.12 Manajemen Puskesmas...................................................................................... 18

2.13 Sistim Informasi................................................................................................. 22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014). Penggunaan
teknologi informasi sudah sangat pesat, teknologi informasi sudah banyak sekali untuk
pemanfaatan dalam pengembangan berbagai bidang antara lain pendidikan, bisnis,
kesehatan maupun bidang lainnya. Disunia kesehatan pemanfaatan teknologi informasi
juga merupakan faktor yang dapat membantu kegiatan pelayanan puskesmas
(wicaksono and mudiono, 2014). Sistem informasi puskesmas adalah suatu tatanan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (kemenkes
RI, 2019).

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimana pengertian PUSKESMAS?
1.2.2 Bagaimana tujuan PUSKESMAS?
1.2.3 Bagaimana prinsip penyelenggaraan PUSKESMAS?
1.2.4 Bagaimana tugas, fungsi, wewenang PUSKESMAS?
1.2.5 Bagaimana sistim informasi?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Mengetahui pengertian dari PUSKESMAS.
1.3.2 Mengetahui tujuan PUSKESMAS.
1.3.3 Mengetahui prinsip penyelenggaraan PUSKESMAS.
1.3.4 Mengetahui tugas, fungsi, wewenang PUSKESMAS.
1.3.5 Mengetahui sistim informasi PUSKESMAS.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat

2.2 Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan


masyarakat yang:

1. Memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat;
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dilaksanakan untuk


mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Kecamatan sehat dilaksanakan untuk mencapai
kabupaten/kota sehat

2.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


2
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas adalah sebagai berikut.

1. Paradigma sehat

Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku


kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

2. Pertanggungjawaban wilayah

Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban, wilayah Puskesmas menggerakkan dan


bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

3. Kemandirian masyarakat

Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian hidup


sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

4. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau


oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.

5. Teknologi tepat guna

Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan pelayanan


kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

6. Keterpaduan dan kesinambungan

Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas mengintegrasikan dan


mengoordinasikan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) lintas program dan lintas sektor, serta melaksanakan
sistem rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

3
2.4 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan


pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan, Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan


UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama
di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah


kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:

1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan


masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas
dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,budaya,
dan spiritual;
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
4
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit;

11. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan

12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan
rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas.

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah


kerjanya Puskesmas berwenang untuk:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,


berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis,
psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat
dan setara;
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus
pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
8. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan; dan

5
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain kedua fungsi tersebut, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan
bidang kesehatan, wahana program internsip, dan atau sebagai jejaring rumah sakit
pendidikan, dan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.5 Persyaratan Puskesmas

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium. Lokasi pendirian Puskesmas harus
memenuhi persyaratan, yaitu geografis, aksesibilitas untuk jalur transportasi, kontur tanah,
fasilitas parkir, fasilitas keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaan kesehatan
lingkungan, dan tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan
gedung negara. Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi
persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta persyaratan
teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, bersifat
permanen dan terpisah dengan bangunan lain, serta menyediakan fungsi, keamanan,
kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak, dan lanjut
usia.

Selain memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan, setiap Puskesmas memiliki


bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan dan bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan didirikan dengan mempertimbangkan
aksesibilitas Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan. Ketentuan dikecualikan

6
dalam hal terdapat keterbatasan lahan dan atau hasil analisis dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota Puskesmas tidak membutuhkan bangunan rumah dinas tenaga kesehatan..

Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit seperti berikut ini:
sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem air bersih, sanitasi, dan
hygiene, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem proteksi petir,
sistem proteksi kebakaran, sarana evakuasi, sistem pengendalian kebisingan, dan
kendaraan puskesmas keliling. Selain kendaraan puskesmas keliling, Puskesmas dapat
dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan lainnya.

Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan,


keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, serta
diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang. Jumlah dan jenis peralatan dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga
kesehatan Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada kondisi
infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan dapat menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi yang sama.

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan.
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, serta
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja.

Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas: dokter atau dokter layanan primer,
dokter gigi, perawat, bidan,tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga non kesehatan
yang harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem
informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Tenaga kesehatan di Puskesmas
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam
7
bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan laboratorium di
Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan
peralatan.

2.6 Kategori Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya,
Puskesmas dikategorikan menjadi, Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan
pedesaan, serta Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Puskesmas kawasan
perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut.

1. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% pada sektor nonagraris, terutama industri,
perdagangan dan jasa.
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah beradius 2,5 km, pasar dengan radius 2
km, memiliki rumah sakit beradius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel.
3. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik.
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi


kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan pedesaan
seperti berikut.

1. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% (lima puluh persen) pada sektor agraris.
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah beradius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
dengan radius lebih dari 2 km, rumah sakit beradius lebih dari 5 km, serta tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.

8
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%.
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau,
atau pesisir.
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari
ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada
sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca.
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Berdasarkan kemampuan pelayanan Puskesmas dikategorikan menjadi:

1. Puskesmas nonrawat inap


Merupakan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan di
rumah (home care), dan pelayanan gawat darurat,dan dapat menyelenggarakan rawat
inap pada pelayanan persalinan normal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2. Puskesmas rawat inap
Merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan
persalinan normal dan pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan lainnya.

Puskesmas yang dapat menjadi Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas di


kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan kawasan sangat terpencil, yang jauh dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjut.

2.7 Perizinan Dan Registrasi

Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan Registrasi Izin
operasional yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian,
9
dan laboratorium klinik yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan.

Dikecualikan dari ketentuan persyaratan ketenagaan dan peralatan Puskesmas yang baru
didirikan dan/atau belum memiliki izin operasional, untuk mendapatkan izin operasional
pertama kali dapat memenuhi paling sedikit:

1. Persyaratan ketenagaan:
a. Dokter dan/atau dokter layanan primer;
b. 75% (tujuh puluh lima persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga Kesehatan lain
dan
c. Tenaga nonkesehatan.
2. Persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh persen).

Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan permohonan perpanjangan


selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlakunya izin operasional.

Persyaratan untuk perpanjangan izin operasional harus memenuhi persyaratan ketenagaan


dan peralatan sesuai dengan ketentuan

Untuk memperoleh izin operasional kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota


mengajukan permohonan tertulis kepada bupati/wali kota melalui Instansi Pemberi Izin
pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota dengan melampirkan dokumen:

1. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah;
2. Kajian kelayakan;
3. Dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Fotokopi surat keputusan dari bupati/wali kota terkait kategori Puskesmas untuk
Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin operasional;
5. Profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan, kefarmasian, laboratorium klinik, pengorganisasian, dan penyelenggaraan
pelayanan untuk Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin
operasional; dan

10
6. Persyaratan lain sesuai dengan peraturan daerah setempat

Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas, yang merupakan identitas khusus
dan spesifik yang diberikan oleh Menteri sebagai referensi tunggal yang digunakan untuk
komunikasi ataupun interelasi antar sistem.

Registrasi dilaksanakan setelah Puskesmas memiliki izin operasional, diajukan dalam


jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin operasional Puskesmas ditetapkan.

Untuk melakukan Registrasi, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus


mengajukan surat permohonan Registrasi kepada Menteri dengan melampirkan persyaratan
yang meliputi:

1. Fotokopi izin operasional Puskesmas; dan


2. Surat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan daerah provinsi dan hasil pengisian
formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi Puskesmas

Rekomendasi kepala dinas kesehatan daerah provinsi, diperoleh setelah kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota mengajukan surat permohonan rekomendasi registrasi
Puskesmas kepada kepala dinas kesehatan daerah provinsi dengan melampirkan:

1. Fotokopi izin operasional Puskesmas;


2. Profil Puskesmas; dan.
3. Laporan kegiatan bulanan Puskesmas paling sedikit 3 (tiga) bulan terakhir.

Dalam hal Puskesmas memenuhi persyaratan dokumen kepala dinas kesehatan daerah
provinsi mengeluarkan surat rekomendasi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah
dilakukan penilaian. Menteri menetapkan nomor registrasi berupa kode Puskesmas paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak berkas permohonan diterima lengkap dan
memenuhi persyaratan. Kode Puskesmas diinformasikan kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan dinas kesehatan daerah provinsi.

2.8 Organisasi Dan Tata Hubungan Kerja

11
Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja
secara profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap Puskesmas harus memiliki
organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.

Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:

1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala tata usaha; dan
3. Penanggung jawab.

Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan
kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan,
dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan peralatan. Kepala Puskesmas diangkat dan
diberhentikan oleh bupati/wali kota.

Untuk dapat diangkat sebagai kepala Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

1. Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;


2. Memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata satu) atau D-4
(diploma empat);
3. Pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan jenjang ahli
pertama paling sedikit 2 (dua) tahun;
4. Memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat;
5. Masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan
6. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas.

Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas:

1. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;

12
2. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
3. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas;
4. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas; dan
5. Penanggung jawab mutu

2.9 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya


kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi
dan berkesinambungan. UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus
diselenggarakan untuk pencapaian:

1. Standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan;


2. Program Indonesia Sehat; dan
3. Kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

UKM esensial meliputi:

1. pelayanan promosi kesehatan;


2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan keluarga;
4. pelayanan gizi; dan
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

UKM pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat


inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas.

UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter layanan primer,
serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13
Dokter, dokter gigi, dan dokter layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan UKP tingkat pertama harus dilakukan sesuai dengan
standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi.

Pelayanan kesehatan dilakukan dalam bentuk:

1. Rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit;


2. Pelayanan gawat darurat;
3. Pelayanan persalinan normal;
4. Perawatan di rumah (home care); dan/atau
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

Dalam melaksanakan UKM dan UKP Puskesmas harus menyelenggarakan kegiatan:

1. Manajemen Puskesmas;
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
4. Pelayanan laboratorium; dan
5. Kunjungan keluarga.
Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat mengembangkan
dan meningkatkan sumber daya bidang kesehatan sesuai dengan pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

2.10 Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat, di dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan, untuk melaksanakan Program
Indonesia Sehat diperlukan pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.

14
Sehingga kegiatan ini disebut Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PISPK)

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan untuk:

1. Meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang


komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan
rehabilitatif dasar;
2. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui
peningkatan akses dan skrining kesehatan;
3. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional; dan
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area prioritas
yang meliputi:

1. Penurunan angka kematian ibu dan bayi;


2. penurunan prevalensi balita pendek (stunting);
3. penanggulangan penyakit menular; dan
4. penanggulangan penyakit tidak menular.
Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan
kewenangannya, dilaksanakan sesuai dengan standar, pedoman, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam rangka penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga,
ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah
keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
15
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok;
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan oleh


Puskesmas, dilaksanakan untuk memperkuat fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di tingkat
pertama di wilayah kerjanya.

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas


dilakukan melalui kegiatan:

1. Melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga;


2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas;
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
Puskesmas;
4. Melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif;
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) melalui pendekatan siklus
hidup; dan
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas.

Kegiatan diintegrasikan ke dalam langkah-langkah penguatan manajemen Puskesmas.

2.11 AKREDITASI

Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara


Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar Akreditasi.

16
Pengaturan Akreditasi Puskesmas, bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien;


2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, masyarakat dan
lingkungannya, serta Puskesmas
3. Meningkatkan kinerja Puskesmas dalam pelayanan kesehatan perseorangan dan/atau
kesehatan masyarakat

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas wajib dilakukan akreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri.

Penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas dilakukan melalui tahapan:

1. Survei Akreditasi; dan


2. Penetapan Akreditasi.

Dalam menyelenggarakan Akreditasi dapat dilakukan pendampingan dan penilaian


praakreditasi. Puskesmas yang telah terakreditasi wajib mendapatkan pendampingan
pascaakreditasi.

Survei Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian


terhadap standar Akreditasi. Survei Akreditasi dilakukan oleh surveior Akreditasi dari
lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. Surveior
Akreditasi Puskesmas terdiri dari surveior bidang administrasi dan manajemen, bidang
upaya kesehatan masyarakat, dan bidang upaya kesehatan perseorangan.

Penetapan status Akreditasi Puskesmas terdiri atas:

1. Tidak terakreditasi;
2. Terakreditasi dasar;
3. Terakreditasi madya;
4. Terakreditasi utama; atau
5. Terakreditasi paripurna.

17
2.12 Manajemen Puskesmas

Sesuai dengan Permenkes nomor 44 tahun 2016 disebutkan bahwa Puskesmas sebagai
tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di
wilayah kerjanya, yang berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.
Bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen
puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka, agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan
baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun
rencana kegiatan 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi kedalam rencana
tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Dalam menyusun
Pedoman Manajemen Puskesmas harus mengacu kepada kebijakan pembangunan
kesehatan Kota dan juga harus disusun berdasarkan analisa situasi serta prediksi ke depan
yang mungkin terjadi.
Pedoman Manajemen Puskesmas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya kesehatan dan staf puskesmas di dalam
penegelolaan sumber daya dan upaya puskesmas agar dapat terlaksana secara maksimal.
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas Perencanaan (P1), Penggerakan
dan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3).
1. Perencanaan

Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan


data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan
dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai
sasaran dan tujuannya, mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang harus
dilayani, mengingat ketersediaan Sumber daya yang terbatas, maka pelayanan kesehatan
harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektor.
Peran pemerintah Daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di
masyarakat, sehingga puskesmas harus mencari dukungan dari pemerintah daerah yang

18
dimulai dari kelurahan, kecamatan dan Kota.Perencanaan Puskesmas terintegrasi ke
dalam system perencanaan daerah melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
yang disusun secara top down dan bottom up.

a. Rencana Lima Tahunan

Tujuan disusunnya Rencana Lima Tahunan ini adalah untuk meningkatkan prinsip
penyelenggaraan puskesmas, agar mampu mencapai tujuan yang diharapakan dan
mengembangkan serta membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif
dan efisien, sehingga kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada
setiap tahun untuk satu periode lebih terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola
dan pelaksana kegiatan di Puskesmas.

b. Rencana Tahunan

Penyusunan rencana tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan


untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan untuk tahun mendatang disusun pada bulan
Januari tahun berjalan, berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun
sebelumnya. Proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada akhir bulan
Januari tahun berjalan

2. Penggerakan dan Pelaksanaan


Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui
a. Loka Karya Mini Bulanan
Lokakarya mini bulanan pertama bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh
pencapaian dan hambatan-hambatan yang ditemukan saat pelaksanaan kegiatan.

Lokakarya Mini Bulanan Rutin, diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya
mini bulanan pertama, tujuannya untuk memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas
yang dilakukan setiap bulan secara teratur

b. Lokakarya Mini Tribulanan.


Tujuan Lokakarya Mini Tribulanan pertama adalah untuk menginformasikan dan
mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan
19
memecahkan maslah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor pada kegiatan
tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan Rencana Tindak Lanjut
(RTL) dengan memasukkan umpan balik dari masyarakat dan sasaran program

Lokakarya tribulanan rutin merupakan tindak lanjut penggalangan kerja sama lintas
sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan.
Penyelenggaraan lokakarya tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan puskesmas
dibantu sektor terkait di kecamatan

3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian Kinerja


Manajemen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai Rencana Pelaksanaan Kegiatan,
perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian agar target output dari setiap kegiatan
dapat dicapai secara optimal.Hal – hal yang menjadi factor penghambat pencapaian
target output yang ditemukan pada proses pengawasan dan pengendalian dapat segera
diatasi melalui penyesuaian perencanaan selanjutnya.
Hasil pengawasan dan pengendalian akan dinilai di dalam suatu proses Penilaian
Kinerja Puskesmas, yang juga merupakan instrument untuk menilai pelaksanaan proses
manajemen Puskesmas secara keseluruhan.

Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi pengawsan internal dan pengawsan


eksternal. Pengawasan internal, dilakukan oleh puskesmas sendiri, oleh Kepala
Puskesmas, tim audit internal maupun oleh penanggung jawab dan pelaksana program.
Pengawsan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar puskesmas antara lain, Dinas
Kesehatan Kota, masyarakat, institusi lain.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian
kinerja program. dan tekhnis pelayanan. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan
supervisi yang dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan
kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan Pengawasan dan Pengendalian adalah :

1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan


2. Mengetahui kendala, hambatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
20
3. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
4. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan
dan penyebabnya
5. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya perubahan
-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
6. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program
kepada pihak yang berkepentingan secara kontinyu dan dari waktu ke waktu

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan informasi untuk mennetukan seberapa
efektif dan efisien pelayanan puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai
penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dialksanakan
oleh Puskesmas dan kemudian hasilnya diverifikasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar Puskesmas:


1. Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan, mutu
kegiatan dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2. Mendapat masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan datang
3. Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4. Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan akreditasi
5. Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada
tahun yang akan datang berdasarkan prioritas.

2.13 Sistem Informasi Puskesmas

Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan Sistem Informasi Puskesmas. Sistem


Informasi Puskesmas dapat diselenggarakan secara elektronik atau nonelektronik.

Sistem Informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:

1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;

21
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;
3. Survei lapangan;
4. Laporan lintas sektor terkait; dan
5. Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas, Puskesmas harus menyampaikan


laporan kegiatan Puskesmas secara berkala kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.

Laporan kegiatan Puskesmas merupakan sumber data dari pelaporan data program
kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi data.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, memiliki
peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

22
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah untuk mewujudkan


masyarakat yang memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan
sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat.

Puskesmas harus menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian,


pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dimulai dengan integrasi ke dalam
Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan. Integrasi ini dengan sendirinya akan mendorong
manajemen aspek-aspek lain untuk mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan Puskesmas dilaksanakan
melalui tiga tahapan, yaitu Perencanaan (P1), Penggerakan-Pelaksanaan (P2), dan
Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3).

Perencanaan (P1) adalah tahap menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK) yang didasari oleh fakta dan data. Penggerakan-Pelaksanaan (P2)
adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK dan mendorong
pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala. Pengawasan-Pengendalian-
Penilaian (P3) adalah tahap memantau perkembangan pencapaian (yang juga dilakukan
melalui lokmin berkala), melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan menilai pencapaian
kegiatan pada pertengahan dan akhir tahun. Penguatan manajemen Puskesmas melalui
pendekatan keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1, tahap P2, maupun tahap P3.
Perencanaan (P1) akan diperkuat dengan bertambahnya data seluruh keluarga di wilayah kerja
Puskesmas yang berasal dari Prokesga. PenggerakanPelaksanaan (P2) akan diperkuat karena
Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi keluarga-keluarga (masyarakat). Pelayanan tersebut bukan hanya terintegrasi
untuk setiap golongan umur, melainkan juga mengikuti siklus hidup manusia, karena fokus
perhatiannya adalah pada keluarga, selain individu-individu anggota keluarga. Lokakarya
23
mini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kegiatan-kegiatan yang lebih efektif dan
efisien, serta meningkatkan koordinasi lintas program dan kerjasama lintas sektor. Lokakarya
Mini dapat juga dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang lebih efektif dan efisien, serta penilaian secara lebih tepat (P3).
Penilaian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan dapat memacu
kompetisi sehat antar-Puskesmas, yang merupakan suatu siklus yang terus menerus dan
berkesinambungan.

Pedoman Manajemen Puskesmas sangat diperlukan untuk mengoptimlkan penyelenggaraan


Puskesmas untuk melaksanakan tugas dan fungsinya mewujudkan masyarakat yang memiliki
prilaku sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan
sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal.

Manajemen Puskesmas akan mengintegrasikan seluruh manajemen yang ada (Sumber daya,
Program, Pemberdayaan masyarakat, Sistem Informasi Puskesmas dan Mutu) dalam
menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia No 43 Tahun


2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,

Menteri Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga;

24
Menteri Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;

Menteri Kesehatan, 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.

25

Anda mungkin juga menyukai