Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

FERTILISASI IN VITRO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Maternitas I

Disusun Oleh :

Ai Vira ( 11202063)
Firma Wahyu E ( 11202082)
HAryani Ratna Dewi ( 11202085)
Maysaroh ( 11202085)
Mila Narfianti ( 11202098)
Sulistyowati ( 11202123)
Yaya Nurcahya ( 11202130)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FERTILISASI IN VITRO”
tepat pada waktunya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai
kesempurnaan makalah berikutnya.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................. 3
A. Definisi................................................................................................. 3
1. Inseminasi....................................................................................... 3
2. Fertilisasi In Vitro / Bayi Tabung................................................... 4
B. Tujauan Fertilisasi In Vitro................................................................... 5
C. Indikasi Fertilisasi In Vitro................................................................... 5
1. Faktor Pria/ Suami.......................................................................... 5
2. Faktor Wanita/ Istri......................................................................... 6
D. Tahapan Proses Fertilisasi In Vitro....................................................... 6
E. Macam-macam Fertilisasi In Vitro....................................................... 8
F. Teknik Fertilisasi In Vitro.................................................................... 10
G. Prosedur Melakukan Fertilisasi In Vitro............................................... 11
H. Langkah-angkah Fertilisasi In Vitro..................................................... 11
I. Tinjauan Fertilisasi In Vitro dalam Berbagai Aspek............................ 13
1. Aspek Medis................................................................................... 13
2. Aspek Hukum/ Legal...................................................................... 13
3. Aspek Hukum Perdata.................................................................... 13
4. Aspek HAM.................................................................................... 15
5. Aspek Agama ................................................................................. 15
BAB III INFORMASI TAMBAHAN.............................................................. 17
A. Gambar Tahapan Fertilisasi In Vitro.................................................... 17
B. Testimoni ............................................................................................. 18
C. Jurnal Fertilisasi In Vitro...................................................................... 19

3
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 21
A. Kesimpulan........................................................................................... 21
B. Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fertilisasi In Vitro sebagai hasil terapan sains modern yang pada prinsipnya
bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi yang mampu
menolong pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan. Hal ini menunjukkan
bahwa perkembangan tekhnologi seakan melaju cepat.
Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin) yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul. Secara “etimologi” artinya
asal mula kejadian. Namun, genetika bukan merupakan ilmu tentang asal mula
kejadian meskipun pada batas – batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal
itu. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk alih informasi
hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi
hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu
organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
yang mempelajari tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari tentang
bagaimana sifat keturunan itu diwariskan pada anak cucunya, serta kemungkinan
variasi yang timbul didalamnya.
Di Indonesia tercatat 10-20% pasangan yang infertil. Pasangan usia subur
yang ada di Indonesia ialah sekitar 25 juta, berarti terdapat 2,5-5 juta pasangan
infertil. Pada masa sekarang pola kehidupan keluarga cenderung bergeser, dari
jumlah anggota yng besar menjadi jumlah anggota yang kecil dalam 1 unit
keluarga, sehingga keluarga yang tidak atau sukar memperoleh keturunan berhak
mendapat pertolongan. Dengan semakin berkembang dan majunya ilmu kedokteran
ini sebagian besar dari penyebab infertilitas atau ketidaksuburan telah dapat diatasi
dengan pemberian obat atau operasi.
Fertilisasi in Vitro pertama kali diperkenalkan oleh dokter asal Inggris
Patrick C. Steptoe dan Robert G. Edwards sekitar tahun 1970-an dan melahirkan
bayi tabung pertama di dunia bernama Louise Brown di rumah sakit Oldham

5
General Hospital Inggris. Di Indonesia, bayi tabung pertama bernama Nugroho
Karyanto lahir pada tanggal 2 Mei 1988 di Rumah Sakit Anak dan Bersalin
Harapan Kita Jakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Sudraji Sumapraja, SpOG.
Pada awalnya, teknologi ini ditentang oleh kalangan kedokteran dan agama karena
kedua dokter itu dianggap mengambil alih peran Tuhan dalam menciptakan
manusia. Setelah itu secara berturut-turut muncullah teknik-teknik lain yang lebih
menganagumkan.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan
istilah fertilisasi-in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : Fertilisasi-in-
vitro adalah pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang
dilakukan oleh petugas medis. Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan
untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan
secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang
permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program
ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang
menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan. Akan tetapi
seiring perkembangannya, mulai timbul persoalan dimana semula program ini dapat
diterima oleh semua pihak karena tujuannya yang mulia menjadi pertentangan.
Banyak pihak yang kontra dan pihak yang pro. Pihak yang pro dengan program ini
sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang kontra berasal dari
kalangan alim ulama.

B. Tujuan

Agar Mampu memahami masalah yang berakitan dengan fertilisasi in vitro,


yaitu memahami pengertian,Tujuan, Proses terjadinya fertilisasi in vitro,macam
macam fertilisasi in vitro, dan legalitas dari fertilisasi in vitro.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

1. Inseminasi
Inseminasi merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial
artinya buatan ataua tiruan, sedangkan insemination berasal dari kata latin.
Inseminatus artinya pemasukan atau penyampaian. artificial insemination adalah
penghamilan atau pembuahan buatan.
Jadi, insiminasi buatan adalah penghamilan buatan yang dilakukan terhadap
wanita dengan cara memasukan sperma laki-laki ke dalam rahim wanita tersebut
dengan pertolongan dokter, istilah lain yang semakna adalah kawin suntik,
penghamilan buatan dan permainan buatan (PB). Yang dimaksud dengan bati
taqbung (Test tubebaby) adalah bayi yang di dapatkan melalui proses pembuahan
yang dilakukan di luar rahim sehingga terjadi embrio dengan bantuan ilmu
kedokteran. Dikatakan sebagai kehamilan bayi tabung karena benih laki-laki yang
disebut dari zakar laki-laki disimpan dalam suatu tabung.
Untuk menjalani proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim, perlu
disediakan ovom (sel telur dan sperma). Jika saat ovulasi (bebasnya sel telur dari
kandung telur) terdapat sel-sel yang masak maka sel telur itu di hisab dengan
sejenis jarum suntik melalui sayatan pada perut, kemudian di taruh dalam suatu
tabung kimia, lalu di simpan di laboratorium yang di beri suhu seperti panas badan
seorang wanita. Kedua sel kelamin tersebut bercampur (zygote) dalam tabung
sehingga terjadinya fertilasi. Zygote berkembang menjadi morulla lalu dinidasikan
ke dalam rahim seorang wanita. Akhirnya wanita itu akan hamil. Inseminasi
permainan (pembuahan) buatan telah dilakukan oleh para sahabat nabi terhadap
pohon korma.
Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi berupa
teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil

7
dipraktekkan pada tahun 1970. Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula
dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama
bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
tempratur – 321 derajat Fahrenheit Bank sperma atau disebut juga Bank ayah mulai
tumbuh pada awal tahun 1970.

2. Fertilisasi in Vitro/ Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation)


adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh
wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan
ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses
ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel
sperma dalam sebuah medium cair. (Teknologi inidirintis oleh P.C Steptoe dan R.G
Edwards pada tahun 1977).
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization
(IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel
sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini
berlangsung di dalam saluran tuba. Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di
luar tubuh calon ibu. Awalnya tekhnik reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan
infertile, yang mengalami kerusakan saluran telur. Namun saat ini indikasinya telah
diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai lender mulut rahim yang abnormal,
mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma,tidah
kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan kesuburan
yang tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan.
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu-ibu
yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang
telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba
fallopi) untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat
gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana
mestinya. Proses yang berlangsung dilaboratorium ini dilaksanakan sampai
menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga

8
dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved) dan dapat digunakan kelak jika
dibutuhkan. Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah LouiseJoy Brown pada
tahun 1978 di Inggris.
B. Tujuan Fertilisasi In Vitro

Pada mulanya program pelauanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri
yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi
istrinya mengalami kerusakan permanen, Kemudian berkembang dimana program ini
diterpkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang
menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

C. Indikasi Fertilisasi In Vitro

1. Faktor Pria/Suami
a. Ganguan pada saluran spermatozoa.
b. Kelumpuhan fisik yang mengakibatkan suami tidak mampu untuk
melakukan hubungan seksual.
c. Minimnya jumlah spermatozoa yang mampu membuahi sel telur.
Pada umumnya, gangguan sistem reproduksi pria/suami disebabkan
oleh kelainan yang terjadi karena:
a. Jumlah spermatozoa yang terkandung dalam sperma kurang dari batas
minimum. Nilai normal pada jumlah spermatozoa adalah 20 juta
spermatozoa atau lebih dalam setiap 1 ml sperma (dalam setiap ejakulasi,
rata-rata pria mengeluarkan 2 ml sperma, namun bisa kurang atau lebih
tergantung kondisi fisik seseorang).
b. Kelainan bentuk spermatozoa, dimana bentuk ideal spermatozoa yaitu
mulai dari kepala hingga bagian ekor, sangat menentukan kemampuan
spermatozoa untuk bergerak dan melakukan fertilisasi pada sel telur
wanita. Dalam keadaan normal, setidaknya harus terdapat sekitar 30%
dari jumlah total spermatozoa dalam sperma, yang memiliki bentuk
normal.

9
c. Kelainan gerak dari spermatozoa. Idealnya 50% dari jumlah total
spermatozoa dalam cairan sperma, mampu bergerak secara normal. Hal
ini tentu sangatlah penting dalam proses terjadinya fertilisasi dalam tuba
wanita. Apabila spermatozoa tidak bergerak atau bergerak sangat lamban,
maka fertilisasi tidak akan terjadi secara spontan.
d. Hal-hal lain yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah.
2. Faktor Wanita/Istri
a. Gangguang saluran organ reproduksi wanita (tuba fallopi).
Tuba fallopi terjadi karena adanya sumbatan, perlengketan ataupun gangguan
lainnya yang menyebabkan ruang dalam tuba menyempit atau menutup,
sehingga akan menyebabkan kesulitan hamil secara spontan. Karena awal
dari proses terjadinya kehamilan adalah fertilisasi atau pembuahan sel telur
matang oleh spermatozoa pada saluran tuba wanita.
b. Endometriosis
Endometriosis adalah kelainan di mana sel-sel yang biasa membentuk
jaringan pelapis dinding bagian dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar
rahim, biasanya terdapat pada ruang panggul, di luar struktur organ
reproduksi wanita. Jika endometrium tumbuh di luar rahim, maka akan
menyebabkan proses peradangan. Proses peradangan inilah yang berpotensi
menyebabkan gangguan pada proses penghantaran sel telur wanita yang
telah matang untuk menuju tempat terjadinya fertilisasi.
c. Adanya antibodi abnormal pada organ reproduksi wanita yang
menyebabkan spermatozoa yang masuk ke dalamnya tidak mampu bertahan
dan berkembang.
Kondisi Infertil lain yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah.

D. Tahapan Proses Fertilisasi In Vitro

Ada 4 tahapan dalam proses fertilisasi in vitro


1. Tahap Induksi Ovulasi
Pada tahap ini adalah tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang
meliputi fase down regulation dan terapi stimulasi. Fase down regulation

10
merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse
agar indung telur siap menerima terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara
dua minggu hingga satu bulan. Setelah fase down regulation selesai lalu dilanjutkan
dengan terapi stimulasi. Pada tahap ini isteri diberi obat yang
merangsang indung telur, sehingga dapat mengeluarkan banyak ovum. Dokter akan
memberikan pengobatan yang berguna untuk menciptakan kadar hormon seks atau
reproduksi yang sesuai demi terciptanya proses ovulasi sel telur matang pada
pasangan suami isteri. Obat tersebut diberikan oleh dokter kepada isteri setiap
hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel telurnya matang. Waktu
rata-rata pemberian hormon ini adalah sekitar 7 hari lamanya.
Melalui pemberian obat ini, dokter mengharapkan terjadinya pematangan
folikel sel telur. Apabila folikel sel telur dinilai telah matang, maka proses
pelepasannya siap untuk dirangsang. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari
dengan pemeriksaan darah isteri, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Namun
tidak semua indung telur dapat bereaksi terhadap obat itu.
2. Tahap pengambilan sel telur /Ovum Pick-Up (OPU)
Tahap ini dilakukan dengan operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU).
Operasi ini bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang
berdiameter 18 mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam.
Selain itu kadar E2 juga harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Pengambilan ovum dilakukan dengan dua cara yaitu memegang indung telur
dengan penjepit dan dilakukan pengisapan. Cairan folikel yang berisi sel telur
diperiksa dengan mikroskop untuk ditemukan sel telur. Cara kedua dengan
menggunakan tehnik Transvaginal Directed Oocyte Recavery, Folikel yang tampak
di layar ultrasonografi transvaginal ditusuk dengan jarum melalui vagina kemudian
dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel telur seperti pengisapan laparoskopi.
Proses operasi petik ovum dilakukan bukan layaknya operasi pembedahan,
namun menggunakan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina).
3. Fertilisasi sel telur
Pada tahap ketiga, setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, maka dokter
akan meminta sperma dari suami baik dikeluarkan dengan masturbasi atau dengan
prosedur pengambilan khusus oleh dokter di ruang operasi. Akan tetapi cara

11
yang paling aman tentunya dengan cara masturbasi. Pada kasus cairan air mani
tanpa sperma, mungkin akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, bisa
dilakukan dengan teknik operasi langsung pada testis. Tekniknya adadua, yaitu

Microsurgical Sperm Aspiration (MESA) dan Testicular Sperm Extraction


(TESE).
Sebanyak kurang lebih 20.000 spermatozoa pria ditempatkan bersama-sama
dengan 1 sel telur matang wanita dalam sebuah cawan khusus. Dengan melakukan
hal ini, para ahli medis mengharapkan terjadinya proses fertilisasi sel telur oleh
spermatozoa dalam waktu 17-20 jam pasca pengambilan sel telur dari
ovarium. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti,
segera membelah menjadi embrio.
4. Pemindahan embrio
Tahap keempat post OPU. Tahap ini meliputi dua fase, yaitu transfer
embrio dan terapi obat penunjang kehamilan. Setelah terjadinya fertilisasi,
embriologis dan dokter ahli kesuburan akan melakukan pengawasan khusus terhadap
perkembangan embrio. Embrio yang dinilai berkembang baik akan ditanamkan
dalam rahim. Biasanya, embrio yang baik akan terlihat sejumlah 8-10 sel pada saat
akan ditanamkan dalam rahim. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke
dalam rongga rahim ibunya 2-3 hari kemudian.
Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan terapi obat penunjang
kehamilan. Tujuan dari terapi ini untuk mempersiapkan rahim agar bisa menerima
implantasi embrio sehingga embrio bisa berkembang normal. Apabila semua tahapan
itu sudah dilakukan oleh isteri dan ternyata terjadi kehamilan, maka kita hanya
menunggu proses kelahirannya, yang memerlukan waktu 9 bulan 10 hari. Pada saat
kehamilan itu sang isteri tidak diperkenankan untuk bekerja berat karena rentan
terjadi keguguran.

E. Macam-Macam Fertilisasi In Vitro

Sebagaimana yang telah dikutip oleh Avid Arvany, Majelis Majma’ al-Fiqh al-
Islami Mekah menjelaskan bahwa terdapat 5 macam metode yang digunakan
dalam Fertilisasi In Vitro, yaitu:

12
1. Sel sperma suami dan sel telur istrinya diambil dan keduanya
diletakkan di dalam saluran eksperimen (tabung), lalu diproses secara fisika hingga
sel sperma suami mampu membuahi sel telur istrinya di tabung eksperimen
tersebut. Selanjutnya, setelah pembuahan terjadi, pada waktu yang telah
ditentukan, sperma tersebut dipindahkan kembali ke dalam rahim istri sebagai
pemilik sel telur, agar sel sperma yang telah mengalami fertilisasi dapat melekat
pada dinding rahim hingga ia mampu berkembang dan memulai kehidupannya
seperti janin-janin lainnya. Pada akhirnya si istri dapat melahirkan bayi secara alami.
Anak itulah yang sekarang dikenal dengan sebutan bayi tabung. Metode ini
ditempuh apabila si istri mandul akibat saluran fallopi tersumbat.

2. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung


antara sel sperma yang diambil dari suami dan sel telur yang diambil dari
indung telur wanita lain yang bukan istrinya (selanjutnya disebut donatur).
Kemudian, pembuahan lanjutan diproses di dalam rahim isterinya. Mereka
menempuh metode kedua ini, ketika indung telur milik istrinya mandul (tidak
berproduksi), tapi rahimnya sehat dan siap melakukan pembuahan (Fertilisasi).
3. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara
sel sperma pria dan sel telur wanita yang bukan istrinya, kemudian pembuahan
bertempat di dalam rahim wanita lain yang telah bersuami (ada 2 wanita
sukarelawan). Mereka menempuh metode ketiga ini ketika indung telur wanita yang
bersuami tersebut mandul, tapi rahimnya tetap sehat, demikian pula suaminya, juga
mandul. Kedua pasangan suami istri yang mandul ini sangat menginginkan anak.
4. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) antara 2 bibit sel milik
suami-istri, lalu proses pembuahannya dilangsungkan di dalam rahim wanita
lain yang siap mengandung. Metode keempat ini ditempuh, ketika pihak
istri tidak mampu hamil karena ada kendala didalam rahimnya, tetapi indung
telurnya tetap sehat dan bereproduksi atau ia tidak mau mengandung dan meminta
wanita lain supaya mengandung anaknya. Pelaksanaan metode kelima ini sama
dengan metode keempat, hanya saja wanita yang ditunjuk sebagai sukarelawan
yang bersedia mengandung itu adalah istri kedua dari suami wanita pemilik sel telur,
sehingga istri kedua yang mengalami kehamilan dan proses pembuahan. Metode

13
kelima ini tidak berlaku di negara-negara yang hukumnya melarang poligami dan
hanya berlangsung di negara-negara yang melegalisasi poligami.

Tabulasi macam-macam Fertilisasi In Vitro


NO SPERMA OVUM RAHIM HUKUM
1. Suami Istri Istri Boleh
2. Suami Donatur Istri Haram
3. Suami Donatur (1) Donatur (2) Haram
4. Suami Istri Donatur Haram
5. Suami Istri pertama Istri kedua Boleh
Menurut Majelis Majma’ al-Fiqh al-Islami Mekah

F. Teknik Fertilisasi In Vitro


1. Teknik IVF. Vitro In Fertilazation (IVF) dengan cara mengambil 50ribu-
100ribu sperma suami kemudian dipertemukan dengan satu buah sel telur isteri
dan diproses di dalam vitro (cawan petri) yang berisi medium kultur dan
setelah terjadi pembuahan, lalu ditransfer di rahim istri.
2. Teknik ICSI. Teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ini
dilakukan dengan menginjeksi satu sperma ke dalam satu sel telur sehingga
terjadi pembuahan, teknik ini tidak menggunakan proses Ejakulasi karena
sperma dapat diambil langsung dari dalam testis. Kelebihan teknik ini sangat
membantu seorang suami yang mengalami kasus azoospermia (tidak adanya
sperma yang keluar bersama air mani) atau juga jumlah spermanya sangat
sedikit dengan kualitas yang jelek. Teknik ICSI harus didukung oleh sistim
pengambilan sperma secara langsung dari testis atau teknologi simpan beku
sperma. Hanya saja teknik ini sangat sulit dilakukan karena membutuhkan alat
khusus yang disebut micromanipulat.
3. Teknik IVM. Teknik In Vitro Maturation (IVM). Teknik bayi tabung ini
merupakan teknik terbaru. Teknik tersebut dilakukan dengan mematangkan
dahulu sel telur di laboratorium baru kemudian dibuahi. Tingkat keberhasilan

14
teknik ini dinilai sangat memuaskan. Selain itu prosedurnya juga sangat
sederhana. Yakni dilakukan hanya pada satu siklus haid saja sehingga bisa
meminimalisasi penggunaan obat hormonal.

G. Prosedur Melakukan Fertilisasi In Vitro


Sebelum mengikuti program bayi tabung, pasangan diminta untuk memenuhi
beberapa syarat:
1. Persyaratan umum meliputi:
a. Pasangan memiliki bukti perkawinan yang sah.
b. Usia istri kurang dari 42 tahun. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan
dan gangguan pada ibu dan anak.
c. Konseling khusus dan informed consent.
d. Kesiapan biaya
e. Kesiapan istri untuk hamil, melahirkan, dan memelihara bayi
2. Persyaratan khususnya, terdiri:
a. Tidak ada kontra indikasi kehamilan.
b. Bebas infeksi rubella, hepatitis, toxoplasma, dan HIV .
c. Siklus berovulasi/respon terhadap terapi (FSH basal < 12 mIU/ml).
d. Pemeriksaan infertilitas dasar lengkap.
e. Indikasi jelas.
f. Upaya lain sudah maksimal.
g. Analisa sperma

H. Langkah-Langkah Proses Fertilisasi In Vitro

1. Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu
siklus program Bayi Tabung.
2. Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan
merujuk kepusat layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan,
pasangan suami isteridisiapkan menjalani proses bayi tabung.

15
3. Setiap pasangan akan menerima penjelasan program Bayi Tabung dan prosedur
pelaksanaan dalam sebuah kelas/kelompok.
4. Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter
melakukantindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi
kemungkinanmengalami kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat
ditimbulkan.
5. Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi
obat-obatan hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel
telur. Perangsangan dilakukan 5-6 minggu, sampai sel telur matang dan cukup
tuk dibuahi. Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur)
yang dilakukan tanpa operasi, melainkan dengan cara ultrasonografi
transvaginal. Kemudian semua sel telur diangkat dan disimpan dalam incubator.
Sedangkan calon ayah akan diambil spermanya melalui cara masturbasi.
Beberapa jam kemudian, terhadap masing-masing sel telur akan ditambahkan
sejumlah sperma suami (inseminasi) yang sebelumnya telah diolah dandipilih
yang terbaik mutunya. Setelah kira-kira 18-20 jam, akan terlihat apakah proses
pembuahan tersebut berhasil atau tidak. Sel telur yang telah dibuahi sperma atau
disebut zigot akan dipantau selama 22-24 jam kemudian untuk melihat
perkembangannya menjadi embrio. Dari embrio tersebut, dokter akan memilih
tiga atau empat embrio yang terbaik untuk ditanamkan kembali ke dalam rahim.
Empat embrio merupakan jumlah maksimal mengingat risiko yang akan
ditanggung oleh calon ibu dan juga janin. Embrio-embrioyang terbaik itu
kemudian diisap ke dalam sebuah kateter khusus untuk dipindahkan kedalam
rahim.
Terjadinya kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni 14 hari
setelah pemindahan embrio.Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar,
berarti ada sumbatan. Untuk itu akandilakukan cara lain, yaitu dengan MESA
(Microsurgical Epydidimis SpermAspiration); sperma diambil dari salurannya.
Bisa juga dengan TESA (Testical SpermExtraction) sperma diambil langsung
dari buah zakar. Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan
ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara

16
ini khusus bagi pasangan infertile dimana suami mempunyai sperma sangat
sedikit.
6. Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di
darah dan pemeriksaan USG.

I. Tinjauan Fertilisasi In Vitro Dari Berbagai Aspek

1. Aspek Medis
Bila ditinjau dari aspek medis, pasangan suami – isteri yang dapat melakukan
Pembuahan In Vitro adalah pasangan yang mengalami masalah infertilitas.

2. Aspek Hukum/ Legal


Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992, pasal 16 ayat 1 & 2
mengamanatkan
● Ayat 1) Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai uapaya
terakhir untuk membantu pasangan suami - isteri mendapatkan keturunan.
● Ayat 2) Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1, hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami - isteri yang sah dengan
ketentuan : Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami - isteri yang
bersangkutan, ditanam dalam rahim isteri dari mana ovum berasal.
Berdasarkan ayat 1 dan 2 pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 tersebut, adalah
melakukan bayi tabung dari sperma suami sendiri, karena hal tersebut sangat
legal dan tidak melanggar hukum.

3. Aspek Hukum Perdata


a. Jika benihnya berasal dari suami istri:
● Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro
transferembrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak
tersebut baik secara biologisataupun yuridis mempunyai satus sebagai

17
anak sah (keturunan genetik) dari pasangantersebut. Akibatnya memiliki
hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
● Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya
telah berceraidari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari
perceraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut.
Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari,maka anak itu bukan anak
sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungankeperdataan apapun
dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer.
● Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami,
maka secarayuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan
penghamil, bukan pasangan yangmempunyai benih. Dasar hukum ps. 42
UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam halini Suami dari Istri
penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nyamelalui
tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA.

b. Jika salah satu benihnya berasal dari donor:


● Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-
vitro transferembrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri
akan dibuahi denganSperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah
terjadi pembuahan diimplantasikanke dalam rahim Istri. Anak yang
dilahirkan memiliki status anak sah dan memilikihubungan mewaris dan
hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidakmenyangkalnya
dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA
● Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami
maka anak yangdilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil
tersebut. Dasar hukum pasal 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPerdata.

c. Jika semua benihnya dari pendonor:


● Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat
padaperkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang
wanita yang terikatdalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai

18
status anak sah dari pasangan SuamiIstri tersebut karena dilahirkan oleh
seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah.

Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut


memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat
perkawinan secara sah danpada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya
secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya
maka anak tersebut sah secara yuridis dan biologis sebagai anaknya. Dari
tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di Indonesia terhadap
kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transferembrio
ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan tidak
dapatmeng-cover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan yangada khususnya mengenai status sahnya anak yang lahir
dan pemusnahan kelebihanembrio yang diimplantasikan ke dalam rahim
ibunya. Secara khusus, permasalahan nmengenai inseminasi buatan dengan
bahan inseminasi berasal dari orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat
ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segeradibentuk peraturan
perundang-undangan yang secara khusus mengatur penerapan teknologi
fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah
yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang.

4. Aspek HAM
Pasal 10 ayat 1 dari UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
berbunyi ”Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui pernikahan yang sah”. Jadi kalau melanjutkan keturunan
melalui donor sperma orang lain yang bukan berdasarkan perkawinan yang sah
maka itu adalah pelanggaran HAM.

5. Aspek Agama
a. Agama Islam
Menurut Fatwa MUI (hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979), Dewan
Pimpinan Majelis Ulama Indonesia memfatwakan sebagai berikut:

19
1). Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang
sah hukumnya mubah (boleh), sebab hal ini termasuk ikhiar berdasarkan
kaidah agama.
2). Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang
lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya
haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan
masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya
antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang
mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3). Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah
meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab
hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4). Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan
suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya
perbuatan zina sesungguhnya.

b. Agama Katolik
Melihat bahwa praktek IVF/bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan
ajaran Gereja Katolik, karena beberapa alasan:
1). Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna
dihancurkan/ dibuang.
2). IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi
sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua.
Bayangkan bagaimana embryo tersebut dibekukan/ ‘frozen’.
3). Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu
dianggap sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan.
4). Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri
yang normal. IVF/ bayi tabung jelas meniadakan aspek ‘persatuan/ union’
antara suami dengan istri. Aspek pro-creation juga disalah gunakan, karena

20
dilakukan secara tidak normal. Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang
disebutkan dalam Humanae Vitae 12, tidak dipenuhi dengan normal.
5). Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk
dikandung dengan normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika
melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga berarti menghilangkan haknya untuk
dikandung oleh ibunya yang asli.

BAB III
INFORMASI TAMBAHAN

A. Gambar Tahapan Proses Fertilisasi In Virtu

21
B. Testimoni

Pada kesempatan kali ini saya mau sharing tentang pengalaman saya
mengikuti program bayi tabung, keputusan ini saya dan suami sepakati karena
setelah 4 tahun menikah dan belum juga mendapatkan keturunan.
Setelah searching melalui Google mengenai rumah sakit mana saja yang
memiliki fasilitas program bayi tabung dengan dokter yang berpengalaman serta
harga terjangkau di beberapa rumah sakit yang ada di Jakarta, akhirnya saya
memilih Klinik Teratai R.S. Gading Pluit yang khusus menangani pasangan
dengan masalah infertilitas. Rumah sakitnya juga menawarkan paket bayi tabung
waktu itu di bulan Agustus 2018, terdapat promo sekitar 40 juta dan sudah
termasuk obat-obatan, pengambilan telur atau yang biasa disebut (OPU/Ovum
Pick-Up), serta embrio transfer (ET).
Di Klinik Teratai, saya memilih dokter Irsal karena ia telah memiliki
pengalaman jam terbang tinggi dalam hal menangani progam bayi tabung.
Adapun beberapa tahapan yang harus saya jalani bersama suami: Medical check
up, suami wajib cek darah, analis sperma untuk mengetahui bagus atau tidaknya
kualitas sperma. Istri juga wajib mengikuti cek darah HSG untuk mengetahui
apakah ada penyubatan di saluran tuba atau tidak dan USG untuk mengetahui
jumlah telur di Rahim Setelah mengetahui hasil akhirnya bagus, kami kemudian
lanjut ke program bayi tabung yang dilakukan pada menstruasi 2, waktu itu di
bulan Agustus tanggal 9. Dokter memeriksa Melalui USG dan melihat jumlah

22
telur yang saya miliki, pada saat itu telur saya ada 5 dan ukurannya kecil-kecil.
Lalu saya diberi suntikan pertama gonal-F untuk menstimulasi telur dan
mematangkan telur-telur tersebut. Suntikan di perut dilakukan di jam yang sama,
waktu itu dokter menyarankan suntik dilakukan di jam 9 malam setiap hari.
Setiap 2 hari sekali saya wajib control USG ditemani suami untuk
melihat perkembangan telur yang saya miliki, senangnya ketika dokter
menyatakan jumlah telurnya bertambah dan diameternya juga bertambah sampai
11 kali. Akhirnya perjuanganku untuk melewati suntikan kelar juga dan telur
sudah membesar dan bertambah menjadi 20 banyaknya. Pada saat itu dokter
menyatakan untuk lanjut lalu memilih tanggal (21 Agustus) untuk melakukan
tindakan operasi pengambilan telur. Senang campur panik karena ini akan menjadi
pengalaman pertama saya masuk ruang operasi. Selanjutnya suster menjelaskan
prosedur operasi yang akan dilakukan kurang lebih 30 menit dengan dibius total,
jadi saya harus puasa 8 jam sebelum tindakan operasi dilakukan.
Saat pagi, saya sudah ready for OPU dengan disemangati suami, karena
saya merasa sedikit panik (21 Agustus) dalam keadaan puasa 8 jam sebelumnya,
tidak disarankan juga untuk memakai bedak, lipstik, ataupun parfum.
30 menit selesai OPU, saya dibangunkan oleh suster dan suami, dan
dalam keadaan setengah sadar saya menanyakan berapa jumlah telur yang didapat.
Suster menyatakan berkata: "Lumayan banyak bu," saya pun tersenyum dengan
mata tertutup selama OPU, kurang lebih 30 menit saya tidak merasakan apa-apa
karena dibius total. Selanjutnya dilakukan ICSI (Intra Cytoplasm Sperm
Injection/Injeksi Sperma Intra Sitoplasma), yaitu dengan cara mempertemukan sel
telur dan sperma pada suatu cawan. Sel telur yang telah dibuahi dibiarkan tumbuh
beberapa saat sebelum diinjeksikan kembali ke dalam saluran rahim.  Setelah 2
hari kemudian saya ditelepon embriologi, dan ternyata saya mendapatkan 11
embrio yang dinyatakan berkualitas good, pada saat itu juga saya segera ke dokter
untuk mengambil tindakan embrio transfer. Dua minggu dalam masa penantian,
Alhamdulilah akhirnya setelah tes darah, saya dinyatakan positif hamil dengan
HCG 202

By: Desi Damanis

23
Copyright by Babyologist

C. Jurnal Tentang Fertilisasi In Vitro

1. Judul Jurnal : Bayi Tabung Dalam Tinjauan Hukum Islam (Analisis Maqasid
Syari‘ah).
Peneliti : Irham Dongoran dalam Jurnal Syariah dan Hukum tahun 2020.
Kesimpulan Jurnal :
Berdasarkan uraian uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan diantaranya: (1) Bayi tabung dengan sistem tanpa ada
keterlibatan pihak ketiga (sperma dan sel telur dari suami istri) dan ditransfer
ke Rahim istri hukumnya boleh dan bayi tersebut bernasab kepada orang
tuanya, adapun jika sperma atau ovum dari donor kemudian di transfer
kerahim istri, dan begitu juga apabila sperma dan ovum dari suami istri
kemudian di transfer kerahim istri maka hukumnya terlarang dan nasab
anaknya kepada ibu yang mengandung dan melahirkannya. (2) Bayi Tabung
Dalam konsep Maqasid Syari‘ah adalah salah satu media yang memberikan
kontribusi dalam mewujudkan 1. Hifzu Ad-din (perlindungan terhadap
agama), 2. Hifzu An-Nafs (perlindungan terhadap jiwa), 3. Hifzu Al-‘aql
(perlindungan terhadap pikiran), 4. Hifzu al-Mal (perlindungan terhadap
harta), 5. Hifzu an-nasab (perlindungan terhadap keturunan). Namun bayi
tabung ini lebih mendominasi dan terlihat lebih transfaran pada aspek Hifzu
an nasab (perlindungan terhadap keturunan).

2. Judul Jurnal : Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan


Sperma Donor dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif
Hukum Perdata.
Peneliti : Zahrowati Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Kendari
Kesimpulan Jurnal : Hasil penulisan diperoleh kesimpulan bahwa dalam
konsep KUHPerdata, anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan
menggunakan sperma donor berkedudukan sebagai anak sah apabila
memperoleh pengakuan (Pasal 280 KUHPerdata), kemudian anak yang

24
dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan menggunakan rahim sewaaan
(surrogate mother) berkedudukan sebagai anak angkat (Pasal 8 Stb.
1917/129)

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan untuk melanjutkan keturunan adalah naluri setiap insan yang


normal. Olehkarena itu, secara naluri pula setiap insan normal akan mencari
pasangan yang sesuai bagi dirinya. Sebagai satu pasangan suami istri yang normal,
manakala keturunan yang di idamkan belum juga diperoleh, maka keadaan ini
memunculkan keraguan akan kesuburannya. Pada masakini keraguan tersebut dapat
dihilangkan setelah setelah semua pemeriksaan yang diperlukan selesai dilakukan.
Tekhnik rekayasa reproduksi yang meliputi pembiakan gamet dan embrio invitro
telah begitu maju dan sangat jauh berkembang. Namun dibutuhkan tanggung jawab
etik berkadar tinggi dari setiap ilmuwan dan seoptimal mungkin baik bagi pasutri
maupun embrio hasil pembuahan.
Fertilisasi in virtu atau bayi tabung adalah metode untuk membantu pasangan
subur yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel
sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita
dengan alat yang disebut laparoscop. Adapun tahap dari peroses bayi tabung yaitu:
stimulasi ovarium, pengambilan sel telur, iseminasi dan pembuahan, pemeliharaan

25
embrio, dan pemindahan embrio ke dalam rahim. Terdapat 3 teknik dalam bayi
tabung yaitu: teknik IVF, teknik ICSI, dan teknik IVM.
Mengenai hukum bayi tabung pada manusia harus diklasifikasikan
persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau ovum suami isteri
sendiri, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam
vagina, tuba palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar
rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal
ini dibolehkan, asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan program
bayi tabung untuk membantu pasangan suami istri tersebut memperoleh keturunan.

B. Saran

1. Teknik Pembuahan In vitro merupakan teknologi canggih dalam


perkembangan ilmu pengetahuan oleh karena itu dalam penggunaannya
sebaiknya tidak menyalahi etika agama, hukum maupun etika dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tindakan apapun hendaknya memikirkan dahulu sebab dan akibatnya agar
tidak salah langkah,.
3. Agar pembaca dapat memahami dan mengerti tentang bayi tabung sehingga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Diskusi Terbuka “ Bayi Tabung ” dan aspek Moralnya,


http://rumahfilsafat.com/2011/03/28/diskusi-terbuka-dan-aspek-moralnya/2012

---------, 2012. Proses Terjadinya Bayi Tabung. www.anehdunia.compress-terjadinya


bayi=tahun-html

Al-Izazy, Adil Yusuf, Fiqih Kehamilan, Pasuruan: Hilal Pustaka

Devie, Cynthia., 2009. Teknologi Kedokteran dan Kesehatan., Penerbit: Multazam Mulia
Utama., Jakarta

Dongoran, Irham. 2020. Bayi Tabung Dalam Tinjauan Hukum Islam (Analisis Maqasid
Syari‘ah) Jurnal Syariah dan Hukum Vol 2 N0.1

Gadaffi, N.D., 2011., Bayi Tabung., http://www.slideshare.net/duniasaya/bayi-tabung-


norma-duallo.

27
http://www.scribd.com/doc/21985425/Pandangan-Islam-Terhadap-aborsi-Bayi-Tabung-
dan-Keluarga-Berencana

http://katolisitas.org/2009/01/22/tentang-bayi-tabung/

Setiawan, Zharfa. 2013., Makalah Bayi Tabung. www.slideshare.net/zharfashani/


makalah-bayi-tabung.

Suryani., 2012., Inseminasi dan Bayi Tabung Menurut Pandangan Agama.,


suryani94.blogspot.com/.../inseminasi-dan-bayi-tabung.

Zahrowati, 2017., Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma


Donor
dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata, Holrev
Vol 1 issue 2 : pp 196-219.

28

Anda mungkin juga menyukai