Pasal 40 :
Djoti - Atmodjo
Pasal 2
6
Akreditasi, mewujudkan
Rumah Sakit yang:
v baik
v aman
7
8
RUMAH SAKIT AMAN
UPAYA KESELAMATAN
◉ Keselamatan pasien
◉ Keselamatan staf
◉ Keselamatan terpapar Infeksi
◉ Keselamatan gedung/fasilitas
11
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pasal 1
2. Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif dan
kontinu meliputi identifikasi, analisis, evaluasi,
pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan,
dan pelaporan Risiko, termasuk berbagai strategi
yang dijalankan untuk mengelola Risiko dan
potensinya.
MANAJEMEN RISIKO
TERINTEGRASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pasal 9
(1) Unit Pemilik Risiko sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf c terdiri atas:
a. kepala satuan kerja sebagai pemilik Risiko;
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
PERENCANAAN ANGGARAN
◉ SDM
◉ Fasilitas
Manajemen risiko digambarkan sebagai manajemen risiko terintegrasi
ketika empat kondisi terpenuhi:
v Semua bahaya yang relevan dengan masyarakat, dan risiko
terkaitnya, dipertimbangkan dalam arti analisis bahaya terpadu.
v Indikator kerusakan yang canggih serta kriteria keberlanjutan
ekologis, ekonomi dan sosial diterapkan untuk menghasilkan evaluasi
dan penilaian bahaya yang terintegrasi dan risiko terkait, serta
dampak dari tindakan yang direncanakan untuk mengurangi risiko
tersebut.
v Dalam memantau dan meninjau bahaya dan risiko terkaitnya,
spektrum penuh kesiapan yang tersedia, respon dan langkah-langkah
pemulihan dipertimbangkan, dalam arti perencanaan tindakan
terpadu.
v Untuk kepentingan partisipasi yang terintegrasi, semua pembuat
keputusan yang relevan, spesialis dan mereka yang terkena dampak
terlibat dalam proses IRM.
Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi,
analisis, evaluasi dan pengelolaan semua Risiko yang
potensial dan diterapkan terhadap semua
unit/bagian/program/kegiatan mulai dari penyusunan
rencana strategis, penyusunan dan pelaksanaan program
dan anggaran, pertanggungjawaban dan monitoring dan
evaluasi serta pelaporan.
Tingkat
Level Kemungkinan Kriteria Kemungkinan (Probabilias)
risiko
1 Hampir Tidak Terjadi Peristiwa hanya akan timbul pada
kondisi yang luar biasa
Persentase 0-10%
2 Jarang terjadi Peristiwa diharapkan tidak terjadi
Persentase >10 – 30%
3 Kadang terjadi Peristiwa kadang-kadang bisa terjadi
Persentase >30 – 50%
4 Sering terjadi Peristiwa sangat mungkin terjadi pada
sebagian kondisi
Persentase >50 – 90%
5 Hampir pasti terjadi Peristiwa selalu terjadi hampir pada
setiap kondisi
Persentase >90% dalam 1 periode
Penilaian Dampak
Tingkat
Kategori Deskripsi
risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cidera dan kerugian
2 Minor Cidera ringan dan dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
3 Moderat Cidera sedang, berkurangnya fungsi motorik / sensorik
/ psikologi atau intelektual yang bersifat reversibel dan
dapat memperpanjang perawatan
Proba Dampak
bilitas 1 2 3 4 5
Sangat Sangat Sangat
5 Sedang Tinggi
Tinggi Tinggi Tinggi
Sangat Sangat
4 Rendah Sedang Tinggi
Tinggi Tinggi
Sangat
3 Rendah Sedang Sedang Tinggi
Tinggi
Sangat
2 Rendah
Rendah Sedang Sedang Tinggi
Sangat Sangat
1 Rendah Rendah
Rendah Rendah Sedang
Tindakan sesuai tingkat dan bands risiko
High ( tinggi ) Dilakukan RCA paling lama 45 hari kaji dengan detil &
perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top manajemen.
Moderate ( sedang ) Dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu.
Manajer / Pimpinan Klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Rendah
Dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu
Sangat rendah diselesaikan dengan prosedur rutin
Opsi Mengurangi Risiko/Mitigasi
Klasifikasi Jenis Pengendalian
Menghindari risiko 1 Menghentikan kegiatan
2 Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi risiko 1 Membuat regulasi (pembuatan dan pembaruan
pedoman/panduan, SPO dan check-list);
2 Penyediaan disinfeksi;
3 Penyedian APD, pelatihan penggunaan APD;
4 Menyiapkan bangunan dan instrumen yang sesuai
dengan persyaratan; pengadaan bahan habis pakai
sesuai dengan prosedur dan persyaratan.
5 Supervisi
6 Pelatihan
Mentransfer risiko 1 Asuransi
2 Alih dayakan pekerjaan
Menerima risiko
Manajer
RS
Komite
SPI Medis
Komite
Kepala
RISIKO Kepera-
Unit
watan
Komite
Komite
Mutu
PKRS
Komite RS
K3RS
Apoteker
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2014
TENTANG
KEPERAWATAN
Pasal 32
(2) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan secara delegatif atau mandat.
(3) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu
tindakan medis diberikan oleh tenaga medis kepada Perawat
dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.
(4) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) hanya dapat diberikan kepada Perawat profesi atau
Perawat vokasi terlatih yang memiliki kompetensi yang diperlukan.
(5) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis
kepada Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah
pengawasan.
Gizi
Laboratorium
Radiologi
SI
RA
PE
O
Risiko
Komplikasi
OPERASI
Insiden Keselamatan
Pasien
Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya
disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien.
Pasal 359 KUHP berbunyi "barangsiapa karena
kelalaiannya menyebabkan orang lain mati,
dipidana dengan pidana penjara paling lama lima
tahun penjara"
Kesalahan (schuld) dalam hukum pidana terdiri dari unsur
kesengajaan (dolus) atau kealpaan/kelalaian (culpa)
RISIKO HUKUM
TIM PENYELENGGARA MANAJEMEN RISIKO
Komite
Mutu RS
Penanggung jawab di RS
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1), satuan pemeriksaan internal menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di unit
kerja rumah sakit;
Direktur
Komite
Mutu SPI
RS
MANAJEMEN RAWAT
RISIKO INTENSIF
TERINTEGRASI
KESELAMATAN
RAWAT INAP KAMAR OPERASI
PASIEN
UNIT
STERILISASI
MANAJEMEN RAWAT
RISIKO INTENSIF
TERINTEGRASI
KESELAMATAN
RAWAT INAP KAMAR OPERASI
STAF
UNIT
STERILISASI
MANAJEMEN RAWAT
RISIKO INTENSIF
TERINTEGRASI
UNIT
STERILISASI
RISIKO INFEKSI
Analisis risiko
TERINTEGRASI
KESELAMATAN
RAWAT INAP LINGKUNGAN/ KAMAR OPERASI
GEDUNG
UNIT
STERILISASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
TERINTEGRASI
BENCANA
RAWAT INAP KAMAR OPERASI
KEBAKARAN
UNIT
STERILISASI
BENCANA KEBAKARAN Evakuasi
EVALUASI RISIKO
✷ Kejadian
✷ Indikator mutu
✷ Surveilans
✷ Hasil supervisi
✷ Hasil audit
Semua risiko diidentifikasi
Risiko biaya
Rencana Strategis
Langkah-langkah dalam merancang kegiatan pengendalian
adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penilaian risiko, pemilik risiko
mengidentifikasi apakah kegiatan pengendalian yang ada
telah efektif untuk meminimalisasi risiko.
b. Kegiatan pengendalian yang telah ada tersebut perlu dinilai
efektivitasnya dalam rangka mengurangi probablitas
terjadinya risiko (abatisasi) maupun mengurangi dampak
risiko (mitigasi).
c. Selain itu, juga perlu diperhatikan ada/tidaknya pengendalian
alternatif (compensating control) yang dapat mengurangi
terjadinya risiko.
Langkah-langkah dalam merancang kegiatan pengendalian
adalah sebagai berikut:
d. Terhadap risiko yang belum ada kegiatan pengendaliannya
maupun yang telah ada, namun dinilai kurang atau tidak
efektif, perlu dirancang kegiatan pengendalian yang
baru/merevisi kegiatan pengendalian yang sudah ada.
e. Menerapkan kegiatan pengendalian yang telah dirancang
dalam mengelola risiko.