Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perang Uhud: Latar Belakang dan Hasil Pertempuran

Perang Uhud adalah balas dendam kafir Quraisy Makkah kepada Nabi Muhammad
SAW. Di perang Uhud ini pasukan muslim kalah. Perang Uhud adalah perang
yang terjadi antara pasukan muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW
melawan kaum kafir Quraisy Makkah pada 23 Maret 625 M. Perang terjadi di
lembah bukit Uhud, oleh karena itulah maka pertempuran itu disebut Perang Uhud.
Perang Uhud ini merupakan kelanjutan dari Perang Badar yang terjadi pada 17
Ramadan 2 Hijriah atau 13 Maret 624 Masehi. Saat Perang Badar, kaum Quraisy
bisa dikalahkan oleh kaum muslim. Sehingga Perang Uhud ini menjadi ajang balas
dendam kaum Quraisy. Kaum Quraisy marah karena saat Perang Badar mereka
dipermalukan oleh kaum muslim. Saat itu pasukan muslim yang jumlahnya sedikit
bisa mengalahkan pasukan Quraisy yang jumlahnya lebih banyak.
Latar Belakang Perang Uhud
Oleh karena itu di Perang Uhud kaum Quraisy ingin membalas dendam dan
menghancurkan Islam untuk selamanya. Mereka mengumpulkan pasukan yang
jauh lebih besar dan bersiap untuk ke bukit Uhud. Pasukan Quraisy dipimpin Abu
Sufyan yang memimpin 3.000 prajurit, termasuk di dalamnya pasukan berbaju
zirah. Tak hanya itu, mereka juga diperkuat 200 orang pasukan kavaleri.
Rombongan pasukan ini berjalan dari Makkah hingga tiba di dua mata air Lembah
Sabkhah, dari saluran air di atas lembah yang menuju Madinah. Awalnya
pergerakan pasukan Quraisy ini tidak diketahui oleh pasukan Muslimin.
Kabar pergerakan pasukan Quraisy ini baru diketahui oleh Nabi Muhammad dua
sampai tiga hari kemudian. Nabi Muhammad mengetahui informasi bahwa
Madinah sedang berada dalam ancaman setelah mendapatkan kabar dari Abbas,
pamannya yang masih di Makkah.
Strategi Nabi dalam Perang Uhud
Pada akhirnya, Nabi Muhammad berunding dengan pasukan muslim untuk
menentukan strategi. Karena pasukan Quraisy lebih kuat dan terlatih maka Nabi
pun mengusulkan untuk tetap bertahan di dalam kota. Nabi memilih bertahan
bersama tentara Muslim yang terdiri dari 700 infanteri, 50 pemanah dan 4
penunggang kuda.
Selain itu, dengan memanfaatkan kondisi geografis, Nabi menempatkan 50
penembak jitu dan pemanah, di lereng Gunung Uhud. Strategi bertahan ini
memberikan pertahanan bagi Muslim. Nabi memerintahkan agar para penembak
jitu ini tidak pernah meninggalkan pos mereka apapun situasinya.
Kekalahan Kaum Muslim di Perang Uhud
Pada awal pertempuran para pemanah jitu itu disiplin seperti perintah Nabi.
Mereka bahkan memukul mundur para pasukan Makkah. Namun situasi berbalik.
Para penembak jitu, yang ditempatkan di lereng bukit Uhud, turun untuk merampas
harta pasukan Makkah yang telah tewas. Mereka lupa pada perintah Nabi.
Akibatnya jumlah pemanah jitu yang bertahan di posisi strategis di atas bukit
makin sedikit. Sementara pasukan muslim yang turun ke lembah dalam posisi
terancam, sasaran empuk bagi kaum Quraisy.
Melihat kelemahan di pasukan muslim, tentara Mekah memanfaatkan kesempatan
tersebut. Mereka mulai berkeliling gunung dan menyerang kaum Muslim dari
belakang. Kejadian itu membuat banyak Muslim melarikan diri dan mundur dari
pertempuran. Meninggalkan Nabi dan para sahabat setia dan pengikutnya. Karena
ulah ini, banyak umat Islam yang terbunuh dalam Perang Uhud.
Ali Bin Abu Thalib adalah salah satu prajurit pemberani yang terus melindungi
Nabi Muhammad SAW. Ketika umat Islam lainnya meninggalkan pertempuran.
Dia berjuang dengan gagah berani untuk Islam. Dalam Perang Uhud dimenangkan
pasukan Quraisy. Pasukan muslim terdesak dan kalah, namun Nabi Muhammad
SAW selamat.

Anda mungkin juga menyukai