Keperawatan 5C
Disusun oleh kelompok 4 :
Osaina putri kharim (1914201003)
Siska florentia(1914201139)
Mesi (1914201120)
Dosen pembimbing :
PRODI KEPERAWATAN
1.2 RumusanMasalah
Adapunrumusanmasalahyangmenjadiacuandanpedomandalampenyusanandanpenyajianma
kalahinisebagaiberikut :
1) Apa yang dimaksud dengan saraf ?
2) Bagimana jalanya terjadinya proses saraf sensori pada tubuh?
3) BagaimanaAnatomi&FisiologidariMatadanTelinga ?
4) Bagaimana proses pengkajianOptalmik ?
5) Bagaimana proses pengkajiankemampuanmendengar ?
1.3 TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui
tentangAktifitasAnatomiFisiologiSensoridalamTubuhManusia dan denganadanya makalah
ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.
Tujuan Umum
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila
2) Unuk memahami AktifitasAnatomiFisiologiSensori
Tujuan Khusus
1. Tujuan Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisamengetahui
tentang AnfisSensori
2. AnatomisistemPengelihatanyaitu Mata yang Melindungi dari kotoran dan benda asing
oleh alis, bulu mata dan kelopak matadanAnatomi sistem pendengaran merupakan organ
pendengaran dan keseimbangan.
3. Serta dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadipengetahuan bagi kita
semua.
1.4. Manfaat
1) Dapat memahami tentang AktifiasAnatomiFisiologiSensori
2) Dapat memahami AnatomiSistemPengelihatandanPendengaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 PENGERTIAN
a. Sistem Saraf
Sistem saraf manusia adalah sebuah jaringan yang sangat khusus, yang berisi miliaran
neuron, dan bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan semua
fungsi tubuh. Sistem ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan
terdiri dari dua komponen, sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (PNS).
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf
perifer terdiri dari semua neuron tubuh, kecuali yang ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf manusia yang bersangkutan dengan menerima informasi dari dunia
luar, pengolahan, dan kemudian menghasilkan respon yang tepat. Ini adalah jaringan yang
mengontrol dan mengkoordinasikan semua kegiatan tubuh, dengan mengirimkan pesan
atau sinyal dari otak ke bagian-bagian berbeda dari tubuh dan sebaliknya.
b. Cara Kerja Saraf
Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui jaringan
kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem saraf. Neuron melakukan
sinyal atau impuls antara dua komponen dari sistem saraf, yaitu pusat dan sistem saraf
perifer. Ada terutama tiga jenis neuron, neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.
Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari alat indera,
seperti mata, hidung atau kulit, sistem saraf pusat, yaitu, ke otak dan sumsum tulang
belakang. Otak pada gilirannya, memproses rangsangan tersebut dan mengirimkannya
kembali ke bagian lain dari tubuh, memberitahu mereka bagaimana bereaksi terhadap jenis
tertentu dari stimulus. Motor neuron bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf
otak dan tulang belakang, dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh.
Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang diterima dari neuron
sensorik dan memutuskan respon yang akan dihasilkan. Mereka terutama ditemukan di otak
dan sumsum tulang belakang. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glial,
yang mendukung dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau
neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi
impuls dari satu neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya. Jadi, mari kita cari tahu
bagaimana tepatnya neuron mengirimkan impuls ke neuron lain
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat .
2.2 Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa
elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
panjang.
https://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/gerak-sadar.jpg?w=627a. Gerak sadar
disadari Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau.
Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya
adalah sebagai berikut.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati
otak. Bagannya sebagai berikut.
Contoh gerak refleks
adalah sebagai berikut.
1. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
2. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
3. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
4. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
5. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
c. Perbedaan Gerak Sadar dan Gerak Reflek
1) Gerak Sadar
Gerak sadar adalah gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otakmu
memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut. Jalannya impuls
pada gerak sadar adalah sebagai berikut:
impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor → neuron
motorik → efektor (gerak anggota tubuh).
Contoh gerak sadar adalah aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat.
2) Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerakan spontan yang tanpa disadari.
Contohnya bila tangan menyentuh benda panas tanpa sengaja, maka secara spontan akan
menarik tangan menjauhi benda panas itu.
Jalannya impuls pada gerak refleks sebagai berikut:
impuls dari reseptor→neuron sensorik → sumsum tulang belakang respon efektor →
neuronmotorik → efektor
Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik
dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks spinal. Pada refleks
kranial
(yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini hanya melibatkan sebagian kecil dari otak.
Namun pada refleks spinal (yang terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sumsum tulang
belakang yang terlibat secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada gerak
refleks di atas melibatkan lengkung refleks spina.
1) Saraf motorik
Saraf motorik menghubungkan sistem saraf pusat dan otot dalam tubuh, melalui neuron
motorik, di mana saraf motorik berasal. Badan sel untuk setiap saraf terletak pada sumsum
tulang belakang. Setiap saraf motorik menghubungkan otot tertentu dalam tubuh, dan
membawa impuls, yang menyebabkan otot berkontraksi.
2) Sistem Saraf Motoris
Adapun sistem saraf motoris atau eferen tersusun atas neuron yang membawa impuls dari
sistem saraf pusat menuju efektor. Sistem saraf eferen dibedakan menjadi dua, yaitu sistem
saraf somatis dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatis membawa impuls menuju otot
rangka sebagai respons dari rangsang yang berasal dari luar. Sistem saraf somatis bekerja
secara sadar. Adapun sistem saraf otonom membawa impuls untuk mengatur kerja otot
polos, otot jantung, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem endoksin. Saraf
otonom bekerja secara tidak sadar. Sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua, yaitu
saraf simpatetis dan saraf parasimpatetis. Ketika saraf tersebut bekerja pada organ yang
sama, keduanya bekerja secara berlawanan (antagonistik). Secara umum, saraf
parasimpatetis membawa impuls yangberhubungan dengan pembentukan energi, misalnya
pencernaan. Sebaliknya, saraf simpatetis akan membawa impuls yang berhubungan dengan
penggunaan energi atau peningkatan laju metabolisme.
2.3 Anatomi Fisiologi Mata
Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam
dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.
Perhatikan gambar dibawah ini:
B. Alis
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhi oleh rambut pendek yang berfungsi
sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik dan sebagai alat kecantikan.
2. Pusing
Pusingsering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan untuk
menggambarkan stiap gangguan sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan tidak bisa
menggambarkan dengan jelas. Karena gangguan keseimbangan adalah sesuatu yang hanya
bisa dirasakan oleh pasien, penting untuk menentukan apa gejala yang sebenrnya dirasakan
oleh pasien.
1. Pengkajian Fisik.
Inspeksi telinga luar merupakan prosedur yang paling sederhana tapi sering terlewat.
Aurikulus dan jaringan sekitarnya diinspeksi adanya :
1. deformitas, lesi,
2. cairan begitu pula ukuran,
3. simetris dan sudut penempelan ke kepala.
Gerakan aurikulus normalnya tak menimbulkan nyeri. Bila manuver ini terasa nyeri, harus
dicurigai adanya otitis eksterna akut. Nyeri tekan pada saat palpasi di daerah mastoid dapat
menunjukkan mastoiditis akut atau inflamasi nodus auri-kula posterior. Terkadang, kista
sebaseus dan tofus (de-posit mineral subkutan) terdapat pada pinna. Kulit bersisik pada
atau di belakang aurikulus biasanya menunjuk¬kan adanya dermatitis sebore dan dapat
terdapat pula di kulit kepala dan struktur wajah.
Untuk memeriksa kanalis auditorius eksternus dan membrana timpani, kepala pasien sedikit
dijauhkan dari pemeriksa.
1. Otoskop dipegang dengan satu tangan semen¬tara aurikulus dipegang dengan tangan
lainnya dengan mantap dan ditarik ke atas, ke belakang dan sedikit ke luar Cara ini akan
membuat lurus kanal pada orang dewasa, sehingga memungkinkan pemeriksa melihat lebih
jelas membrana timpani.
2. Spekulum dimasukkan dengan lembut dan perlahan ke kanalis telinga, dan mata
didekatkan ke lensa pembesar otoskop untuk melihat kanalis dan membrana timpani.
Spekulum terbesar yang dapat dimasukkan ke telinga (biasanya 5 mm pada orang dewasa)
dipandu dengan lembut ke bawah ke kanal dan agak ke depan. Karena bagian distal kanalis
adalah tulang dan ditutupi selapis epitel yang sensitif, maka tekanan harus benar-benar
ringan agar tidak menimbulkan nyeri.
3. Setiap adanya cairan, inflamasi, atau benda asing; dalam kanalis auditorius eksternus
dicatat.
4. Membrana, timpani sehat berwarna mutiara keabuanpada dasar kanalis. Penanda
harus dttihat mungkin pars tensa dan kerucut cahaya.umbo, manubrium mallei, dan
prosesus brevis.
5. Gerakan memutar lambat spekulum memungkinkan penglihat lebih jauh pada Hpatan
malleus dan daerah perifer. dan warna membran begitu juga tanda yang tak biasa at!
deviasi kerucut cahaya dicatat. Adanya cairan, gele bung udara, atau masa di telinga tengah
harus dicatat.
6. Pemeriksaan otoskop kanalis auditorius eksternus membrana timpani yang baik hanya
dapat dilakukan bi kanalis tidak terisi serumen yang besar. Serumen not nya terdapat di
kanalis eksternus, dan bila jumla sedikit tidak akan mengganggu pemeriksaan otoskop.
7. Bila serumen sangat lengket maka sedikit minyak mineral atau pelunak serumen dapat
diteteskan dalam kanalis telinga dan pasien diinstruksikan kembali lagi.
2. Ketajaman Auditorius.
Perkiraan umum pendengaran pasien dapat disaring secara efektif dengan mengkaji
kemampuan pasien mendengarkan
1.Bisikan kata atau detakan jam tangan.
2.Bisikan lembut dilakukan oleh pemeriksa, yang sebelumnya telah melakukan ekshalasi
penuh. Masing-masing telinga diperiksa bergantian. Agar telinga yang satunya tak
mendengar,
3.Pemeriksa menutup telinga yang tak diperiksa dengan telapak tangan. Dari jarak 1 sampai
2 kaki dari telinga yang tak tertutup dan di luar batas penglihatan, pasien dengan ketajaman
normal dapat menirukan dengan tepat apa yang dibisikkan. Bila yang digunakan detak jam
tangan, pemeriksa memegang jam tangan sejauh 3 inci dari telinganya sendiri (dengan
asumsi pemeriksa mempunyai pendengaran normal) dan kemudian memegang jam tangan
pada jarak yang sama dari aurikulus pasien. Karena jam tangan menghasilkan suara dengan
nada yang lebih tinggi daripada suara bisikan, maka kurang dapat dipercaya dan tidak dapat
dipakai sebagai satu-satunya cara mengkaji ketajaman auditorius.
Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian lunak dari dorsum nasi
(batang hidung). Tersusun oleh kartilago lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang
keras menghubungkan antara kulit dan perikondrium pada kartilago alaris. Bagian kranial
dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian keras dari dorsum nasi (batang hidung).
Tersusun oleh os nasalis dan ossis maksila prosesus fron talis.
2. Septum Nasi
Fungsi utama septum nasi adalah menopang dorsum nasi (batang hidung) dan membagi dua
kavum nasi (lubang hidung).
Struktur yang membangun septum nasi adalah 2 tulang dan 2 kartilago, yaitu :
1. Bagian anterior septum nasi
2. Bagian posterior septum nasi
Bagian anterior septum nasi tersusun oleh tulang rawan, yaitu kartilago quadrangularis,
cartilago alaris mayor crus medial, dan cartilago septi nasi. Bagian anterior septum nasi
terdapat plexus Kiesselbach. Bagian posterior septum nasi tersusun oleh os vomer dan os
ethmoidalis lamina perpendikularis . Kelainan septum nasi yang paling sering ditemukan
adalah deviasi septi.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan
ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk
b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut
c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin
d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan
lapisan yang aktif membelah.
b. Dermis
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas
banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis
dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen,
yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan
berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang
yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan
epidermis. Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu
a) Akar Rambut
b) Pembuluh Darah
c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), dan
e) Serabut Saraf
Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris.
Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini terdapat reseptor
panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas),
serta reseptor sentuhan (meissner).
5. Keseimbangan Air
a) Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit
yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam
jaringan subcutan.
b) Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa orang menerima suhu dari sensasi suhu oleh tingkat
perangsang relatif dari berbagai jenis ujung saraf tersebut. Dapat dipahami mengapa dingin
atau panas yang luar biasa dapat menyakitkan dan mengapa kedua sensasi ini bila cukup
kuat dapat memberikan kualitas sensasi yang hampir tepat sama, yaitu sensasi dingin
membekukan dan panas yang membakar terasa hampir sama.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam
tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin
lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang
rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah
yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Lidah
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.Lidah berfungsi sebagai indera
pengecap, mengatur makanan di dalam mulut agar terkunyah dengan baik, membantu
menelan makanan, dan membantu mengucapkan kata-kata. Lidah sebagai indera pengecap,
yaitu untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut.
Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas yang terbagi menjadi
beberapa daerah yang peka terhadap manis, asam, asin dan pahit. Hal ini dikarenakan pada
permukaan lidah terdapat saraf pengecap yang berupa bintil-bintil yang menyebabkan
permukaan lidah menjadi kasar. Bintil-bintil tersebut disebut juga papilla yang terdiri dari
banyak kuncup pengecap (taste bud).
Ujung organ untuk indera pengecap yang disebut taste buds (putting cita rasa) terdiri atas
sel-sel gustatory fusiform, tercampur dengan sel-sel sustakular yang terangkai dalam bentuk
kelompok yang menyerupai tong. Proses yang menyerupai rambut dari sel-sel gustatory ini
menjulur melalui pori pada bagian superficial dari putting cita rasa. Ujung serabut-serabut
saraf berakhir di sekitar sel-sel gustatory ini. Bagian lidah yaitu valet dan papilla fungiform
mengandung banyak sekali putting cita rasa meskipun putting itu terdapat juga pada
palatum, farink, dan larink. Sensasi cita rasa di bawa kearah dua per tiga bagian rostral lidah
oleh cabang-cabang saraf fasial korda timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf
trigeminus. Sebaliknya bagian lidah yang sepertiga (arah kaudal = posterior) menerima cita
rasa melalui cabang lingual dari saraf (glosofarinkeal). Sensasi yang lain merupakan
campuran dari cita rasa dasar, atau kombinasi berbagai cita rasa dengan indera penciuman.
Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang terutama
terletak pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecap pada lidah manusia) dan
dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan laringeal dari epiglottis.
Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla foliota, papilla
fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel
reseptor. Indera perasa dimediasi oleh Taste Buds dalam rongga mulut. Taste Buds adalah
organ reseptor multiseluler yang mengandung 60-100 sel, dan terus-menerus diperbaharui
oleh sel-sel progenitor yang terletak di membran basal dan sepanjang tepi lateral tunas.
Setelah divisi terminal mereka, sel-sel pengecap yang sudah dewasa masuk ke tunas dan
berdiferensiasi menjadi salah satu dari empat jenis sel pengecap.
Kuncup kecap terdiri atas sekurang-kurangnya empat jenis sel, yang dapat dikenali dengan
mikroskop elektron. Sel tipe 1 dan sel tipe 2 panjang dengan mikrovili pada permukaannya.
Walaupun fungsinya belum diketahui, mereka dapat membantu aktivitas sel tipe 3. Sel tipe
3 juga merupakan sel tipe panjang dicirikan oleh terdapatnya banyak vesikel yang
menyerupai versikel sinaps. Tipe sel ke 4 adalah suatu sel basal pra-kembang yang mungkin
merupakan precursor dari sel-sel yang lebih spesifik dalam kuncup kecap. Tonjolan dendritik
dari saraf sensorik yang paling dekat dengan kumpulan vesikel sinaptik ini adalah dasar
untuk penempatan penerimaan pengecapan pada sel tipe 3.
Kuncup pengecap tersebut dapat mengecap rasa karena mempunyai kumpulan saraf
pengecap. Setiap kuncup pengecap hanya bisa mengenali satu rasa yang khas, yang terdiri
dari 2 jenis sel, yaitu sel penyokong dan sel pengecap sebagai reseptor. Pada sel pengecap
terdapat silia(rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap (taste pores). Zat-zat
makanan yang terlarut dalam cairan ludah akan merangsang sel-sel ujung saraf melalui
rambut gustatori yangselanjutnya akan menimbulkan impuls yang akan diteruskan ke otak
sehingga dapat diinterpretasikan dengan berbagai rasa. Rasa yang dapat direspon oleh
kuncup-kuncup pengecap,yaitu manis, asam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor yang
sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, untuk rasa asam terdapat pada
bagian samping lidah (kanan dan kiri), untuk rasa pahit terdapat pangkal lidah dan bagian
samping depan sensitif terhadap rasa asin.
Sel reseptor pengecap merupakan sel epitel yang termodifikasi menjadi bentuk yang
memiliki banyak lipatan permukaan atau mikrovili, dan sedikit menonjol melalui pori-pori
pengecap untuk meningkatkan luas permukaan sel yang terpajan dalam mulut. Membran
plasma mikrovili mengandung reseptor yang berikatan secara selektif dengan molekul zat
kimia, karena hanya zat padat yang terlarut dalam saliva atau cairan lain yang dapat
berikatan dengan sel reseptor.
A. Definisi glaukoma
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma
adalah sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan atau
gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan
segalah akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah; 2004).
• Glaukoma primer
• Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain
yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam
mata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang
terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi
akibat:
• Glaukoma kongenital
C. Etiologi
D. Patofisiologi
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi
penggaungan pada papil saraf optik.
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
d. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik. (Tamsuri M, 2010 : 72-73).
Nyeri
F. Pemeriksaan penunjang
a Tonometri
— Nonkontak pneumotonometri
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak
cermat, sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat
digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah
dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil pendertia disuruh
melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari
lainnya menekan secara bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai
berikut :
• N : normal
• N + 1 : agak tinggi
• N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
• N – 1 : lebih rendah dari normal
b Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
c Oftalmoskopi
G. Penatalaksanaan
Jika tindakan di atas tidak berhasil, lakukan operasi untuk membuka saluran
schlemm sehingga cairan yang banyak diproduksi dapat keluar dengan mudah.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan seperti trabekulektomi dan laser
trabekuloplasti. Bila tindakan ini gagal, dapat dilakukan siklokrioterapi (Pemasanag
selaput beku).
PENUTUP
A. Keimpulan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin
lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola
mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati
B. Saran
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada glaukoma untuk pencapaian kualitas keperawatan
secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.
3. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan menerapkan
asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan glaucoma
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka jurnal
1. Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado tahun 2012-2014. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi; 2016.
2. Dina Ameliana. Perbandingan penurunan tekanan intraokuler pada terapi timolol
maleat dan dorsalamid pasien glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2014