PANDUAN
UNTUK PARA PENILAI/EVALUATOR
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan ...........................................................................................................................
2. Tujuan, sasaran dan isi dari panduan ini ................................................................................
3. Aspek konseptual untuk keadaan darurat dan manajemen risiko bencana ............................
4. Keamanan rumah sakit ...........................................................................................................
5. Indeks Keamanan Rumah Sakit .............................................................................................
6. Prosedur dan rekomendasi untuk mengevaluasi rumah sakit dan menerapkan Indeks
Keselamatan Rumah Sakit .....................................................................................................
7. Penjelasan singkat tentang bentuk evaluasi ...........................................................................
8. Menghitung skor modul dan indeks keamanan rumah sakit...................................................
9. Menyajikan hasil untuk indeks keamanan rumah sakit ..........................................................
10. Melengkapi checklist..............................................................................................................
11. Daftar Istilah ..........................................................................................................................
12. Daftar Pustaka ........................................................................................................................
13. Lampiran 1: Formulir 1 - Informasi umum tentang rumah sakit ...........................................
14. Lampiran 2: Formulir 2 - Checklist Keamanan Rumah Sakit ................................................
BAB I
Pendahuluan
Indeks Keamanan Rumah Sakit menempati tempat utama dalam upaya lokal, nasional dan global
untuk memperbaiki fungsi rumah sakit dalam keadaan darurat dan bencana. Ini merupakan area yang telah
dipromosikan dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama lebih dari 25 tahun. Setelah
Pan American Health Organization (PAHO) dan WHO merilis versi pertama dari Indeks Keamanan
Rumah Sakit pada tahun 2008, kementerian kesehatan dan entitas kesehatan lainnya, kementerian dan
lembaga pemerintah lainnya, dan rumah sakit umum dan swasta di enam wilayah WHO, telah bergabung
dengan mitra mereka di Amerika dalam menerapkan dan menyesuaikan Indeks Keamanan Rumah Sakit.
Meningkatnya kepentingan akan rumah sakit yang aman mengakibatkan seruan untuk merevisi Keamanan
Rumah Sakit dari negara-negara dan pemangku kepentingan lainnya, untuk menjadi alat penilaian global
yang benar-benar dapat digunakan di semua konteks di seluruh dunia.
Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat melindungi kehidupan
dan kesejahteraan penduduk yang terkena dampaknya, terutama dalam hitungan menit dan jam segera
setelah dampak atau keterpaparan tersebut. Kemampuan pelayanan kesehatan untuk berfungsi tanpa
gangguan dalam situasi ini adalah masalah antara hidup dan mati. Kelanjutan fungsi layanan kesehatan
bergantung pada sejumlah faktor kunci, yaitu: bahwa layanan ditempatkan di struktur (seperti rumah sakit
atau fasilitas) yang dapat menahan paparan dan kekuatan dari semua jenis bahaya; Peralatan medis dalam
keadaan baik dan terlindung dari kerusakan, infrastruktur masyarakat dan layanan penting (seperti air,
listrik, dll.) tersedia bagi layanan kesehatan; dan petugas kesehatan dapat memberikan bantuan medis
dalam situasi aman saat mereka sangat dibutuhkan.
Pada tahun 2005, pada Konferensi Dunia Kedua tentang Pengurangan Resiko Bencana di Jepang,
168 negara menyetujui Kerangka Aksi Hyogo dan dengan demikian setuju untuk:
"Mempromosikan sasaran 'rumah sakit yang aman dari bencana' dengan memastikan bahwa semua rumah
sakit baru dibangun dengan tingkat keamanan yang memungkinkan mereka untuk tetap berfungsi dalam
situasi bencana dan menerapkan langkah-langkah mitigasi untuk memperkuat fasilitas kesehatan yang ada,
terutama yang menyediakan layanan kesehatan primer. "1
Mendefinisikan istilah "rumah sakit yang aman" akan membantu dalam memberikan panduan
pendekatan untuk menilai keamanan rumah sakit. Rumah sakit yang aman adalah fasilitas yang
layanannya tetap dapat diakses dan berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dengan infrastruktur yang
sama, sebelum, selama dan segera setelah adanya dampak dari keadaan darurat dan bencana. Fungsi
rumah sakit yang terus berlanjut bergantung pada berbagai faktor, termasuk keamanan bangunan, sistem
dan peralatan pentingnya, ketersediaan persediaan, dan kapasitas penanganan darurat dan bencana di
rumah sakit, terutama untuk tanggapan dan pemulihan dari bahaya atau kejadian yang mungkin terjadi
Unsur kunci dari pengembangan menuju rumah sakit yang aman adalah pengembangan dan
penerapan Indeks Keamanan Rumah Sakit – alat diagnostik cepat dan murah untuk menilai kemungkinan
1
Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015: membangun ketahanan bangsa dan masyarakat untuk bencana. Jenewa: Strategi
Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Resiko, 2007
(http://www.unisdr.org/2005/wcdr/intergover/official-doc/L-docs/Hyogo-framework-for-action-english.pdf, diakses pada 4
November 2014.
bahwa rumah sakit akan tetap beroperasi dalam keadaan darurat dan bencana. Evaluasi tersebut
menghasilkan informasi yang berguna mengenai kekuatan dan kelemahan rumah sakit dan akan
menunjukkan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kapasitas dari manajemen dan keamanan
kerja dalam keadaan darurat dan bencana di rumah sakit.
Penerapan diagnostik cepat dari Indeks Keamanan Rumah Sakit memberikan, sebagai
perbandingan, gambaran singkat tentang rumah sakit: ini menunjukkan cukup banyak fitur dasar yang
memungkinkan evaluator untuk mengonfirmasi atau menyanggah adanya resiko asli terhadap keamanan
Rumah Sakit, dan tingkat kesiapan rumah sakit dalam keadaan darurat dan bencana yang diharapkan dapat
tetap memberikan layanan kesehatan dalam tanggap darurat. Indeks Keamanan Rumah Sakit juga
mempertimbangkan lingkungan rumah sakit dan jaringan layanan kesehatan di tempat asalnya.
Panduan untuk evaluator untuk Indeks Keamanan Rumah Sakit ini memberikan penjelasan tahap
demi tahap tentang bagaimana menggunakan Daftar Periksa Rumah Sakit Aman, dan evaluasinya dapat
digunakan untuk memperoleh penilaian keamanan struktural dan nonstruktural, dan kapasitas dari
manajemen darurat dan penanganan bencana dari rumah sakit. Hasil dari evaluasi memungkinkan indeks
keamanan rumah sakit untuk dihitung.
Alat Indeks Keamanan Rumah Sakit dapat diterapkan di rumah sakit secara individu atau di
banyak rumah sakit dalam jaringan rumah sakit umum atau swasta, atau di wilayah administratif atau
geografis. Di beberapa negara, seperti Moldova, semua rumah sakit pemerintah telah dievaluasi
menggunakan Indeks Keamanan Rumah Sakit. Dalam hal ini, Indeks Keamanan Rumah Sakit
memberikan metode yang berguna untuk membandingkan keamanan relatif rumah sakit di suatu negara
atau wilayah, yang menunjukkan rumah sakit mana yang memerlukan investasi sumber daya untuk
memperbaiki fungsi sistem kesehatan.
Setelah evaluasi selesai, tim evaluasi menyajikan temuannya ke manajemen senior dan staf rumah
sakit. Laporan dari rumah sakit individu biasanya diintegrasikan ke dalam laporan sekelompok rumah
sakit kepada pembuat kebijakan di bidang kesehatan, keuangan atau kementerian lainnya. Di sektor
swasta, hasil dapat dilaporkan ke masing-masing dewan direksi. Dalam lingkup dan skala sumber daya
yang ada, manajemen dan staf rumah sakit akan bertanggung jawab untuk membuat perubahan yang
diperlukan untuk memperbaiki tingkat keamanan di rumah sakit, terutama yang berkaitan dengan
penanganan tindakan-tindakan nonstruktural dan penguatan kapasitas dalam keadaan darurat dan bencana.
Namun, perubahan skala besar seperti penguatan struktur rumah sakit untuk memastikan keamanannya
mungkin memerlukan investasi besar dari sumber di luar rumah sakit. (Misalnya kementerian keuangan,
pendidikan atau jaminan sosial, atau dewan pengatur institusi publik, swasta atau nonpemerintah).
Tujuan dari Panduan untuk evaluator ini adalah untuk memberikan panduan kepada evaluator
mengenai penerapan daftar periksa, menilai keamanan rumah sakit dan menghitung Indeks Keamanandi
rumah sakit. Evaluasi tersebut akan memfasilitasi penentuan kapasitas rumah sakit untuk terus
memberikan layanan setelah terjadinya kejadian buruk, dan akan memandu tindakan yang diperlukan
untuk meningkatkan keamanan dan kesiapan rumah sakit dalam menanggapi dan pemulihan jika terjadi
keadaan darurat dan bencana. Sepanjang dokumen ini, istilah "aman" atau "keamanan" mencakup
keamanan struktural dan nonstruktural dan kapasitas dari manajemen keaddan darurat dan bencana di
rumah sakit.
Indeks Keamanan Rumah Sakit adalah alat yang digunakan untuk menilai keamanan dan
kerentanan rumah sakit, membuat rekomendasi mengenai tindakan yang diperlukan, dan mempromosikan
tindakan berbiaya rendah / berdampak tinggi untuk meningkatkan keamanan dan memperkuat
kesiapsiagaan darurat. Evaluasi tersebut memberikan arahan tentang bagaimana mengoptimalkan sumber
daya yang ada untuk meningkatkan keamanan dan memastikan berfungsinya rumah sakit dalam keadaan
darurat dan bencana. Hasil evaluasi akan membantu manajer dan staf rumah sakit, serta manajer sistem
kesehatan dan pengambil keputusan di kementrian atau organisasi terkait lainnya dalam memprioritaskan
dan mengalokasikan sumber daya terbatas untuk memperkuat keamanan rumah sakit di jaringan layanan
kesehatan yang kompleks. Ini adalah alat untuk membimbing otoritas nasional dan mitra kerja sama
internasional dalam perencanaan dan pengalokasian sumber daya mereka untuk mendukung peningkatan
keamanan dan penyampaian layanan kesehatan setelah keadaan darurat dan bencana.
Tujuan dari Panduan untuk evaluator ini adalah:
Memberikan evaluator pendekatan yang obyektif dan terstandar dalam menerapkan Daftar Periksa
Rumah Sakit Aman, sehingga mereka dapat memberikan penentuan awal apakah rumah sakit
tersebut dapat berfungsi dengan segera setelah terjadinya keadaan darurat dan bencana;
memberikan kriteria standar untuk unsur yang akan dievaluasi dalam konteks yang berbeda
sehingga ada dasar umum untuk meninjau keamanan dan kebutuhan sejumlah rumah sakit;
menyederhanakan pencatatan dan klasifikasi informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang
ditemukan di rumah sakit, baik secara individu maupun sebagai bagian dari jaringan layanan
kesehatan, dan kapasitas masyarakat untuk mengelola keadaan darurat dan bencana;
merekomendasikan kegiatan dan tindakan untuk memperbaiki keamanan dan kesiapan rumah
sakit.
Panduan untuk evaluator ini juga memberikan panduan kepada kelompok ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang berkomitmen untuk mengurangi resiko terhadap keamanan di rumah sakit dan
memperkuat kesiapan, tanggap bencana serta pemulihan rumah sakit.
Panduan ini mencakup bagian metodologi, dua formulir yang harus dilengkapi, bagian pada sistem
penilaian dan indeks keamanan, dan daftar istilah dasar, sebagai berikut.
Bagian metodologi memberikan evaluator gambaran umum mengenai proses dan apa yang harus
dipertimbangkan saat menggunakan daftar periksa.
Formulir 1 "Informasi umum tentang rumah sakit" (Lampiran l) harus dilengkapi sesuai dengan
fasilitas yang dievaluasi.
Formulir 2 "Daftar Periksa Rumah Sakit Aman" (Lampiran 2) harus dilengkapi oleh tim evaluasi.
Ada penjelasan mengenai bagaimana menyajikan temuan evaluasi dan cara menghitung indeks
keamanan rumah sakit.
Glosarium menyediakan kosakata standar untuk semua pihak yang terlibat dalam proses tersebut.
Dokumen ini dikembangkan untuk rumah sakit tingkat tersier, namun dapat juga diterapkan untuk
evaluasi fasilitas kesehatan lainnya dan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengevaluasi layanan
dan fasilitas publik lainnya, sesuai dengan adaptasi teknis yang dibuat dan standar nasional dan
internasional yang diperhitungkan.
BAB III
ASPEK KONSEPTUAL DARI
MANAJEMEN RESIKO BENCANA DAN DARURAT
Hampir semua masyarakat terkena fenomena buruk, entah berasal dari alam atau yang disebabkan
oleh bahaya teknologi atau masyarakat. Di antaranya badai, banjir, gempa bumi, kebakaran, kekeringan,
letusan gunung berapi, insiden kimia, serangan teroris, kekerasan terhadap petugas kesehatan, pasien dan
fasilitas, dan wabah penyakit. Semua kejadian buruk ini mengganggu kehidupan rutin masyarakat dan
memiliki berbagai konsekuensi untuk manusia dan material. Rumah-rumah hancur, masyarakat terisolasi,
dan layanan dasar rusak. Orang kehilangan pekerjaan dan bisnis mereka, panen hancur dan produksi
pertanian macet. Orang hilang, terluka atau terbunuh, dan mengalami berbagai efek kesehatan lainnya,
termasuk penyakit, gangguan terhadap pengobatan penyakit kronis, efek psikososial dan kecacatan.
Resiko bencana didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa kerusakan yang terjadi akan membuat
masyarakat yang terkena dampaknya menjadi kewalahan. Keadaaan bahaya, yang merupakan fenomena
yang berpotensi menyebabkan kerusakan terhadap unsur dan aset masyarakat (termasuk kesehatan
masyarakat), mempengaruhi kerentanan unsur-unsur tersebut; Interaksi ini menentukan apakah, dan
seberapa banyak, masyarakat akan terpengaruh oleh keadaan bahaya tersebut. Kerentanan adalah
keterpaparan dan kelemahan dari unsur masyarakat. Faktor utama yang mempengaruhi resiko bencana
adalah: kerentanan manusia yang terutama ditunjukkan oleh tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan
sosial; status kesehatan penduduk yang beresiko; pertumbuhan populasi yang cepat, terutama di antara
orang miskin yang menetap di daerah yang menyajikan berbagai bahaya alam (misalnya di palung,
bantaran sungai, lereng curam); meningkatkan degradasi lingkungan, terutama karena praktik penggunaan
lahan yang buruk dan dampaknya terhadap perubahan iklim; perencanaan yang buruk; konstruksi yang
buruk dan kurangnya sistem peringatan dini.
Masyarakat memiliki ketahanan lebih atau kurang terhadap keadaan darurat dan bencana yang
terjadi di lokasi mereka atau yang mempengaruhi mereka. Jangkauan dan tingkat keparahan dari
kerusakan yang disebabkan oleh kejadian buruk berbanding terbalik dengan tingkat ketahanan
masyarakat: semakin tangguh, semakin sedikit kerusakan. Akhirnya, kapasitas untuk merespon
menentukan apakah kejadian buruk akan menjadi darurat atau akan berkembang menjadi bencana.
Akibatnya, keadaan bahaya, keadaan darurat dan bencana mempengaruhi orang dengan cara yang
berbeda sesuai kondisi kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan mereka. Bencana menyebabkan
kerusakan lebih proporsional terhadap negara berkembang dan masyarakat termiskin. Angin topan atau
badai dapat menabrak dua negara atau dua komunitas dengan kecepatan angin dan hujan yang sama,
namun tingkat kerusakan pada kehidupan, infrastruktur dan layanan kesehatan akan sangat berbeda karena
berbagai tingkat kerentanan dan kapasitas dari kedua masyarakat tersebut.
BAB IV
KEAMANAN RUMAH SAKIT
Fasilitas kesehatan sangat penting dalam menyelamatkan nyawa, memberikan perawatan selama
terjadinya keadaan darurat, dan membantu pemulihan masyarakat. Di banyak negara, rumah sakit
merupakan tempat penampungan terakhir bagi korban bencana yang mencari perlindungan dan perawatan
yang sangat mereka butuhkan. Sistem rumah sakit juga merupakan investasi besar - sampai 70% dari
anggaran pelayanan kesehatan - dan merupakan ikon kesejahteraan sosial. Kehilangan rumah sakit dapat
mengakibatkan hilangnya keamanan, konektivitas dan kepercayaan pada pemerintah daerah. Namun
catatan menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan termasuk di antara korban utama
keadaan darurat, bencana dan krisis.
Instansi pemerintah (termasuk kementerian kesehatan dan organisasi manajemen bencana
nasional), rumah sakit umum dan swasta dan mitranya telah mengambil tindakan untuk memastikan
keamanan dan kesiagaan rumah sakit, sehingga mereka dapat terus memberikan layanan penting dalam
keadaan darurat dan bencana. Dalam hal ini, WHO telah mempromosikan program rumah sakit yang
aman selama lebih dari 25 tahun, menghasilkan komitmen, bimbingan teknis, dan kebijakan global,
regional dan nasional yang diberikan kepada negara-negara dan organisasi mitra di enam wilayah WHO.
Tujuh puluh tujuh negara di seluruh dunia telah melaporkan kepada WHO bahwa mereka melaksanakan
kegiatan Rumah Sakit Aman.
Alat Indeks Keamanan Rumah Sakit telah digunakan untuk menilai keamanan dan kesiapan dari
lebih dari 3500 fasilitas kesehatan, dan tindakan untuk menerapkan rekomendasi penilaian untuk membuat
rumah sakit lebih aman dan siap menghadapi keadaan darurat telah dilakukan. Banyak program pelatihan
telah dilakukan oleh berbagai organisasi untuk meningkatkan kapasitas staf rumah sakit dalam
mempersiapkan dan menanggapi keadaan darurat internal dan eksternal. Dalam beberapa tahun terakhir,
peningkatan perhatian telah diberikan terhadap keamanan petugas kesehatan dan terhadap fasilitas, serta
terhadap kelestarian dan efisiensi rumah sakit "cerdas" atau "hijau".
Banyak rumah sakit yang berada di daerah yang memiliki bahaya alam atau terkena bahaya yang
dapat mempengaruhi keamanan dan fungsinya2. Diperkirakan sebuah rumah sakit yang tidak berfungsi
meninggalkan sekitar 200.000 orang tanpa perawatan kesehatan. Hilangnya layanan darurat selama
keadaan darurat dan bencana sangat mengurangi kemungkinan dalam penyelamatan nyawa dan
mengurangi konsekuensi kesehatan lainnya. Miliaran dolar atas kerusakan infrastruktur disebabkan oleh
bencana di seluruh dunia3. Ketika kita memperhitungkan biaya kesehatan bagi jutaan orang tanpa layanan
kesehatan selama periode yang diperpanjang, kerugian yang tidak langsung jauh lebih tinggi.
Kerusakan dari kapasitas rumah sakit untuk menanggapi keadaan darurat dan bencana merupakan
penyebab utama gangguan layanan di rumah sakit dalam kejadian semacam itu: hanya sebagian kecil
rumah sakit yang ditutup karena kerusakan struktural. Langkah-langkah untuk mencegah terganggunya
2
Di Negara-negara Anggota dari Wilayah WHO di Amerika saja, 67% dari sekitar 18.000 rumah sakit di wilayah ini terletak di
daerah-daerah di mana ada bahaya yang dapat menyebabkan bencana.
3
Menurut sebuah laporan yang disiapkan oleh Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Amerika Latin dan Karibia
(ECLAC), kerusakan infrastruktur kesehatan yang disebabkan oleh bencana di Wilayah Amerika mencapai lebih dari US $ 7,82
miliar selama periode 1972-2011
fungsi rumah sakit, termasuk sistem penting, persediaan, dan kapasitas dari manajemen darurat dan
bencana, memerlukan investasi yang jauh lebih sedikit daripada mencegah keruntuhan bangunan. Namun,
teknologi, kebijakan dan manajemen kinerja bangunan rumah sakit dalam bencana terus menjadi
tantangan utama.
Banyak rumah sakit dibangun tanpa memperhitungkan keadaan bahaya. Selain itu, saat perawatan
terbengkalai, sistem yang sangat penting untuk fungsi rumah sakit memburuk seiring berjalannya waktu.
Namun, kerentanan fasilitas kesehatan dapat dibalikkan melalui dukungan politik dan keuangan yang
berkelanjutan, seperti yang telah ditunjukkan dalam berbagai proyek di banyak negara.
Dalam merancang rumah sakit baru yang aman atau mengambil tindakan untuk memperbaiki
keamanan rumah sakit yang ada, ada empat tujuan:
1. Memungkinkan rumah sakit untuk terus berfungsi dan menyediakan tingkat kesehatan yang sesuai
dan berkelanjutan selama dan setelah terjadinya keadaan darurat dan bencana;
2. Melindungi petugas kesehatan, pasien dan keluarga;
3. Melindungi integritas fisik bangunan rumah sakit, peralatan dan sistem rumah sakit yang penting;
dan
4. Membuat rumah sakit aman dan tahan terhadap resiko masa depan, termasuk perubahan iklim.
Tujuan program Rumah Sakit Aman adalah untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan tidak
hanya akan tetap berdiri jika terjadi keadaan darurat dan bencana, namun berfungsi efektif dan tanpa
gangguan. Keadaan darurat dan bencana memerlukan peningkatan kapasitas pengobatan, dan rumah sakit
harus siap untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada. Rumah sakit juga harus
memastikan bahwa petugas terlatih tersedia untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi, penuh kasih
sayang dan setara untuk korban dan orang yang selamat dari keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya.
BAB V
INDEKS KEAMANAN RUMAH SAKIT
Sementara program Rumah Sakit Aman bertujuan untuk memperkuat keamanan dan memastikan
fungsionalitas semua fasilitas kesehatan untuk keadaan darurat dan bencana, Indeks Keamanan Rumah
Sakit adalah alat yang dirancang untuk menilai keamanan dari rumah sakit rujukan, tersier, atau
universitas karena rumah sakit tersebut memiliki peran paling penting dalam menanggapi keadaan darurat
dan bencana. Rumah sakit tesebut juga mewakili tingkat perawatan tertinggi untuk kota atau wilayah di
suatu negara, dan seringkali mewakili investasi yang signifikan dari sektor publik, swasta dan
nonpemerintah dalam perawatan kesehatan. Alat khusus telah dikembangkan oleh PAHO untuk sarana
kesehatan kecil dan menengah.
Memastikan fungsi rumah sakit dan membuatnya aman jika terjadi bencana merupakan tantangan
besar, tidak hanya karena tingginya jumlah rumah sakit dan biaya yang tinggi, tetapi karena ada
keterbatasan informasi tentang tingkat keamanan dan penanganan darurat dan bencana di rumah sakit saat
ini.
Rumah sakit mewakili lebih dari 70% anggaran belanja untuk kesehatan di banyak negara.
Sebagian besar pengeluaran ini untuk petugas kesehatan ahli dan peralatan yang mahal dan moderen.
Sangat penting bahwa rumah sakit terus bekerja selama keadaan darurat terjadi karena masyarakat akan
langsung pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan medis ketika terjadinya keadaan
darurat, tanpa mempertimbangkan kemungkinan bahwa fasilitas tersebut mungkin tidak berfungsi.
Akibatnya, sangat penting untuk mengidentifikasi tingkat keamanan dan fungsi yang akan dimiliki rumah
sakit jika terjadi keadaan darurat atau bencana. Evaluasi di rumah sakit bertujuan untuk mengidentifikasi
unsur-unsur yang memerlukan perbaikan di rumah sakit atau jaringan rumah sakit yang spesifik, dan
untuk memprioritaskan intervensi di rumah sakit bahwa, dikarenakan jenis atau lokasinya, sangat penting
untuk mengurangi angka kematian, morbiditas, kecacatan dan biaya sosial dan ekonomi lainnya yang
terkait dengan keadaan darurat dan bencana.
Studi kerentanan yang terperinci biasanya mencakup analisis bahaya yang mendalam dan
kerentanan struktural, nonstruktural, sistem kesehatan dan kerentanan rumah sakit. Masing-masing aspek
ini memerlukan masukan dari spesialis yang berpengalaman dalam pengurangan bencana. Studi
kerentanan umumnya memakan waktu beberapa bulan dan dapat membebankan rumah sakit biaya sebesar
puluhan ribu dolar.
Oleh karena itu, Indeks Keamanan Rumah Sakit adalah alat yang sangat penting untuk mendekati
tujuan rumah sakit yang tidak terlalu rentan namun lebih aman dan siap menghadapi keadaan darurat dan
bencana. Indeks Keamanan Rumah Sakit dirancang dan direvisi oleh para ahli nasional untuk memberikan
wewenang dan pemangku kepentingan rumah sakit lainnya, metode untuk melakukan evaluasi rumah
sakit yang cepat dan murah. Daftar periksa membantu dalam penilaian butir dan peringkat keamanan yang
berbeda untuk rumah sakit. Sistem penilaian memberikan kepentingan relatif dari setiap butir yang,
apabila dihitung, memberikan nilai numerik pada kemungkinan bahwa rumah sakit dapat bertahan dan
terus berfungsi dalam keadaan darurat atau bencana.
Indeks Keamanan Rumah Sakit tidak hanya memperkirakan kapasitas operasional rumah sakit
selama dan setelah keadaan darurat, namun memberikan rentang yang membantu pihak berwenang
menentukan rumah sakit mana yang paling membutuhkan tindakan untuk memperbaiki keamanan dan
fungsinya. Prioritas mungkin diberikan ke rumah sakit yang memiliki tingkat keamanan yang buruk yang
akan membahayakan penghuninya dalam keadaan darurat atau bencana.
Indeks Keamanan Rumah Sakit bukan hanya alat yang melakukan penilaian teknis, namun juga
memberikan pendekatan penting terhadap manajemen resiko darurat dan bencana untuk sektor kesehatan,
dengan fokus pada pencegahan, mitigasi dan kesiapan untuk tanggap darurat dan pemulihan. Ini bukanlah
pendekatan "semua atau tidak sama sekali" untuk keamanan di rumah sakit, namun memungkinkan
perbaikan di rumah sakit dari waktu ke waktu. Indeks tersebut tidak menggantikan penilaian kerentanan
atau penelitian lainnya yang mendalam, namun membantu pihak berwenang untuk menentukan dengan
cepat tindakan apa yang dapat meningkatkan keamanan dan kapasitas apa yang harus ditanggapi rumah
sakit untuk menghadapi keadaan darurat dan bencana.4
BAB VI
PROSEDUR DAN REKOMENDASI UNTUK MENGEVALUASI RUMAH SAKIT
DAN MENERAPKAN INDEKS KESELAMATAN RUMAH SAKIT
Koordinasi umum
Kelompok yang bertanggung jawab atas koordinasi umum (entitas yang berwenang) dan
pengawasan evaluasi rumah sakit terdiri dari para manajer dan profesional di tingkat pengambilan
keputusan dari organisasi terkait (misalnya kementerian kesehatan, jaminan sosial atau keuangan, komite
manajemen bencana nasional, jaringan rumah sakit swasta). Entitas yang berwenang harus mencakup
organisasi dan orang-orang yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan strategis, pengembangan
kebijakan, program, dan rencana, dan alokasi sumber daya untuk keamanan dan fungsi jaringan layanan
kesehatan jika terjadi keadaan darurat dan bencana. Evaluasi rumah sakit juga dapat disahkan oleh
manajemen senior sebuah rumah sakit tertentu.
Entitas yang berwenang akan memulai proses evaluasi di setiap rumah sakit. Entitas ini juga
bertanggung jawab untuk memilih dan melatih evaluator, membentuk tim evaluasi, dan memfasilitasi
kontak pertama antara tim evaluasi dan perwakilan rumah sakit yang dievaluasi. Entitas akan
mengumpulkan dan meninjau hasil evaluasi, menghitung nilai untuk setiap modul dan Indeks Keamanan
di rumah sakit, dan mengembangkan serta memelihara database, di antara tugas lainnya. Entitas yang
berwenang memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk meninjau rekomendasi dari tim evaluasi dan
melaksanakan tindakan yang disepakati untuk memperbaiki kapasitas dari manajemen keamanan dan
darurat dan penanganan bencana di rumah sakit.
Catatan: Entitas yang berwenang dan tim evaluasi harus memperlakukan laporan evaluasi sebagai
laporan yang rahasia. Evaluator tidak dapat mendiskusikan hasil evaluasi dengan pihak luar.
4
1 Indice de seguridad hospitalaria: Guia para la evaluatcion de establecimientos de salud de mediana y baja complejidad.
Washington (DC): Organizacion Panamericana de la Salud (Pan American Health Organization): 2010.
2 Laporan Komisi Karibia mengenai Kesehatan dan Pembangunan. Washington (DC): Pan American Health Organization: 2006.
Keanggotaan dan tanggung jawab tim evaluasi
Evaluator harus merupakan para profesional yang bekerja di bidang konstruksi rumah sakit,
menyediakan layanan kesehatan, administrasi, atau kegiatan dukungan rumah sakit (misalnya sistem
penting, pemeliharaan). Jika memungkinkan, evaluator harus memiliki setidaknya lima tahun pengalaman
dalam desain struktural, konstruksi, sistem penting, dan manajemen darurat dan bencana rumah sakit. Bila
orang dengan latar belakang ini tidak tersedia, para profesional dengan sedikit pengalaman atau siswa
pada tingkat lanjutan di bidang studi setara dapat dipilih. Dalam hal ini, evaluator dengan sedikit
pengalaman harus diawasi oleh ahli nasional dan/atau internasional. Dalam hal tersebut, tujuannya adalah
pengamatan ahli dalam mengevaluasi unsur rumah sakit.
Evaluasi dilakukan oleh tim multidisiplin, sebaiknya termasuk:
insinyur dengan pelatihan teknik struktural;
arsitek dengan pelatihan desain;
spesialis di sistem penting rumah sakit, teknik dan peralatan biomedis, dan / atau pemeliharaan
listrik dan mekanik;
layanan kesehatan profesional (dokter, perawat, dll;
spesialis dalam penanganan darurat dan bencana, termasuk perencanaan dan / atau administrasi
dan logistik; dan
lainnya (spesialis keamanan, pemeriksa kota dll.).
Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit dan posisinya di jaringan rumah sakit
saat membentuk tim evaluasi. Misalnya, insinyur geoteknik atau insinyur yang mengkhususkan diri dalam
ketahanan seismik harus menjadi bagian dari tim yang mengevaluasi fasilitas kesehatan yang berada di
zona gempa.
Ukuran dan jumlah tim bisa bervariasi sesuai dengan kompleksitas rumah sakit. Tim harus
meminta saran dari spesialis nasional dan internasional bila diperlukan.
Semua profesional yang terlibat dalam proses ini harus menerima pelatihan mengenai tujuan dan
metodologi evaluasi rumah sakit yang aman, mengisi Daftar Periksa Rumah Sakit Aman, interpretasi
hasil, dan penyusunan laporan evaluasi akhir. Namun, perhitungan indeks keamanan rumah sakit tidak
harus menjadi bagian dari tanggung jawab tim evaluasi; sebaliknya perhitungan biasanya merupakan
tanggung jawab entitas yang memberikan otorisasi.
Setiap evaluator bertanggung jawab untuk melengkapi formulir evaluasi. Bila sebuah kelompok
membuat penilaian, evaluator di kelompok tersebut akan menyelesaikan hanya bagian dari formulir yang
sesuai dengan tugas mereka. Evaluator bertanggung jawab untuk mengkonsolidasikan informasi dan
memodifikasinya sesuai dengan hasil pertemuan pertama setelah evaluasi.
Perilaku etis dan hormat diharapkan dari anggota tim.
Catatan: Hasil laporan evaluasi harus diperlakukan sebagai laporan yang rahasia. Evaluator tidak
dapat mendiskusikan hasil evaluasi dengan pihak luar dalam keadaan apapun.
Evaluator tidak boleh ikut campur dalam operasi harian rumah sakit. Mereka tidak boleh
menangani peralatan atau memberikan saran kepada staf mengenai hal-hal yang menyangkut operasi
rumah sakit. Evaluator harus mengambil tindakan pengamanan selama evaluasi dan harus memakai alat
pelindung diri jika diperlukan.
Diharapkan semua evaluator akan mendedikasikan dirinya pada waktu yang dibutuhkan.
Bergantung pada kompleksitas rumah sakit dan pengalaman evaluator, evaluasi di tempat tidak boleh
memakan waktu lebih dari 8 jam, namun dalam kasus rumah sakit yang sangat kompleks dan besar,
mungkin memerlukan sampai tiga hari untuk evaluasi.
Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit (juga dikenal sebagai Komite Manajemen Resiko Darurat)
adalah entitas rumah sakit yang bertanggung jawab untuk mengartikulasikan, mengarahkan, menilai dan
mengkordinasikan kegiatan rumah sakit untuk periode sebelum, selama dan setelah terjadinya keadaan
darurat/bencana, memastikan partisipasi semua pekerja rumah sakit. Struktur komite ini harus
mencerminkan fasilitas tertentu, namun secara umum harus memiliki keanggotaan sebagai berikut:
1. Direktur rumah sakit;
2. Direktur administrasi;
3. Kepala Unit Gawat Darurat (Kordinator);
4. Kepala keperawatan;
5. Direktur medis;
6. Kepala operasi;
7. Kepala laboratorium;
8. Kepala pemeliharaan;
9. Kepala transportasi;
10. Kepala keamanan;
11. Kepala layanan dukungan; dan, untuk evaluasi:
12. Perwakilan serikat buruh;
13. Perwakilan masyarakat;
14. Personil rumah sakit lainnya yang dianggap perlu.
Tugas utama komite ini adalah membimbing pengembangan dan pelaksanaan kebijakan, program
dan rencana yang mengintegrasikan manajemen resiko, keamanan rumah sakit, tanggap darurat dan
tanngap bencana serta pemulihan. Di antara tanggung jawab lainnya, komite menentukan standar dan
fungsi tanggap bencana internal rumah sakit, mengawasi pelatihan permanen dan pendidikan staf, dan
mempromosikan kerja sama dan integrasi dengan sistem kesehatan dan masyarakat yang dilayaninya.
Kerangka acuan untuk evaluasi dan kebijakan yang berkaitan dengan peran Komite Darurat/Bencana
Rumah Sakit harus diformalkan sebelum proses evaluasi dimulai.
Menyelesaikan evaluasi
Setelah evaluasi di tempat selesai, anggota tim evaluasi bertemu untuk berbagi,
mengkonsolidasikan dan mendiskusikan temuan mereka. Setelah ini, sebuah rapat diselenggarakan yang
mencakup semua pihak yang berkepentingan dari rumah sakit dan rekan kerja, baik terlibat langsung
dalam evaluasi atau tidak. Anggota bkelompok tim akan melakukan pengamatan umum tentang data yang
dikumpulkan pada rapat ini. Diskusi dan saran selanjutnya akan digunakan untuk membuat perubahan
pada dokumen evaluasi, atau komentar dapat dicatat.
Jika ada ketidaksepakatan antara tim evaluasi dan Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit atau
administrasi rumah sakit, hal tersebut harus dicatat sebagai pengamatan terhadap evaluasi.
Dokumen yang dikoreksi ditandatangani dan diberi tanggal oleh anggota tim evaluasi, dan
salinannya dikirimkan ke direktur rumah sakit. Laporan evaluasi dengan dokumentasi tambahan (foto,
dokumen, rekaman dll) juga disampaikan ke entitas yang berwenang atau kelompok kordinasi umum.
Entitas yang berwenang bertanggung jawab untuk mengarsipkan semua dokumentasi,
memperbarui database hasil tabulasi penilaian rumah sakit, dan menghitung skor untuk setiap modul dan
indeks keamanan. Kelompok ini menyiapkan laporan akhir yang mencakup rekomendasi yang dibuat oleh
tim evaluasi.
Laporan akhir harus dipresentasikan pada rapat akhir dengan pihak yang berkepentingan, termasuk
Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit. Pada pertemuan tersebut, umpan balik dari lembaga yang
dievaluasi mengenai proses evaluasi umum diharapkan, sehingga perbaikan dapat dilakukan terhadap
evaluasi di masa mendatang.
Setelah presentasi laporan akhir ke rumah sakit, tugas dan tanggung jawab berikutnya akan muncul
untuk kedua kelompok. Entitas yang berwenang atau kelompok kordinasi umum harus rajin
menindaklanjuti dengan mengorganisir inspeksi (dan studi yang lebih terperinci) mengenai tindakan yang
dianggap perlu untuk memperbaiki keamanan dan manajemen darurat dan bencana di rumah sakit.
Perbaikan langsung yang berada di bawah tanggung jawab rumah sakit harus dilakukan dalam waktu yang
direkomendasikan. Rumah sakit kemudian harus menginformasikan pihak yang berwenang atau kelompok
kordinasi umum dan melanjutkan ke pemeriksaan akhir, jika langkah ini telah disepakati.
Salinan laporan akhir akan diajukan oleh entitas yang berwenang atau kelompok kordinasi beserta
dokumentasi pendukungnya dalam file yang diidentifikasi dengan nama rumah sakit dan dibagi ke dalam
tanggal evaluasi. Database akan diperbarui dan tanggal akan disepakati dalam proses tindak lanjut.
BAB VII
PENJELASAN SINGKAT TENTANG BENTUK EVALUASI
Formulir ini harus dilengkapi oleh komite darurat atau bencana rumah sakit sebelum dievaluasi. Jika
memungkinkan, disertai dengan diagram dan peta rumah sakit, pengaturan lokal dan distribusi layanan di
dalam rumah sakit, dengan sebuah judul yang menggambarkannya.
Hal yang perlu diingat saat menggunakan daftar periksa adalah sebagai berikut:
1. Isi dari daftar periksa dan unsur yang dievaluasi diformulasikan untuk aplikasi di rumah sakit
kompleks yang besar. Yang juga dapat digambarkan sebagai rumah sakit umum, rumah sakit
universitas, rujukan tersier atau rumah sakit khusus.
2. Modul 1 digunakan untuk menentukan bahaya yang secara langsung dapat mempengaruhi
keamanan rumah sakit dan rumah sakit mana yang diharapkan dapat memberikan layanan
kesehatan sebagai tanggapan terhadap keadaan darurat dan bencana. Modul 1 dan bahaya yang
diidentifikasi tidak termasuk dalam perhitungan indeks keamanan rumah sakit.
3. Tim evaluasi harus mengevaluasi rumah sakit berdasarkan butir dalam modul 2, 3 dan 4, dengan
mengacu pada kedua bahaya yang diidentifikasi dalam Modul 1 dan kapasitas maksimum rumah
sakit untuk keadaan darurat dan bencana yang diidentifikasi dalam Formulir I (Informasi Umum
tentang Rumah Sakit).
4. Setiap butir dalam modul 2, 3 dan 4 memiliki nilai yang mencerminkan kepentingannya
sehubungan dengan butir lainnya dalam modul yang sama. Butir yang paling relevan ditandai atau
disorot dan berbobot lebih berat daripada butir lainnya. Hasil evaluasi menghasilkan skor untuk
setiap modul.
5. Nilai yang ditetapkan untuk setiap butir sesuai dengan standar yang ada (misalnya panduan WHO,
regional, atau nasional, kode konstruksi lokal, dan standar dan peraturan kelembagaan).
6. Evaluasi dari butir diterapkan paling ketat di daerah penting di rumah sakit adalah permintaan
pengobatan paling banyak dalam keadaan darurat dan bencana.
7. Perhitungan Indeks Keamanan masing-masing rumah sakit didasarkan pada bobotan masing-
masing modul. Dua model direkomendasikan untuk menghitung indeks. Untuk memudahkan
perbandingan antara rumah sakit, sangatlah penting agar model yang sama diterapkan pada semua
rumah sakit yang tercakup dalam evaluasi.
a. Model 1: Nilai komponen struktural mewakili 50% dari total nilai dalam indeks, komponen
nonstruktural mewakili 30%, dan kapasitas fungsional mewakili 20%. Model ini diusulkan
untuk negara atau wilayah di mana ada resiko kegagalan struktural dan nonstruktur yang lebih
tinggi, seperti pada daerah rawan gempa atau tinggi.
b. Model 2: Semua tiga modul diberi bobot sama: yaitu setiap modul menyumbang 33,3% pada
perhitungan indeks keamanan. Model ini diusulkan untuk negara atau wilayah di mana gempa
bumi dan angin kencang tidak dianggap sebagai bahaya yang mungkin terjadi.
8. Agar proses evaluasi dianggap selesai, semua butir harus dianalisis. Apabila ditunjukkan pada
masing-masing modul, membiarkan butir tersebut kosong diperbolehkan selama tidak dianggap
relevan dengan rumah sakit yang bersangkutan. Namun, komentar harus selalu diberikan untuk
menunjukkan bahwa item tersebut dipertimbangkan.
9. Daftar periksa mencakup instruksi untuk mengisi setiap butir. Hanya satu kotak untuk setiap butir
yang dievaluasi yang harus ditandai dengan tanda "X" (rendah, rata-rata, atau tinggi).
Empat modul daftar periksa
Modul 1. Bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dan peran rumah sakit dalam penanganan
darurat dan penanggulangan bencana
Modul pertama memungkinkan penjelasan cepat tentang bahaya eksternal dan internal atau bahaya dan
sifat geoteknik tanah di lokasi rumah sakit yang dapat mempengaruhi keamanan atau fungsi rumah sakit.
Modul ini juga mengidentifikasi bahaya yang dapat menyebabkan keadaan darurat dan bencana dimana
rumah sakit diharapkan menyediakan layanan kesehatan dalam kondisi tanggap darurat. Peristiwa ini
mungkin tidak secara langsung mempengaruhi keamanan rumah sakit; Namun, rumah sakit harus
disiapkan untuk kejadian semacam itu.
Model 1: (dimana ada resiko gempa dan/atau angin topan yang lebih tinggi)
- Keamanan struktural memiliki bobot nilai 50% dari indeks;
- Modul nonstruktural memiliki bobot nilai 30%; dan
- Manajemen darurat dan penanggulangan bencana memiliki bobot sebesar 20%.
Evaluator harus menafsirkan hasil dalam konteks fasilitas kesehatan lainnya di jaringan layanan
kesehatan di daerah tersebut, lokasi fasilitas, dan faktor demografi dan faktor resiko kesehatan untuk
populasi yang dilayaninya.
BAB 9
MEMPRESENTASIKAN HASIL
UNTUK INDEKS KEAMANAN RUMAH SAKIT
Bila semua data telah dimasukkan ke dalam kalkulator, hasil yang tersedia akan meliputi:
1. Indeks keamanan khusus modul untuk setiap modul (antara 0 dan 1) dengan klasifikasi yang
ditetapkan: "a", "b" atau "c";
2. Indeks keamanan rumah sakit keseluruhan (antara 0 dan 1) dengan klasifikasi "A", "B" atau "C"
yang ditetapkan.
Ada beberapa cara untuk menyajikan hasil evaluasi dalam laporan akhir yang bergantung pada
persyaratan entitas yang berwenang. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:
1. dengan klasifikasi indeks keamanan rumah sakit (alfa): A, B C. Keuntungan dari indeks keamanan
adalah bahwa ia memberikan klasifikasi untuk rumah sakit yang mudah berkomunikasi dan dapat
melaporkan hasil gabungan dari sekelompok rumah sakit.
2. dengan indeks keamanan keseluruhan rumah sakit (numerik): misalnya 0,73, 0,52, 0,27.
Keuntungan dari jumlah tersebut adalah menunjukkan skor indeks untuk rumah sakit dan karena
itu dapat menunjukkan apakah berada di tengah rentang klasifikasi atau mendekati titik ekstrem.
3. dengan tiga huruf yang sesuai dengan klasifikasi untuk setiap modul (alfa): misalnya bca, cbc, aab.
Keuntungan dari penyajian ini adalah dapat menunjuk langsung ke modul yang memiliki
klasifikasi lebih tinggi atau lebih rendah dan kontribusi relatifnya terhadap keseluruhan indeks.
4. dengan kombinasi indeks keamanan rumah sakit dan modul masing-masing: misalnya A (abb), B
(bca), C (cbc); atau dengan alfanumerik. misalnya 0,73 (abb), 0,52 (bca), 0,27 (cbc). Meskipun ini
memberikan penyajian yang lebih kompleks, namun cara ini menggabungkan hasil untuk modul
individual dengan klasifikasi keseluruhan rumah sakit atau skor indeks.
Ketika sekelompok rumah sakit sedang dievaluasi, entitas yang berwenang untuk evaluasi
mungkin tertarik untuk meninjau semua rumah sakit baik dengan keseluruhan indeks atau dengan masing-
masing modul. Ini mungkin berguna untuk memprioritaskan dan mengalokasikan sumber daya karena
seringkali terdapat perbedaan yang signifikan dalam biaya untuk memperbaiki keamanan struktural,
keamanan nonstruktural dan manajemen darurat/bencana. Karena evaluasi menggunakan alat Indeks
Keamanan Rumah Sakit berfungsi sebagai diagnosis pendahuluan, studi yang lebih bertarget dan
terperinci (misalnya studi teknik rumah sakit) direkomendasikan guna mendapatkan penilaian yang lebih
pasti tentang keamanan rumah sakit dan sebagai dasar untuk merencanakan investasi besar.
BAB 10
MENYELESAIKAN CHECKLIST
Modul 1: Bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dan peran rumah sakit dalam
penanganan darurat dan penanggulangan bencana
Banyak rumah sakit berada di daerah rawan bahaya (misalnya daerah dataran banjir, wilayah
pesisir yang terkena gelombang badai dan tsunami, atau dekat dari patahan seismik atau fasilitas
berbahaya) yang dapat mempengaruhi keamanan struktural dan nonstruktural rumah sakit. Peran dari
menajemen darurat dan bencana di rumah sakit dapat melampaui bahaya yang secara langsung dapat
mempengaruhi keamanan rumah sakit (misalnya rumah sakit mungkin perlu dipersiapkan untuk menerima
dan merawat pasien banjir walaupun rumah sakit tidak terkena atau rusak sebagai akibat dari banjir
tersebut). Analisis lokasi geografis rumah sakit memungkinkan bahaya untuk dinilai sehubungan dengan
keadaan darurat dan bencana sebelumnya di zona tersebut, bahaya yang dapat mempengaruhi rumah sakit,
dan lokasi dan jenis lahan dimana rumah sakit telah dibangun.
Penekanan juga harus ditempatkan pada bahaya internal, seperti kebakaran di rumah sakit,
kegagalan sistem penting (misalnya air, listrik) dan ancaman keamanan yang dapat mempengaruhi
keamanan bangunan, pasien, pengunjung dan staf, dan berfungsinya rumah sakit. Evaluator harus
menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk menilai bagaimana bahaya dan kemungkinannya
membuat rumah sakit kurang aman dan kurang siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana.
Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit harus diminta untuk menyediakan terlebih dahulu peta yang
menunjukkan bahaya yang dapat mempengaruhi rumah sakit dan kejadian dimana rumah sakit diharapkan
dapat memberikan tindakan. Entitas lain yang harus didekati antara lain adalah Kementerian Kesehatan,
pemerintah daerah, komite manajemen resiko atau bencana multi sektoral, organisasi manajemen bencana,
lembaga perlindungan sipil, dan badan-badan meteorologi dan geologi.
Informasi ini penting untuk evaluasi keamanan rumah sakit. Tim evaluasi dan komite rumah sakit
akan menggunakan informasi ini untuk mengatur konteks dan batasan evaluasi sehubungan dengan
bahaya saat ini dan masa depan dimana rumah sakit harus tetap aman dan jenis keadaan darurat atau
bencana yang harus disiapkan oleh rumah sakit untuk mampu memberikan tanggapan. Informasi yang
dikumpulkan akan memungkinkan tim evaluasi untuk memastikan hal berikut:
- Frekuensi, magnitude dan intensitas bahaya dari semua sumber yang dapat menyebabkan kerusakan
atau mempengaruhi keamanan rumah sakit;
- Resiko peristiwa, geologi dan hidrometerologi yang harus disiapkan oleh rumah sakit;
- Bahaya biologis dan resiko kejadian biologis, seperti wabah epidemik, dimana rumah sakit harus siap
untuk menanggapi;
- Bahaya teknologi (misalnya bahaya industri kimia dan industri lainnya, hancurnya transportasi utama)
dan resiko peristiwa teknologi yang harus disiapkan oleh rumah sakit;
- Bahaya sosial seperti kekerasan, pemindahan dan perkumpulan massa, dan resiko kejadian semacam
itu yang harus disiapkan oleh rumah sakit; dan
- Sifat geoteknik tanah.
Pertimbangan juga harus diberikan pada bahaya dari perubahan alam, termasuk kenaikan
permukaan air laut dan faktor jangka panjang lainnya yang mungkin timbul akibat perubahan iklim.
Bahaya ini dapat mempengaruhi keamanan rumah sakit pada suatu titik selama siklus hidupnya yang
mungkin berlangsung selama beberapa dekade.
Modul 1 tidak memberikan pengukuran; Juga tidak merupakan bagian dari perhitungan indeks
keamanan rumah sakit. Namun, penilaian setiap butir dalam daftar periksa harus mengacu pada bahaya di
lingkungan rumah sakit atau kejadian dimana rumah sakit harus siap untuk menanggapi. Informasi ini
akan memberikan indikasi dari jumlah dan tipe pasien yang diantisipasi dan harus disiapkan oleh rumah
sakit untuk memberikan layanan dalam situasi darurat atau bencana.
1. Keadaan Bahaya
Tim evaluasi harus meminta Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit untuk menyediakan peta
wilayah atau lokasi yang menunjukkan potensi bahaya bagi lokasi rumah sakit dan daerah tangkapan air di
rumah sakit, yaitu wilayah geografis dan populasi yang dimana rumah sakit diharapkan untuk menyedikan
layanan kesehatan selama keajdian darurat dan bencana. Bergantung pada peran dan kapasitas rumah
sakit, daerah tangkapan air mungkin lokal, atau mungkin di seluruh negara jika merupakan satu-satunya
rumah sakit atau jika menyediakan layanan khusus.
Tim evaluasi akan mendapatkan keuntungan dari ketersediaan peta bahaya atau informasi bahaya
lainnya yang memungkinkan mereka menilai tingkat bahaya dengan mudah. Jika tidak ada peta bahaya,
evaluator tidak boleh menghentikan prosesnya; sebagai gantinya mereka harus mengandalkan informasi
terbaik tentang bahaya dari sumber informasi dan informasi ini untuk memperkirakan tingkat bahaya.
Pemaparan rumah sakit diukur (atau diperkirakan) dengan menggabungkan kemungkinan terjadinya dan
besarnya bahaya tertentu. Dengan cara ini, bahaya dapat diklasifikasikan sebagai tinggi (menunjukkan
tingginya kemungkinan terjadi bahaya atau bahaya berkekuatan tinggi, atau keduanya), sedang (tingginya
kemungkinan bahaya tingkat sedang) dan rendah (rendahnya kemungkinan terjadi bahaya atau bahaya
dengan tingkat rendah).
Memperhitungkan riwayat bahaya yang mempengaruhi rumah sakit saat menilai tingkat bahaya
sangatlah membantu. Namun, evaluator perlu mempertimbangkan ancaman potensial dari semua bahaya
yang diidentifikasi, termasuk yang belum terjadi namun mungkin akan terjadi di masa depan.
Evaluator juga dapat memperoleh akses ke laporan tanah atau geoteknik yang dapat memberi
tahu analisis mereka. Jika tidak ada peta tanah atau bahaya atau laporan geoteknik, evaluator tidak
boleh menghentikan prosesnya; sebagai gantinya mereka harus mengandalkan informasi terbaik
tentang potensi pencairan, tanah dan lereng dari sumber informasi dan menggunakan informasi ini
untuk memperkirakan tingkat bahaya.
Peringkat keamanan untuk butir No. l: Rendah = Kerusakan besar dan tidak ada
perbaikan; Rata-rata = Kerusakan sedang dan hanya sebagian bangunan diperbaiki; Tinggi =
Kerusakan kecil atau tidak rusak, atau bangunan diperbaiki sepenuhnya.
2. Rumah sakit dibangun dan / atau diperbaiki dengan menggunakan standar keamanan
saat ini
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi.
Evaluator harus membuat penilaian terhadap pekerjaan konstruksi sebelumnya di
fasilitas dan standar yang diterapkan. Penilaian harus menggunakan standar keamanan saat ini
(yang mungkin berbeda dari standar lama). Evaluator mencari bukti dari kontrak, atau
informasi yang dikumpulkan dari wawancara, antara lain, staf pengadaan dan pemeliharaan
dan, jika mungkin, personil konstruksi (misalnya insinyur desain, arsitek dan / atau kontraktor).
Evaluator harus memverifikasi apakah bangunan telah diperbaiki, tanggal perbaikan,
dan apakah perbaikan dilakukan dengan menggunakan standar yang sesuai untuk bangunan
yang aman pada saat perbaikan. Evaluator harus memeriksa apakah standar yang digunakan
saat perbaikan berbeda dari standar keamanan saat ini yang merupakan acuan yang menilai
butir ini. (Referensi: 17).
Peringkat keamanan untuk butir No. 2: Rendah = Standar keamanan saat ini tidak
diterapkan; Rata-rata = standar keamanan saat ini hanya diterapkan sebagian; Tinggi = standar
keamanan terkini diterapkan sepenuhnya.
2. Kondisi bangunan
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa bangunan, baik internal maupun eksternal, untuk tanda-
tanda kerusakan seperti lapisan yang pecah, retakan atau unsur struktur yang tenggelam, dan
harus menentukan penyebabnya. Evaluator harus mengakses lokasi celah dan sudutnya untuk
mengetahui kondisi bangunan. Ketika menilai unsur struktur yang rusak, evaluator harus
menentukan fungsinya dalam menjaga stabilitas struktural dan kekuatan keseluruhan.
Misalnya, resiko yang ditimbulkan oleh pilar yang rusak di lantai dasar tidak sama dengan
resiko yang ditimbulkan oleh pilar yang rusak serupa di lantai paling atas. (Kondisi bangunan
berhubungan erat dengan jenis bahan bangunan yang digunakan untuk unsur struktur.) Pecahan
dapat terjadi karena berbagai alasan; Beberapa menunjukkan adanya masalah serius (desain,
kelebihan beban) dan lainnya tidak menunjukan apapun (perubahan volume). Jika bangunan itu
baru saja dicat baru-baru ini, periksa apakah celah tersebut tidak tersembunyi. Penting untuk
berbicara dengan staf pemeliharaan rumah sakit saat melakukan penyelidikan ini. (Referensi;
12, 13, 14. 18, 24).
Peringkat keamanan untuk barang No. 5: Rendah = Retak di lantai dasar dan lantai
pertama; kemunduran utama yang disebabkan oleh pelapukan atau penuaan normal; Rata-
rata = Beberapa kemunduran hanya disebabkan oleh pelapukan atau penuaan normal; Tinggi
= Tidak ada kerusakan atau retakan yang teramati.
Peringkat keamanan untuk butir No. 8: Rendah = Pemisahan kurang dari 0,5% dari
tinggi bangunan dari dua bangunan yang lebih pendek; Rata-rata = Pemisahan antara 0,5%
dan 1,5% dari tinggi bangunan dari dua bangunan berdekatan yang lebih pendek; Tinggi =
Pemisahan lebih dari 1,5% dari tinggi bangunan yang lebih pendek dari dua bangunan yang
berdekatan.
7. Redundansi struktural
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Redundansi adalah bagian normal dari sistem struktural dan sangat penting untuk
keamanan bangunan, terutama terhadap angin kencang dan gempa bumi. Evaluasi tersebut
bertujuan untuk memastikan bahwa bangunan rumah sakit dapat menahan kekuatan lateral
yang disebabkan oleh keadaan bahaya, seperti angin kencang dan gempa bumi, di dua arah
ortogonal utama bangunan tersebut.
Evaluator harus meninjau rencana struktural (yaitu gambar teknik) bangunan rumah
sakit dan harus memverifikasi di lokasi apakah struktur tersebut memenuhi kriteria desain
dalam dua arah ortogonal utama. Bangunan dengan kurang dari tiga garis atau sumbu
perlawanan di salah satu arah utama rentan terhadap tuntutan yang besar dari daya tahan dan
kekerasan.
Tiga garis daya tahan tidak menjamin redundansi struktural pada bangunan berbingkai
kaku, dengan balok struktural dan / atau dinding, dan dengan koneksi balok-pilar yang bagus.
Dalam sistem struktur lainnya, penting untuk mengevaluasi keamanan struktural lainnya
seperti lempengan datar dengan balok datar dan untuk mencatat tingkat keamanan. Di daerah
rawan gempa, sistem struktur lempengan datar tidak dapat diijinkan. Akibatnya, sistem
semacam itu harus mendapatkan rating "rendah" dalam keadaan seperti ini (Referensi: 12, 13,
15).
Peringkat keamanan untuk butir No. 10: Rendah = Kurang dari tiga garis daya tahan
di setiap arah; Rata-rata = Tiga garis daya tahan di setiap arah atau garis tanpa orientasi
ortogonal; Tinggi = Lebih dari tiga garis daya tahan pada setiap arah ortogonal bangunan.
11. Penyimpangan dalam rencana struktur bangunan (kekerasan, beban, daya tahan)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Penyimpangan struktur dapat dinyatakan dalam bentuknya, konfigurasi dan
eksentrisitas torsional (yaitu jarak antara pusat beban dan pusat kekerasan). Sementara
evaluator memeriksa eksterior dan interior rumah sakit, mereka harus melihat inkonsistensi
dalam rencana rumah sakit dari perspektif kekerasan (bentuk dan jenis bahan yang digunakan
untuk unsur vertikal tahan) serta distribusi beban (terkonsentrasi dan terdistribusi). Evaluator
harus mencoba untuk mengidentifikasi di lokasi dan dengan menggunakan diagram apakah
sendi seismik membagi struktur ke bagian biasa atau apakah ada konfigurasi yang tidak
beraturan, seperti rencana berbentuk T, berbentuk U atau rencana silang, atau konfigurasi yang
lebih rumit.
Aspek lain yang harus diperiksa evaluator adalah posisi relatif dari kerangka (kerangka
balok dan pilar) dan dinding geser karena ini akan menentukan respon diafragma horizontal
(lembaran) dalam hal perpindahan dan putaran. Adanya bukaan besar diafragma horizontal
karena interior teras atau untuk akses ke tangga dan lift membuat struktur lebih rentan terhadap
beban lateral yang disebabkan oleh gempa bumi dan badai yang hebat. Selama fenomena
ekstrem seperti gempa atau angin kencang, beban yang terdistribusi dengan buruk dapat
menyebabkan beban berlebih di beberapa area struktur, dan mengakibatkan keruntuhan.
Evaluator harus menentukan apakah kondisi ini ada dan apakah ada unsur struktural yang
dirancang untuk menguranginya. (Referensi: 12, 13, 14, 25).
Peringkat keamanan untuk butir No. 14: Rendah = Bentuk tidak beraturan dan struktur
tidak seragam; Rata-rata = Bentuk pada rencana tidak beraturan namun strukturnya
seragam; Tinggi = Bentuk pada rencana bersifat reguler dan struktur memiliki rencana yang
seragam, dan tidak ada unsur yang menyebabkan torsi signifikan.
Bentuk sederhana dan kompleks dalam kerangka
Sederhana Kompleks
15. Ketahanan struktural terhadap bahaya selain gempa bumi dan angin kencang
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Butir ini fokus pada keamanan struktural untuk beberapa bahaya atau selain gempa dan
angin kencang. Rumah sakit mungkin telah mengambil tindakan untuk meningkatkan
keamanannya sehubungan dengan bahaya tertentu, namun tidak sampai bahaya penuh yang
dapat mempengaruhi fasilitas tersebut, sehingga membuat rumah sakit beresiko tinggi.
Sehubungan dengan bahaya yang ada di wilayah di mana rumah sakit berada, keahlian
struktural diperlukan untuk menilai apakah bangunan secara keseluruhan memiliki tingkat
keamanan struktural yang diperlukan agar dapat terus memberikan layanan kesehatan dalam
keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus mengacu pada bahaya yang dapat
mempengaruhi lokasi rumah sakit (lihat Modul 1)
Evaluator harus mengakses kinerja struktural global dan ketahanan struktur bangunan
untuk bahaya tunggal atau ganda selain angin kencang (berkelanjutan atau periodik) dan
gempa bumi (misalnya bahaya meteorologi lainnya, banjir dan bahaya hidrologi lainnya, tanah
longsor dan bahaya geologi lainnya). Evaluator harus menggunakan pengetahuan dan keahlian
mereka untuk menilai bahaya yang dapat terjadi pada unsur struktural rumah sakit. Evaluator
harus menilai bagaimana bahaya, dan kemungkinan rumah sakit terhadap bahaya ini, membuat
unsur struktural rumah sakit menjadi kurang aman.
Evaluator harus memverifikasi apakah rumah sakit dirancang secara memadai - dari
sudut pandang struktural - untuk menahan fenomena lain (misalnya tanah longsor, batu jatuh,
letusan gunung berapi, banjir, kebakaran dan ledakan), dan apakah tindakan pencegahan atau
perbaikan yang diperlukan untuk memperbaiki tingkat keamanan telah diimplementasikan.
Evaluator harus mengidentifikasi tindakan yang telah diadopsi untuk mengurangi resiko
terhadap keamanan struktural (misalnya gerbang anti-banjir). Evaluator harus menilai
kemungkinan bangunan yang lengkap berdasarkan semua bahaya lainnya di daerah tersebut.
Misalnya, rumah sakit mungkin terletak pada lereng yang "tidak stabil" dan memiliki resiko
longsor atau, sebagai alternatif, ukuran ketahanan seperti dinding penahan mungkin telah
dibangun untuk menstabilkan lereng dan bangunan. Perlu dicatat bahwa sebuah bangunan
dapat dirancang secara memadai untuk menahan gempa dan angin topan namun masih dapat
sangat rentan terhadap banjir atau letusan gunung berapi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 18: Rendah = Ketahanan struktural rendah
terhadap bahaya yang ada di lokasi rumah sakit; Rata-rata = Ketahanan struktural yang
memuaskan (dengan mempertimbangkan ukuran pengurangan resiko struktural); Tinggi =
ketahanan struktural yang baik (dengan mempertimbangkan langkah-langkah pengurangan
resiko di tempat).
Peringkat keamanan untuk butir No. 19: Rendah = Kerusakan besar dan tidak ada perbaikan yang
dilakukan; Rata-rata = Kerusakan sedang, bangunan hanya sebagian diperbaiki; Tinggi = Kerusakan
kecil atau tidak ada kerusakan, atau bangunan diperbaiki sepenuhnya.
20. Kondisi dan keamanan pintu, pintu keluar dan pintu masuk
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kondisi pintu rumah sakit, pintu keluar dan pintu masuk dan kemampuan
pintu-pintu tersebut dalam melawan tenaga angin, api, dan seismik dan lainnya. Pintu harus benar-
benar menempel pada bingkai tanpa celah yang terlihat jelas (antara pintu dan bingkai, atau antara
bingkai dan dinding). Pintu dan kusen pintu merupakan indikasi yang baik apakah struktur yang
berdekatan telah bergeser, terutama jika ada celah, jika pintu sulit dibuka, atau jika ada keausan yang
berlebihan. Dalam kasus pintu otomatis, evaluator harus memeriksa apakah ada ketentuan untuk
membuka pintu dengan aman dan apakah ada operasi manual alternatif. Pintu, pintu keluar dan pintu
masuk harus bebas dari rintangan dan cukup lebar untuk memungkinkan pergerakan pasien dan staf
rumah sakit dengan cepat dalam situasi darurat. Evaluator harus memberi perhatian khusus pada pintu,
pintu keluar dan pintu masuk ke area penting untuk situasi darurat, seperti gawat darurat, unit
perawatan intensif, ruang operasi, dll. (Referensi: 2, 8, 1l, 17, 18, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 20: Rendah = Pintu, pintu keluar dan pintu masuk dalam kondisi
buruk, terganggu oleh kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
Lebar pintu masuk kurang dari 115 cm; Rata-rata = Dalam kondisi yang cukup, ada kerusakan tapi
kerusakan tidak menghalangi fungsi dari unsur dan sistem, atau operasi lainnya; Atau lebar pintu
masuk kurang dari 115; Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang
akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Dan lebar pintu masuk sama dengan
atau lebih besar dari 115 cm.
22. Kondisi dan keamanan unsur lain dari selubung bangunan (misal: dinding luar, bangunan
muka)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus meninjau status teknis dan konstruksi dari selubung bangunan, termasuk dinding luar
dan bangunan muka, yang dapat dibuat dari bahan yang berbeda seperti batu bata, kaca, kayu dan
aluminium serta material komposit. Unsur-unsur harus ditinjau kembali untuk memastikan tidak ada
retak, cacat atau longgar. Disarankan agar, di zona rawan gempa, bangunan muka tidak boleh dilapisi
tetapi harus diintegrasikan ke dalam dinding. Di zona rawan gempa atau daerah angin kencang,
dinding ini harus disesuaikan dengan unsur struktur sehingga dapat tetap bertahan dari kekuatan
seismik dan angin. Jika sebuah selubung bangunan memiliki bagian kaca atau kayu yang permanen,
evaluator harus menerapkan kriteria yang sama seperti untuk jendela dan penutup jendela yang terbuat
dari bahan ini. Analisis harus lebih ketat di pintu masuk rumah sakit dan di area penting yang
bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan dan asosiasinya dalam keadaan darurat dan
bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 22: Rendah = Selubung bangunan dalam kondisi buruk, terkena
kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata = Dalam
kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan sistem,
operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang
akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
26. Kondisi dan keamanan unsur arsitektural lainnya (misalnya penghias, ornamen, cerobong asap,
tanda)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Kriteria yang dijelaskan untuk butir 22, 23 dan 24 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi unsur
arsitektur lainnya. Evaluator harus memverifikasi unsur arsitektur lain dari rumah sakit yang belum
diperhitungkan berdasarkan butir sebelumnya. Perhatian khusus harus diberikan pada kondisi pasak
dan dukungan unsur arsitektur eksterior. Misalnya, cerobong asap secara struktur harus berfungsi,
mampu menahan beban seismik atau angin dan memiliki stabilitas yang dibutuhkan untuk
ketinggiannya, apakah berdiri sendiri atau diperkuat. Getaran seismik dapat menyebabkan cerobong
asap jatuh, mengakibatkan kerusakan yang cukup besar dan bahkan kematian. Tidak disarankan untuk
menggunakan kusen jendela atau hiasan serupa lainnya pada eksterior bangunan karena, selain resiko
yang ditimbulkan jika jatuh, unsur ini dapat meningkatkan beban bangunan dan seismik. Evaluator
harus memeriksa keamanan papan bangunan di dalam dan di luar rumah sakit karena dapat jatuh dan
membahayakan penghuni atau merusak fasilitas.
Peringkat keamanan untuk butir No. 26: Rendah = Unsur arsitektural lainnya dalam kondisi buruk,
terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata =
Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan
sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan
yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
28. Kondisi aman untuk pergerakan di dalam gedung (misalnya koridor, tangga)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa kondisi aman untuk pergerakan di seluruh fasilitas. Koridor
interior harus luas dan bebas dari hambatan untuk memastikan kemudahan pergerakan personil, tandu
dan peralatan medis. Perhatian khusus harus diberikan pada tangga dan pintu keluar dari karena sangat
penting jika evakuasi terjadi saat gempa atau keadaan darurat lainnya. Akses untuk orang-orang
dengan mobilitas atau gangguan sensorik, serta akses untuk kursi roda, harus dipertimbangkan.
Penanda yang memadai harus tersedia untuk memudahkan pergerakan staf, pasien dan pengunjung.
Area dengan akses terbatas harus berada di bawah pengawasan petugas keamanan rumah sakit.
(Referensi: 8, 11, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 28: Rendah = Hambatan atau kerusakan pada unsur akan
menghalangi pergerakan di dalam bangunan dan membahayakan penghuni; Rata-rata = Hambatan
atau kerusakan pada unsur tidak akan menghalangi pergerakan orang, tapi akan menghambat
pergerakan tandu, peralatan beroda; Tinggi = Tidak ada hambatan, tidak ada potensi atau tidak ada
atau hanya kerusakan ringan yang tidak akan menghalangi pergerakan orang atau peralatan beroda;
Peringkat keamanan untuk butir No. 31: Rendah = Sistem lift dalam kondisi buruk, terkena kerusakan
yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata = Dalam kondisi yang
cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan sistem, operasi atau
sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang akan
menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
Peringkat keamanan untuk butir No. 32: Rendah = Dalam kondisi buruk, terkena kerusakan yang
akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata = Dalam kondisi yang cukup,
tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem
ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat
fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
33. Kondisi dan keamanan penutup lantai
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Lantai dapat dibuat dari berbagai bahan, termasuk terrazzo, keramik atau tanah liat, linoleum, kayu dll.
Lantai dapat dilekatkan dengan perekat, diletakkan di atas membran (seperti lantai yang
mengambang), atau ditangguhkan. Evaluator harus memverifikasi bahwa lantai itu kedap air, anti
selip, bebas dari retak atau bagian yang longgar, terutama di daerah dengan lalu lintas penting dan lalu
lintas tinggi. Seharusnya tidak ada bagian yang tidak merata yang bisa menyebabkan orang jatuh atau
menyebabkan troli dan peralatan jatuh. Di daerah di mana ada sejumlah besar saluran, kabel dan lantai
yang tergantung, evaluator harus memastikan bahwa lantai diperkuat untuk menahan beban seismik
lateral. (Referensi: 17, 18, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 33: Rendah = Penutup lantai dalam kondisi buruk, terkena
kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata = Dalam
kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan sistem,
operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang
akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
34. Lokasi layanan dan peralatan penting rumah sakit sehubungan dengan bahaya lokal
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Banyak fasilitas kehilangan layanan penting (misalnya perawatan darurat), sistem dan peralatan
(misalnya catatan pasien atau pembangkit listrik) yang mana layanan kesehatan bergantung karena
memposisikan layanan dan peralatan ini di lokasi yang rentan terhadap bahaya lokal. Misalnya, rumah
sakit yang menyimpan catatan pasien dan generator listrik darurat di ruang bawah tanah mungkin
menempatkan benda tersebut pada resiko banjir yang akan menghancurkan catatan dan
menenggelamkan generator, sehingga mempengaruhi fungsi normal dan darurat. Evaluator harus
meninjau keamanan lokasi layanan dan peralatan penting dan memverifikasi tindakan yang diambil
untuk melindungi persediaan penting seperti listrik darurat, obat-obatan dan catatan pasien. Keamanan
dan lokasi beberapa sistem dan persediaan penting sehubungan dengan bahaya lokal dibahas dalam
butir lain dalam modul ini dan tidak boleh diduplikasi di sini.
Peringkat keamanan untuk butir No. 34: Rendah = Tidak ada tindakan perlindungan yang diambil;
ada kerusakan, kegagalan dan gangguan layanan penting terhadap operasi rumah sakit dalam
keadaan darurat dan bencana; Rata-rata = Tindakan untuk melindungi sebagian layanan penting
dari bahaya lokal diambil; Terkena kerusakan dengan beberapa gangguan layanan penting terhadap
operasi rumah sakit dalam keadaan darurat atau bencana. Tinggi = Banyak tindakan diambil untuk
melindungi layanan penting; Kemungkinan besar layanan penting dan rumah sakit akan beroperasi
tanpa gangguan atau terbatas pada keadaan darurat dan bencana.
41. Kondisi dan keamanan peralatan listrik, kabel dan saluran kabel
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kondisi jaringan listrik di seluruh rumah sakit. Hal ini harus terlindungi
dari banjir dan kebakaran, dan di zona rawan gempa dan daerah angin kencang, harus benar-benar
terpasang dengan kuat. Peralatan ini harus disalurkan melalui rak kabel atau saluran yang mampu
melindungi dari lilitan, pecah atau dari kerusakan umum. Ketika kabel disalurkan di sepanjang atap
yang kosong melalui saluran pembuangan atau gargoyle, kabel harus diposisikan di atas tingkat aliran.
Bila bangunan memiliki ruang bawah tanah atau area lain yang cenderung banjir, evaluator harus
memeriksa lokasi soket, perlengkapan saklar besar atau isolator dan apakah perlu dinaikkan. Di daerah
rawan gempa, ketika saluran listrik melewati bangunan gedung atau melewati bagian atas sendi
ekspansi di gedung yang sama, persendian ini harus memiliki fleksibilitas yang cukup untuk
mengakomodasi pergerakan yang relatif selama gempa bumi.
Elemen penting adalah pemisahan jaringan listrik dari yang lainnya yang mungkin dapat
mempengaruhi listrik - seperti persediaan air atau sistem pembuangan limbah. Jika berada dekat dekat
sistem pelindung untuk pembuangan listrik di udara, perisai logam dan penambahan ikatan listrik
tambahan perlu dipertimbangkan.
Evaluator harus memeriksa posisi dari saluran listrik bagian luar dengan kaitannya dengan fitur di
halaman rumah sakit. Semua kabel listrik di rumah sakit harus ditempatkan di bawah tanah untuk
melindungi mereka dari kerusakan dan puing-puing terbang saat angin kencang. Jika tiang listrik
berada di halaman rumah sakit, evaluator harus memastikan bahwa trafo dipasang dengan baik.
Kemungkinan tiang dapat jatuh karena pergerakan tanah, angin atau bahaya lainnya harus
dipertimbangkan. Cabang pohon dapat mematahkan atau mengganggu jalur listrik di bagian atas;
Demikian juga, akar pohon yang dapat mengganggu jalur listrik yang terkubur. (Referensi: 2, 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 41: Rendah = Peralatan listrik, kabel listrik, kabel dan saluran
dalam kondisi buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan listrik, kabel listrik,
kabel dan saluran berada dalam kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan
sebagian perlindungan dan keamanan; Tinggi = Peralatan listrik, kabel listrik, kabel dan saluran
dalam kondisi baik, aman dan dalam berfungsi dengan baik.
43. Kondisi dan keamanan panel kontrol, saklar pemutus beban berlebih dan kabel
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Evaluator harus memeriksa aksesibilitas, kondisi dan pengoperasian dari papan distribusi, isolator,
perlengkapan saklar, dan panel kontrol di seluruh fasilitas. Lokasinya harus diperiksa untuk
memastikan bahwa akses tidak dapat diblokir, pintu dan jendela masih utuh, terdapat tindakan untuk
pencegahan kebakaran dan drainase yang cukup untuk menghindari banjir.
Fungsi papan distribusi, kapasitas pemutus, koneksi ke sistem, dan penyangga atau pasak yang
digunakan untuk semua panel dan peralatan yang sesuai harus diperiksa. Hal ini dapat dilakukan
dengan kombinasi pemeriksaan catatan pemeliharaan dan inspeksi visual. Papan distribusi atau panel
harus diberi label untuk menunjukkan perangkat kontrol dan perlindungan yang melayani setiap
rangkaian di area yang berbeda. Evaluator juga harus memeriksa apakah panel kontrol terlindungi dari
risiko kebakaran, kelebihan beban dan kerusakan mekanis (misalnya pemutusan arus kebocoran,
pemutusan muatan listrik, uji beban dan penggantian otomatis ke generator).
Koneksi ke sistem cadangan darurat, sistem pencahayaan darurat dan sistem alarm harus diperiksa.
Jika koneksi ini terletak dekat dengan generator darurat, semua kabel harus disalurkan dengan tepat,
dalam kondisi baik dan dapat dikenali (Referensi: 2, 7, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 43: Rendah = Panel kontrol atau elemen lainnya dalam kondisi
buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Panel kontrol atau elemen lainnya dalam
kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi =
Panel kontrol atau elemen lainnya dalam kondisi baik, terlindungi dengan baik dan berfungsi dengan
baik.
47. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas pasokan tenaga listrik dan sumber alternatif
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan),
dan inspeksi.
Divisi pemeliharaan harus menyediakan pandual operasi untuk sistem ketenagaan listrik, serta catatan
pemeliharaan pencegahan. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada prosedur darurat untuk
memelihara sistem dalam situasi darurat / bencana. Evaluator harus memeriksa bahwa personel telah
dilatih dengan standar yang sesuai untuk menjaga tingkat keamanan yang benar dari pasokan listrik
dan sumber alternatif (misalnya generator) rumah sakit, baik dalam situasi rutin maupun darurat /
bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 47: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan catatan
pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan /
inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya tidak tersedia, Tinggi =
Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil
telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.
3.3.2 Sistem telekomunikasi
Bagian 3.3.2 terdiri dari 8 butir (48-55).
48. Kondisi dan keamanan antenna
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi kondisi antena, piringan satelit, kontrol eksternal dan pemasangan dari
atap, penguat dan penyangganya. Antena dan penangkal petir terpasang dan menempel pada bagian
struktur yang paling tinggi dan karenamua rentan terhadap angin kencang dan badai. Harus ada
setidaknya tiga ikatan pada interval 120o; Empat ikatan harus dilakukan pada interval 900. Perangkat
untuk penangkal petir harus dipasang dengan benar dan tidak boleh digunakan untuk sistem lain.
Akses jalan ke antena dan peralatan terkait harus aman dan terlindungi dengan baik dari fenomena
berbahaya. Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 2, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 48: Rendah = Antena dan penyangga dalam kondisi buruk, tidak
ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Antena dan penyangga berada dalam kondisi yang cukup
baik, beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Antena dan
penyangga dalam kondisi baik, aman dan ada tindakan perlindungan.
49. Kondisi dan keamanan sistem tegangan rendah dan ekstra rendah (internet dan telepon)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Sistem tegangan rendah dan tegangan ekstra rendah mungkin memiliki mekanisme antena, peralatan
transmisi, pengontrol aliran dan tegangan, receiver, kabel dan grounding sehingga evaluator harus
memverifikasi status dari setiap bagian. Evaluator harus memverifikasi bahwa kabel terhubung dengan
benar di area strategis untuk menghindari kelebihan sistem. Kabel untuk komputer dan jaringan
telepon harus terlindungi dari kejadian seperti angin kencang dan banjir, sehingga sistem dapat
berfungsi dalam kondisi terburuk sekalipun. Komponen utama dari sistem tegangan rendah dan
tegangan ekstra rendah, seperti server dan jaringan, harus berada di kawasan terlindungi yang bebas
dari bend-benda yang berpotensi memblokir akses masuknya.
Untuk menghubungkan saluran telepon ke masing-masing ekstensi atau telepon di sebuah bangunan,
ada sistem kabel yang harus dipisahkan dari sumber listrik lain agar tidak membebani sistem dan
untuk melindungi agar tidak rusak akibat daya yang berbeda. Demikian juga dengan kabel komunikasi
yang internal harus dipisahkan. Kabel harus dilindungi sesuai dengan standar dan undang-undang
yang tepat - misalnya, perlindungan di tabung atau kotak listrik, dan penempatan di permukaan lantai
(misalnya pada ketinggian 0,5 meter). Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan
pemeliharaan dan inspeksi. (Referensi: 2, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 49: Rendah = Sistem tegangan rendah dalam kondisi buruk,
tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Sistem tegangan rendah dalam kondisi cukup baik,
beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Kondisi bagus, aman dan
terlindungi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 57: Rendah = Lokasinya rentan dengan resiko kegagalan yang
tinggi (misalnya kerentanan struktural, arsitektur dan / atau sistem); Rata-rata = Lokasi memiliki
resiko kegagalan sedang (misalnya kerentanan struktural, arsitektur dan / atau sistem); Tinggi =
Lokasinya tidak memiliki resiko yang dapat ditemukan secara visual (misalnya kerentanan struktural,
arsitektur dan / atau sistem);
71. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas semua jenis sistem pengelolaan limbah rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan).
Divisi pemeliharaan harus menyediakan panduan operasi dan catatan pemeliharaan pencegahan untuk
sistem pengelolaan limbah padat yang berbahaya. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada prosedur
darurat untuk memelihara sistem limbah padat yang berbahaya dalam situasi darurat / bencana.
Evaluator harus memeriksa bahwa personel telah dilatih dengan standar yang sesuai untuk menjaga
tingkat keamanan sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang benar dalam situasi rutin dan darurat /
bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 71: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan catatan
pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan /
inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya tidak tersedia, Tinggi =
Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil
telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.
3.3.6 Sistem penyimpanan bahan bakar (misalnya gas, bensin dan solar)
Bagian 3.3.1 terdiri dari 5 butir (72-76).
Peringkat keamanan untuk butir No. 73: Rendah = Tanki berada dalam kondisi buruk; Tidak ada
penguat atau penyangga tangki; Tanki tidak tersimpan dengan aman sehubungan dengan terjadinya
bahaya; Rata-rata = Tanki berada dalam kondisi yang cukup baik; Penguat dan penyangga tidak
memadai untuk bahaya besar; Penyokong tangki memiliki beberapa prosedur keamanan; Tinggi =
Tanki berada dalam kondisi baik; Penyangga dan penguat berada dalam kondisi yang baik untuk
bahaya besar; Penyokong tangki memiliki beberapa prosedur keamanan yang memadai.
74. Lokasi penyimpanan bahan bakar yang aman jauh dari gedung rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa tangki yang mengandung cairan mudah terbakar dapat diakses
dan ditandai dan diberi label dengan jelas dan memiliki jarak yang aman dari fasilitas klinis dan
nonklinis utama (misalnya unit dengan ketergantungan tinggi, ruangan, tempat listrik, boiler, dapur)
jika terjadi kebakaran atau kerusakan. Bila tangki tertutup, lokasinya harus dibangun dari bahan yang
tidak mudah terbakar dan harus berventilasi baik, ditandai dengan baik dan memiliki penerangan yang
baik, berada di belakang pagar yang aman, dan di bawah pengawasan (jika mungkin), serta harus
memiliki alarm keamanan. Pada saat yang sama, harus mudah dijangkau untuk pemeliharaan dan agar
petugas penanganan kebakaran mampu menghadapi potensi keadaan darurat.
Area penyimpanan tangki bahan bakar harus memiliki drainase yang baik dan harus berada di lokasi
yang tidak rentan terhadap banjir, tanah longsor atau pencairan tanah. Dalam kasus angin kencang,
tanki tersebut harus terlindungi dari benda-benda terbang. Tempat bahan bakar harus terlindung dari
konstruksi dan kegiatan lain yang berpotensi menyebabkan kerusakan terhadapnya. Selain meninjau
lokasi, evaluator harus memeriksa bahwa peralatan perlindungan kebakaran yang terkait dengan
penyimpanan bahan bakar berfungsi. (Referensi: 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 74: Rendah = Penyimpanan bahan bakar tidak dapat diakses dan
tidak berada di tempat yang aman; Rata-rata = Berada di lokasi yang cukup baik sehubungan dengan
bahaya, beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Dalam kondisi baik
dan lokasi yang baik, memliki tindakan perlindungan yang aman; Tangki bahan bakar dapat diakses.
75. Kondisi dan keamanan sistem distribusi bahan bakar (katup, selang, sambungan)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Kebocoran bahan bakar sangat berbahaya dan penting untuk dikendalikan dengan hati-hati. Hal ini
menyiratkan kinerja yang baik dari semua katup, selang dan sambungan. Evaluator harus memastikan
bahwa sambungan fleksibel melekat pada peralatan dan melewati insur struktural. Namun, sambungan
yang tergabung ke unsur struktural harus keras, dengan asumsi tidak ada kemungkinan dipindahkan.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 75: Rendah = sistem berada Kurang dari 60% dalam kondisi
operasional yang aman; Rata-rata = sistem berada antara 60% dan 90% dalam kondisi operasional
yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis; Tinggi = sistem berada lebih dari 90% dalam
kondisi operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis;
78. Keamanan area penyimpanan untuk tangki dan / atau silinder gas medis
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Evaluator harus mengunjungi daerah tempat botol gas medis, tangki dan silinder disimpan untuk
memastikan keamanannya dan aman dari kejatuhan dan terlindungi dari bahaya (misalnya penghalang
api, penyangga, penguat). Ukuran area penyimpanan juga harus memadai untuk penanganan botol,
tangki dan silinder yang benar dari pengiriman. Setiap silinder yang mengandung gas harus memiliki
tanda permanen yang menunjukkan apakah ia berisi gas murni atau campuran gas di dalamnya. Area
penyimpanan juga harus menunjukkan jenis risiko dan tindakan pengamanan yang harus dilakukan,
sehingga tindakan pengendalian yang diperlukan dapat diterapkan saat memanipulasi silinder. Silinder
tidak boleh dicat.
Di zona rawan gempa dan daerah angin kencang, tangki gas medis di tempat penyimpanan harus
dipasang dengan baik atau diperkuat. Jika tangki atau silinder ini disimpan di bagian rumah sakit yang
tidak memadai, seperti koridor, peringkatnya harus “rendah”. Evaluator harus memastikan bahwa
personil yang bertanggung jawab untuk mengelola gas medis mengetahui semua prosedur keselamatan
dan persyaratan isolasi untuk setiap jenis gas yang digunakan. Peralatan pemadam kebakaran harus
tersedia, dan personil harus dilatih penggunaannya.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi. (Referensi:
7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 78: Rendah = Tangki gas medis dan silinder di area
penyimpanan berada dalam kondisi buruk; Tidak ada tindakan perlindungan, tidak diamankan;
Personil tidak dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis gas dan pemadam kebakaran; Rata-rata
= Tangki gas medis dan silinder di area penyimpanan berada dalam kondisi yang cukup baik;
Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Kualitas penyangga dan penguat
kurang memadai; Personil dilatih untuk mengoperasikan peralatan; Tinggi = Kondisi baik, aman dan
terlindungi, penguat berkualitas baik untuk bahaya besar.
79. Kondisi dan keamanan sistem distribusi gas medis (misalnya katup, pipa, sambungan)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa perangkat penyimpanan dan jaringan distribusi menggunakan
pengkodean dan pelabelan warna untuk mengidentifikasi berbagai jenis gas medis. Selain warna yang
berbeda, botol atau silinder untuk setiap jenis gas menggunakan konfigurasi katup yang berbeda,
sehingga menghilangkan bahaya sambungan jenis gas yang salah dengan pasokan.
Bahaya utama jika tangki gas jatuh adalah katup akan pecah dan akan ada aliran gas bertekanan yang
tidak terkendali yang mengalir di udara dengan konsekuensi berbahaya. Evaluator harus memeriksa
operasi katup penahan di bank silinder, katup pengeluaran dan titik asupan; Mereka harus memastikan
bahwa kopling fleksibel, dan ada cukup banyak cara untuk menoleransi gerakan kecil, namun tanki itu
tidak dapat jatuh atau saling mengetuk saat terhubung ke bank pasokan. Tabung harus dilindungi dan
dilekatkan dengan benar pada unsur struktur kopling fleksibel dan harus digunakan bila pipa melintasi
sendi struktural. Penting untuk memeriksa kebocoran jaringan. Sistem alarm perlu diperiksa, kapasitas
operator dan sistem pemeliharaan, seperti yang tercatat dalam catatan pemeliharaan.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi. (Referensi:
7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 79: sistem berada Kurang dari 60% dalam kondisi operasional
yang aman; Rata-rata = sistem berada antara 60% dan 80% dalam kondisi operasional yang baik
dan memiliki katup pemutus otomatis; Tinggi = sistem berada lebih dari 80% dalam kondisi
operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis;
80. Kondisi dan keamanan tabung gas medis dan peralatan terkait di rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Botol gas, tangki dan silinder berada di area dimana mereka digunakan. Mengandung berbagai gas
yang berada di bawah tekanan tinggi; Ada yang beracun, yang lainnya mudah terbakar. Secara umum,
wadah gas harus berventilasi baik, terdapat penyangga atau penguat untuk menghindari kerusakan
pada katupnya jika jatuh, dan untuk menghindari kemungkinan melukai pasien dan staf atau merusak
peralatan lainnya. Setiap saluran pengeluaran oksigen harus memiliki katup yang bisa menutup
pasokan. Akses yang cepat ke lokasi ini diperlukan dan lokasi harus ditandai dengan jelas agar petugas
yang berwenang dapat menggunakannya.
Di zona rawan gempa dan daerah angin kencang, tangki oksigen vertikal harus dilubangi dengan tiga
atau empat arah dengan sambungan las, baut atau ikatan yang rata; Tangki horizontal harus
ditempekan ke dinding sehingga tidak bisa tergelincir akibat getaran saat terjadi gempa. Pipa distribusi
gas medis harus memiliki sambungan yang fleksibel saat dipindahkan dari gedung ke bangunan atau
melintasi perluasan / sendi seismik di daerah rawan gempa.
Inspeksi visual dapat dibantu dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi. (Referensi: 7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 80: Rendah = Tangki gas medis dan silinder di daerah rumah
sakit dalam kondisi buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Tidak aman; Rata-rata = Tangki gas
medis dan silinder berada dalam kondisi yang cukup baik; Kualitas penguat dan penyangga tidak
memadai; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = kondisi bagus,
aman dan terlindungi; Penguat berkualitas baik untuk bahaya besar.
81. Ketersediaan sumber alternatif gas medis
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan),
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa sumber alternatif atau persediaan untuk gas medis memiliki
bank pasokan oksigen dengan kapasitas cadangan yang diperlukan dan cadangan silinder atau botol
tersedia. Juga harus dikonfirmasikan apakah pemasok gas medis ada di sekitar dan memiliki cadangan
yang tersedia untuk memungkinkan rantai pasokan yang sesuai dalam keadaan darurat. Evaluator
dapat memperoleh informasi ini melalui rincian kontrak pemasok dan kebijakan dan prosedur
organisasi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 81: Rendah = Sumber alternatif tidak tersedia; Rata-rata =
Sumber alternatif tersedia tapi pengiriman persediaan membutuhkan waktu lebih lama dari 15 hari;
Tinggi = Sumber alternatif dapat tersedia dalam waktu singkat.
85. Kondisi keamanan dan pengoperasian peralatan HVAC (misalnya boiler, pipa asap)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan), dan
inspeksi.
Area utama rumah sakit bergantung pada pengoperasian peralatan HVAC yang tepat. Area ini meliputi
dapur, pusat sterilisasi, lemari es, tempat penyimpanan obat, binatu, ruang operasi dan unit perawatan
intensif.
Boiler dan peralatan HVAC lainnya dapat menimbulkan risiko besar dalam keadaan bencana. Mereka
dapat bergeser karena getaaran seismik, pipa air putus dan menyebabkan banjir. Pasokan air untuk
sistem pemadam kebakaran dapat beresiko bila sambungan air rusak. Di daerah rawan gempa, semua
pipa harus memiliki sambungan yang fleksibel. Bahaya kebakaran meningkat jika kabel atau selang
gas dipotong atau adanya tumpahan bahan bakar cair. Evaluator harus memastikan bahwa boiler
terpasang kuat ke fondasi. Pemanas air individu harus dihubungkan di bagian atas dan bawah ke
dinding yang kokoh. Pemanas surya biasanya terletak di atap dan rentan terhadap angin kencang serta
kekuatan seismik. Evaluator harus memastikan bahwa unsur-unsur ini terhubung dengan baik ke
struktur atap.
Evaluator harus melakukan pemeriksaan dasar terhadap kondisi kontrol dan tampilan eksterior ketel,
dan harus meninjau analisis laboratorium air dan memeriksa pengoperasian alarm. Rumah sakit harus
memiliki setidaknya dua boiler sehingga, jika yang satu sedang dijalankan pemeliharaan, atau
mengalami gagal, yang lain akan berfungsi. Air yang digunakan dalam boiler dapat menyebabkan
kerusakan, sehingga pelembut air harus digunakan. Skala akan terlihat jelas jika pelembut airnya tidak
memadai; Endapan ini mengurangi efisiensi dan menimbulkan korosi pada logam. Kegagalan yang
paling umum terjadi pada peralatan ini terjadi karena adanya kendali. Jika terlalu panas atau variasi
tekanan bertepatan dengan kegagalan katup pengaman, bisa terjadi ledakan. Evaluator harus melihat
bahwa ekstraktor berfungsi dengan benar untuk menghilangkan uap dari ruang boiler, dari dapur dan
dari ruang operasi.
Evaluator harus menanyakan apakah operator memiliki salinan manual operasi dan pemeliharaan
(untuk pembersihan sehari-hari) dan seberapa sering pemeliharaan pencegahan dilakukan oleh
spesialis. (Referensi: 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 85: Peralatan HVAC rendah dalam kondisi buruk, tidak
dipelihara; Rata-rata = peralatan HVAC dalam kondisi wajar; Beberapa tindakan memberikan
sebagian perlindungan, namun tidak ada perawatan rutin; Tinggi = Kondisi baik, terlindungi dengan
baik dan terlindungi dari bahaya (misalnya jangkar yang berkualitas baik); Perawatan rutin dan
pengujian kontrol dan adanya alarm
86. Dukungan yang memadai untuk saluran dan tinjauan fleksibilitas saluran dan perpipaan yang
melintasi sendi ekspansi
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Semua pipa saluran pembuangan pemanas, ventilasi dan pendingin udara (HVAC) harus dalam
kondisi baik dan harus didukung oleh struktur bangunan. Di daerah rawan gempa, seharusnya tidak
ada kemungkinan pergerakan horisontal. Sambungan harus fleksibel, penguat harus kaku tapi juga
harus memungkinkan saluran air bergerak dalam tiga arah. Di daerah angin kencang, saluran air yang
melintasi atap harus dipasang dengan kuat, dan harus ditempatkan di atas permukaan saluran atap.
Evaluator harus memeriksa jarak antara bangunan penyokong untuk memastikan tidak ada defleksi
yang disebabkan oleh berat saluran, yang dapat menyebabkannya jatuh. Bila saluran internal
disembunyikan di plafon gantung, langit-langit harus dilepas untuk memeriksa saluran. Saluran harus
fleksibel di seluruh sendi perpanjangan. Saluran yang melintasi di antara unit bangunan harus
diperiksa untuk memastikan tidak adanay kerusakan dan korosi belum mulai terjadi di sekitar saluran
yang berdekatan dengan setiap blok atau bangunan. (Referensi: 7, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 86: Rendah = Kurangnya penyangga dan sambungan yang kaku;
Rata-rata = Penyangga dalam kondisi yang cukup baik atau sambungan yang fleksibel; Tinggi =
Penyangga dalam kondisi baik dan sambungan yang fleksibel.
3.4.1 Perabot kantor, peralatan dan perlengkapan (permanen dan dapat dipidahkan)
Bagian 3.4.1 terdiri dari 2 butir (91-92).
3.4.2 Peralatan dan perlengkapan medis dan laboratorium yang digunakan untuk diagnosis dan
perawatan.
Bagian 3.4.4 terdiri dari 21 butir (93-111).
96. Kondisi dan keamanan peralatan medis di unit layanan perawatan darurat
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi dan
keamanan peralatan di unit layanan perawatan darurat. Evaluator harus memeriksa apakah peralatan
ini - termasuk troli, tangki oksigen, monitor, dll – berfungsi dan dalam kondisi aman. (Rujukan: 7, 15,
19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 96: Rendah = Peralatan medis kurang atau dalam kondisi buruk,
atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal dan beberapa
tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam kondisi baik, aman dan
terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.
97. Kondisi dan keamanan peralatan medis di unit perawatan intensif atau menengah
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi dan
keamanan peralatan di unit layanan perawatan darurat. Evaluator harus memeriksa apakah peralatan
perawatan intensif dasar dan khusus ada dalam keadaan baik dan aman. Peralatan ini mencakup sistem
pendukung kehidupan, ventilator, peralatan resusitasi, tangki oksigen, monitor dll. Inspeksi yang
paling ketat harus dilakukan di unit karantina rumah sakit karena adanya bahaya kontaminasi atau
infeksi tambahan. (Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 97: Rendah =Peralatan medis kurang atau dalam kondisi buruk,
atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal dan beberapa
tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam kondisi baik, aman dan
terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.
100. Kondisi dan keamanan peralatan medis untuk keadaan darurat kebidanan dan perawatan
neonatal
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi dan
keamanan peralatan untuk keadaan darurat kebidanan dan perawatan neonatal. Apabila rumah sakit
mungkin tidak memiliki layanan khusus untuk perawatan neonatal, evaluator harus memeriksa apakah
peralatan dan perlengkapan tersedia untuk perawatan darurat tingkat dasar untuk keadaan darurat
kebidanan dan perawatan neonatal. Evaluator harus memeriksa apakah peralatan dalam keadaan baik
dan aman. Peralatan neonatal khusus meliputi inkubator, peralatan resusitasi, tangki oksigen, monitor,
dll. Sanitasi dan kebersihan harus ditinjau ulang secara ketat di unit ini, terutama di kamar persalinan,
karena kondisi bayi yang rentan. Pintu dan jendela harus bisa menahan angin kencang: jika air
menembus area, peralatan khusus dapat rusak atau hancur. Sulit untuk memindahkan bayi baru lahir
ke daerah lain di rumah sakit karena mereka masih sangat rentan. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 100: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi buruk, atau
tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal dan beberapa
tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam kondisi baik, aman dan
terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.
101. Kondisi dan keamanan peralatan medis dan persediaan untuk keadaan darurat perawatan
luka bakar
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi dan
keamanan peralatan untuk perawatan darurat untuk luka bakar. Apabila rumah sakit mungkin tidak
memiliki layanan khusus untuk pasien luka bakar, evaluator harus memeriksa apakah peralatan dan
perlengkapan tersedia untuk perawatan darurat tingkat dasar untuk luka bakar. Evaluator harus
memeriksa apakah ada peralatan perawatan dan perbekalan dasar dan / atau khusus dalam keadaan
baik dan aman. Peralatan ini mencakup sistem pendukung kehidupan, ventilator, tangki oksigen,
monitor, troli dll. (Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 101: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi buruk, atau
tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal dan beberapa
tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam kondisi baik, aman dan
terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.
102. Kondisi dan keamanan peralatan medis untuk pengobatan nuklir dan terapi radiasi
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi dan
keamanan peralatan untuk pengobatan nuklir dan terapi radiasi. Evaluator harus memeriksa
penanganan, kondisi dan keamanan sampel. Persediaan harus disimpan di daerah di mana mereka
tidak dapat jatuh atau terkena benda lain. Jika kontainer putus, teknisi dan pasien dapat
terkontaminasi. Langkah-langkah keselamatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk melindungi
peralatan dari gerakan atau kerusakan akibat fenomena berbahaya. Drum yang digunakan untuk
limbah radioaktif harus berada di lokasi yang aman dan memiliki penutup. Penting untuk memastikan
bahwa radiasi dan bilik untuk menangani sampel berfungsi dengan baik, dan terdapat tanda-tanda yang
mengindikasikan daerah terlarang. Seperti di area lain di rumah sakit, peralatan pemadam kebakaran
harus diperiksa dan evaluator harus memastikan bahwa staf mengetahui cara mengoperasikannya.
(Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 102: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi buruk, atau
tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal dan beberapa
tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam kondisi baik, aman dan
terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.
106. Peralatan medis khusus yang digunakan dalam keadaan darurat dan bencana
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan)
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi keberadaan dan pemeliharaan peralatan medis dan instrumen yang
digunakan di rumah sakit secara khusus dalam keadaan darurat - seperti kit intubasi endotrakeal, set
drain dada, set bedah, kerah leher, papan belakang dan pengikat pelvis, set infus / transfusi, kit
obstetrik darurat, Nebulizer, masker oksigen dll. Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan
alat medis pada kapasitas maksimum rumah sakit, dengan menggunakan jenis layanan yang diberikan
dan kapasitas tambahan yang diperlukan untuk merespons keadaan darurat dan bencana. Evaluator
harus memeriksa apakah ketersediaan instrumen akan memenuhi permintaan maksimum minimal
selama 72 jam. (Referensi: 20).
Peringkat keamanan untuk butir No. 106: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang dari 72
jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam dengan kapasitas
maksimal rumah sakit.
111. Persediaan, peralatan atau troli untuk gagal jantung dan paru.
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan catatan)
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa persediaan jumlah, kondisi dan protokol untuk penggunaan
peralatan dan persediaan untuk penanganan penangkapan kardiopulmoner tersedia (biasanya dari
Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit). Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan
penangkapan kardiopulmoner pada kapasitas maksimum rumah sakit, dengan mempertimbangkan
jenis layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan kapasitas tambahan yang diperlukan untuk
menanggapi keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus memastikan ketersediaan perlengkapan dan
perlengkapan ini akan mencakup kapasitas maksimum yang direncanakan ini setidaknya 72 jam untuk
memastikan bahwa rumah sakit dapat mempertahankan penyediaan layanan dalam keadaan darurat
atau bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 111: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Perlengkapan dan
perlengkapan untuk keadaan darurat kardiopulmoner (atau troli) dalam kondisi baik namun kurang
dari 72 jam pada kapasitas rumah sakit maksimum; Tinggi = Perlengkapan dan perlengkapan untuk
keadaan darurat kardiopulmoner (atau troli) terjamin dalam kondisi baik dan persediaan yang
memadai paling sedikit 72 jam pada kapasitas rumah sakit maksimum;
Modul ini mempertimbangkan tingkat kesiapan organisasi dan personil rumah sakit, dan operasi
penting untuk memberikan layanan pasien sebagai tanggapan terhadap keadaan darurat atau bencana.
Meskipun direkomendasikan agar semua rumah sakit memiliki program manajemen risiko darurat dan
bencana yang menangani pengelolaan risiko, bahaya dan pengurangan kerentanan, kesiapsiagaan, respons
dan pemulihan, fokus dari modul khusus dari Indeks Keselamatan Rumah Sakit ini adalah kesiapan rumah
sakit dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana. Program pengelolaan risiko darurat dan bencana
rumah sakit harus didukung oleh kebijakan atau arahan dari sektor kesehatan rumah sakit dan kesehatan
yang memberikan wewenang yang diperlukan bagi Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit dan kordinator
manajemen darurat yang ditunjuk untuk merencanakan, mengkordinasikan dan melaksanakan siap siaga
darurat dan bencana di rumah sakit. Program pengelolaan risiko darurat dan penanganan bencana juga
harus dikaitkan dengan kebijakan dan program rumah sakit lain yang relevan seperti manajemen risiko
korporasi rumah sakit dan pengelolaan kesinambungan bisnis rumah sakit.
Sebelum melakukan evaluasi, disarankan bagi rumah sakit untuk melakukan evaluasi diri
menggunakan Daftar Periksa Rumah Sakit Aman.
Evaluator harus mengacu pada Modul 1 untuk penilaian bahaya atau kejadian dimana rumah sakit
harus dipersiapkan untuk memberikan tanggap darurat atau tanggap bencana. Perhatikan bahwa rentang
kejadian mungkin melampaui bahaya yang secara langsung dapat mempengaruhi keamanan rumah sakit.
Misalnya, rumah sakit mungkin perlu dipersiapkan untuk menerima dan mengobati pasien banjir saat
rumah sakit tidak terkena atau rusak akibat banjir itu sendiri. Rumah sakit juga harus siap untuk
menanggapi bahaya internal, seperti kebakaran di rumah sakit, kegagalan sistem penting (misalnya air,
listrik) dan ancaman keamanan yang dapat mempengaruhi keamanan bangunan, pasien, pengunjung dan
staf, dan fungsi dari rumah sakit. Evaluator harus menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk
menilai kesiapan rumah sakit dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana.
Disarankan agar evaluator harus selalu mengacu pada standar dan kode nasional dan lokal yang
berlaku terkait dengan manajemen darurat dan bencana rumah sakit saat mengevaluasi fasilitas. Referensi
lebih lanjut untuk Modul 4 tercantum di bagian akhir modul ini. Bila sesuai, butir-butir sudah termasuk
panduan mengenai metode evaluasi yang direkomendasikan - wawancara, observasi, tinjauan
dokumentasi, dan inspeksi.
115. Program persiapan untuk penguatan tanggap darurat dan bencana serta pemulihan
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk rencana
tindakan dan laporan tindakan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit memiliki rencana
program atau tindakan untuk memperkuat kesiapan rumah sakit dan dapat memberikan tanggapan dan
melakukan pemulihan terhadap keadaan darurat dan bencana. Kegiatan kesiapan harus didukung oleh
anggaran dan dimasukkan sebagai bagian dari program kerja tahunan rumah sakit. Evaluator harus
menentukan apakah kegiatan kesiapan dilaksanakan sesuai dengan program atau rencana tindakan.
Tindakan untuk memperkuat kesiapsiagaan dapat disertakan bersamaan dengan langkah-langkah
untuk mengatasi penilaian risiko fasilitas, pencegahan bahaya dan pengurangan kerentanan sebagai
bagian dari keseluruhan program risiko.
Peringkat keamanan untuk butir No. 115: Rendah = Tidak ada program untuk memperkuat kesiapan,
tanggapan dan pemulihan atau, jika ada, tidak ada kegiatan persiapan yang dilaksanakan; Rata-rata
= Ada program untuk memperkuat kesiapan, tanggpan dan pemulihan dan beberapa kegiatan
dilaksanakan; Tinggi = Program untuk memperkuat kesiapan, tanggapan dan pemulihan
dilaksanakan sepenuhnya di bawah kepemimpinan Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit.
118. Mekanisme koordinasi dan pengaturan kooperatif dengan badan penanganan darurat /
bencana setempat
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
penyusunan dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa mekanisme koordinasi formal dan pengaturan kooperatif ada
antara pihak rumah sakit dan lembaga manajemen darurat / penanganan bencana setempat (misalnya
komite koordinasi manajemen darurat setempat, layanan darurat, perlindungan warga, kebakaran,
polisi) untuk mendukung fungsi rumah sakit pada saat keadaan darurat atau bencana. Pengaturannya
bisa termasuk bantuan untuk mengalihkan pasien keluar dan pengalihan pasien masuk lainnya,
pengalihan lalu lintas, keamanan, komunikasi, logistik, dekontaminasi, pemadaman kebakaran, dll.
Pengaturan ini seharusnya diuji secara rutin (setidaknya setiap tahun).
Peringkat keamanan untuk butir No. 118: Rendah = Tidak ada pengaturan; Rata-rata = Pengaturan
ada tapi tidak beroperasi penuh; Tinggi = Pengaturan ada dan beroperasi penuh.
119. Mekanisme koordinasi dan pengaturan kooperatif dengan jaringan layanan kesehatan
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
penyusunan dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa mekanisme koordinasi formal dan pengaturan kooperatif ada
antara pihak rumah sakit dan otoritas kesehatan, rumah sakit pemerintah, umum, swasta dan lainnya
(terutama rumah sakit yang berdekatan), praktisi dan kelompok sukarelawan untuk memastikan
penyediaan layanan kesehatan esensial di masyarakat selama keadaan darurat atau bencana.
Seharusnya diuji secara rutin.
Peringkat keamanan untuk butir No. 119: Rendah = Tidak ada pengaturan; Rata-rata = Pengaturan
ada tapi tidak beroperasi penuh; Tinggi = Pengaturan ada dan beroperasi penuh.
4.2 Perencanaan tanggap darurat dan bencana di rumah sakit dan perencanaan pemulihan
Submodul 4.2 terdiri dari 5 butir (120-124).
Submodul ini mengevaluasi perencanaan operasional rumah sakit untuk kejadian darurat dan
bencana internal dan eksternal. Tujuan perencanaan darurat dan bencana adalah untuk mengidentifikasi
tindakan yang harus dipraktekkan sebelum, selama dan setelah keadaan darurat atau bencana sehingga
rumah sakit siap untuk menanggapi dan layanan rumah sakit penting terus berfungsi. Rencana dan
prosedur rumah sakit untuk tanggap darurat atau bencana harus didokumentasikan dan dirinci dalam
rencana tanggap darurat rumah sakit atau bencana yang ada yang:
- Mengintegrasikan rencana tanggap darurat rumah sakit dengan rencana tanggap darurat masyarakat
atau lokal, dan dengan rencana kesehatan di tingkat lain;
- Menyediakan kerjasama dengan layanan dan institusi lainnya;
- Mencakup rujukan dan rujukan balik pasien (ke dan dari fasilitas lainnya);
- Mempertimbangkan dukungan teknis dan logistik, sesuai dengan jenis organisasi dan kompleksitas
fasilitas.
Evaluator harus memastikan bahwa respon dan perencanaan pemulihan di rumah sakit akan
memungkinkan rumah sakit melakukan tindakan berikut:
- Sebelum: Mengantisipasi kejadian yang diperkirakan akan mempengaruhi rumah sakit dan operasinya,
dan mungkin memerlukan penanganan darurat atau bencana.
- Selama: Mengaktifkan dan menerapkan rencana dan prosedur tanggapan, termasuk rencana
pengelolaan insiden rumah sakit.
- Setelah: Kembali ke kegiatan dan operasi normal di rumah sakit. Evaluasi keefektifan tindakan
kesiapan dan tanggapan yang dilakukan, seperti dengan tinjauan pasca tindakan (AAR), yang
mengarah pada perencanaan tindakan perbaikan. Rencana dan prosedur untuk melanjutkan fungsi
normal dan memperbaiki kerusakan harus ditangani dalam rencana pemulihan yang mungkin terpisah
atau mungkin merupakan bagian dari rencana tanggapan.
120. Rencana tanggap darurat atau bencana rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana).
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki rencana tindak tanggap darurat atau
tanggap bencana yang terdokumentasi, rutin dan diperbarui syang mendefinisikan tindakan yang harus
diambil sebagai langkai antisipasi, selama dan setelah setiap jenis keadaan darurat atau bencana yang
ditanggung oleh rumah sakit. Evaluator harus meninjau ulang rencana tersebut dan memastikan
apakah rumah sakit memiliki sumber daya yang diperlukan untuk menerapkannya.
Evaluator harus memeriksa isi rencana tindak tanggap darurat. Paling tidak, isi dari semua rencana
bahaya mencakup bagian-bagian mengenai sistem manajemen insiden, koordinasi, logistik, peran dan
tanggung jawab staf kunci dan departemen, sumber daya manusia dan keuangan, penerimaan pasien
dan manajemen, termasuk triase dan dekontaminasi, komunikasi, kesejahteraan dan keamanan staf
seminimal mungkin.
Rencana tanggapan dan pemulihan juga harus ditinjau ulang setelah latihan (lihat butir 123) dan
setelah kejadian besar. Evaluator harus memverifikasi apakah AAR dilakukan setelah kejadian besar
yang mempengaruhi rumah sakit, termasuk identifikasi pelajaran yang didapt untuk merencanakan
tindakan perbaikan. Ini harus menjadi bagian utama dari rencana tindakan dan harus dimasukkan
sebagai salah satu tugas utama dari Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit dan staf yang
mengkoordinasikan kegiatan penanganan darurat di rumah sakit. Dapat berupa pembekalan personil
rumah sakit yang terlibat dalam tindak tanggap kejadian. Hasilnya disusun dan dipresentasikan kepada
komite untuk tindakan lebih lanjut, termasuk perbaikan dan pembaharuan rencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 120: Rendah = Rencana tidak didokumentasikan; Rata-rata =
Rencana terdokumentasi, namun tidak mudah diakses, tidak terkini (lebih dari 12 bulan sejak
pengkinian terakhir); Tinggi = Rencana terdoumentasi, mudah diakses, ditinjau / diperbarui
setidaknya setiap tahun, dan sumber daya tersedia untuk melaksanakan rencana tersebut.
131. Mobilisasi dan perekrutan personil selama kondisi darurat atau bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dantinjauan dokumentasi (termasuk prosedur).
Evaluator harus memverifikasi prosedur yang diterapkan untuk mobilisasi staf yang sedang bertugas
maupuntidak sedang bertugas serta perekrutan dan pelatihan personil yang dipekerjakan dan relawan
untuk memenuhi permintaan klinis yang tinggi dan pelayanan dukungan (misalnya departemen
darurat, operasi, unit perawatan intensif, keamanan, dukungan manajerial dan administratif). Evaluator
harus memverifikasi jika daftar staf darurat ada dan diperbarui terus. Sehingga dapat cepat melihat staf
yang bertugas pada saat itu agardapatmenanggani keadaan darurat dan bencana secepatnya, dan staf
lainnya yang dimobilisasi sesuai dengan kondisi yang ada. Strategi untukstaf agar bekerja di malam
hari, akhir pekan dan hari libur, serta insentif yang diperlukan (misalnya upah lembur), harus
dipertimbangkan.
Tingkat keamanan untuk item No.131: Rendah = Tidak terdapat prosedur atau hanya ada dalam
bentuk dokumen; Sedang = Terdapat prosedur dan personil telah dilatih, tetapi sumber daya manusia
untuk keadaan darurat tidak tersedia; Tinggi = Terdapat prosedur, personil telah dilatih dan sumber
daya manusia tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan darurat.
132. Tugas-tugas yang diberikan kepada personil untuk mengatasi keadaan darurat atau
bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk prosedur).
Rencana menanggani kondisi darurat/bencana berisi petunjuk khusus denganmembagi tugas kepada
staf yang ada dan personil eksternal ke rumah sakit yang bekerja selama keadaan darurat. Evaluator
harus memverifikasi bahwa semua staf telah, atau akan menerima, petunjuk tertulis (misalnya kartu
tindakan, lembar tindakan pekerjaan) dan pelatihan dan/atau latihan sesuai tugas yang dilakukan
selama kondisi darurat.
Dikarenakan oleh pergantian staf di rumah sakit terjadi dengan cepat, rencana pelatihan menghadapi
kondisi darurat/bencana juga harus dilakukanrumah sakit secara terus-menerus. Pelatihan staf untuk
keadaan darurat dan bencana juga harus menjadi bagian rutin dari orientasi untuk staf baru.
Tingkat keamanan untuk item No.132: Rendah = Tidak terdapat pembagian tugas dalam kondisi
darurat atau tidak didokumentasikan; Sedang = Tugas diidentifikasi, beberapa (tetapi tidak semua)
personil menerima tugas atau pelatihansecara tertulis; Tinggi = Terdapat tugas yang diberikan
secara tertulis, dan pelatihan dilakukan untuk semua personil setidaknya setiap tahun.
133. Kesejahteraan personil rumah sakit selama kondisi darurat atau bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasidan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi jika telah terdapat ruang yang telah ditetapkan dan ruang tersedia
sehingga staf rumah sakit dapat beristirahat, tidur, makan, minum, beribadah dan memenuhi
kebutuhan lainnya selama keadaan darurat.
Dalam keadaan darurat berskala besar di mana anggota keluarga dari staf terkena dampaknya, harus
terdapat pertimbangkan akan bantuan (misalnya penitipan anak atau orang tua) yang dapat diberikan
rumah sakit kepada anggota keluarga untuk mendorong staf tetap fokus bekerja. Jika rumah sakit tidak
dapat memberikan fasilitas seperti ini, maka harus memiliki kerjasama dengan kelompok
kesejahteraan sosial setempat yang dapat memberikan prioritas pelayanan kepada anggota keluarga
dari staf rumah sakit.
Tingkat keamanan untuk item No.133: Rendah = Tidak terdapat ruang untuk kondisi
darurat/bencana; Sedang = Ruang telah ditetapkan, tetapi menampung kurang dari 72 jam; Tinggi =
Dijamin setidaknya selama 72 jam.
134. Perjanjian dengan pemasok lokal dan vendor untuk kondisi darurat dan bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk perjanjian dan
prosedur) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa perjanjian (misalnya nota kesepahaman, perjanjian saling
membantu) dengan pemasok lokal, vendor dan perusahaan/lembaga utilitas yang berada di area
setempat untuk memastikan pengadaan dan pengiriman obat penting, peralatan dan perlengkapan
selama masa kekurangan atau peningkatan permintaan, seperti dalam kasus keadaan darurat dan
bencana. Evaluator harus meminta staf rumah sakit apakah terdapat daftar pemasok dan vendor, dan
jika mereka telah memeriksa pemasok dan vendor memiliki pengaturan operasional dalam situasi
darurat.Evaluator dapat mempertimbangkan nilai rata-rata jika ada keraguan tentang kemampuan
operasional vendor atau pemasok utama dalam situasi darurat.
Tingkat keamanan untuk item No.134: Rendah = Tidak adapengaturan; Sedang = Terdapat
pengaturan, tetapi tidak sepenuhnya dilaksanakan; Tinggi = Terdapat pengaturan dan sepenuhnya
bekerja.
140. Perluasan ruang yang dapat digunakan untuk korban insiden massal
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk prosedur) dan
inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa terdapat prosedur untuk memperluas ruang dan menyediakan
akses ke tempat tidur tambahan untuk insiden massal yaitu ketika jumlah pasien melebihi kapasitas
normal. Perluasan area harus diidentifikasi sebelum terjadi dan ruang tersebut harus diberi tanda yang
jelas. Evaluator harus memverifikasi bahwa staf telah dilatih, prosedur untuk memperluas ruang telah
diuji dan sumber daya yang memadai tersedia untuk implementasi. Prosedur untuk perluasan kapasitas
harus menjadi bagian dari pekerjaan rumah sakit.
Tingkat keamanan untuk item No. 140: Rendah = Ruang untuk ekspansi belum ditentukan; Sedang =
Ruang telah diidentifikasi; peralatan, perlengkapan, dan prosedur tersedia untuk melaksanakan
perluasan area dan staf telah dilatih, tetapi pengujian tidak dilaksanakan; Tinggi = Prosedur ada dan
telah diuji, personil telah dilatih dan peralatan, perlengkapan, serta sumber daya lainnya tersedia
untuk melaksanakan perluasan ruang.
142. Triase tag dan perlengkapan logistik lain untuk korban insiden massal
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan inspeksi.
Departemen gawat darurat rumah sakit memerlukan berbagai macam perlengkapan untuk menangani
sebuah insiden massal. Hal ini termasuk triase tag, grafik, rompi dan tanda-tanda untuk area triase.
Evaluator harus memverifikasi bahwa departemen gawat darurat mendistribusikan dan menggunakan
triase tag pada korban. Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan dengan persediaannyasesuai
kapasitas maksimum rumah sakit, juga harus mempertimbangkan jenis layanan yang disediakan oleh
rumah sakit dan kapasitas tambahan yang diperlukan untuk menghadapi situasi darurat dan bencana.
Evaluator harus memeriksa ketersediaan pasokan agar mencakup kapasitas maksimum yang
direncanakan setidaknya selama 72 jam untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat mempertahankan
penyediaan layanan gawat darurat atau bencana.
Tingkat keamanan untuk item No. 142: Rendah = Tidak ada; Sedang = Kurang dari 72 jam dari
kapasitas maksimum rumah sakit; Tinggi = Minimal selama 72 jam dari kapasitas maksimum rumah
sakit.
1. NFPA 5000: konstruksi bangunan dan undang-undang keselamatan. Quincy (MA): Asosiasi
Perlindungan Kebakaran Nasional; 2012
2. NFPA 101: Undang-undang keselamatan hidup. Quincy (MA): Asosiasi Perlindungan Kebakaran
Nasional; 2006.
3. Codigo Tecnico de la Edificacion. Partes I y II. Madrid: Instituto Nacional de la Vivienda de Espana;
2006.
4. NFPA 80: Standar untuk pintu kebakaran dan pembukaan untuk pelindungan lainnya. Quincy (MA):
Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional; 2012
5. NFPA 99: undang-undang fasilitas perawatan kesehatan. Quincy (MA): Asosiasi Perlindungan
Kebakaran Nasional; 2012
6. Neufert E. Arte de proyectar en arquitecture (edisi akhir). Barcelona: Galaxia Gutemberg; 2010.
7. Hospitales Seguros: sistematizacion de experiencias en la Republica Dominicana. Washington (DC):
Organizacion Panamericana de la Salud (Organisasi Kesehatan Pan America); 2013.
BAB 115
DAFTAR ISTILAH
Kapasitas
Kombinasi dari semua kekuatan,atribut dan sumber daya yang tersedia dalam masyarakat atau organisasi
dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Pengembangan kapasitas
Proses dimana orang, organisasi dan masyarakat secara sistematis merangsang dan mengembangkan
kapasitas mereka dari waktu ke waktu untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi, termasuk melalui
perluasan pengetahuan, keterampilan, sistem dan institusi.
Pengembangan
1. Terminologi dalam daftar istilah telah memenuhi beberapa sumber, termasuk terminologi pengurangan risiko bencana dari
51
United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) dan Indeks Keselamatan Rumah Sakit asli dari
PAHO/WHO, dan telah diadaptasi untuk tujuan dari Guide for evaluation ini.
Kumulatif dan peningkatan berkelanjutan untuk kuantitas dan kualitas barang, layanan dan sumber daya
komunitas, bersamaan dengan perubahan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan atau
meningkatkan keselamatan dan kualitas hidup manusia tanpa mengorbankan sumber daya dari generasi
masa depan.
Bencana
Gangguan serius dari fungsi suatu komunitas atau masyarakat yang melibatkan manusialuas, bahan,
kerugian ekonomi atau lingkungan dan akibat yang melebihi kemampuan masyarakat atau
komunitasuntuk menangani sumber dayanya sendiri.
Darurat
Suatu peristiwa aktual atau segera mungkin atau mengancam kondisi yang diperlukan penanggulangan
cepat.
Bahaya
Fenomena berbahaya seperti zat, aktivitas manusia atau kondisi yang dapat menyebabkan hilangnya
kehidupan, atau dampak kesehatan, kerusakan properti, kematian, layanan, gangguan sosial dan ekonomi,
atau kerusakan lingkungan.
Mitigasi
Mengurangi atau pembatasan dampak yang merugikan dari bahaya dan bencana yang terkait.
Komponen nonstruktural
Unsur-unsur yang bukan merupakan bagian dari sistem beban bangunan. Termasuk unsur-unsur arsitektur,
peralatan dan sistem yang diperlukan untuk mengoperasikan fasilitas. Komponen nonstruktural yang
paling penting adalah elemnt arsitektur seperti fasad, partisiinterior, struktur atap dan pelengkap. Sistem
dan komponen nonstuktural termasuklifeline, industri, peralatan medis dan laboratorium; perabotan;
sistem distribusi listrik; pemanas ruangan, ventilasi dan sistem pendingin udara (HVAC); serta sistem
lift/eskalator.
Rincian nonstuktural
Serangkaian langkah-langkah berdasarkan teori, empiris dan eksperimental dari berbagai negara,
bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kinerja komponen nonstruktural.
Persiapan
Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, profesional dan organisasi pemulihan,
masyarakat dan individu untuk mengantisipasi, menanggapi, dan memulihkan dari dampak kemungkinan
arus kejadian atau kondisibahayasecara efektif.
Pencegahan
Menghindari langsung dampak bahaya dan bencana yang terkait.
Rekonstruksi
Proses penyelesaian kerusakan fisik, sosial dan ekonomi ditujukan pada tingkat perlindungan yang lebih
tinggi daripada yang ada sebelumnya. Rekonstruksi dicapai dengan menggabungkan jumlah risiko
bencana ketika pemulihan kerusakan atas infrastruktur, sistem dan jasa.
Pemulihan
Pemulihan dan peningkatan kualitas fasilitas, kehidupan, dan kondisi kehidupan masyarakat yang terkena
dampak bencana, termasuk upaya untuk mengurangi faktor risiko bencana.
Rehabilitasi
Pemulihan sebagian atau beberapa layanan penting dari masyarakat. Rehabilitasi dicapai dengan
menyediakan layanan pra-bencana.
Pertahanan
Kemampuan dari suatu sistem, komunitas atau masyarakat yang terkena bencana untuk melawan,
menyerap, mengakomodasi dan pulih dari dampak bahaya secara tepat waktu dan efisien, termasuk
melalui pelestarian dan pemulihan struktur dasar dan fungsinya.
Respon
Penyediaan layanan darurat dan bantuan umum selama atausegera setelah bencana guna menyelamatkan
nyawa,mengurangi dampak kesehatan, memastikan keamanan publik dan memenuhi kebutuhan
subsistensi dasar orang yang terkena bencana.
Manajemen risiko
Pendekatan yang sistematis dan praktek mengelola ketidakpastian untuk meminimalkan potensi kerusakan
dan kerugian.
Komponen struktural
Unsur-unsur yang merupakan bagian dari sistem tahan struktur, seperti kolom, balok, dinding, fondasi dan
lempengan.
Kerentanan
Karakteristik dan keadaan masyarakat, sistem, atau aset yang membuatnya rentan terhadap efek kerusakan
atas bahaya yang terjadi.