DOSEN PENGAMPU :
Yeni Cahyanti, S.Si., M.Si
DISUSUN OLEH :
Yovanta A. Mirandy (191103112)
1. Perubahan Hormon
Naik turunnya hormon tertentu pada wanita, yaitu hormon estrogen dan progesteron,
dapat memicu terjadinya PMS. Hal ini akan hilang jika wanita mengalami kehamilan
atau telah menopause.
2. Perubahan Zat Kimia di Otak
Naik turunnya serotonin, yaitu zat kimia di otak yang mengatur suasana hati, juga
dapat memicu terjadinya PMS. Kurangnya jumlah serotonin di otak dapat
menyebabkan perubahan emosi, seperti rasa gelisah yang berlebihan.
Premenstrual syndrome pada dasarnya dapat dialami oleh setiap wanita, tetapi beberapa
faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami PMS:
Gejala PMS yang dialami setiap wanita dapat berbeda-beda dan berlangsung dalam
jangka waktu yang bervariasi. Berikut ini adalah beberapa gejala perubahan fisik, perubahan
perilaku dan perubahan emosi yang dapat terjadi ketika PMS adalah:
7. Perut kembung
8. Tumbuh jerawat
D. Kapan harus ke dokter
Selain penggunaan obat-obatan, gejala PMS juga dapat diredakan dengan mengubah pola
hidup menjadi lebih sehat, seperti:
1. Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara rutin.
2. Mengonsumsi makanan yang bergizi.
3. Membiasakan tidur 7–9 jam per hari.
4. Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
5. Melakukan relaksasi.
Pada kasus tertentu, PMS dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut ini:
Mengingat penyebab PMS tidak diketahui secara pasti, maka kondisi ini pun sulit untuk
dicegah. Upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya PMS adalah
mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.