Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. G DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR


AKTUALISASI DIRI : FRAKTUR KLAVIKULA

OLEH :

RISTA BELA

NIM : 2019.C.11a.1026

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Rista Bela
NIM : 2019.C.11a.1026
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Tn. G
Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri: Fraktur
Klavikula”.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I) Pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Rimba Aprianti, S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. A Dengan Gangguan
Konsep Diri Dan Kebutuhan Dasar Manusia Tentang Aktualisasi Diri Di Ruang
Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini
disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Meida Sinta Araini , S.Kep.,Ners Selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Praktik Praklinik Keperawatan I.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................I

KATA PENGANTAR....................................................................................II

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................2

BAB 2 PENGELOHAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Aktualisasi Diri.................................................................................................4

2.1.2 Pengertian Aktualisasi Diri......................................................................4

2.1.2 Definisi Aktualisasi Diri..........................................................................6

2.2.1 Faktor Penyebab Aktualisasi Diri...........................................................6

2.2.2 Proses Terjadinya Aktualisasi Diri..........................................................8

2.2.3 Mekanisme Koping..................................................................................8

2.2.4 Penatalaksanaan Medis............................................................................9

2.3 Pengkajian...................................................................................................9

2.3.1 Analisa Data.............................................................................................11

2.3.2 Rumusan Masalah....................................................................................11

2.3.3Perencanaan..............................................................................................12

2.4 Asuhan Keperawatan Medis.......................................................................14

2.4.1 Pengkajian................................................................................................14

2.4.2 Analisa Data.............................................................................................22

2.4.3 Intervensi Keperawatan...........................................................................26

2.4.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................28


BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................30

3.2 Saran...........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktualisasi diri adalah level tertinggi dari perkembangan manusia.
Aktualisasi diri adalah pengoptimalan bakat yang dimiliki seseorang. Menurut
KBBI V, aktualisasi diri adalah tingkat kebutuhan manusia yang tertinggi, yang
situasi dan kondisinya memberikan kesempatan dan memungkinkan untuk
mengambangkan bakat yang dimilikinya. Aktualisasi diri berangkat dari motivasi.
Motivasi adalah dorongan secara sadar maupun tidak sadar yang timbul pada diri
seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
adalah usaha yang membuat individu maupun kelompok tergerak untuk
melakukan sesuatu karena ada tujuan yang ingin dicapainya.

Banyak novel yang bercerita tentang aktualisasi diri, salah satunya novel
karya Pipiet Senja. Pipiet Senja adalah satu penulis dari Indonesia yang karyanya
banyak bercerita tentang aktualisasi diri. Pipiet Senja adalah sastrawan yang lahir
di Semedang pada tanggal 16 Mei 1956. Ia berasal dari Tatar Pasundan,
Sumedang. Ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan
Mayor CHB SM Arief, seorang pejuang ’45, dan Hj. Siti Hadijah. Pipiet Senja
adalah seorang penulis wanita yang sangat produktif. Berikut beberapa karya dari
Pipiet Senja yaitu Jurang Keadilan, Bagaimana Aku Bertahan Catatan Hati
Penyintas Thallasemia, Jejak Cinta Sevilla (2010), Bidadari, Tuhan Jangan
Tinggalkan Aku, Cinta dalam Sujudmu dan yang terbaru novel Sketsa Rasa yang
terbit pada januari 2019 (Senja, 2019: 319)

Menurut Maslow dalam Hadriatno (2010: 336), orang yang telah


teraktualisasi diri, adalah orang yang telah mampu memenuhi kebutuhannya yang
sebelumnya, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan
cinta dan keberadaan dan terakhir kebutuhan akan akan penghargaan. Tetapi
orang yang teraktualisasi diri tidak begitu bergantung pada kebutuhan pemenuhan
cinta dan penghargaan. Mereka tetap bisa mengaktualisasi dirinya.
1.2 Tujuan Penulisan
1.1.2 Tujuan Umum

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan


pengalaman langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada
pasienTn. A Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.

1.1.3 Tujuan Khusus

1.1.3.1 Mahasiswa dapat melengkapi Asuhan Keperawatan pada pada


pasienTn. A dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri.
1.1.3.2 Mahasiswa dapat melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan
diagnosa keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu
melakukan perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang
sudah diberikan untuk mengatasi masalah keperawatan pada pasien.
1.1.3.3 Mahasiswa dapat mendokumentasikan hasil dari asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan dasar aktualisasi diri.
1.1.3.4 Mahasiswa dapat mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat
dan mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan
keperawatan yang diberikan.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan STIKES EKA HARAP Palangka Raya.

1.3.2 Bagi Klien dan Keluarga


Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada gangguan konsep diri
secara benar dan bisa melakukan keperawatan di rumah dengan mandiri.
1.3.3 Bagi Institusi
1.3.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan dan referensi tentangGangguan Kebutuhan Dasar
Aktualisasi Diri dan Asuhan Keperawatannya.

1.3.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit


Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri melalui Asuhan Keperawatan yang
dilaksanakan secara komprehensif.
BAB 2
PENGOLAHAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Aktualisasi Diri
2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri
Maslow (1954) Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri
(self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia.
Maslow (1970) dalam Arianto (2009:139) menjelaskan aktualisasi diri adalah
proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis
yang unik.. Menurut Maslow (2014) seorang individu siap untuk bertindak sesuai
kebutuhan pertumbuhan jika dan hanya jika kebutuhan kekurangan terpenuhi,
konseptualisasi awal Maslow hanya mencakup satu kebutuhan pertumbuhan -
aktualisasi diri. Orang-orang yang teraktualisasi diri dicirikan oleh:
1) fokus pada masalah;
2) menggabungkan kesegaran apresiasi hidup yang terus berlanjut;
3) keprihatinan tentang pertumbuhan pribadi;
4) kemampuan untuk memiliki pengalaman puncak.
Maslow (dalam Jarvis, 2015) mendefinisikan bahwa aktualisasi diri adalah
menemukan pemenuhan pribadi dan mencapai potensi diri. Maslow
menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri sebagai orang yang
sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka
lakukan. Adhani (dalam Kurnia & Shinta, 2015) berpendapat bahwa aktualisasi
diri adalah proses menjadi diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu yang disukai.
Pengerjaan itu dilakukan dengan gairah sesuai dengan potensi yang ada didalam
dirinya. Hal ini merupakan kebutuhan pencapaian tertinggi manusia. Aktualisasi
diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self
fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang
dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak
prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini
menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan
yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu. Mereka
mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaan secara alami, dan tidak mau
ditekanoleh budaya (Alwisol,2016).Menurut Maslow (dalam Friedman &
Schustack, 2006) aktualisasi diri adalah proses bawaan dimana orang cenderung
untuk tumbuh secara spritual dan menyadari potensinya. Hanya sedikit orang
yang berhasil mengaktualisasikan diri sepenuhnya, namun banyak yang sedang
menuju arah tersebut. Menariknya, pemikiran mengenai aktualisasi diri pertama
kali diusulkan oleh Carl Jung. Rogers (dalam Syafitri, 2014) mengatakan bahwa
aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk melihat ke depan menuju
perkembangan kepribadian. Konsep aktualisasi diri merujuk pada kecenderungan
organisme untuk tumbuh dari makhluk yang sederhana menjadi suatu yang
kompleks, lalu berubah dari ketergantungan menuju kemandirian dari sesuatu
yang tetap dan kaku menuju proses perubahan dan kebebasan berekspresi.
Sedangkan Aktualisasi diri atau self-actulization dalam psikologi humanistik yaitu
kecenderungan untuk berjuang menjadi apapun yang mampu kita raih, motif yang
mendorong kita untuk mencapai potensi yang penuh dan mengekspresikan
kemampuan kita yang unik.
Organisme manusia mencakup semua pengalaman yang tersedia pada saat
tertentu, baik sadar maupun tidak sadar (Rogers 1959). Seiring perkembangan
sebagian bidang ini menjadi berbeda dan ini menjadi "diri" seseorang, diri adalah
konstruksi sentral, ini berkembang melalui interaksi dengan orang lain dan
melibatkan kesadaran akan keberadaan dan fungsi (Hall & Lindzey, 1985; Rogers,
1959). Bentuk psikologis yang jelas dari kecenderungan aktual yang terkait
dengan diri ini adalah kecenderungan aktualisasi diri, ini melibatkan aktualisasi
dari bagian pengalaman yang dilambangkan dalam diri (Rogers, 1959). Hal ini
dapat dilihat sebagai dorongan untuk mengalami diri sendiri dengan cara yang
konsisten dengan pandangan seseorang tentang beberapa hal (Maddi, 1996).
Terhubung dengan pengembangan konsep diri dan aktualisasi diri adalah
kebutuhan sekunder (diasumsikan kemungkinan dapat dipelajari di masa kanak-
kanak): kebutuhan untuk hal positif dari orang lain dan kebutuhan akan
penghargaan diri yang positif, hal ini mengarah pada mendukungnya suatu
perilaku yang konsisten dengan konsep diri seseorang (Maddi, 1996).
Menurut Maslow (dalam Omifolaji 2010) proses yang harus diperhatikan dalam
aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
1) Siap untuk berubah.
2) Bertanggung jawab.
3) Memeriksa dan memiliki motif yang kuat.
4) Menggunakan pengalaman-pengalaman yang positif.
5) Siap terlibat dan melakukan perkembangan
2.1.2 Definisi Aktualisasi Diri
Maslow (1954) Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri
(self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia.
Maslow (1970) dalam Arianto (2009:139) menjelaskan aktualisasi diri adalah
proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis
yang unik.. Menurut Maslow (2014) seorang individu siap untuk bertindak sesuai
kebutuhan pertumbuhan jika dan hanya jika kebutuhan kekurangan terpenuhi,
konseptualisasi awal Maslow hanya mencakup satu kebutuhan pertumbuhan -
aktualisasi diri. Orangorang yang teraktualisasi diri dicirikan oleh:
1) fokus pada masalah;
2) menggabungkan kesegaran apresiasi hidup yang terus berlanjut;
3) keprihatinan tentang pertumbuhan pribadi; dan
4) kemampuan untuk memiliki pengalaman puncak.
Maslow (1970) menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul
seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau
pencapaian dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan
akan penghargan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Maslow (1987)
aktualisasi diri merupakan penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat,
kapasitas-kapasitas, potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan diri tersebut.
2.2.1 Ciri-ciri Aktualisasi Diri
Maslow (dalam Jarvis, 2015) menggambarkan manusia yang sudah
mengaktualisasikan diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya
dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan.
Adapun ciri – ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri sebagai berikut:
a. Memiliki persepsi akurat tentang realitas
b. Menikmati pengalaman baru
c. Memiliki kecendrungan untuk mencapai pengalaman puncak
d. Memiliki standar moral yang jelas
e. Memiliki selera humor
f. Merasa bersaudara dengan semua manusia
g. Memiliki hubungan pertemanan yang erat
h. Bersikap demokratis dalam menerima orang lain
i. Membutuhkan privasi
j. Bebas dari budaya dan lingkungan
k. Kreatif
l. Spontan
m. Lebih berpusat pada permasalahan, bukan pada diri sendiri
n. Mengakui sifat dasar manusia
o. Tidak selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain
2.2.1 Faktor Penyebab Aktualisasi Diri
Banyak faktor yang mempengaruhi individu dalam memahami aktualisasi
diri. Maslow (1987) menyebutkan bahwa faktor-faktor aktualisasi secara universal
dari manusia ini adalah:
a. Kemampuan untuk melihat kehidupan secara jernih, manusia yang melihat
hidup secara sederhana bukan untuk menurutkan keinginan, lebih bersikap
objektif terhadap hasil – hasil yang diamati, memiliki sifat rendah hati. Dalam hal
ini manusia bersifat alami serta mampu mengetahui.
b. Kemampuan untuk membuktikan hidup pada pekerjaan,tugas,dan kewajiban.
Memberikan kegembiraan dan kenikmatan pada setiap pekerjaan serta memiliki
rasa bertanggung jawab yang besar atas suatu tugas,hal ini menuntut kerja keras
dan disiplin
c. Kemerdekaan psikologis, manusia yang mengaktualisasikan diri memiliki
kemerdekaan psikologis. Manusia mampu mengambil keputusan – kepetusan
secara mandiri sekalipun melawan pendapat khalayak ramai.
2.2.2 Proses Terjadinya Aktualisasi Diri

Menurut ahli, aktualisasi diri sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental


yang positif. Makanya, orang yang telah mencapai aktualisasi diri lebih
senang mengejar kebahagiaan dan prestasi pribadi ketimbang menuruti nafsu dan
tekanan sosial yang mengarah kepadanya. Meskipun demikian, tidak ada orang
yang lahir sudah pada level aktualisasi diri. Kondisi psikologi ini didapat melalui
proses yang panjang, bahkan bertahun-tahun, tidak memandang usia, ras, atau
gender.Hal yang membuat seseorang mengalami aktualisasi diri berbeda-beda,
misalnya:
 Menjalani hidup seperti anak-anak, yakni menyerap semua hal (baik dan
buruk) yang ada di lingkungan
 Tidak bermain aman dan bersemangat mencoba hal-hal baru
 Mendengarkan kata hati dan pikiran sendiri, bukan hanya berdasarkan
pada suara mayoritas atau tradisi yang berlaku
 Menghindari kepura-puraan dan selalu jujur pada diri sendiri maupun
orang lain
 Bertanggung jawab dan bekerja keras
 Tidak takut membuat keputusan yang tidak populer, sekalipun keputusan
tersebut bertentangan dengan mayoritas
 Mengenali kelemahan Anda sendiri.
Mencapai aktualisasi diri bukan berarti Anda telah berubah menjadi manusia yang
sempurna. Anda tetap bisa jadi orang humoris atau sembrono, tapi tetap fokus
dalam mewujudkan potensi yang Anda miliki.
2.2.3 Mekanisme Koping
a. Jangka pendek
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial,
keagaman, politik).
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga
kontes popularitas).
4) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan
obat).
b. Jangka panjang
1) Menutup identitas
2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.
2.2.4 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan fraktur klavikula yang sederhana dapat dilakukan dengan
manajemen nonoperatif. Mayoritas fraktur klavikula 1/3 tengah tidak memerlukan
reduksi. Fraktur terbuka, fraktur yang sangat displaced dengan risiko pada kulit,
atau fraktur dengan cedera neurovaskular umumnya memerlukan reduksi operatif
dan fiksasi. 

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada. Pengkajian menurut Lyer merupakan tahap awal dari
proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien dan merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.
Tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi dan mendapatkan data yang
sesuai tentang klien. Oleh karenanya, fokus utama dari pengumpulan data adalah
respon klien terhadap kekhawatiran, atau masalah kesehatan yang bersifat
biofisik, sosiokultural, psikologis, dan spiritual. Kegiatan keperawatan dalam
melakukan pengkajian keperawatan ini adalah dengan mengkaji data dari klien
dan keluarga tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab, memvalidasi data
dari klien dan keluarga, mengelompokan data, serta menempatkan masalah klien.
Pengkajian Komponen konsep diri:
Citra diri, tanyakan tentang :
Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
Identitas diri, tanyakan tentang :
1. Status dan posisi klien sebelum dirawat
2. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok).
3. Kepuasan klien sbg laki-laki/ perempuan.
Peran diri, tanyakan tentang :
1. Peran/ tugas yang diemban dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.
2. Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut.
Ideal Diri, tanyakan tentang :
1. Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/ peran.
2. Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat).
Harga Diri, tanyakan tentang :
1. Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi citra diri, identitas
diri, ideal diri, peran diri.
2. Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya
Data yang di dapatkan bisa dikelompokan menjadi dua macam, yaitu data
subyektif dan obyektif. Data subyektif adalah data yang disampaikan secara lisan
oleh klien dan keluarga, data ini didapatkan melalui wawancara oleh perawat
kepada klien dan keluarga. Data obyektif adalah data yang ditemukan secara
nyata, data yang didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh
perawat.
Data yang perlu dikaji pada klien dengan isolasi sosial menurut Nita Fitria
dalam bukunya antara lain : data sukjektif seperti klien mengatakan malas bergaul
dengan orang lain, klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan
meminta untuk sendiri, klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain,
tidak mau berkomunikasi, data tentang klien biasanya didapat dari keluarga yang
mengetahui keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah, atau teman dekat) dan
data objektif seperti kurang spontan, apatis (acuh terhadap lingkungan), ekspresi
wajah kurang berseri, tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan
diri, tidak ada atau kurang komunikasi verbal, mengisolasi diri, tidak sadar
terhadap lingkungan sekitarnya, asupan makanan dan minuman terganggu,
retensiurine dan feses, aktivitas menurun dan kurang energi, rendah diri, dan
postur tubuh berubah.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Gangguan peran diri
3. Gangguan ideal diri
4. Koping individu tidak efektif
5. Resiko terjadi suiside
2.3.3 Perencanaan Keperawatan
Intervensi keperawatan/rencana keperawatan adalah preskripsi untuk
perilaku spesifik yang diharapkan dari klien dan/atau tindakan yang harus
dilakukan oleh perawat. Intervensi keperawatan harus spesifik, dinyatakan dengan
jelas dan dimulai dengan kata kerja aksi. Rencana/intervensi keperawatan
didasarkan pada pengkajian dan diagnosis dari status kesehatan klien, kekuatan,
dan masalah klien. Komponen perencanaan meliputi menilai prioritas,
menentapkan tujuan jangka panjang, menetapkan tujuan jangka pendek,
mengidentifikasi strategi dan mengurai intervensi keperawatan untuk
implementasi.
Konsep rencana keperawatan klien dengan Isolasi Sosial: Aktualisasi diri menurut
Budi Anna K adalah sebagai berikut :
a. Tindakan keperawatan pada klien
1) Tujuan keperawatan
a. Klien dapat meningkatkan gambaran dirinya dengan membina hubungan
saling percaya.
b. Klien dapat menyadari penyebab isolasi sosial.
c. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
d. Klien dapat mengungkapkan perasaan tentang dirinya
Meningkatkan harga diri klien, dengan cara :
1. Membantu klien untuk mengurangi ketergantungan dengan bersikap
mendukung dan menerima.
2. Memberi kesadaran klien akan pentingnya keinginan atau semangat hidup yg
tinggi
3. Meningkatkan sensitifitas klien terhadap dirinya dengan memberi perhatian,
membangun harga diri dengan memberi umpan balik positif atas penyelesaian
yg dicapai, menghargai privacy dan 18 mendorong klien untuk melakukan
latihan yang membangkitkan harga dirinya.
4. Membantu klien mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan mendorong
untuk mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif.
5. Memberi kesempatan untuk melakukan aktifitas sosial yg positif.
6. Mendorong klien untuk berhubungan dengan teman, kerabat dekat dan terlibat
aktifitas sosial. Jangan biarkan klien mengisolasi diri.
7. Memberi kesempatan mengembangkan ketrampilan sosial & vokasional
dengan mendorong sikap optimis dan berpartisipasi dalam segala aktifitas.
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan
klien, perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus
pada klien dan berorientasi pada hasil, sebagaimana digambarkan dalam rencana.
Tujuan dari pelaksanaan/implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Fokus utama dari
komponen implementasi adalah pemberian asuhan keperawatan yang aman dan
individual dengan pendekatan multifokal.
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status
kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat
pencapaian hasil klien. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai kemampuan klien dalam mencapai
tujuan serta untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif
Evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses (formatif) yang dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan, dan evaluasi hasil (sumatif)
dilakukan dengan cara membandingkan respons klien dengan tujuan 19 yang telah
ditentukan. Proses evaluasi yang menentukan efektivitas asuhan keperawatan
meliputi lima unsur yaitu, mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi,
mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah dipenuhi,
menginterpretasi dan meringkas data, mendokumentasikan temuan dan setiap
pertimbangan klinis, dan menghentikan, meneruskan, atau merevisi rencana
perawatan.

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus

Nama Mahasiswa : Rista Bela


Nim : 2019.C.11a.1026
Ruang Praktek : Ruang Dahlia
Tanggal Praktek : 1 Maret 2021
Tanggal & Jam : 1 Maret 2021
2.4.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. G
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Pinus Permai II
Tgl MRS : 28 Februari 2021
Diagnosa Medis : Fraktur Klavikula
No. Registrasi : XXXX

2.1.1.1. Riwayat Kesehatan/Perawatan


2.1.1.2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada tulang selangka sebelah kiri karena
kecelakaan saat berkerja.
2.1.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang
- Pasien datang ke IGD diantar oleh keluarga karena kecelakaan disaat
berkerja, dan petugas IGD melakukan pemeriksaan fisik dan
dirontgen dengan hasil mengalami patah tulang pada tulang selangka
(Fraktur Klavikula) sebelah kiri, pasien tampak meringis kesakitan
dengan skala nyeri angka 8, kemudian petugas memberikan terapi
pemasangan infus NaCl 0,9% 20 tpm ditangan sebelah kanan dan
injeksi obat Ketorolac 30 mg/ml secara IV untuk menggurangi rasa
nyeri.
- Pasien mengatakan “khawatir dan merasa cemas takut tidak bisa
berkerja lagi karena mengalami patah tulang selangka sebelah kiri”,
pasien tampak gemetar,gelisah dan kontak mata kurang.
- Pasien mengatakan “tidak percaya diri lagi bertemu dengan orang
banyak dikarenakan merasa malu akibat patah tulang yang
dialaminya” aktivitas sehari-hari pasien dibantu oleh keluarga dan
pasien tampak sering termenung dan tidak ingin bertemu dengan
teman-teman kerjanya.
2.1.1.4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di Rumah sakit sebelumnya
dan tidak memiliki riwayat operasi.
2.1.1.5. Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram Keluarga 3 Generasi
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien (Tn. G)

: Tinggal serumah

: Meninggal

2.1.1.6. Pemeriksaan Fisik


2.1.1.7. Keadaan Umum
Pasien berbaring dengan posisi semi fowler , pasien tampak terpasang
infus NaCl 0,9% 20 tpm ditangan sebelah kanan, tingkat kesadaran
compos menthis, Pasien tampak murung dan bersedih hati.
2.1.1.8. Status Mental
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah meringis, bentuk
badan sedang (ectomorph), suasana hati gelisah, berbicara lancar, fungsi
kognitif orientasi waktu pasien dapat membedakan antara pagi, siang,
malam, orientasi orang pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas
kesehatan, orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di
rumah sakit.
2.1.1.9. Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian TTV didapatkan TD: 120/70 mmHg, N: 80x/menit,
RR: 20x/menit, S: 37ºC.
2.1.1.10.Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris,type pernafasan dada, irama pernafasan teratur,
suara nafas tambahan tidak ada dan pernapasan 20x/menit.
2.1.1.11.Cardiovasculer (Bleeding)
Sakit kepala tidak ada dan tidak ada pembengkakan pada ekstrimitas.
Pasien tidak mengalami clubing finger dan tidak terlihat pucat, capillary
refill < 2 detik, tidak terdapat oedema, ictus cordis tidak terlihat, tidak
terjadi peningkatan vena jugularis.
2.1.1.12.Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E: 4 (dengan spontan membuka mata), V: 6 (orientasi
baik), M 6 (bergerak sesuai perintah) dan total Nilai GCS: 15 (Comphos
Mentis), kesadaran Tn.G comphos mentis, pupil isokor tidak ada
kelainan, reflex cahaya kanan dan kiri positif.
Uji Syaraf Kranial :
Penilaian fungsi saraf kranial: syaraf kranial I (olfaktoris): pada
pemeriksaan ini menggunakan kopi dan teh, pasien mampu mencium dan
membedakan aroma tersebut. Syaraf kranial II (optikus): pasien mampu
melihat orang-orang disekitarnya dengan baik. Syaraf Kranial III
(okulomotorius): pasien mampu membuka mata dan menutup mata.
Syaraf kranial IV (trochlear): pasien mampu menggerakaan bola mata
dengan baik. Syaraf kranial V (trigeminus): pasien dapat mengunyah
dengan baik. Syaraf VI (abdusen): pasien dapat menggerakan bola
matanya kesamping, kanan, dan kiri. Syaraf kranial VII (fasialis): pasien
mampu menggerutkan dahi dan mengangkat alis secara simetris. Syaraf
kranial VIII (vestibulokokhlearis): pasien mampu mendengarkan kata-
kata yang kita bicarakan dengan jelas. Syaraf kranial IX
(glosofaringeus):pasien mampu membedakan rasa pahit, manis, asam dan
asin. Syaraf kranial X (vagus): refleks menelan baik. Syaraf kranial XI
(assesorius): pasien mampu menggerakan lehernya dengan baik, pasien
mampu menoleh kekiri dan ke kanan. Syaraf kranial XII (hipoglosus):
pasien mampu menggerakkan lidahnya dengan baik.
2.1.1.13.Eliminasi Urin (Bladder)
Pada pemeriksaan sistem eliminasi urin (bladder)ditemukan hasil yaitu,
produksi urine dengan output urine± 3x/hari, sekitar 900 cc warna urine
kuning jernih dan bau khas (amoniak).
Masalah Keperawatan : Tidak ada
2.1.1.14.Eliminasi Alvi (Bowel)
Pada pemeriksaan eliminasi alvi (bowel) ditemukan hasil yaitu, bibir
kering, gigi lengkap, reflek mengunyah baik, tidak ada peradangan dan
kemerahan pada gusi, tidak ada peradangan dan lesi pada lidah, mukosa
bibir lembab, tidak ada peradangan pada tonsil, tidak terdapat benjolan
pada rektum, tidak terdapat hemoroid, BAB 1x/hari dengan warna kuning
dan konsistensi feses lunak.
Tidak ada masalah keperawatan
2.1.1.15.Tulang - Otot - Integumen (Bone)
2.1.1.16.Pada pemeriksaan tulang, otot, dan integumen(bone) ditemukan hasil
yaitu kemampuan sendi ektrimitas terbatas tidak ada parises,terdapat luka
patah tulang pada , uji kekuatan otot ektrimitas atas 5555 5555
ektrimitas bawah 5555 5555
Tulang belakang normal.
Masalah keperawatan : Kerusakan integritas kulit
2.1.1.17.Kulit-Kulit Rambut
Riwayat alergi pasien tidak pernah mengalami alergi obat, dan alergi
makanan. Suhu kulit Tn. Ghangat , warna kulit normal tidak ada
kelainan, turgor kulit halus tidak kasar maupun kemerahan tidak ada
peradangan, jaringan parut tidak ada, tekstur rambut lurus, dibubusi
rambut merata, bentuk kuku simetris tidak ada kelainan tidak ada
masalah keperawatan.
2.1.1.18.Sistem Penginderaan
1) Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan Tn. Gbaik, gerakan bola mata normal, skera
normal/putih, konjungtiva merah muda, kornea bening, pasien tidak
menggunakan alat bantu atau kacamata.
2) Hidung/Penciuman
Fungsi penciuman pasien baik, hidung simetris tidak ada peradangan
maupun kelainanan yang di alami pasien.
2.1.1.19.Leher Dan Kelenjar Limfe
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.
2.1.1.20.Sistem Reproduksi
Tidak ada kemerahan dan gatal gatal. Tidak ada pembengkakkan
2.1.1.21.Pola Fungsi Kesehatan
2.1.1.22.Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu sangatlah penting. Pasien ingin
cepat sembuh dan ingin kembali beraktivitas seperti biasa.
2.1.1.23.Nutrisi dan Metabolisme
Tinggi badan 165 cm, berat badan 62 Kg.

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit

Frekuensi/hari 3x sehari 3x sehari


Porsi 1 porsi 1 piring makan
Nafsu makan Baik Baik
Nasi, lauk, sayur,
Jenis Makanan Nasi, lauk, sayur
buah
Jenis Minuman Air putih Air putih dan teh
Jumlah minuman/cc/24 jam 800 cc/24 jam 1800 cc/24 jam
Pagi, siang,
Kebiasaan makan Pagi, siang, malam
malam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada

Tabel2.1 Pola Makan Sehari-hari Tn.G

Tidak ada masalah keperawatan

2.1.1.24.Pola istirahat dan tidur


Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 6-8 jam
sedangkan pada siang hari 1-2 jam. Saat sakit pasien tidur 6-7 jam dan
siang hari 1-2 jam Masalah keperawatan: tidak ada
2.1.1.25.Kognitif
Pasien mengatakan saya mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan
dirawat dirumah sakit.
2.1.1.26.Konsep diri (Gambaran diri, identitas diri, harga diri, peran)
Gambaran diri: Pasien menyesali dan menangisi keadaan tubuhnya yang
terluka akibatpatah tulang, ideal diri: pasien malu dengan bahunya yang
mengalami patah tulang dan ingin segera sembuh, identitas diri: pasien
seorang laki-laki, harga diri: pasien sangat di perhatikan oleh keluarga,
Peran: pasien adalah suami sekaligus kepala keluarga
2.1.1.27.Masalah keperawatan : Harga diri rendah Aktivitas Sehari-hari
Selama di RS aktivitas pasien dibantu oleh keluarga.
2.1.1.28.Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien mengatakan bila ada masalah pasien bercerita kepada orang tua
dan istrinya.
Masalah Keperawatan: Tidakada
2.1.1.29.Nilai-Pola Keyakinan
Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit tidak ada tindakan
medis yang bertentangan dengan keyakinan yang dianutnya
Masalah Keperawatan: tidak ada
2.1.1.30.Sosial-Spritual
Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
2.1.1.31.Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari, yaitu bahasa indonesia.
2.1.1.32.Hubungan dengan keluarga
Baik, ditandai dengan perhatian yang diberikan oleh keluarga saat Tn. G
di rawat di Rumah sakit terlihat keluarga selalu menjenguk.
2.1.1.33.Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Pasien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain baik itu dengan
lingkungannya sekitar, perawat maupun dokter.
2.1.1.34.Orang berarti/terdekat
Orang yang paling dekat dengan Tn. G adalah keluarganya.
2.1.1.35.Kebiasaan menggunakan waktu luang
Pasien mengunakan waktu yang luang dengan berkumpul bersama
keluarga dan beristirahat di rumah.
2.1.1.36.Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang lainnya)
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Leukosit H 10.82 10^3/uL 4.80-10.80 10^3/uL

Eritrosit 4.24 10^6/uL 4.70-6.10 10^6/uL

Hemoglobin 12.2 g/dL 14.0-18.0 g/dL

Hematokrit L35% 42.0-5.0%

MCV 83.0 Fl 79.00-99.0 Fl

MCH 28.8pg 27.0-31.0 pg

MCHC 34.7g/dl 33.0-37.0 g/dl

Trombosit 308 10^3/uL 150-450 10^3/uL

HBSAg Negatif Negatif

CT 6’30” Menit 2-6 menit

BT 1’ Menit 1-6 menit

Tabel2.2 Data Penunjang Tn.G


2.1.1.37.Penatalaksanaan Medis
Infus NaCl 0.9% 20 tpm dan injeksi ketorolac 30 mg/dl

Palangkaraya, Maret 2021


Mahasiswa

(Rista Bela)
ANALISA DATA

Data Subyektif dan Data Obyektif Kemungkinan Penyebab Masalah

DS: - Kecelakaan pencedera fisik Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
- Pasien mengatakan nyeri pada tulang fisik (Fraktur klavikula)
selangka sebelah kiri karena kecelakaan saat
- Agen injuri fisik (Fraktur
berkerja. Klavikula)

DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan akibat nyeri - Kerusakan Jaringan
pada tulang selangka pada sebelah kiri
- Skala nyeri setara angka 8
- Terpasang infus NaCl 0,9% 20 tpm ditangan
sebelah kanan
- injeksi obat Ketorolac 30 mg/ml
- TTV :
TD : 120/70mmHg
N : 87x/ menit
S : 36oC
RR : 20x/ menit
- Nilai GCS E: 4 (dengan spontan membuka
mata), V: 6 (orientasi baik), M 6 (bergerak
sesuai perintah) dan total Nilai GCS: 15
(Comphos Mentis)
Kecemasan berhubungan dengan Perubahan
- Fraktur klavikula
status kesehatan
DS:
- Pasien mengatakan khawatir dan merasa
- Nyeri akut
cemas takut tidak bisa berkerja lagi karena
mengalami patah tulang selangka sebelah kiri
DO: - Perubahan status kesehatan
- Pasien tampak gemetar, gelisah dan kontak
mata kurang
- TTV :
TD : 120/70mmHg
N : 87x/ menit
S : 36oC
RR : 20x/ menit - Fraktur klavikula Harga diri rendah situsional berhubungan
- Kesadaran compos menthis
DS: dengan perubahan peran sosial
- Pasien mengatakan “tidak percaya diri lagi
- Perubahan pada citra tubuh
bertemu dengan orang banyak dikarenakan
merasa malu akibat patah tulang yang
dialaminya
- Perubahan peran sosial
DO:
- TTV:
TD : 120/70mmHg
N : 87x/ menit
S : 36oC
RR : 20x/ menit
- aktivitas sehari-hari pasien dibantu oleh
keluarga dan pasien tampak sering termenung
dan tidak ingin bertemu dengan teman-teman
kerjanya.
Priroritas Masalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (Fraktur klavikula)
2. Kecemasan berhubungan dengan Perubahan status kesehatan
3. Harga diri rendah situsional berhubungan dengan perubahan peran sosial
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.G

Ruang Rawat : Dahlia

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan (Kriteria Hasil)
Nyeri akut berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. kaji keluhan nyeri, 1. untuk mengetahui tingkat
1x 7 jam diharapkan nyeri pada pasien perhatikan lokasi, intensitas, nyeri yang dirasakan klien dan
agen injuri fisik (Fraktur
dapat berkurang/ hilang dengan frekuensi dan waktu. dapat memberikan terapi yang
klavikula) kriteria hasil: 2. Dorong pengungkapan diberikan sesuai keluhan
1. Pasien menunjukkan ekspresi wajah perasaan 2. Untuk mengetahui keluhan
rileks 3. pantau nyeri pada pasien pasien
2. pasien pasien menyatakan nyerinya 3. Untuk mengetahui ada tidak
berkurang nya perubahan nyeri yang klien
3. pasien tidak mengeluh kesakitan rasakan setelah pemberian
terapi

Kecemasan berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. identifikasi tingkat 1. untuk mengetahui sejauh
1 x 7 jam diharapkan mampu kecemasan mana tingkat kecemasan pasien
perubahan status kesehatan
mencapai mobilitas fisik. 2. instruksikan pada pasien terhadap penyakit yang
Dengan kriteria hasil: untuk menggunakan teknik dialaminya dan memberikan
1. Pasien dapat melakukan mobilitas relaksasi solusi mengurangi tingkat
secara bertahap 3. Pantau TTV pasien kecemasan tersebut
2. Mampu menggerakkan otot dan 2. Menggurangi rasa cemas
sendi yang dialami pasien
3. Untuk mengetahui keadaan
umum pasien

Harga diri rendah situsional


Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Kaji manajemen prilaku 1. Mengetahui sejauh mana
berhubungan dengan perubahan
1x 7 jam diharapkan harga diri pada pada pasien perubahan perilaku pasien
peran sosial pasien meningkat dengan kriteria 2. Berikan promosi harga diri 2. Pasien dapat mencintai diri
hasil: pada pasien sendiri,dan merasa berguna
1. pasien ada kontak mata 3. Beri dukungan pengambilan bagi diri sendiri dan orang lain
2. pasien dapat mengidentifikasi peran 3. Pasien merasa dibutuhkan di
kemampuan yang dimiliki 4. Anjurkan keluarga untuk dalam keluarga dan bagi orang
3. klien melakukan kegiatan sesuai memberi pengutan positif atau lain (lingkungan)
kondisi sakit dan kemampuannya partisipasi dalam aktivitas 4. Keluarga merupakan salah
satu peran paling penting
dalam kesembuhan pasien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Jam Nama perawat
5-03-2021/ 14.00 1. Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, S:
wib intensitas, frekuensi dan waktu. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
2. Mendorong pengungkapan perasaan hilang
3. Memantau nyeri pada pasien O:
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri
TTV:
TD : 120/70mmHg Rista Bela
N : 87x/ menit
S : 36oC
RR : 20x/ menit
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

S:
5-03-2021/14.15 1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
Pasien mengatakan rasa cemasnya hilang
wib 2. Menginstruksikan pada pasien untuk
O:
menggunakan teknik relaksasi
-Pasien tampak lebih ceria Rista Bela
3. Memantau TTV pasien
-pasien tampak tidak cemas lagi
-TTV:
TD : 120/70mmHg
N : 87x/ menit
S : 36oC
RR : 20x/ menit
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi

5-03-2021/14.30 1. Mengkaji manajemen prilaku pada pasien


wib 2. Memberikan promosi harga diri pada pasien S:
3. Memberikan dukungan pengambilan peran Pasien mengatakan lebih percaya diri
4. Menganjurkan keluarga untuk memberi O:
pengutan positif atau partisipasi dalam aktivitas -Pasien tampak baik saat berkomunikasi
dengan keluarga dan teman-teman kerja
nya
-pasien tampak lebih ceria
-pasien mau dijenguk atau bertemu dengan
teman-teman kerja nya Rista Bela
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang dirinya, baik yang
bersifat fisik maupun psikologis yang diperoleh melalui interaksinya dengan orang
lain. Pembentukan konsep diri positif ditandai dengan keseimbangan dimensi
konsep diri yang terdiri dari gambaran diri (body image), penerimaan diri,
harapan, dan harga diri yang sangat mempengaruhi kesehatan individu. Sesuai
dengan fokus penelitian yang digunakan sebagai dasar untuk penelitian maka
dalam diri LM telah terbentuk konsep diri yang positif.
3.2 Saran
1. Perawat harus menjalin hubungan yang baik denganklien untuk terwujudnya
asuhan keperawatan yang dilakukan
2. Perawat harus menggunakan komunikasi terapeutik dan respon empati
3. Perawat harus memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan
gangguan konsep diri
4. Perawat harus mendengarkan dan mendorong pasien untuk mendiskusikan
pikiran dan perasaan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah L M. 2011. Keperawatan Jiwa Amplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta :


Grahallmu.

Direja A H S. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika, Yogyakarta.

Erlinafsiah. 2010. Modal Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : Transinfo Media.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia; Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia; Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia; Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
LEMBAR KONSULTASI

Kelompok : 1 (Satu)
Angkatan : Sarjana Keperawatan Tingkat II A
Tahun Ajaran/Semester : 2020/2021 Semester IV
Pembimbing : Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners
Tanda Tangan
No. Hari/tanggal Catatan Bimbingan
Mahasiswa Pembimbing

1. Selasa, 16 1. Bimbingan Pre Conference


Maret 2021 2. Perhatikan sistematika penulisan

3. Perbaiki susunan sub-sub tema

4. Masukkan Jurnal terkait

5. Buat daftar pustakan 10 tahun terakhir

6. Lanjutkan BAB 2 Rimba Aprianti,


S.Kep.,Ners
Rista Bela

Rimba Aprianti is inviting you to a scheduled


Zoom meeting.

Topic: Bimbing Pre conference PPK 1 Kelompok 5


(KDM)

Time: Maret 16, 2021 09:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting

https://us04web.zoom.us/j/78846031947?
pwd=RkhaUXRINVBXNnRvQTdSeTY0THR2dz0
9

Meeting ID: 788 4603 1947

Passcode: Cb39iG
2 Kamis, 18 1. Melaksanakan bimbingan askep

Maret 2021 2. Perhatikan sistematika penulisan

3. Lengkapi lembar-lembar pengesahan dan


Persetujuan

4. Perbaiki askep ( keluhan utama, riwayat


penyakit sekarang, lengkapi data fokus,
lengkapi analisa data dan sesuikan bila
dipengkajian ada, perbaiki intervensi
sesuaikan dengan diagnosa masing-masing
dan sesuai dengan buku acuan SDKI dan Rista Bela Rimba Aprianti,
SIKI ) S.Kep.,Ners
5. Lembar konsul paling bawah

Rimba Aprianti is inviting you to a scheduled


Zoom meeting.

Topic: Bimbingan Askep PPK I Kelompok 5


(KDM)

Time: Maret 18, 2021 11:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting

https://us04web.zoom.us/j/73109980660?
pwd=RE5aWENwSTJYVVZQZ2FUeHBOanNnU
T09

Meeting ID: 731 0998 0660


Passcode: YunNE1

3 Selasa, 23 1. Perhatikan sisteamtika penulisan


Maret 2021
2. Perbaiki implementasi dan evaluasi

Rimba Aprianti is inviting you to a scheduled


Zoom meeting.

Topic: Bimbingan post konference PPK I


Kelompok 5 (KDM)
Time: Maret 23, 2021 09:00 AM Jakarta Rista Bela Rimba Aprianti,
S.Kep.,Ners
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/78538351794?
pwd=MEZnWCs5R1M2eWdqK2J5b3d1WWNOQ
T09

Meeting ID: 785 3835 1794


Passcode: yDWz1K

Anda mungkin juga menyukai