Anda di halaman 1dari 11

Peristiwa/ Perang Badar adalah pertempuran besar pertama kali

dalam sejarah Islam. Perang yang berlangsung pada 17 Ramadan


tahun ke-2 Hijriyah itu dimenangkan oleh kaum muslimin.
Penyebab Terjadinya Perang Badar
1) Ketidakadilan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy. Hal ini menyebabkan kaum muslimin
harus hijrah dari Makkah ke Madinah demi menghindari tindakan zalim yang dilakukan kaum
Quraisy.Ketegangan dan bentrok antar keduanya semakin memanas. Bahkan setelah hijrah pun,
kaum muslimin dan kafir Quraisy tetap berseteru.

2) Pecahnya Perang Badar ini adalah balas dendam kafir Quraisy terhadap kaum muslimin. Sebelum
perang besar pertama itu berlangsung, telah terjadi 'perang' antara keduanya dengan skala kecil,
bahkan tidak dapat disebut sebagai perang.

Contohnya ketika Rasulullah memimpin 200 tentara untuk menyerang kabilah besar kafir Quraisy. Tak
lama setelah itu, kaum Quraisy membalas dengan melancarkan serangan ke Madinah yang bertujuan
untuk mencuri ternak kaum muslim.
Kronologis Terjadinya Perang Badar
Salah satu kejadian penting pada bulan Ramadan di masa awal perkembangan Islam ialah perang
Badar. Saat bertempur dengan kaum kafir Quraisy di perang itu, pasukan Islam sedang berpuasa.

Kondisi lapar dan haus tidak menahan para sahabat untuk berperang menegakkan panji Islam di
awal masa kenabian Rasulullah SAW tersebut.

Perang Badar terjadi pada tanggal 13 Maret 624 M, atau hari ke-17 Ramadan tahun 2 hijriah. Jadi,
perang Badar berlangsung tepat pada tanggal 17 Ramadhan, perang badar ini terjadi pada tahun
pertama umat Islam diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan.

Perang Badar sebenarnya merupakan penyergapan pada kafilah pimpinan Abu Sufyan yang
pulang dari ekspedisi dagang dari Suriah. Penyergapan tersebut penting karena menjadi simbol
politis dari pengaruh Islam di tanah Arab. Abu Sufyan kemudian mendengar kabar, kaum
muslimin bermaksud menyerang kafilahnya.

Karena itu, Abu Sufyan mengambil rute berbeda, bertolak menjauhi jalur pantai Laut Merah dan
mengirim utusan untuk berangkat duluan ke Makkah demi meminta bantuan.
Mendengar bahwa umat Islam akan menyerang kafilah Abu Sufyan, kaum Quraisy Makkah menjadi
berang. Rencana penyergapan oleh pasukan muslim Madinah itu dinilai menodai kehormatan kaum
Quraisy.

Maka itu, kabilah-kabilah di Makkah segera memasok bala tentara dengan jumlah total 1000 orang guna
menghadapi pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Di antara pasukan Quraisy itu, bahkan
terdapat kerabat Rasulullah SAW dari kabilah bani Hasyim, seperti paman nabi, Abbas bin Abdul
Muthallib, Hakim (sepupu Khadijah), dan sebagainya.

Pertempuran besar dalam perang Badar sebenarnya di luar perkiraan umat Islam. Sejak awal, Nabi
Muhammad SAW merencanakan pengerahan pasukan muslim buat penyergapan biasa, bukan demi
perang besar. Karena itulah, pasukan Islam saat itu tidak banyak, hanya 313 orang.

Ketika melihat besarnya tentara Makkah berserta banyaknya persenjataan, zirah, tombak, pedang, dan
alat-alat tempur yang lengkap, Nabi Muhammad SAW sempat menangis dan lalu bermunajat, dengan
membaca doa:

“Ya Allah, jikalau rombongan yang bersamaku ini ditakdirkan untuk binasa, takkan ada seorang pun
setelah aku yang akan menyembah-Mu; semua orang beriman akan meninggalkan agama nan sejati.”
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW merancang strategi perlawanan. Beliau menjejerkan
tentaranya dalam formasi rapat, sekaligus memerintahkan agar sumur-sumur segera dikuasai
guna memutus pasokan air ke pasukan Quraisy.

Strategi lainnya adalah mengawali perang dengan pertempuran jarak jauh. Ketika pasukan
Quraisy bertolak untuk menyerang, pasukan Islam tidak segera menyambutnya dengan duel fisik
langsung, melainkan lebih dahulu menembakkan anak-anak panah dari kejauhan. Setelah itu,
baru mereka menghunus pedang dan bertempur satu lawan satu.

Dengan strategi yang rapi dan penuh perhitungan, setelah tengah hari, 50 pemimpin suku
Quraisy tewas, termasuk Abu Jahal. Sementara sisanya banyak yang kabur. Di sisi lain, korban
dari kubu pasukan muslim hanya 14 orang.

Di akhir perang Badar, selain berhasil memukul mundur 1000 tentara dari Quraisy, pasukan
muslim pun mengambil rampasan 600 pesenjataan lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta peniagaan
kafilah Abu Sufyan.

Pertempuran Badar diriwayatkan tidak berlangsung lama. Diperkirakan hanya butuh waktu
sekitar dua jam bagi pasukan muslim untuk memporak-porandakan pertahanan bala tentara
Quraisy, dan memanfaatkan kekacauan tersebut untuk memenangkan perang.
Faktor-Faktor Kemenangan Peristiwa Badar
Kemenangan peristiwa Badar tentu saja karena pertolongan Allah SWT, dan beberapa faktor
pendukukung lainnya:

1) Kaum Muslim berperang di bawah satu komando dan Nabi Muhammad SAW sendiri
adalah panglima tertinggi mereka. Prajurit yang disiplin adalah yang diinginkan oleh
setiap komandan perang, dan pasukan muslim kala itu sangat disiplin.

2) Nabi berbaris dari Madinah ke Badar menggunakan strategi baik. Nabi mengirim tim
patroli untuk mengumpulkan informasi, sebelum perang terjadi.
3) Tujuan kedua kubu adalah dunia yang terpisah. Kaum Muslim ingin memastikan
kebebasan berpikir, beribadah dan berekspresi bagi semua orang. Sedangkan tujuan
kaum Quraisy hanyalah yang digariskan oleh Abu Jahl, yakni membunuh Muhammad dan
berpesta. Abu Jahl berkata, “Kami akan berbaris ke Badar dan tinggal di sana selama tiga
hari. Dan kami akan menyembelih unta untuk dimakan, mengadakan pesta besar dan
membuatnya terbuka bagi semua orang untuk datang dan makan. Kami akan minum
banyak anggur dan akan dihibur oleh penyanyi dan penari. Jika hal ini diketahui, semua
suku Arab akan membuat kami kagum selama sisa waktu". Ini adalah tujuan picik dari
orang-orang yang didorong oleh kesombongan.

4) Semangat di kalangan Muslim sangat tinggi, bahkan di antara mereka banyak yang baru
pertama kali ikut melakukan pertempuran di Badar. Peralatan yang bagus dan kekuatan
numerik tidak bisa memenangkan pertempuran jika semangat tidak ada. Ini berlaku
untuk semua perang, baik kuno maupun modern.
Ujian Paska Kemenangan Peristiwa Badar
Perang badar diriwayatkan tidak memakan waktu lama. Hanya butuh waktu sekitar dua jam bagi
pasukan muslim untuk menghancurkan pertahanan tantara kafir Quraisy. Segala kekacauan
yang terjadi tersebut dimanfaatkan untuk memenangkan perang. Setelah perang badar usai,
Nabi Muhammad SAW mengucapkan hal yang sangat penting dalam perjalanan pulang.

Wahai kaumku. Kita baru saja kembali dari jihad kecil (perang badar) dan menuju jihad besar.”

Mendengar hal itu, para sahabat pun langsung terheran-heran. Sebab, perang badar yang
sangat menentukan nasib kaum muslim hanya dianggap oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
jihad kecil.

Para sahabat pun bertanya, “Apakah jihad yang lebih besar dari (perang badar) itu, Wahai
Rasulullah?”

“Jihad melawan hawa nafsu,” jawab Nabi Muhammad SAW.


Menurut Rasulullah SAW, melawan segala hawa nafsu adalah
hakikat dari jihad yang sebenarnya. Oleh sebab itu, salah satu
hikmah dari perang badar di bulan Ramadan adalah semangat
berjihad melawan hawa nafsu.

Meskipun demikian, saat terjadi perang badar terdapat rukhsah


atau keringanan bagi kaum muslim untuk tidak melakukan puasa.
Hal ini disampaikan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, “Kami berperang
bersama Rasulullah SAW. Di antara kami ada yang berpuasa, namun
ada pula yang berbuka. Orang yang berpuasa tidak mencela orang
yang berbuka. Sebaliknya, orang yang berbuka tidak mencela orang
yang berpuasa.” (H.R. Ibnu Mulaqqin).
Adapun peristiwa-peristiwa selanjutnya setelah perang badar
adalah :

Perang Uhud
Perag Khandak
Perang Mut'ah
Fathu Mekah atau Penaklukan Kota Mekah
Perang Hunain
Perang Thoif

Mereka…
Mereka menang bukan karena kekuatan senjata
Mereka menang bukan karena kekuatan jumlah personilnya
Mereka MENANG karena berperang dalam rangka menegakkan
kalimat Allah dan membela agamaNya…
Allahu Al Musta’an…
Terima Kasih
Di Susun Oleh :
Sri Rahayu

Anda mungkin juga menyukai