Oleh:
(19089016032)
Semester V
2021
MATERI HEMATOPOISIS
Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah → sumsum tulang. Lebih
dari 20 tahun: corpus tulang panjang berangsur – angsur diganti oleh
jaringan lemak karena produksi menurun.
b. Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN)
Macam-macam Hematopoiesis :
1. Seri Eritrosit (Eritropoesis)
Perkembangan eritrosit ditandai dengan penyusutan ukuran
(makin tua makin kecil), perubahan sitoplasma (dari basofilik makin
tua acidofilik), perubahan inti yaitu nukleoli makin hilang, ukuran sel
makin kecil, kromatin makin padat dan tebal, warna inti gelap.
Tahapan perkembangan eritrosit yaitu sebagai berikut :
a. Proeritroblas
2. Seri Leukosit
a. Leukosit Granulosit / myelosit
Myelosit terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil yang
mengandung granula spesifik yang khas. Tahapan perkembangan
myelosit yaitu Mieloblas → Promielosit → Mielosit → Metamielosit.
b. Leukosit non granuler
Limfosit → Monosit
Sistem imun tubuh merupakan suatu organ kompleks yang memproduksi sel
khusus yang dibedakan dengan sistem peredaran darah dari sel eritrosit., akan tetapi
bekerja sama dalam melawan infeksi penyakit ataupun masuknya benda asing
kedalam tubuh (sebagai antigen tubuh). Keseluruhan sel imun memiliki bentuk dan
jenis yang bervariasi dan bersikulasi dalam sistem imun kemudian di produksi oleh
sumsum tulang (bone marrow). Lain halnya dengan kelenjar limfe merupakan
kelenjar yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran limfe yang merupakan titik
dimana pertemuan dari sel sistem imun itu mempertahankan diri dari benda asing
yang masuk kedalam tubuh. Limfa merupakan organ yang penting tempat dimana sel
imun itu berkonfontasi dengan mikroba asing, sedangkan kantung-kantung organ
limfoid yang terletak diseluruh bagian tubuh seperti sumsum tulang, thymus, tonsil,
adenoid dan apendik merupakan jaringan limfoid. Sistem imun akan aktif ketika ada
bahan asing (antigen) beredar didalam tubuh setelah masuk dinding sel. Ini
disebabkan karena pertahan pertama tubuh tidak mampu menetralisir agen infeksi
sehingga agen infeksi masuk dan beredar melalui peredaran darah keseluruh tubuh.
Pertahanan pertama yang bertanggung jawab yaitu sel imun non spesifik (innate
immunity) seperti sel monosit, makrofag, neutrophil, basophil, polimorfonuklear, sel
dendrit, sel langerhan dan sel mast. Jika sel tersebut tidak mampu menetralisir agen
infeksi, maka selanjutnya terjadilah penginfeksian dan kemudian sistem pertahan
kedua muncul yang dikenal adaptive immune responses. Pertahanan kedua aktif
terjadi setelah komunikasi diantara sel imun nonspesifik yang dikenal dengan antigen
precenting cells (APC) dan selanjutnya akan mengaktifkan sel B dan sel T.
Organ Limfoid
Organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ limfoid
terdiri atas limpa, nodus limpa, sumsum tulang, thymus dan tonsil. Berdasarkan
fungsinya, organ limfoid dibagikan atas :
a. Organ Limfoid Primer
- Thymus
- Sumsum Tulang
Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel
stemhematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan
diferensiasi dirangsang sitokin.
- Tonsil
Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan
pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak
mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh
bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas
dan faring. Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut
faucia. Di daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak
mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil
diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ
limfoid dengan batas-batas nyata.
- Limfonodus
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut
nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang
disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi
nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam
limfa. Nodus lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-
deret sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan
kumpulan yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi
imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval
dengan ukuran 1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus,
yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh
limfe aferen masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe
eferen keluar melalui hillus. Nodus lymphaticus tersebar pada ekstrimitas,
leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah
mediastinum.