Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS USAHA AGROINDUTRI KERIPIK UBI

DI DESA PASIR UTAMA KECAMATAN RAMBAH HILIR


KABUPATEN ROKAN HULU
(Studi Kasus Usaha Agroindustri Keripik Ubi Ibu Sunarti)

Nikmat 1), Iksan Gunawan, Sp. MMA 2), Rina Febrinova, SE, MMA2)
1)
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian, 2)Dosen Fakultas Pertanian
Universitas Pasir Pengaraian
ABSTRACT

Potato chips is a food production process is quite simple, potato chips is also a food
that is highly favored by the people ranging from children, adults and the elderly. But in running
the business entrepreneur potato chips have not done an evaluation of business being run and
also do not perform financial analysis on business so unknown amount of revenues and profits in
each production period on business. The research objective was to analyze the financial
feasibility of agro-industry enterprises potato chips. Data collection methods used were direct
interviews with respondents. Results of financial analysis shows that the value of Return Cost
Ratio (RCR) of 1.50 which indicates that every single rupiah spent entrepreneur will make a
profit of 1.50, BEP production price of Rp. 535 / pack, BEP production volume as much as 1,003
packs / production period. From the results it can be concluded that the agro-industry effort
potato chips Mrs. Sunarti feasible.

Keywords: business, financial results.


ketentraman dan kesejahteraan lahir batin
bagi seluruh masyarakat. Dalam
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia seutuhnya serta mewujudkan harapan-harapan
pembangunan seluruh aspek kehidupan tersebut pemerintah selama ini berupaya
masyarakat. Hakikat pembangunan ini melaksanakan pembangunan di berbagai
mengandung makna bahwa pembangunan bidang dan sektor pembangunan. Hal ini
nasional bertujuan untuk mencapai diwujudkan dengan program-program
keseimbangan, keserasian dan keselarasan pembangunan yang bertahap, yang
seluruh aspek-aspek pembangunan. disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
Program pembangunan nasional harus masyarakat. Pembangunan betahap ini
dapat direncanakan dengan baik dan pada akhirnya disusun dalam bentuk
terpadu secara menyeluruh untuk mencapai program pembangunan jangka pendek dan
sasaran pembangunan tersebut. program pembangunan jangka panjang.
Pembangunan nasional yang Salah satu indikator untuk
berkelanjutan ditujukan untuk mengukur perubahan struktur ekonomi
meningkatkan kualitas kehidupan bangsa, adalah distribusi kesempatan kerja
menurut sektor. (Mubyarto,2006)
sehingga diharapkan mampu mencapai
Pergeseran kesempatan kerja dari sektor

1
pertanian ke industri merupakan gejala pemerintah ini belum mampu mengatasi hal
industrialisasi. Daya serap sektor tersebut, bahkan ada kecenderungan
pertanian Indonesia untuk tenaga kerja dengan semakin meningkatnya penawaran
masih sangat tinggi sekitar 50-60 persen tenaga kerja, sementara di satu sisi
sedangkan kontribusi terhadap aktivitas ekonomi yang ada tidak mampu
pembangunan hanya sekitar 17 persen, menyerap tenaga kerja berlebih sehingga
dibandingkan dengan sektor industri yang terjadi apa yang dikenal dengan
menyumbang sekitar 28 persen dengan daya pengangguran. Angkatan kerja Indonesia
serap tenaga kerja yang masih sangat relatif selain jumlah yang besar juga rata-rata
kecil.(Mubyarto,2006) memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Indonesia merupakan salah satu Jika tingkat pendidikan pekerja
negara yang memiliki jumlah penduduk berkolerasi positif dengan keterampilan
terbesar di dunia. Kependudukan dan produktivitas, kondisi ini
merupakan salah satu masalah dalam menunjukkan sebagian besar tenaga kerja
pembangunan Indonesia selain jumlah Indonesia merupakan pekerja yang memiliki
yang relatif besar, alokasi yang tidak keterampilan yang rendah dan dengan
merata, serta tingkat pendidikan yang produktivitas yang rendah. Fenomena ini
rendah, hal ini terlihat dengan rendahnya menyulitkan sebagian besar angkatan
tingkat produktivitas tenaga kerja. Rata- kerja Indonesia untuk bekerja di sektor
rata pertumbuhan penduduk Indonesia formal, yang mensyaratkan tingkat
sekitar 1,4 persen pertahun. Hal ini pendidikan yang tinggi dan keahlian. Hal
merupakan salah satu kendala dalam ini menjadi masalah utama yang dihadapi
pembangunan nasional karena dalam pembangunan nasional, yaitu
menimbulkan peningkatan angkatan kerja dengan semakin sempitnya kesempatan
yang akan memasuki pasar tenaga kerja, kerja di sektor formal sementara angkatan
sedangkan rata-rata mereka memiliki kerja terus mengalami peningkatan. Salah
tingkat pendidikan dan keterampilan yang satu alternatif untuk mengatasi
sangat rendah atau merupakan tenaga permasalahan di atas yaitu dengan
kerja tidak terdidik, sedangkan lapangan memberdayakan sektor informal serta
kerja yang tersedia relatif kecil. sektor ekonomi tradisional, karena selama
Berdasarkan tahun 2004, angkatan kerja ini sebagian besar tenaga kerja yang tidak
Indonesia mencapai 103,973 juta jiwa terserap oleh aktivitas ekonomi sektor
dan lebih 50 persen diantaranya berada di formal, bekerja di sektor informal yang
pedesaan yang bekerja di sektor pertanian. ( mampu menyerap lebih dari 60 persen
Bambang,2010). angkatan kerja yang ditawarkan dipasaran.
Dampak lain yang timbul dari Salah satu sektor informal yang
fenomena di atas yaitu terjadinya memberikan peranan yang besar dalam
ketimpangan dalam pembangunan dan penciptaan lapangan pekerjaan adalah
kurangnya kesempatan kerja. Masalah ini industri kecil dan menengah. Pada
tidak lepas dari perhatian pemerintah, umumnya industri kecil usaha sampingan
bahkan pemerintah sadar akan hal atau pola paruh waktu dari kegiatan
tersebut dan telah mengambil ekonomi lainnya. Indikasi ini sangat
kebijaksanaan pengendalian pertumbuhan positif dalam mendukung pembangunan
jumlah penduduk sebagai salah satu usaha di daerah tersebut sebagai motor penggerak
untuk mengurangi kenaikan penawaran perekonomian. Industri kecil dapat
tenaga kerja dipasaran. Namun kebijakan berkembang dengan mudah karena tidak

2
membutuhkan modal yang terlalu besar, dikeluarkan, keuntungan dan tingkat
teknologi yang digunakan juga relatif efisiensinya. Agroindustri keripik Ubi di
sederhana dan bahan baku pun relatif Desa Pasir Utama Kecamatan Rambah Hilir
mudah diakses. Kabupaten Rokan Hulu masih merupakan
Salah satu industri kecil yang usaha kecil yang tentu saja berhadapan
berpotensi untuk dikelola atau dengan berbagai masalah. Berdasarkan
dikembangkanadalah industri kecil keripik uraian diatas maka dapat dibuat rumusan
singkong ( kerupuk ubi). Industri kecil ini masalah sebagai berikut :
telah adasejak lama dan berkembang di
daerah pedesaan pada beberapa provinsi 1. Berapa besar biaya, penerimaan dan
di Indonesia salah satunya di Desa Pasir keuntungan dari agroindustri keripik
Utama. Salah satu sentra produksi keripik Ubi Ibu Sunarti di Desa Pasir Utama
singkong di Rokan Hulu adalah Desa Pasir Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten
Utama. Industri kecil ini telah dikenal Rokan Hulu?
cukup lama dan turun temurun bagi 2. Berapa besar tingkat efisiensi usaha
masyarakat Desa Pasir Utama. Kerupuk dan profitabilitas dari agroindustri
singkong atau yang lebih dikenal dengan keripik Ubi Ibu Sunarti di Desa Pasir
kerupuk sambal merupakan salah satu Utama Kecamatan Rambah Hilir
makanan khas masyarakat dari daerah Kabupaten Rokan Hulu?
ini, karena mempunyai ciri khas tertentu 3. Berapa besar nilai tambah produk
dibandingkan hasil produksi daerah lain. dari agroindustri keripik Ubi Ibu
Permasalahan yang umumnya sering Sunarti di Desa Pasir Utama Kecamatan
terjadi pada industri diantaranya adalah Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu?
keterbatasan modal, pemasaran,
pengadaan bahan baku, kurangnya Tujuan Penelitian
keahlian dalam pengelolaan perusahaan,
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
dan tenaga kerja (sumberdaya manusia).
berikut :
Permasalahan tersebut pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap produktivitas 1. Mengetahui besar biaya, penerimaan
produksi. dan keuntungan dari agroindustri
Keterbatasan modal usaha pada usaha keripik Ubi Ibu Sunarti di Desa Pasir
keripik ubi Ibu Sunarti mengakibatkan usaha Utama Kecamatan Rambah Hilir
ini sulit untuk berkembang. Berdasarkan Kabupaten Rokan Hulu.
uraian ini penulis tertarik untuk Melakukan 2. Mengetahui tingkat keuntungan usaha
penelitian untuk mengetahui dan dari agroindustri keripik Ubi Ibu
mempelajari analisis usaha ini dengan judul Sunarti di Desa Pasir Utama Kecamatan
Analisis Usaha Agroindustri Keripik Ubi di Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.
Desa Pasir Utama Kecamatan Rambah Hilir 3. Mengetahui besarnya Break Even Point
Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau (Studi (BEP) Produksi dan BEP Harga
Kasus Usaha Keripik Ubi Ibu Sunarti). Produksi dari agroindustri keripik Ubi
Ibu Sunarti di Desa Pasir Utama
Perumusan Masalah
Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten
Pada dasarnya usaha industri Rokan Hulu.
dilakukan untuk mencapai keuntungan
yang sebesar-besarnya, namun pengusaha
harus memperhatikan besarnya biaya yang

3
B. Tinjauan Pustaka banyak Rp 2.500.000.000,00
Agroindustri (Zulkarnain,2006)
Agroindustri merupakan kegiatan
industri yang memanfaatkan hasil pertanian
sebagai bahan baku untuk di olah menjadi
berbagai jenis produk olahan. Kegiatan Keripik Ubi
pertanian dimasa yang akan datang kini Tanaman ubi kayu (manihot
mulai beralih dari upaya untuk utilissima) merupakan salah satu hasil
meningkatkan produksi ke upaya komoditi pertanian di Indonesia yang
pengolahan produkpertanian agar menjadi biasanya dipakai sebagai bahan makanan.
lebih lama tersedia (awet), meningkatkan Seiring dengan perkembangan teknologi,
ekonomi, dan memudahkan penyimpananya maka ubi kayu ini bukan hanya dipakai
(Murthi, 2012). sebagai bahan makanan saja tetapi juga
Meninnya peluang kerja di Indonesia dipakai sebagai bahan baku industri. Selain
semakin terlihat pada jumlah pengangguran itu ubi kayu juga dapat dijadikan sebagi
yang semakin membengkak yang tidak bahan makanan pengganti misalnya saja
tertampung dise3ktor formal. Dampaknya keripik singkong. Pembuatan keripik
sebagian dari mereka terjerumus kedalam singkong ini merupakan salah satu cara
tindakan amoral dan kriminalitas. Padahal pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan
ketersediaan sumber daya manusia dan suatu produk yang relatif awet dengan
sumber daya alam, banyak yang dapat di tujuan untuk menambah jenis produk yang
manfaatkan sekaligus di kelola. Termasuk dihasilkan (Prasasto, 2007).
diantaranya adalah usaha ubi kayu serta Ubi kayu atau ketela pohon atau
produk turunannya secara mandiri cassava sudah lama dikenal dan ditanam
khususnya dikawasan pedesaan. Usaha oleh penduduk dunia. Menurut Rukmana
agroindustri telah terbukti mampu (2007), ubi kayu mempunyai banyak nama
menampung sebagian luapan angkatan kerja, daerah; diantaranya adalah ketela pohon,
mampu memenuhi kebutuhan gizi keluarga, singkong, ubi jenderal, ubi inggris, telo
sekaligus mampu meningkatkan pendapatan puhung, kasape, bodin, telo jenderal (jawa),
dan kesejahteraan pelaku usaha dan ubi perancis (padang). Dalam
(Zulkarnain,2006). sistematika (taksonomi) tumbuhan,
Usaha kecil adalah usaha ekonomi kedudukan tanaman ubu kayu
produktif yang berdiri sendiri, yang diklasifikasikan menjadi makanan pokok.
dilakukan oleh orang perorangan atau badan Menurut BPS (2008) industri
usaha yang bukan merupakan anak pengolahan adalah suatu kegiatan
perusahaan atau bukan cabang perusahaan perekonomian yang melakukan kegiatan
yang dimiliki,dikuasai, atau usaha besar mengubah barang dasar secara mekanik,
yang memiliki kreteria usaha kecil. Kreteria kimia, atau dengan tangan sehingga
usaha kecil adalah sebagai berikut (1) menjadi barang jadi atau setengah jadi
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp dan atau mengubah barang dari yang kurang
50.000.000,00 sampai dengan paling banyak nilainya menjadi barang yang lebih tinggi
Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan nilainya, dengan maksud mendekatkan
bangunan temapt usaha; atau memiliki hasil produk tersebut kepada konsumen akhir,
penjualan tahunan lebih dari Rp termasuk dalam kegiatan jasa industri
300.000.000,00 sampai dengan paling dan pekerjaan perakitan (assembling).
Industri kecil adalah suatu usaha dalam

4
perekonomian yang merupakan proses 2. Industri kecil modern dan teknologi
yang bertujuan untuk menghasilkan barang madya
dan jasa. Sedangkan pengelompokkan 3. Industri kerajinan dengan teknologi
perusahaan atau industri pengolahan sederhana atau madya
dibagi dalam empat kategori yaitu
industri kerajinan, industri kecil, industri Berdasarkan UU No. 9 Tahun 2005
sedang, dan industri besar. Adapun tentang pembinaan usaha kecil,
pengertian industri kecil yaitu suatu memberikan defenisi industri kecil adalah
kegiatan industri yang menghasilkan sebagai berikut :
barang-barang melalui proses pengolahan 1. Memiliki kekayaan bersih maksimal
dengan menggunakan keterampilan atau Rp 200 juta, tidak termasuk tanahdan
teknologi sederhana, madya dan modern. bang unan tempat usaha.
Terdapat beberapa penggolongan industri 2. Memiliki penjualan tahunan paling
kecil berdasarkan pada jumlah pekerja, banyak Rp 1 milyar
jumlah investasi, jenis komoditi dan 3. Dimiliki atau dikelola oleh warga
penggunaan teknologi (BPS, 2004). negara Indonesia, berdiri sendiri dan
Penggolongan industri kecil berdasarkan berbentuk usaha perorangan atau
jumlah tenaga kerja dibagi dalam empat badan usaha yang tidak berbadan
golongan yaitu : hukum atau berbadan hukum koperasi.
1. Industri kerajinan rumah tangga dengan
jumlah pekerja 1-4 orang. Keripik Singkong
2. Industri kecil dengan jumlah pekerja 5-
19 orang. Keripik singkong adalah sejenis
3. Industri menengah dengan jumlah makanan ringan berupa irisan tipis dari
pekerja 20-99 orang. umbi-umbian yang mengandung pati.
4. Industri besar dengan jumlah pekerja Biasanya keripik singkong melalui tahap
100 orang atau lebih. penggorengan, tetapi ada pula yang hanya
melalui penjemuran, atau pengeringan.
Sedangkan penggolongan industri Keripik singkong dapat berasa dominan
kecil berdasarkan produk yang dihasilkan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau paduan
menurut Departemen Perindustrian dan dari semuanya. Proses pembuatan keripik
Pergadangan digolongkan kedalam 5 Singkong mulai bahan baku mentah sampai
golongan yaitu : siap dijual melalui beberapa tahapan sebagai
1. Industri kecil pengolahan pangan berikut :
2. Industri kecil sandang pangan dan kulit 1. Pengupasan kulit
3. Industri kecil kimia dan bangunan Ubi kayu yang telah dipilih dikupas
4. Industri kecil logam tetapi sebelumnya dipotong terlebih
5. Industri kecil kerajinan dan umum dahulu masing-masing ujungnya.
Pengupasan kulit ubi kayu dilakukan
Selain itu Departemen Perindustrian digarit dengan ujung pisau, kemudian
dan Perdagangan (2005), juga kulit tersebut mulai dikelupas sampai
menggolongkan industri berdasarkan tipe bersih.
industri dan penggunaan teknologi yang 2. Pencucian
terdiri dari : Ubi kayu yang telah dikuliti dicuci
1. Industri kecil tersier dan teknologi yang dengan air hingga seluruh kotoran
sederhana bersih. Kemudian, dibilas dengan air

5
bersih sehingga kotoran yang melekat ratio) dan analisis tingkat efisiensi
pada ubi kayu benar-benar bersih. penggunaan modal (ROI). Jumingan (2010)
3. Perajangan / pengirisan juga mengemukan bahwa analisis usaha
Ubi kayu yang telah dicuci diiris dalam setiap usaha sangat di perlukan untuk
(dirajang) tipis dengan memakai pisau mengetahui kelayakan usaha tersebut,untuk
atau alat pasah sehingga diperoleh irisan mengetahui kelayakan usaha tersebut dapat
yang sama tebalnya. di analisis dengan menggunakan analisis
4. Penggorengan Break Event Point (BEP) Benefict Cost
Ubi kayu yang telah dirajang langsung Ratio (BCR) dan Return Of Investment
bisa dilakukan penggorengan, tetapi (RIO).
minyak gorengnya harus benar-benar
sudah panas (± 160 - 200°). Biaya
Penggorengan dilakukan sampai irisan Menerut Mulyadi (2006), pengorbanan
ubi kayu berwarna kuning atau selama sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
10 menit . Jika keripik singkong yang uang, yang telah terjadi, sedangkan terjadi
diinginkan mempunyai beberapa rasa, atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
maka keripik singkong sebelum tujuan tertentu. Sedangkan menurut
diangkat dari penggorengan terlebih kresdahana et. al (2010), biaya produksi
dahulu diberi bumbu seperti garam, adalah biaya yang dikeluarkan oleh
gula dan lain-lain. Minyak goreng yang pengusaha dalam proses produksi hingga
digunakan sangat berpengaruh pada menjadi produksi yang siap di pasarkan.
hasil keripik singkong yang bermutu Biaya produksi dikelompokkan menjadi dua
baik dan tahan lama disimpan. Minyak yaitu biaya tetap dan biaya variabel yang
goreng yang sudah hitam dan berbau dapat di jelaskan sebagai berikut :
tidak bisa digunakan lagi.
5. Pengemasan a. Biaya Tetap
Sebelum dikemas keripik singkong Biaya tetap adalah biaya yang secara
diangin-anginkan sampai dingin, lalu tetap dibayar atau dikeluarkan oleh
dimasukan dalam plastik dengan pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi
ketebalan 0.05 mm. Keripik singkong oleh tingkat output. Yang termasuk kategori
dengan berat 200 gram dapat dikemas biaya tetap adalah biaya penyusutan alat,
dalam plastik ukuran 20 x 25 cm. upah tenaga kerja dan sewa gedung/kantor.
Selain menggunakan plastik dapat
juga digunakan kaleng. Pada kemasan Biaya Variabel
dicantumkan label (nama perusahaan, Biaya variabel adalah biaya yang
berat netto, merk dagang, ijin depkes dikeluarkan oleh pengusaha sebagai akibat
dan lain-lain yang diperlukan). Keripik pengguna faktor produksi yang bersifat
Singkong yang dikemas dalam plastik variabel, sehingga biaya ini besarnya
dapat tahan simpan selama.(Prasasto, berubah-ubah dengan berubahnya barang
2007). yang dihasilkan dalam jangka pendek, yang
termasuk biaya variabel adalah biaya tenaga
Analisis Usaha kerja langsung, biaya bahan baku serta biaya
Untuk mengetahui kelayakan pada penolong.
suatu usaha, menurut Juminga(2010) dapat
diketahui dengan analisis titk balik modal
(BEP),analisistingkat kelayakan usaha (B/C

6
Biaya total terima akan menurun. Keuntungan akan
Biaya total merupakan jumlah biaya maksimal jika perubahan penerima sama
produksi yang dikeluarkan, yaitu merupakan dengan perubahan biaya.
penjumlahan dari biaya tetap dan biaya Keuntungan atau laba menujukan
variabel. Biaya jangka pendek ( Short run nilai tambah (hasil) yang di peroleh. Hal ini
cost ) berkaitan dengan penggunaan biaya akan menjadi tujuan utama dari setiap
itu dalam waktu dan atau situasi yang tidak perusahaan ( jakfar et al,2006)
lama. Jumlah masukan (faktor produksi)
tidak sama, dapat berubah-ubah. Namun Efisiensi Usaha
demikian biaya produksi jangka pendek Pendapatan yang tinggi akan selalu
masih dapat dibedakan adanya biaya menunjukan efisiensi yang tinggi karena
variabel dan biaya tetap, sedangkan dalam kemungkinan pendapatan yang besar
jangka panjang semua faktor produksi tersebut di peroleh dari investasi yang besar.
adalah biaya variabel (Ibrahim,2009). Efisiensi mempunyai tujuan mempecil
biaya produksi per satuan produk yang di
Penerimaan maksud kan untuk memperoleh keuntungan
Menurut Rahim et. al (2008) yang optimal. Cara yang di tempuh untuk
Penerimaan usaha tani adalah perkalian mencapai tujuan tersebut adalah
antara produksi yang diperoleh dengan memperkecil biaya keseluruhan dengan
harga jual. Kasmin et al (2006) semakin mempertahan kan produksi yang telah di
banyak jumlah produksi yang di hasilkan capai untuk memperbesar produksi tanpa
maupun semakin tinggi harga per unit meninggkatkan biaya keseluruahan.(Ibrahim
produksi yang bersangkutan, maka 2009)
penerimaan total yang diterima produsen Efisiensi isaha dapat di hitung dari
akan semakin besar. Sebaliknya jika produk perbandingan antara besarnya penerimaan
yang di hasilkan sedikit dan harganya dan biaya yang digunakan untuk
rendah maka penerimaan total yang diterima berproduksi yaitu denga menggunakan R/C
produsen sedikit. Ratio.Ratio adalah singkatan Return Cost
Menurut Ratna et al (2010), Ratio atau di kenal denagn perbandinagan (
penerimaan adalah perhitungan dari seluruh nisbah) antara penerima dan biaya. Kriteria
produk yang dihasilkan yang dikalikan yang di gunakan dalam penentuan efisiensi
dengan tingkat harga yang sedang berlaku usaha adalah ( 1 ) R/C >1 berarti usaha
yang dinyatakan atau dinilai dengan uang. industri kripik ubi yang di jalan kan sudah
Selanjutnya dikatakan juga bahwa efisisen, (2) R/C= 1 berarti usaha industri
penerimaan usaha adalah perkalian antara kripik ubi belum efisien atau usaha
produksi yang diperoleh dengan harga jual mencapai titik impas,( 3 ) R/C < 1 berarti
yang berlaku. usaha industri kripik ubi yang di jalan kan
tidak efosien ( Ibrahim 2009 )
Keuntungan
Keuntungan adalah penerimaan total C. Metode Penelitian
di kurangi biaya total. Jadi keuntunga di Penelitian ini dilakukan di pada usaha
tentukan oleh dua hal, yaitu penerimaan dan agroindustri kerupuk ubidi Desa Pasir
biaya. Jika perubahan penerima lebih besar Utama, Kabupaten Rokan Hulu. Dimulai
dari pada perubahan biaya dari setiap output, Novemeber-Desember 2015.
maka keuntungan yang di terima akan
mengingkat. Maka keuntungan yang di

7
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam Keterangan:
penelitian ini adalah studi kasus pada usaha Π: Keuntungan (Rp)
agroindustri kerupuk ubi Buk Sunarti di TR : Total Penerimaan / Total revenue
Desa Pasir Utama Kecamatan Rambah Hilir (Rp)
Kabupaten Rokan Hulu Observasi dan TC : Total Biaya / Total Cost (Rp)
Wawancara. Dengan teknik pengambilan
sampel yaitu Teknik pengambilan Break Even Point ( BEP)
sampel yang di gunakan adalah sampel Untuk menghitung BEP pada usaha
jenuh artinya seluruh populasi dijadikan kripik ubi di desa pasir agung kecamatan
sampel. Jumlah populasi penelitian adalah 1 rambah hilir kabupaten rokan hulu.di
orang. gunakan rumus Muhamnir (2009) yaitu ;

Analisis Data Total Biaya Produksi


a. Total Biaya BEP harha produksi =
Total biaya dihitung dengan rumus Volume Produksi
sebagai berikut:
BEP Volume produksi di hitung dengan cara
TC = TFC + TVC
Total Biaya Produksi
Keterangan: BEP Volume Prpduksi =
TC : Total Biaya / Total Cost (Rp) Harga produk
TF : Total Biaya Tetap / Total
FixedCost (Rp) Definisi Operasional dan Konsep
TVC : Total Biaya Variabel / Total Pengukuran Variabel
Variabel Cost (Rp) 1. Keripik ubi yaitu hasil olahan
ubisebagai lauk atau camilan pada
b. Penerimaan umumnya memiliki rasa gurih.
Untuk mengetahui jumlah penerimaan 2. Agroindustri Keripik ubi adalah
yang di peroleh dapat di ketahui dengan kegiatan pengolahan ubi mulai dari
menggunakan rumus: pengupasan, pemotongan, pemberian
bumbu kemudian digoreng.
TR = P. Q 3. Biaya total adalah semua biaya yang
digunakan dalam usaha pembuatan
Keterangan: keripik ubi, yang terbagi menjadi biaya
TR : Total Penerimaan / Total revenue tetap dan biaya variabel, yang
(Rp kg-1) dinyatakan dalam satuan Rp/Periode
P : Harga Produk / Price (Rp kg-1) Produksi.
Q : Jumlah produk / Quantity (kg) 4. Biaya tetap adalah biaya yang
digunakan dalam proses produksi
c. Keuntungan Keripik ubi yang besarnya tidak
Keuntungan dihitung dengan cara dipengaruhi oleh kuantitas output
mengurangkan total penerimaan dengan yang dihasilkan (biaya penyusutan alat,
total biaya, dengan rumus sebagai berikut: biaya tenaga kerja) dan dinyatakan
dalam satuan Rp/Periode Produksi.
Œ 75 ± TC

8
5. Biaya variabel (biaya tidak tetap) pengusaha tidak memperoleh
adalah biaya yang besarnya berubah± keuntungan dan tidak mengalami
ubah secara proporsional terhadap kerugian.
kuantitas output yang dihasilkan dan
dinyatakan dalam satuan rupiah. Keadaan Umum Daerah Penelitian
Yang termasuk dalam biaya variabel
dalam penelitian ini antara lain : biaya Sejarah Desa Pasir Utama
bahan baku, biaya bahan pembantu
(penolong), biaya bahan bakar, biaya Profil Desa Pasir Utama Kecamatan
transportasi dan pemasaran produk. Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu
Semua dinyatakan dalam satuan Desa Pasir Utama terletak di
Rupiah/Periode produksi. Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan
6. Bahan penolong adalah bahan-bahan Hulu. Luas wilayah desa Pasir Utama 1.145
yang digunakan dalam proses produksi Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 3.565
yang dikenakan langsung terhadap juta jiwa. Sedangkan batas wilayah Desa
bahan baku yang sifatnya hanya Pasir Utama adalah :
membantu atau mendukung kelancaran Sebelah Utara : berbatasan dengan desa
proses produksi dan bahan ini bukan Rambah
bagian dari produk akhir serta Bahan Sebelah Selatan : berbatasan dengan desa
penolong tidak tampak pada barang jadi Rambah Baru
Rp/Periode Produksi. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa
7. Tenaga kerja yang dipergunakan Pasir Makmur
adalah anggota keluarga yang Sebelah Barat : berbatasan denagn Desa
digunakan pada saat memproduksi Pasir Maju
Keripik ubi. Biaya tenaga kerja
dinyatakan dalam satuan Rp/Periode Jarak desa Pasir Utama dengan pusat
Produksi. kota atau pusat pemerintah adalah ke Ibu
8. Penerimaan diperoleh dengan cara Kota Kecamatan 7 Km, ke Ibu Kota
mengalikan produksi total dengan Kabupaten 16 Km dan ke Ibu Kota Propinsi
harga per satuan produk yang 184 Km. dengan keadaan Sumber Daya
dinyatakan dalam satuan Rp/Periode Manusia (Penduduk) pada tahun 2014 yaitu
Produksi. jumlah jiwa sebanyak 3.565 jiwa dengan
9. Keuntungan adalah selisih antara total jumlah laki-laki 1.799 jiwa dan perempuan
penerimaan dengan total biaya yang sebanyak 1.766 jiwa dengan Kepala
dinyatakan dalam satuan Rp/Periode Keluarga 795 Jiwa.
Produksi.
12. Break Even Point (BEP) Produksi adalah Karakteristik Industri Kecil Kerupuk ubi
Titik impas jumlah barang hasil 4.2.1 Penyediaan Bahan Baku dan Bahan
produksi dimana jika hasil produksi Penunjang
tersebut jika dipasarkan tidak Umumnya industri kecil kerupuk
memperoleh keuntungan dan tidak ubi, bahan baku menjadi masalah yang
mengalami kerugian. menarik untuk diamati mulai dari
masalah kelangkaan bahan baku yang
13. Break Even Point (BEP) Harga Produksi berdampak langsung terhadap kontinuitas
adalah Titik impas harga barang hasil produksi. Bahan baku yang digunakan
produksi dimana jika hasil produksi dalam pembuatan kerupuk ubi adalah
dipasarkan dengan harga BEP

9
singkong sedangkan garam, air, cabe dan
gula merupakan bahan penunjang. Pemasaran
Pemasaran merupakan aspek
penting berikutnya yang dilakukakan
Teknologi setelah produksi. Untuk dilakukan industri-
Sampai saat ini, teknologi yang industri kecil kerupuk ubi :
digunakan pada industri kecil kerupuk ubi 1. Produsen kerupuk ubi memasarkan ke
masih sederhana, yaitu mesin pemotong konsumen akhir.
singkong yang masih digerakkan 2. Produsen kerupuk ubi memasarkan
manusia, bahan bakar yang menggunakan melalui pedagang perantara.
minyak tanah ataupun kayu bakar.
Penggunaan teknologi yang sederhana Produsen kerupuk ubi yang
mengharuskan industri kecil kerupuk sambal memasarkan melalui pedagang perantara
ini menggunakan tenaga kerja yang secara (pelanggan tetap), biasanya produsen
fisik kuat, terampil dan mampu bekerja langsung mengantarkan sesuai dengan
dalam jangka waktu yang lama. pesanan. Masalah sering yang timbul
Pengalaman dan keterampilan pekerja dengan sistem ini pembayaran sering
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil telat bahkan macet. Pada umumnya
yang berkualitas tinggi. Peralatan yang pembayaran baru dilakukan pada
digunakan dalam pembuatan kerupuk ubi pengiriman berikutnya, sehingga produsen
antara lain adalah : agak mengalami kendala dalam biaya
1. Peralatan pencucian produksi berikutnya bahkan pembayaran
Peralatan pencucian ini setiap sering macet untuk beberapa kali
industri berbeda-beda, diantaranya wadah pengiriman. Pada penelitian ini jenis
tong dari drum dan tong plastik. kerupuk ubi yang dihasilkan mempunyai
Sebagian besar lebih banyak ukuran. Harga jual yang ditetapkan
menggunakan tong plastik karena lebih produsen dibedakan berdasarkan beratnya
ringan, mudah dibersihkan dan lebih serta rasanya. Harga jual per bungkus
efektif. kerupuk ubi untuk tersebut berkisar antara
2. Peralatan untuk memotong Rp 800,00 per bungkus. Harga kerupuk
Pada umumnya industri kecil ubi ini sangat dipengaruhi perubahan harga
kerupuk sambal menggunakan pisau dan yang terjadi pada harga singkong sebagai
mesin pemotong singkong, karena lebih bahan baku utama.
mudah digunakan dan hasil yang didapat
lebih baik. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3. Peralatan penggorengan
Penggorengan dengan ukuran besar Modal, Peralatan Usaha, Bahan baku
yang terbuat dari besi, agar dapat memuat dan bahan penolong
dalam jumlah besar dan matangnya merata.
Industri kecil ini tidak menggunakan Modal
kompor, tetapi menggunakan ³WXQJNX´ Sumber modal yang digunakan kan
yaitu batu besar disusun seperti segitiga ibu Sunarti dalam menjalankan usaha
atau seperti huruf U. agroindustri Kripik ubi miliknya secara
4. Alat-alat lainnya yang berfungsi keseluruhan adalah modal pribadi dari
sebagai pembantu peralatan utama, seperti pengusaha sendiri modal pertama ibu sunarti
pisau, ember, selang, kayu api dan lain-lain. adalah Rp 500,000 perminggu. Namun

10
karena usaha ini memiliki keuntungan, maka e. Hirik, anyaman bambu yang berfungsi
keuntungan dari hari ke hari sebagian untuk menaruh kripik ubi setelah di
digunakan untuk menambah modal tersebut. goreng agar minyak yang tersisa di kripik
berkurang.
Peralatan Usaha f. Pisau, berfungsi untuk memotong dan
Jenis peralatan yang digunakan pada mengiris ubi yang akan digoreng.
agroindustri kripik ubi ibu sunarti dapat di g. Tampah, terbuat dari anyaman bambu
lihat pada table 5.1.2.1.berikut. berfungsi sebagai tempat kripik ubi
Tabel 5. 1. jenis ±jenis Alat pada setelah di letakan di hirik
agroindustri kripik ubi ibu sunarti dan h. Timbangan, alat untuk menimbang berat
harga perolehan nya. Kripik ubi sebelum di bungkus.
i. Pantong plastik, digunakan sebagai
No. Jenis Alat Harga pembungkus kripik ubi yang akan di
(Rp)/Unit bawa oleh konsumen.
1 Bangunan 15.000.000 j. Tali rapia, untuk rentengan kripik ubi
2 Penggorenagn/ 130.000 yang sudah terbungkus.
3 Wajan 25.000 k. Lampu teplok, berfungsi sebangai pelekat
4 Serok 15.000 pembungkus.
5 Sendok 12.000
6 Penggorengan 10.000 Bahan baku
7 Baskom 25.000 Dapat diketahui bahwa bahan baku
8 Pisau 150,000 utama yang digunakan dalam agroindustri
9 Tampah 10,000 keripik ubi adalah ubi. Ibu Sunarti
10 Timbangan 12,000 memperoleh bahan baku dengan cara
Lampu templok memproduksi/mengolah ubi menjadi keripik
Hirik ubi. Ubi yang digunakan ole Ibu Sunarti ubi
Total Baya Tetap 15.389.000 Lokal. Perbandingan pengolahan ubi
Sebelum Penyusutan menjadi keripik ubi adalah 1:15 maksudnya
Alat adalah setiap 1 kg ubi diolah menjadi
Sumber ; Data Primer 2015 keripik ubi dapat menghasilkan 15 bungkus
Peralatan usaha yang digunakan dalam keripik ubi. Biaya perolehan bahan baku
usaha agroindustri kripik ubi ibu sunarti (ubi) pada penelitian ini adalah Rp. 1500/kg
semua masih tergolong jenis peralatan di beli dari pemilik kebun, penetapan harga
sederhana. Peralatan usaha yang digunakan ini sesuai dengan penjualan ubi melalui
meliputi : pedagang pengecer pada umumnya sehingga
a. Penggorengan/wajan, berfungsi untuk secara ekonomis dari hasil penjualan ubi ini
menggoreng ubi menjadi kripik ubi. pengusaha sudah memperoleh keuntungan
b. Serok, berfungsi untuk mengangkat tersendir dan keuntungan yang diperoleh
kripik ubi yang telah di goreng dari dari agroindustri keripik ubi sudah
penggorengan. terpisah/berbeda.
c. Sendok penggoreng, berfungsi untuk
pengaduk ubi saat di goreng. Bahan Penolong
d. Baskom, berfunngsi untuk Dapat diketahui bahwa bahan
mencampurkan ubi yang sudah di goreng penolong pada usaha agroindustri keripik
dengan bumbu-bumbu. ubi adalah cabe dengan harga Rp.32.000/kg,
bawang merah seharga 18.000/kg, bawang

11
putih seharga Rp.12.000/kg, penyedap rasa Pemasaran
5000/lusin, minyak goreng dengan harga Pemasaran kripik ubi ibu sunarti
Rp.12.000/kg, minyak tanah 11.000/Liter, sudah cukup luas, di warung ± warung, ibu
tali rapia 1000/gulung Selanjutmya plastik sunarti ini menjual kepedagang pengecer.
yang digunakan untuk pembungkus keripik Saat ini kripik ibu sunarti juga sudah
ubi, harga plastik Rp.11.000/Pakc. Bahan dipasarkan hingga kecamatan dan
bakar yang digunakan adalah kayu api kabupaten. Kripik ubi banyak digemari
dengan biaya 10.000/Produksi. Dalam masyarakat disemua kalangan, dari kalangan
proses produksi pengusaha menggunakan menengah keatas hingga kebawah. Untuk
kayu untuk menghemat biaya. Secara konsumsi sendiri atau pun sebagai oleh-oleh,
keseluruhan bahan penolong diperoleh hal ini menjadikan usaha agroindustri kripik
pengusaha dari pasar-pasar terdekat. ubi tetap bertahan. Pembuatan kripik ubi
Sedangkan pengadaan bahan penolong 6 mengikuti permintaan pesanan baik dari
hari sekali dan setiap pembayaran dalam konsumen akhir sendiri jiga dari pada
pembelian secara langsung dan dibayar pedagan sebagai perantara hingga sampai
kontan. konsumen akhir. Peningkatan penjualan
yang sangat terasa yang terjadi pada liburan
Tahap-Tahap Proses Produksi sekolah, menjelang atau pada hari raya idul
Proses produksi untuk menghasilkan fitri, natal dan tahun baru. Kripik ubi ibu
keripik ubi pada agroindustri keripik ubi Ibu sunarti di Desa Pasir Utama Kecamatan
Sunarti melalui tahap-tahap sebagai berikut Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.
Dalam menjual hasil produksinya masih
UBI
mengunakn cara tradisional yaitu melakukan
penjualan langsung secara bertatap muka
Pemilihan Kualitas denga konsumen / pengecer, hal ini
dilakukan karena terbatasnya modal usaha,
sehingga belum bisa melakukan promosi
Pemotong secara maksimal.

Analisi Finansial Usaha Agroindustri


Pengoreng Kripik Ubi
Analisis yang diterapkan pada
penelitian ini berdasarkan harga dan pada
Penirisan waktu penelitian. Analisis mencangkup
proses pembuatan kripik ubi dari persiapan
hingga hasil produksi di pasarkan.
Pemberian Bumbu
Biaya
Kegiatan produksi tentu tidak
KERIPIK UBI terlepas dari segala pengorbanan dimana
dapat diukur dengan biaya/uang. Biaya
produksis adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi suatu
Pengemasan barang dan jasa yang meliputi biaya tetap
dan biaya tidak tetap. Adapun biaya yang
Gambar 5. 1 Proses Produksi Keripik Ubi diperhitungkan pada usaha agroindustri
Ibu Sunarti

12
kripik ubi Ibu Sunarti di Desa Pasir Utama Biaya Variabel
Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Biaya variabel meliputi biaya bahan
Hulu yaitu. baku, biaya tenaga kerja (tenaga kerja yang
Biaya tetap digunakan pada usaha agroindustri keripik
Biaya tetap meliputi biaya penyusutan ubi Ibu Sunarti adalah tenaga kerja dalam
yaitu penyusutan alat-alat yang digunakan keluarga yaitu sebanyak 1 orang), plastik,
dalam produksi kripik ubi dimana biaya tali rapia, bumbu-bumbu (garam, bawang
penyusutan alat diperoleh dengan cara harga putih, bawang, cabe, penyedap rasa, gula),
perolehan alat di kurangi dengan nilai sisa dan minyak goreng. Data yang di peroleh
alat di bagi dengan umur ekonomis dari agroindustri keripik ubi Ibu Sunarti
(lamanya masa pakai). Peralatan yang yaitu harga ubi Rp 1500/kg.
digunakan dalam agroindustri keripik ubi
Ibu Sunarti di Desa Pasir Utama adalah Penerimaan dan keuntungan
bangunan, wajan, serok, sendok, sendok Penerima adalah hasil dari penjualan
penggoreng, hirik, pisau, tampah, suatu barang atau jasa yang di terima oleh
timbangan, dan lampu teplok. pengusaha dalam jangka waktu tertentu.
Harga jual yang mempengaruhi penerima
Pemasaran yang di peroleh karena penerima di peroleh
Pemasaran kripik ubi ibu sunarti dari hasil kali prosuksi ubi dengan harga
sudah cukup luas, di warung ± warung, ibu penjualan kripik ubi per bungkus Rp 800,
sunarti ini menjual kepedagang pengecer. dalam satu periode pengusaha produksi
Saat ini kripik ibu sunarti juga sudah sebanyak 1500 bungkus, keripik untuk
dipasarkan hingga kecamatan dan penjuala kewarung bakso 800 bungkus,
kabupaten. Kripik ubi banyak digemari sedangkan penjualan kewarung pengusaha
masyarakat disemua kalangan, dari kalangan tetap menetapkan harga yang sama, dengan
menengah keatas hingga kebawah. Untuk jumlah 75 bungkus untuk ke 3 warung dan
konsumsi sendiri atau pun sebagai oleh-oleh, kepada konsumen yang luar daerah juga
hal ini menjadikan usaha agroindustri kripik menjual harga yang demikian dengan
ubi tetap bertahan. Pembuatan kripik ubi sebanyak 625 bungkus/ periode. Jadi total
mengikuti permintaan pesanan baik dari penerimaan agriondustri kripik ubi ibu
konsumen akhir sendiri jiga dari pada sunarti pada bulan November - Desember
pedagan sebagai perantara hingga sampai 2015 adalah 1.200,0000 / periode atau (
konsumen akhir. Peningkatan penjualan 9,600,000 selama 2 bulan) dimana satu
yang sangat terasa yang terjadi pada liburan periode produksi membutuhkan waktu
sekolah, menjelang atau pada hari raya idul selama 3 hari dan selama bulan Novemebr
fitri, natal dan tahun baru. Kripik ubi ibu sampai dengan Desember 2015
sunarti di Desa Pasir Utama Kecamatan membutuhkan 8 kali proses produksi.
Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.
Dalam menjual hasil produksinya masih Keuntungan
mengunakn cara tradisional yaitu melakukan Keuntungan usaha agroindustri keripik
penjualan langsung secara bertatap muka ubi Ibu Sunarti dapat diketahui dari selisih
denga konsumen / pengecer, hal ini penerimaan dengan total biaya yang
dilakukan karena terbatasnya modal usaha, dikeluarkan atau Rp.1.200.000 dikurang Rp.
sehingga belum bisa melakukan promosi 802.474 sama dengan Rp. 397.526 . Jadi
secara maksimal. besarnya keuntungan yang diperoleh
pengusaha keripik ubi Ibu Sunarti dalam

13
satu periode produksi adalah Rp. 397.526 merupakan industri rumah tangga dan mata
Sehingga pada bulan November sampai pencaharian sampingan pengusaha kripik
bulan Desember 2015 keuntungan yang ubi. Proses produksinya masih
diperoleh adalah Rp.3.180.208. menggunakan peralatan sederhana serta
tempat usaha yang masih terbatas.
Retrun Cost Ratio (RCR) Analisi pulang pokok (Break Even
Untuk mengetahui kelayakan usaha Point) harga produksi dilakukan dengan
agroindustri Keripik ubi ibu Sunarti Desa membandingkan antara total biaya produksi
Pasir Utama Kecamatan Rambah Hilir dengan volume produksi atau Rp. 802.474
Kecamatan Kabupaten Rokan Hulu dibagi dengan 1.500 bungkus sama dengan
dipergunakan analisis Retrun Cost Ratio Rp. 535. Menurut Ibrahim (2009) apabila
(RCR) yaitu dengan membandingkan antara nilai profitabilitas usaha > 0 berarti usaha
total penerimaan yang diperoleh dengan tersebut menguntungkan dan apabila
total biaya produksi yang dikeluarkan atau profitabilitasnya = 0 maka usaha itu
Rp. 1.200.000 dibagi dengan Rp.802.474 mengalami BEP (impas). Hal ini berarti
sama dengan 1,50. apabila pengusaha hanya menjual keripik
Dari hasil penelitian dapat diketahui ubi sebesar Rp.535/bungkus, maka
bahwa nilai Retrun Cost Ratio (RCR) yang pengusaha tidak memperoleh keuntungan
diperoleh pengusaha adalah 1,50 dan dan juga tidak mengalami kerugian atau
keuntungan sebesar 50 dengan kata lain berada pada titik pulang pokok. Sedangkan
usaha yang dijalankan oleh pengusaha BEP volume produksi dianalisis dengan cara
agroindustri keripik ubi Ibu Sunarti di Desa membandingkan anatar total biaya produksi
Pasir Utama layak untuk dilanjutkan. Karena dengan harga rata-rata produk atau Rp.
RCR nya besar dari 1 (satu). (perhitungan 802.474 dibagi Rp 800 sama dengan 1.003.
RCR dapat dilihat pada lampiraran 1). Artinya apabila pengusaha hanya
memproduksi keripik ubi sebanyak 1.003
Break Event Point (BEP) bungkus/priode produksi, maka pengusaha
Analisis pulang pokok (Break Event tidak memperoleh keuntungan dan juga
Point) merupakan analisis titik impas untuk mengalami kerugian atau berada pada titik
mengetahui usaha agroindustri keripik ubi pulang pokok. Jadi pengusaha Keripik ubi
ini mendatangkan keuntungan atau kerugian. berada pada titik pulang pokok pada saat
Pengusaha dapat memperoleh keuntungan pengusaha memperoleh penerimaan sebesar
apabila total penerimaan lebih besar Rp.802.400/priode produksi. (perhitungan
daripada total biaya yang digunakan. BEP dapat dilihat pada lampiran 1 ).
Sebaliknya, pengusaha akan mengalami
kerugian apa bila total penerimaan lebih E. Kesimpulan
kecil daripada total biayanya. Apabila total Kesimpulan
penerimaan yang diperolehnya besarnya Berdasar kan hasil Peneliian dan
sama dengan total biaya yang dikeluarkan analisis yang di lakukan , maka dapat di
maka pengusaha tidak mendapatkan peroleh kesimpulan sebagai berikut ;
keuntungan dan juga tidak mengalami 1. Biaya Total Usaha kripik ubi selama
kerugian. Keadaan ini menunjukan bahwa satu periode Produksi adalah sebesar
pengusaha berada pada titik pulang pokok Rp. 802.474, penerimaan yang di
(Break Event Point). peroleh pengusaha sebesar Rp
Hasil penelitian menunjukan usaha 1.200.000 sehingga keuntungan
agroindustri keripik ubi Ibu Sunarti masih

14
yang di peroleh pengusaha kripik ubi Anonim. (2007, nopember kamis).
adalah sebesar Rp. 397.526. Pengertian Hukum Permintaan dan
2. Analisis Pulang Pokok Usaha Kripik Penawaran.
ubi ibu sunarti adalah pada harga Http.//id.gaizrikudo.com/galuh , p. 6.
penjualan sebesar Rp. 535/bungkus dan
pada Volume produksi sebanyak Asri, I. W. (2010). Analisis Usaha
1.003/bungkus atau pada pengusaha Agroindustri Emping Melinjo Skala
pengahasilan penerimaan sebesar Rp. Rumah Tangga di Kabupaten
536.605/perioden produksi. Artinya apa Magetan. Fakultas Pertanian
bila pengusaha menjual kripik ubi Universitas Sebelas Maret , 7.
sebesar 535/ bungkus, maka pengusaha
Austin. (2008). Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi.
berapa pada titik pulang pokok.
Fakultas Pertanian IPB , 4.
3. Secara Finansial Perhitungan nilai RCR
1,50 berarti bahwa setiap 1 (satu) Bambang. (2010). Manajemen Keuangan.
rupiah biaya yang di keluarkan maka Bandung: Alfa Beta.
akan memperoleh pendapatan bersih
Rp. 50. Ibrahim, Y. (2009). Studi Kelayakan Bisnis.
Jakarta: PT. Reneka Cipta.
Saran
Bersdasarkan hasil penelitian maka Jakfar. (2010). Metodologi Penelitian.
saran yang dapat di berikan demi kemajuan Jakarta: Reneka Cipta.
usaha kripik ibu sunarti di Desa Pasir Jumingan. (2010). Studi Kasus Kelayakan
Utama Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Bisnis. Jakarata: PT. Balai Pustaka.
Rokan Hulu ;
1. Kerja sama yang terjalin antara Kasmin, E. A. (2010). Karet. Strategi
produsen dengan pedagang hendaknya Pemasaran Budidaya dan
di sertai kesepakatan tertulis . Pengolahan. Jakarta: Penebar
2. Keuntungan Usaha kripik ubi yang Swadaya.
sebesar Rp. 397.526/periode masih
bisa di tingkatkan dengan cara Mubyarto. (2006). Pengantar Ekonomi
mengoptimalkan keseluruhan biaya Pertanian. Jakarta: LP3ES, BPEE.
dengan mempertahankan produksi yang
Muhamnir. (2009). Statistik dan Pengolahan
telah di capai sehingga ke untungan
Data. Yogyakarta: Alfa Beta.
usaha semakin meningkat.
3. Usaha kripik ubi ini hendaknya Mulyandi. (2006). Pengantar Ekonomi
memiliki izin usaha dan terdaftar di Pertanian. Jakarta: LP3ES.
BPOM sehingga kualitas kripik ubi
dapat terjamin dan kadaluarsa makanan Murthi, B. K. (2012). Ekonomi Gula.
dalam kemasan dapat di ketahui Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
konsumen.
Perdagangan, D. P. (2005). Rekapitulasi .
Daftar Pustaka Rokan Hulu: Dinas Koperindag
Rokan Hulu.
Anonim. (2006). Metodologi Penelitian.
Jakarta: Reneka Cipta. Prasetio. (2013). Pengertian Hukum
Permintaan dan Penawaran. Jakarta:
Alfa Beta.

15
Retna. (2010). Analisis Usaha Tani Kedelai.
Jakarta: Balai Aksara.

Rukmana. (2007). Faktor-faktor yang


mempengaruhi penawaran keripik
ubi. Universitas Sebelas Maret , 5.

Santi, Y. M. (2009). Analisis Usaha


Agroindustri Keripik Belut Sawah
(Monopterus Albus Zuieuw) di
Kabupaten Klaten. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret
, 95.
Statistik, B. P. (2004). Statistik Industri
Besar dan Kecil. BPS Jakarta , 6.

Statistik, B. P. (2008). Statistik Industri


Besar dan Kecil. BPS, Jakarta , 3.

Tambunan. (2007). Analisis Industri Rumah


Tangga dengan Industri Kecil.
Jakarta: Bumi Aksara.

Utama, K. D. (2013). Profil Desa Pasir


Utama. Pasir Pengaraian: Desa Pasir
Utama.

Weis. (2007). Analisis Pendapatan dan


Pemasaran. Yogyakarta: Bumi
Aksara.

Zulkarnain. (2006). Kewirausahaan.


Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

16

Anda mungkin juga menyukai