Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah

tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah

satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang

tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang

sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa (DepKes,

2005).

Hal ini juga sesuai dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2015. Visi

Indonesia Sehat 2015 yaitu gambaran masyarakat Indonesia dimana masa

depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat,

bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan

dan dengan Perilaku Hidup Sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki

derajat yang setinggi-tingginya diseluruh Republik Indonesia. Misi Indonesia

Sehat 2015 :

1. Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau


4. Memelihara dan meningkatkan individu, keluarga, dan masyarakat

dan berserta lingkungannya.

Sehat merupakan hak setiap individu dan untuk bisa hidup sehat,

kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan

perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong

diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

kesehatan masyarakatnya (DepKes, 2006). Penyakit yang timbul akibat

rendahnya PHBS dapat mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan

Indonesia dan rendahnya kualitas hidup sumber daya manusia (DepKes,

2005).

Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS

yang lebih terarah, terencana, terpadu dan berkesinambungan,

dikembangkan melalui Kabupaten/ Kota percontohan integrasi promosi

kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Institusi Pendidikan

terutama tingkat sekolah dasar (SD). Adanya kebijakan dan dukungan dari

pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala

Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat penting untuk pembinaan

PHBS di sekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu,

peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS) juga

penting, sedangkan masyarakat sekolah hanya berpartisipasi dalam

perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

(Depkes RI, 2005).


Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring

munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6

– 12 tahun) seperti kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan

lain sebagainya yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.

Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak Puskesmas Kecamatan Cilincing,

Diare merupakan penyakit ke 4 terbanyak dan 12,5% pasien berumur 6 - 12

tahun yang dimana mereka dalam usia Sekolah Dasar. (Data LBI Puskesmas

Cilincing, 2013)

Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS), dengan menitikberatkan kepada upaya sanitasi

atau pengawasan berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

derajat kesehatan manusia (Azwar, 2005).

Hasil data screening puskesmas cilincing tahun 2013 terhadap 16

sekolah yang ada di kelurahan Semper Timur didapatkan sebanyak 394

responden siswa laki-laki dan sebanyak 413 responden siswa perempuan

didapatkan sebanyak 30,4% memiliki kebersihan telinga yang kurang,

sebanyak 50,8% siswa memiliki karies, sebanyak 7,68% siswa memiliki gizi

kurang, sebanyak 73,8 siswa memiliki gizi baik dan siswa yang obesitas

sebanyak 18%. (Data LBI Puskesmas Kecamatan Cilincing, 2013)

Kesehatan lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang

ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan

menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya,

kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya, oleh karena itu diperlukan


sanitasi lingkungan yang merupakan suatu usaha untuk mencapai

lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan

fisik, khusususnya hal-hal yang memiliki dampak merusak perkembangan

fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia (Kusnoputranto, 2007).

Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah

negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tindakan. Jika tiap

sekolah memiliki 10 kader kesehatan saja maka ada 3 juta kader kesehatan

yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen

Kesehatan yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk

hidup sehat serta Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan (DepKes,

2006).

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan pemukiman sehat yang memenuhi syarat

kesehatan meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia

(jamban/ wc), pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah (tempat

sampah). Sarana sanitasi ini merupakan prasarana pendukung untuk

melakukan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)(Azwar,

2005).

Mengingat sekolah merupakan sekelompok masyarakat yang

mempunyai andil besar dalam kelangsungan negara ini, maka perlu

diperhatikan dan ditingkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik melalui

salah satunya menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

peserta didik dapat belajar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan

optimal yang nantinya akan menghasilkan sumber daya manusia yang


berkualitas (Ahmadi, 2006).

Sehubungan dengan uraian di atas, penulis ingin mengetahui

Gambaran Pelaksanaan Upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di dua

sekolah yang berbeda di Kelurahan Kali Baru Wilayah Kecamatan Cilincing

di SD Islam Darussalam dan SD Al-Ma’rif , Kecamatan Cilincing, Jakarta

Utara Tahun 2014.

1.2. Perumusan Masalah

Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring

munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah

seperti kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain

sebagainya. Oleh karena itu berjalannya program UKS di sekolah merupakan

keberhasilan kunci bagi pembudayaan PHBS di sekolah, baik terhadap siswa,

guru dan masyarakat yang ada di sekitar sekolah. Berdasarkan latar

belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui Sehubungan

dengan uraian di atas, penulis ingin mengetahui Gambaran Pelaksanaan

Upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di dua sekolah yang berbeda di

Kelurahan Kali Baru Wilayah Kecamatan Cilincing di SD Islam Darussalam

dan SD Al-Ma’rif , Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Tahun 2014.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan Program UKS terhadap

Penerapan Budaya PHBS di Sekolah Dasar (SD) Islam Darussalam dan SD Al-

Ma’Arif, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2014.


1.3.2. Tujuan Khusus

1. Di ketahuinya Pelaksanaan Program UKS di Sekolah Dasar Islam

Darussalam dan SD Al-Ma’rif Kelurahan Kali Baru, Kecamatan

Cilincing, Jakarta Utara Tahun 2014 tentang PHBS.

2. Di ketahuinya hambatan yang di alami oleh sekolah dalam usahanya

untuk menerapkan budaya PHBS di Sekolah Dasar Islam Darussalam

dan SD Al-Ma’rif Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta

Utara Tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan bagi pimpinan sekolah dasar (SD) yang berada

di Kelurahan Kali Baru untuk menjalankan program UKS seoptimal

mungkin guna mencapai Penerapan Budaya PHBS di sekolah.

2. Bagi puskesmas

Untuk mengetahui hambatan program UKS yang tidak berjalan optimal

sehingga penerapan budaya PHBS di sekolah tidak berjalan seoptimal

mungkin.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai tahap penerapan keilmuwan penulis dalam melakukan

penelitian pada bidang kesehatan masyarakat yang diperoleh selama

mengikuti pendidikan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya


yang berhubungan dengan PHBS.

Anda mungkin juga menyukai

  • KJDKJSBDK
    KJDKJSBDK
    Dokumen27 halaman
    KJDKJSBDK
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • DJFHJKD
    DJFHJKD
    Dokumen6 halaman
    DJFHJKD
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • Jcnsjacjk
    Jcnsjacjk
    Dokumen25 halaman
    Jcnsjacjk
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • DHJHDFJH
    DHJHDFJH
    Dokumen14 halaman
    DHJHDFJH
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • Jdfkjds
    Jdfkjds
    Dokumen34 halaman
    Jdfkjds
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • BVNBNBN
    BVNBNBN
    Dokumen21 halaman
    BVNBNBN
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • M NKCNX
    M NKCNX
    Dokumen32 halaman
    M NKCNX
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • BNNBVB
    BNNBVB
    Dokumen19 halaman
    BNNBVB
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • HVHV
    HVHV
    Dokumen18 halaman
    HVHV
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Kusta
    LAPORAN KASUS Kusta
    Dokumen7 halaman
    LAPORAN KASUS Kusta
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • Ygytdtvh
    Ygytdtvh
    Dokumen23 halaman
    Ygytdtvh
    Asyha Kantifa
    100% (1)
  • HJBJSDBJSB
    HJBJSDBJSB
    Dokumen3 halaman
    HJBJSDBJSB
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus 2 Demam Typhoid
    Laporan Kasus 2 Demam Typhoid
    Dokumen29 halaman
    Laporan Kasus 2 Demam Typhoid
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat
  • Slide Disfagia
    Slide Disfagia
    Dokumen17 halaman
    Slide Disfagia
    Asyha Kantifa
    Belum ada peringkat