NPM. 18230005
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Praktek Kerja Lapangan
Mengetahui,
Dekan Ketua Progam Studi
Fakultas Teknik Teknologi Industri Pertanian
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan yang berjudul “Pengendalian Mutu Keripik Pisang Dengan Menggunakan
Metode Vacuum Frying di Badan Inovasi Dan Inkubator Wirausaha Universitas
Brawijaya Malang.” Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi dalam menempuh kurikulum program sarjana strata satu pada Program Studi
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan
data-data yang didapatkan mengenai Pengendalian Mutu Keripik Pisang Dengan
Menggunakan Metode Vacuum Frying . Atas terselesaikannya masa Praktek Kerja Lapangan
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Johan Pahing H.W.,ST,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
2. Ibu Diana Puspitasari, STP.MT selaku Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Ibu Dr.Ir Endang Noerhartati, MP selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan dan
selalu sabar membimbing saya.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknik
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
5. Bapak , selaku manager di serta pembimbing lapangan yang telah memberikan kesempatan
dan bimbingan kepada penulis.
6. Orang tua dan segenap keluarga yang telah mendukung, dan memberi semangat kepada
saya dalam menyelesaikan laporan ini.
7. Semua teman-teman yang telah mendukung dan membantu saya.
Demikian laporan yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan
pada laporan ini masih mengalami banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, segala bentuk kritikan dan saran yang dapat menunjang demi kesempurnaan laporan
ini akan diterima secara terbuka.
Malang, April 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2.1 Deskripsi
• Visi
Menjadi badan layanan yang berperan aktif mendorong munculnya
inovasi dan kewirausahaan di lingkungan Universitas Brawijaya untuk
mendukung peningkatan perekonomian nasional.
• Misi
✓ Menciptakan atmosfir inovasi dan inkubasi bisnis di lingkungan civitas
akademika Universitas Brawijaya.
✓ Mendorong terciptanya inovasi dan wirausahawan yang handal bagi
civitas akademika Universitas Brawijaya ditingkat nasional dan global.
✓ Mendorong jejaring bisnis untuk mendukung komersialisasi hasil-hasil
inovasi civitas akademika Universitas Brawijaya.
• Tujuan
✓ Inkubasi dan hilirisasi teknologi hasil penelitian civitas akademika di
lingkungan UB.
✓ Menciptakan dan meningkatkan jumlah wirausaha baru
berbasis teknologi dan jasa profesional baik dari civitas akademika
maupun masyarakat umum.
✓ Membangun jejaring bisnis bersifat kolaboratif untuk meningkatkan
penjualan hasil-hasil teknologi dan inovasi.
✓ Menciptakan lapangan kerja baru dengan menyerap tenaga terdidik.
✓ Menjadi acuan program inkubasi dan hilirisasi teknologi bagi perguruan
tinggi dan umum.
• Sasaran
Mahasiswa, alumni dan dosen Universitas Brawijaya serta masyarakat
umum.
Pisang kepok memiliki nilai komersial yang tinggi sebagai pisang olahan.
Terdapat dua jenis pisang kepok yang terkenal di Indonesia, yaitu pisang kepok kuning
dan pisang kepok putih. Keduanya berbeda pada warna dan daging buah. Daging buah
pisang kepok kuning berwarna kekuningan, sedangkan yang kepok putih lebih asam.
Dunia industri membudidayakan pisang kepok ini untuk tepung, kripik, cuka, bir, dan
puree (Rumpis,2011).
Deskripsi morfologi pisang kepok adalah sebagai berikut :
a. Tinggi : 3 meter
b. Panjang tandan buah : 30-60 cm
c. Jumlah sisir per tandan : 5-9 sisir
d. Jumlah rata-rata buah per sisir : 10-20 buah
e. Berat per tandan : 14-22 kg
f. Bentuk buah : berpenampang segitiga, segi empat,
atau bulat
g. Daging buah : berwarna putih kekuning-kuningan,
putih keunguan
Daya simpan pisang kepok pada suhu kamar mencapai 15-21 hari
(Kaleka,2013)
3.2 Keripik Pisang
Keripik pisang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama, kreasi
olahan dari buah pisang sampai sekarang masih diminati karena makanan ringan dari
pisang ini dikenal cukup enak dan manfaat gizinya juga bagus. Keripik pisang adalah
produk makanan ringan yang dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng, dengan atau
tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan (SNI 01-4315-1996).
Syarat Mutu
Tabel 1. Syarat mutu
No. Kriteria uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan:
1.1 Bau - normal
1.2 Rasa - khas pisang
1.3 Warna - Normal
1.4 Tekstur - Renyah
2. Keutuhan % min. 70
3. Kadar air, b/b % maks. 6
4. Lemak, b/b % maks. 30
5. Abu, b/b % maks. 8
6. Cemaran logam
6.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,0
6.2 Tembaga (Cu) mg/kg maks. 10
6.3 Seng (Zn) mg/kg maks. 40
6.4 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,05
7. Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total koloni/g maks. 1,0 x 106
7.2 E. Coli APM/g 3
7.3 Kapang koloni/g maks. 1,0 x 104
Buah pisang yang biasanya akan dibuat menjadi keripik dipilih yang matang,
dipilih jenis pisang olahan seperti pisang Kepok, Tanduk, Nangka, Kapas dan jenis
pisang olahan lainnya. Manfaat pengolahan pisang menjadi keripik pisang adalah
untuk memberikan nilai tambah dan memperpanjang kemanfaatan buah pisang, selain
itu keripik pisang juga memiliki nilai gizi yang cukup tinggi.
Keripik pisang mempunyai daya simpan yang cukup lama. Keripik pisang
dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dan merupakan produk yang
banyak dipasarkan setiap waktu serta dapat diproduksi setiap saat mengingat produksi
dan ketersediaan buah pisang dimasyarakat dan di pasar sangat banyak, ada berbagai
variasi dalam pembuatan keripik pisang. Keripik pisang bisa diolah secara tradisional
atau melalui penggorengan biasa dan bisa juga diolah melalui mesin keripik buah.
b. Tahapan Persiapan
a. Siapkan minyak goreng sekitar 2 liter atau sesuai dengan batas tepat di
atas sarangan/wadah penggoreng (sarangan penggoreng dalam posisi
terbalik, dibawah)
b. Hidupkan panel listrik utama dan setting temperature yang akan
digunakan. Nyalakan kompor.
Setting temperature :
• Masukkan kabel power ke stopkontak listrik, apabila aliranlistrik
sudah masuk, thermocontrolller akan menyala. Angka yang
tampak menunjukan temperature yang dibaca sensor pada saat itu,
misal temperature minyak goreng. Lampu ON menyala
menunjukan bahwa solenoid kompor sedang ON. Tanda panah ke
bawah menunjukan temperature saat itu (#)) masih berada di
bawah temperature settingnya. Untuk setting temperature, tekan
tombol fungsi 1x. Angka yang tampak menunjukan batas
temperature maksimal yang kita ingginkan/set. Gunakan tanda
NAIK dan tanda TURUN untuk merubah angka setting yang kita
inginkan, gunakan angka 75 – 85 (saran pakai 80 saja). Tampak
huruf SP yang berarti tampilan ini berada pada fungsi
setting/pengaturan.
• Setelah selesai melakukan setting temperature, tekan tombol
fungsi 2x untuk kembali ke tampilan awal
c. Atur nyala kompor saat shut off dengan mematikan thermocontroller
dengan mencabut kabel powernya, atur nyala kompor sekecil mungkin
tapi tidak padam agar temperature minyak goreng tidak naik terus saat
temperature yang diinginkan tercapai. Atur dengan menggunakan by pass
valve (kran putar) yang ada disolenoid valve
d. Hidupkan kembali dengan memasang kabel power yang dilepas
sebelumnya. PERHATIKAN, nyala kompor akan membesar dan atur
dengan memutar valve yang ada diregulator tabung LPG. Atur nyala
apinya, jangan terlalu besar. Amati nyala api jangan sampai menjulang
tinggi
e. Tunggu hingga temperature setting yang digunakan tercapai. Untuk
minyak kelapa temperature yang kita gunakan biasamya berkisar antara
75 – 85C sedangkan minyak kelapa sawit biasanya digunakan
temperature 70 - 80C.
c. Tahapan Penggorengan
a. Setelah minyak goreng dipanaskan telah mencapai temperature yang telah
ditentukan, siapkan bahan baku yang akan digoreng. Apabila dilakukan
perendaman/pencucian bahan baku, tiriskan terlebih dahulu agar tidak
banyak air yang terbawa saat penggorengan. Karena hal ini akan
mempengaruhi mutu hasil penggorengan
b. Masukan bahan baku yang akan digoreng ke dalam tabung penggorengan
(sarangan) tutup pintu sarangan tersebut dan tutup cover tabung vacuum
atas.
c. Jalankan motor pompa dan buka valve pengisap, tunggu agar tekanan
turun mencapai -70 cmHg.
d. Setelah tekanan mencapai tekanan di atas, putar sarangan hingga
posisinya ada di bawah (seluruh sarangan terendam dalam minyak goreng
panas). Pada saat awal, disarankan untuk diputas setiap 15 – 30 menit
dengan tujuan agar jika ada bahan baku yang saling melekat dapat
terpisah dan panas yang diterima bahan baku bisa lebih merata hingga
matang.
1) Untuk mengetahui kematangan material ada beberapa hal yang
harus diamati :
2) Keadaan tekanan vacuum (yang pada saat bahan baku diturunkan
turun) telah kembali ketekanan awal, minimal -70 cmHg.
3) Temperatur minyak goreng stabil ditemperatur yang telah diatur
operator, misalnya pengaturan temperature adalah 75C, maka
temperature stabilnya adalah 75C. Atau hal ini dapat dilihat dari
mengecilnya nyala kompor penggorengan
4) Pipa isap di atas penggorengan tidak panas, periksa dengan
memegang pipa isapnya.
5) Gelembung-gelembung yang ada di atas minyak goreng tinggal
sedikit, ini menandakan bahwa air yang ada dalam bahan baku
yang diuapkan tinggal sedikit.
e. Untuk catatan, apabila selama penggorengan terjadi pemadaman atau
terputusnya aliran listrik ada beberapa langkah yang harus dilakukan :
Segera tutup valve hisap dan segera angka rasanngan (tabung penggoreng) dari posisi
di bawah ke atas (posisi tidak menggoreng). Matikan untuk sementara pompa atau
saklar utama termasuk kompor.
Kondisi tekanan vacuum masih berada minimal -40 cmHg. Kondisi ini harus
dilakukan dan apabila terjadi penurunan sampai di bawah -40 cmHg berarti produk
tidak lagi feasible dilanjutkan.
Bila aliran listrik telah ada/menyala, hidupkan saklar utama dan nyalakan pompa
vacuum serta kompor, tunggu sampai tekanan mencapai minimal -70 cmHg. Bila
tekanan vacuum tersebut telah mencapai lanjutkan penggorengan dengan memutar
sarangan ke bawah. Lanjutkan sampai penggorengan selesai.
d. Tahapan Pengeluaran
Setelah bahan baku yang digoreng telah matang lakukan penirisan dengan memutar
sarangan dngan posisi di atas selama kurang lebih 10 – 15 menit (masih dalam
kondisi tekanan vacuum). Hal ini dilakukan selain untuk meniriskan minyak juga
untuk menunggu proses penggorengan sisa minyak goreng pada bahan yang
berlangsung hingga benar-benar telah selesai.
Langkah-langkah pengeluaran material yang telah matang :
a. Tutup/shut off valve hisap dan matikan pompa.
b. Buka valve pemasukan udara hingga tekanan di dalam tabung
penggorengan kembali sama dengan tekanan udara luar
c. Buka tutup atas dan buka pintu penutup sarangan
d. Keluarkan produk yang sudah matang tersebut dan segera tiriskan dengan
menggunakan spinner hingga benar-benar kering dari minyak.
e. Masukkan hasil penggorengan yang telah di spinner ke dalam kantong
plastic yang kedap udara agar hasil penggorengan tidak cepat melempem
dan terjaga kerenyahannya (crispy)
4.4 Diagram Alir Vacuum Frying
• Tahapan Pengecekan
Instalasi Listrik
• Tahapan Persiapan
Minyak goreng 50 liter sesuai dengan batas tepat diatas sarangan /wadah
penggorengan (saringan penggorengan dalam posisi terbalik, dibawah)
Setting temperatur
(Tanda panah kebawah menunjukkan temperatur saat itu (#) masih berada di bawah
temperatur settingnya)
Tekan tombol fungsi 1x (saran pakai 80 saja)
Jika selesai setting temperatur, tekan tombol fungsi 2x untuk kembali ke tampilan
awal
Atur nyala kompor dengan memutar valve yang ada di regulator LPG
• Tahapan Penggorengan
Siapkan bahan baku yang akan digoreng
Jalankan pompa
Tiriskan
(putar sarangan dengan posisi di atas selama ± 10-15 menit, masih dalam kondisi
tekanan vacuum)
Masukkan hasil penggorengan yang telah dispinner ke dalam kantong plastic kedap
udara Agar tidak cepat melempem
BAB V
DATA DAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
5.1 Hasil dan Data
• Warna : Kuning
• Tekstur : Keras mudah patah (Renyah)
• Aroma : Khas Pisang
• Rasa : Khas Pisang
• Berat bahan : 510 gr
• Berat akhir : 316 gr
• Susut bahan : 194 gr
5.2 Pembahasan
Pembuatan keripik buah, adapun buah yang kami pilih adalah buah Pisang
Kepok dengan berat awal sesudah pengupasan kulit yaitu 510 gr. Pembuatan keripik
buah ini menggunakan alat yang disebut dengan vacuum frying. Alat ini merupakan
alat pengering buatan yang sengaja dirancang khusus untuk pengeringan bahan
berupa buah-buahan dengan beberapa keuntungan yaitu suhu dan aliran udara dapat
diatur, kebersihan lebih terjamin, tidak memerlukan areal yang luas, proses
pengeringan dapat dikontrol sehingga kemungkinan terjadi kerusakan dapat
dikurangi, penyusunan tidak sebesar pengeringan alami. Namun alat ini juga
mempunyai kekurangan diantaranya adalah perlu peralatan yang mahal, biayanya
lebih mahal karena memerlukan bahan bakar/listrik, serta perlu tenaga kerja atau ahli
yang dapat mengoperasikan alat tersebut. Pada alat pengering buatan ini udara telah
dipanaskan dialirkan dialirkan atau disirkulasikan dengan menggunakan alat
penghembus.
Pada saat melakukan pengeringan dengan menggunakan mesin vacuum frying ini
orang harus berada dekat dengan alat sehingga dapat mengantisipasi terjadinya
kesalahan seperti ketika mati lampu tutup valve hisap harus segera ditutup serta
sarangan sesegeranya diangkat ke posisi atas agar tidak terjadi kerusakan bahan yang
akan dibuat. Hasil pembuatan keripik Pisang Kepok yang kami buat teksturnya
renyah dan warnanya kuning. Rasa keripik Pisang Kepok yang kami buat pun sangat
khas, karena aroma dan rasa yang keluar dari keripik pisang tersebut cukup menarik
perhatian. Keripik yang kami buat susutnya sangat banyak. Berat awal bahan yaitu
510 gr sedangkan hasil bersih yang didapat yaitu hanya 316 gr saja, sehingga susut
bahan yang didapat yaitu 194 gr.
0,21 1
0,62 2
0,69 3
Ulangan ke-1
Ulangan ke-2
Ulangan ke-3
5.3 Bahan Pengemas
Adapun Bahan Pengemas yang kami gunakan pada pemgemasan keripik pisang ini
yaitu plastik Aluminium foil yang pada ujung plastik memiliki bahan perekat agar
udara tidak dapat masuk yang dapat menyebabkam keripik pisang menjadi tidak
renyah.
Keripik pisang yang dikemas yang dikemas dengan menggunakan Aluminium Foil
memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kemasan
PP. hal ini disebabkan karena Aluminium Foil lebih mampu meningkatkan
perlindungan, meningkatkan ketahanan terhadap uap air dan gas, tidak meneruskan
cahaya dan menghambat masuknya oksigen.
Parameter mutu kritis dari pendugaan umur simpan keripik pisang adalah kadar
air, dimana kemasan aluminium Foil lebih mampu mempertahankan umur simpan
keripik pisang hingga 115 hari pada suhu 25OC.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun berat awal pisang yang digunakan setelah di bersihkan dan dikuliti
yaitu 510 gr, kemudian akhirnya hanya mendapatkan berat bersih bahan dari pisang
kapok 316 gr, jadi pada waktu penggorengan terdapat penyusunan sekitar 194 gr dari
berat bersihnya. Untuk rasa dan teksturnya didapat sangat bagus, yaitu aroma dan
rasa pisang tersebut benar – benar manis dan harum, begitu juga dengan teksturnya
yang renyah.
6.2 Saran