Anda di halaman 1dari 2

HABITAT

Landak merupakan hewan mamalia yang aktif di malam hari (nocturnal).


Landak memiliki pendengaran yang baik, namun penglihatan yang buruk. Sebagian
besar spesies landak adalah herbivora yang memakan biji-bijian, buah, kacang, daun,
dan tanaman seperti tebu, nanas, melon, kakao, jagung, kacang tanah, kentang,
singkong, wortel dan labu.

Landak umumnya dapat ditemukan di semua tipe hutan, perkebunan, area


berbatuan, semak-semak, padang rumput, padang pasir, bahkan sampai di ketinggian
3500 m dpl. Landak aktif mencari makan setelah matahari terbenam dan tidur di
dalam gua-gua, celah batu, atau di vegetasi yang padat. Terkadang landak dapat
ditemukan di luar sarang ketika sedang berjemur di bawah sinar matahari (Nowak,
1999). Landak merupakan satwa terestrial (hidup di atas tanah) dengan membuat
lubang sarang hingga kedalaman sekitar 5 meter. Lubang tersebut bercabang-cabang
di dalam tanah dengan beberapa lubang kecil untuk pintu keluar. Habitatnya yang
berdekatan dengan pemukiman dan ladang, landak seringkali dianggap sebagai hama
perusak tanaman (Olson dan Lewis, 1999).

PENYEBARAN

Penyebaran landak meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Landak


raya tersebar di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan landak jawa tersebar hanya di
pulau Jawa. Landak jawa merupakan hewan endemik di pulau Jawa yang berukuran
besar (Farida dan Ridwan, 2011). Penyebaran landak jawa yaitu dari Jawa bagian
barat hingga timur, Madura, dan Bali (Lunde dan Aplin, 2008). Populasi landak
cenderung stabil meskipun permintaan akan duri landak menjadi dekorasi interior
dan souvenir semakin meningkat seperti yang dinyatakan oleh IUCN (2009).

TINGKAH LAKU

Landak memiliki bulu yang keras yang disebut dengan duri. Duri landak ini
memiliki fungsi sebagai alat pertahanan dari pemangsa. Duri landak akan berdiri
apabila landak diserang atau merasa terancam. Landak akan berjalan mundur dan
melepaskan durinya sehingga duri-duri tersebut menikam tubuh predator (Yong,
2008). Saat landak merasa terancam, landak akan menyentakkan ekornya sehingga
timbul bunyi gemerincing yang berasal dari durinya yang bergetar, kemudian landak
membalikkan badannya dan bergerak mundur, dan menaikkan duri-duri di seluruh
tubuhnya sebagai senjata.

REPRODUKSI
Menurut Van Aarde (1985), panjang siklus estrus pada landak sekitar 30
hingga 37 hari. Landak yang hidup di dalam penangkaran akan berkembang biak
sepanjang tahun. Selama satu tahun, landak mengalami dua kali musim kawin. Estrus
pertama pada landak betina terjadi pada umur delapan bulan dengan kisaran bobot
badan 11-12,3 kg. Periode kebuntingan pada landak sekitar 93-94 hari dengan jumlah
anak per kelahiran sekitar satu hingga tiga ekor. Bobot lahir anak landak bervariasi
yaitu antara 300-440 g. Bentuk kelenjar susu pada landak adalah segitiga dan terletak di
posisi dada posterior lateralis di belakang kaki depan. Kelenjar susu mulai berkembang pada
hari ke-30 hingga hari ke-60 setelah pembuahan. Posisi induk ketika menyusui
anaknya adalah dengan cara berjongkok. Lamanya periode menyusui pada landak
adalah sekitar 37-163 hari. Setelah 20 minggu umur landak muda akan disapih oleh
induknya (Van Aarde, 1985).

Farida, W. R. 2007. Kemampuan cerna dan konsumsi pakan pada landak raya
(Hystrix brachyura) di penangkaran. Laporan Teknik. Cibinong: Pusat
Penelitian Biologi, LIPI,

Lunde, D. 2008. Klasifikasi Duri Landak Jawa (Hystrix javanica) Berdasarkan


Morfologi dan Pola Distribusi [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor.

Nowak, R.M. 1999. Walker's mammals of the world. Vol. I & II. London: John
Hopkins University Press.

Olson, R. & A. M. Lewis. 1999. Porcupine ecology and damage management techniques
for rural homeowners. University of Wyoming, Cooperative Extension Service.

Anda mungkin juga menyukai