Anda di halaman 1dari 10

Kisah Perang Badar – Bagi kaum muslimin, Ramadan tidak

hanya memiliki arti bulan suci semata. Di bulan tersebut, umat Islam diwajibkan untuk
menahan diri dari rasa lapar, haus serta menahan emosi. Bulan Ramadan merupakan saat
penting di mana Al-Quran diturunkan. Tidak hanya itu, bulan Ramadan juga menjadi
pengingat bahwa pernah terjadi peperangan yang sangat dahsyat bagi umat Islam, yaitu
perang badar.

Perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua sesudah umat Islam melakukan
Hijrah. Umat Islam berhasil memenangi perang badar tersebut. Dalam sejarah, perang badar
merupakan kemenangan agung karena para pejuang Islam berhasil menentang kemusyrikan
dan kebatilan.

Latar Belakang Terjadinya Perang Badar

Perang Badar terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan tahun kedua Hijriah.
Perang Badar melibatkan 314 pasukan umat Islam yang melawan lebih dari 1.000 orang dari
kaum Quraisy. Perang badar merupakan perang pertama yang dijalani umat Islam sejak
peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW pada 622 Masehi.

Di dalam Al-Quran, perang badar dijelaskan dalam beberapa ayat di Surat Ali-Imran.

QS 3:123 : “Sesungguhnya Allah telah menolongmu dalam peperangan Badar. Padahal,


kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah
agar kamu mensyukuri-Nya.”

QS 3:124: “(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin ‘Apakah tidak cukup
bagimu Allah membantumu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?’”.

QS 3:125: “Ya (cukup). Jika kamu bersabar dan siap siaga, lalu mereka datang menyerangmu
dengan seketika, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai
tanda.”

QS 3:126: “Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai
khabar gembira bagi (kemenangan)mu agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu
itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa.
Secara historis, kata “badar” berasal dari nama sumber mata air yang terletak di antara
Makkah dan Madinah. Oleh sebab itu, perang besar di bulan suci Ramadan itu dinamakan
perang badar. Pada mulanya, tersiar kabar di Kota Madinah bahwa ada kafilah besar dari
kaum Quraisy yang meninggalkan Syam untuk pulang ke Makkah. Kafilah tersebut
membawa barang-barang perniagaan yang nilainya sangat besar berupa 1.000 ekor unta
beserta barang-barang berharga lainnya.

Umat Islam Menghadang Kafilah Abu Sufyan untuk Mengambil


Hak yang Pernah Dirampas Kaum Quraisy
Umat Islam lantas menghadang kafilah dagang Abu Sufyan yang membawa barang dagangan
Quraisy dari Syam. Alasan penghadangan tersebut adalah keinginan umat Islam untuk
mengambil hak-hak mereka yang dulu pernah dirampas oleh kaum Quraisy. Sementara, di
kalangan kaum Quraisy tumbuh rasa cemburu akibat perkembangan Kota Madinah di bawah
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Namun demikian, perang badar sesunggunya terjadi karena umat Islam ingin
mempertahankan eksistensi agama Islam. Selain itu, Nabi Muhammad SAW berperang
melawan kaum Quraisy juga bukan untuk meraih kekuasaan, kekayaan, kesenangan pribadi
atau golongan semata. Lebih dari itu, Nabi Muhammad SAW ingin menegakkan agama Islam
di muka bumi.

Pasukan Umat Islam Kalah dalam Jumlah, Tapi Tetap Semangat


Jihad
Perang Badar terjadi saat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah pada pagi hari. Pasukan umat muslim
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, sementara pasukan dari kaum Quraisy dipimpin oleh
Abu Jahal.

Dalam peperangan tersebut, umat Islam mengambil posisi yang terdekat dengan sumber air.
Tempat tersebut dipilih oleh Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu bentuk strategi
perang. Umat Islam memanfaatkan kondisi geografis dari Kawasan Badar.

Misalnya, sahabat Saad bin Muadz membuat gundukan tanah di sekitar lokasi peperangan.
Hal itu bertujuan agar Nabi Muhammad SAW bisa mengawasi jalannya perang serta
memprediksi pola serangan yang tepat guna mengalahkan pasukan kaum Quraisy.
Dalam perang badar tersebut, Nabi Muhammad SAW memimpin langsung penyerangan
terhadap kaum Quraisy. Peperangan itu melibatkan 313 kaum muslim, 8 pedang, 6 baju
perang, 70 ekor unta, serta 2 ekor kuda.

Sementara, pasukan dari kaum Quraisy mengerahkan pasukan 1.000 orang, 600 persenjataan
lengkap, 700 unta, serta 300 kuda. Meskipun kalah dalam jumlah pasukan, kaum muslim
tetap bersemangat untuk berjihad di bulan Ramadhan. Semangat perang itu berhasil
menewaskan tiga pimpinan perang dari pasukan kaum Quraisy, yaitu Utbah, Syaibah, dan
Walid bin Utbah.

Di antara pasukan Quraisy yang menyerang umat Islam, terdapat kerabat Nabi Muhammad
SAW dari kabilah Bani Hasyim. Mereka adalah paman nabi, Abbas bin Abdul Muthalib,
Hakim (sepupu Khadijah), dan lain sebagainya.

Sesungguhnya pertempuran besar dalam perang badar itu di luar perkiraan umat muslim.
Sebab, sejak awal Nabi Muhammad SAW telah merencanakan pengerahan pasukan muslim
untuk peperangan biasa, bukan perang besar. Oleh sebab itu, pasukan umat Islam hanya
berjumlah 313 orang.

Saat melihat banyaknya tentara kaum kafir Quraisy berserta kelengkapan persenjataan, zirah,
tombak, pedang, dan alat tempur lainnya, Nabi Muhammad SAW sempat menangis. Dia
lantas berdoa kepada Allah SWT. “Ya Allah. Jikalau rombongan yang bersamaku ini
ditakdirkan untuk binasa, maka tidak akan ada seorang pun setelah aku yang akan
menyembah-Mu. Semua orang yang beriman akan meninggalkan agama Islam nan sejati ini.”

Setelah berdoa, Nabi Muhammad SAW merancang strategi peperangan. Dia menjajarkan
pasukan kaum muslim dalam formasi rapat. Dia juga memerintahkan agar sumur-sumur
segera dikuasai untuk memutus pasokan air ke kaum kafir Quraisy. Selain itu, perang juga
diawali dengan pertempuran jarak jauh.

Saat pasukan kafir Quraisy bertolak untuk menyerang, umat Islam tidak segera
menyambutnya dengan adu fisik secara langsung. Mereka terlebih dahulu menembakkan
anak-anak panah dari kejauhan. Kemudian, barulah mereka menghunus pedang dan
melakukan pertempuran.

Lewat tengah hari, sebanyak 50 pemimpin pasukan kafir Quraisy tewas, termasuk Abu Jahal.
Sementara itu, banyak sisanya yang lari tunggang-langgang. Sementara itu, korban dari kaum
muslim hanya 14 orang. Selain memukul mundur 1000 tentara dari Quraisy, umat Islam juga
berhasil mengambil rampasan 600 persenjataan lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta perniagaan
milik kafilah Abu Sufyan.

Perang Badar Dimenangkan oleh Umat Islam


Pada akhirnya, perang badar dimenangkan oleh pasukan dari umat Islam. Kemenangan pada
perang badar tersebut membuat posisi Islam di kawasan Madinah kian kuat. Sementara, kaum
Quraisy yang kalah di perang badar harus menelan kekecewaan mendalam. Mereka pun
semakin berhasrat untuk membalas dendam dengan persiapan yang jauh lebih matang.

Bagi umat Islam, perang badar adalah peristiwa besar, apalagi terjadinya pada bulan suci
Ramadan. Perang badar menjadi pertempuran besar pertama umat Islam dalam melawan
musuh. Melalui pertolongan Allah lah kaum muslim berhasil menang meskipun kalah
jumlah. Bahkan, Allah SWT menamai perang badar sebagai Yaum Al-Furqan alias hari
pembeda.

Sebab, pada hari itu telah dibedakan mana saja yang haq dan yang batil. Saat itu Allah SWT
menurunkan pertolongan besar untuk umat Islam dan memenangkan mereka atas musuh-
musuhnya, yaitu kaum kafir Quraisy.

Hikmah dari Perang Badar yang Dapat Diteladani Kaum Muslim


Perang badar diriwayatkan tidak memakan waktu lama. Hanya butuh waktu sekitar dua jam
bagi pasukan muslim untuk menghancurkan pertahanan tantara kafir Quraisy. Segala
kekacauan yang terjadi tersebut dimanfaatkan untuk memenangkan perang. Setelah perang
badar usai, Nabi Muhammad SAW mengucapkan hal yang sangat penting dalam perjalanan
pulang.

“Wahai kaumku. Kita baru saja kembali dari jihad kecil (perang badar) dan menuju jihad
besar.”

Mendengar hal itu, para sahabat pun langsung terheran-heran. Sebab, perang badar yang
sangat menentukan nasib kaum muslim hanya dianggap oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
jihad kecil.

Para sahabat pun bertanya, “Apakah jihad yang lebih besar dari (perang badar) itu, Wahai
Rasulullah?”
“Jihad melawan hawa nafsu,” jawab Nabi Muhammad SAW.

Menurut Rasulullah SAW, melawan segala hawa nafsu adalah hakikat dari jihad yang
sebenarnya. Oleh sebab itu, salah satu hikmah dari perang badar di bulan Ramadan adalah
semangat berjihad melawan hawa nafsu.

Meskipun demikian, saat terjadi perang badar terdapat rukhsah atau keringanan bagi kaum
muslim untuk tidak melakukan puasa. Hal ini disampaikan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, “Kami
berperang bersama Rasulullah SAW. Di antara kami ada yang berpuasa, namun ada pula
yang berbuka. Orang yang berpuasa tidak mencela orang yang berbuka. Sebaliknya, orang
yang berbuka tidak mencela orang yang berpuasa.” (H.R. Ibnu Mulaqqin).

Beberapa Pemicu Terjadinya Perang Badar Kubra


Seperti diketahui, Nabi Muhammad SAW terlahir dari keluarga Bani Hasyim dan suku
Quraisy. Sejak Nabi Muhammad menerima wahyu di usia 40 tahun, perjalanan
dakwahnya dilindungi oleh sang paman, pemimpin Bani Hasyim yang berasal dari suku
Quraisy, yakni Abu Thalib. Pascakematian Abu Thalib pada 619 M, kepemimpinan Bani
Hasyim diteruskan kepada Amr bin Hisyam alias Abu Jahal yang sangat memusuhi
Muhammad SAW.

Kemunculan Nabi Muhammad SAW serta kegiatan dakwahnya secara tidak langsung telah
mengancam posisi Abu Jahal sebagai penguasa Makkah. Selain itu, kaum Quraisy lainnya
juga melihat umat Islam sebagai penjahat yang mengancam lingkungan serta kewibawaan
mereka.

Assabiqunal awwalun
adalah sebutan untuk sahabat2 nabi muhammad yang pertama kali memeluk islam.
Contohnya, abu bakar ash shiddiq, utsman bin affan, ali bin abi thalib dan khadijah ra.

As Sabiqunal Awwalun adalah orang orang yg pertama masuk islam pada generasi awal.
Seperi Khadijah,Ali bin Abi Tahalib,Abu Bakar,Ar Qam bin Abil Arqam,Zaid bin Harisah.

Biografi Tentang Assabiqunal Awwalun dari Simpanan

1. Abu Bakar As-Shiddiq


Abu Bakar As-Siddiq adalah orang yang paling awal memeluk agamaislam(assabiqunal
awwalun),sahabat Rasullullah SAW,dan juga khalifa pertama yang dibaiat (ditunjuk)oleh
umat islam “beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran nabi Muhammad SAW , berasal
dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy” nama aslinya adalah Abdullah Ibni Abi Quhaafa.
Berdasarkan beberapa sejarawan islam,ia adalah seorang pedagang,hakim dengan kedudukan
tinggi,seorang yang terpelajar serta dipercaya sebagai orang yang bias menafsirkan mimpi,
berdasarkan keadaan saat ini dimana kepercayaan yang diajarkan nabi Muhammad SAW.,
lebih banyak menarik minat anak-anak muda,orang miskin,kaum marjinal dan para
budak,sulit diterima bahwa abu bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk islam
dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum quraish lainnya
mengikutnya(memeluk islam).

Abu Bakar berarti ayah si gadis, yaitu ayah dari AISYAH istri nabi Muhammad Saw.,
namanya yang sebenarnya adalah abdul kabah (artinya hambah kabah),yang kemudian
dirubah oleh rasulullah menjadi Abdullah (artinya hamba allah)”sumber lain menyebut
namanya adalah Abdullah bin abu quhafah (abu quhafah adalah kunya atau nama pangilan
ayahnya) gelar as-sidiq (yang dipercaya )diberikan nabi Muhammad Saw., sehingga ia lebih
dikenal dengan nama abu bakar ash-shiddiq, sebagaimana orang-orang yang pertama masuk
islam, cobaan yang diderita abu bakar as-sidiq cukup banyak namuia senantiasa tetep setia
menemani nabi dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke madinah pada 622
Masehi. Menjelang wafatnya rasulullah,abu bakar ditunjuk sebagai imam shalat
mengantikannya, hal ini diindikasikan bahwa abu bakar kelak akan menggantikan posisi nabi
memimpin umat setelah wafat rasulullah,maka melalui musyawarah antara kaum muhajirin
dan anshar memilih abu bakar sebagai khalifa pertama,memulai era khulafaur rasyidin meski
ditentang oleh sebagian muslim syiah karena menurut mereka nabi pernah memilih ali bin abi
thalib sebagai penggantinya,namun ali bin abi thalib menyatakan setia dan mendukung abu
bakar sebagai khalifah Setelah menjadi khalifah,urusan abu bakar banyak disibukan oleh
pemadaman pemberontakan dan penelusuran akidah masyarakat yang melenceng setelah
meninggalnya nabi, beliau memerangi musailamahal-kazab (muslimah si pembohong),yang
mengklaim dirinya sebagai nabi baru mengantikan nabi Muhammad saw dan juga memungut
zakat kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya,setelah meninggalnya nabi
Muhammad saw. mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap
rasulullah setelah usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal,beliau melanjutkan
misi nabi Muhammad menyiarkan syiar islam ke seluruhdunia”abu bakar mengutus orang
kepercayaannya ke bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama islam khalid
bin walid juga sukses menaklukkan irak dansuriah dengan mudah beliau menjadi khalifah
Setelah menjadi khalifah,urusan abu bakar banyak disibukan oleh pemadaman
pemberontakan dan penelusuran akidah masyarakat yang menentang setelah meninggalnya
nabi”beliau memerangi musailamahal-kazab (muslimah si pembohong),yang mengklaim
dirinya sebagai nabi baru mengantikan nabi Muhammad saw., dan juga memungut zakat
kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya,setelah meninggalnya nabi Muhammad
saw., mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap rasulullah setelah
usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal,beliau melanjutkan misi nabi
Muhammad menyiarkan syiar islam ke seluruh dunia, abu bakar mengutus orang kepercayaan
nya ke bitanium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama islam”khalid bin walid juga
sukses menaklukkan irak dan suriah dengan mudah”Beliau menjadi khalifah dalam jangka
waktu 2 tahun,abu bakar meninggal pada tanggal 23 agustus 634 di madinah beliau
dimakamkan disamping makam rasulullah

 Khadijah

Nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abd Al Uzza’. Ia
dilahirkan di Makkah tahun 68 sebelum hijrah. Ia adalah wanita yang sukses dalam
perniagaan, seorang saudagar wanita terhormat dan kaya raya. Pada masa jahiliyah ia
dipanggil Ath Thaharoh (wanita suci) karena ia senantiasa menjaga kehormatan dan
kesucian dirinya. Orang-orang Quraisy menyebutnya sebagai pemimpin wanita
Quraisy. Ayahnya, Khuwailid bin Asad, adalah tokoh pembesar Quraisy yang
terkenal hartawan dan dermawan. Khuwailid sangat mencintai anggota keluarga dan
kaumnya, menghormati tamu dan suka memberdayakan serta membantu kaum miskin
dan kaum papa. Ia termasuk sahabat Abdul Mutahalib, datuk Nabi Muhammad SAW.
Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah. Silsilah nasabnya berujung pada Amir bin
Lu’ai. Neneknya adalah Halah Binti Abdul

 Ali bin Abi Thalib

‘Alī bin Abī Thālib adalah khalifah keempat yang berkuasa pada tahun 656
sampai 661. Dia termasuk golongan pemeluk Islam pertama dan salah satu
sahabat utama Nabi. Secara silsilah, ‘Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad.
Pernikahan ‘Ali dengan Fatimah az-Zahra juga menjadikannya sebagai
menantu Nabi Muhammad

 Kelahiran: 17 Maret 599 M, Ka'bah, Mekkah, Arab Saudi


 Dibunuh: 29 Januari 661 M, Grand Mosque of Kufa, Kufah, Irak
 Pasangan: Umamah binti Zainab , Fatimah binti Hizam, Asma' binti Umais, lainnya
 Anak: Husain bin Ali, Hasan bin Ali, Abbas bin Ali, Zainab binti Ali, Muhsin bin
Ali, lainnya
 Orang tua: Abu Thalib, Fatimah binti Asad
 Kakek-Nenek: Abdul Muthalib, Fatimah binti Amr, Asad ibn Hashim
 Zaid bin Haritsah

Zaid bin Haritsah adalah sahabat Nabi Muhammad dan di antara pemeluk Islam yang
paling awal dari kalangan bekas budak Nabi Muhammad. Dia adalah satu-satunya
sahabat Nabi yang disebutkan dalam Alquran secara eksplisit, yaitu di Surah al-Ahzab
ayat 37.

Kelahiran: 581 M
Meninggal: 629 M, Mu’tah, Yordania
Lahir: ca. 576 (47 sebelum hijrah)
Pasangan: Umm Kulthum bint Uqba (m. 628 M), Zaynab binti Jahsy (m. 625 M–626
M), lainnya
Anak: Usamah bin Zaid, Ruqayya bint Zayd
Orang tua: Harithah ibn Sharahil, Su`da bint Tha`laba
Cucu: Muhammad bin Usama

 Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abdullah bin Abu Quhafah atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq, adalah
salah satu pemeluk Islam awal, salah satu sahabat utama Nabi, dan khalifah pertama yang
dibaiat sepeninggal Nabi Muhammad wafat. Melalui putrinya, ‘Aisyah, Abu Bakar
merupakan ayah mertua Nabi Muhammad.
Kelahiran: 27 Oktober 573 M, Mekkah, Arab Saudi
Meninggal: 23 Agustus 634 M, Madinah, Arab Saudi
Anak: Aisyah, Muhammad bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Ummu Kultsum, lainnya
Pasangan: Asma’ binti Umais (m. ?–634 M), lainnya
Buku: Letters of Hadrat Abu Bakr Siddiq (R. A. A.)

Kali ini, kita akan membahas satu peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Bukit Shafa. Meski
saat ini Bukit Shafa sudah banyak berubah, tetapi pada zaman Nabi Muhammad bukit ini
adalah tempat dakwahnya. Di bukit ini Nabi Muhammad saw memulai dakwahnya secara
terbuka setelah mendapat perintah dari Allah Swt.

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari
(kejahatan) orang-orang yang memperolok-olok (kamu). (QS. Al-Hijr: 94-95).

Saat pertama kali dakwah secara terbuka inilah Rasulullah mengundang beberapa sanak
saudaranya agar berkumpul di Bukit Shafa. Rasulullah bermaksud menyampaikan ajaran dari
Allah karena itulah tugasnya seorang rasul.

Dalam pertemuan itu, datanglah Abu Lahab yang mencela Nabi Muhammad saw setelah ia
menyampaikan dakwahnya. Abu Lahab mengumpat kepada Nabi, Celakalah kamu wahai
Muhammad! Apakah hanya untuk ini saja kamu mengumpulkan kami semua?
Abu Lahab bahkan mengambil batu dan berniat melempar Nabi saw sehingga suasana
menjadi gaduh. Kemarahan Abu Lahab pun semakin tak terkendali dan terus menerus berkata
kasar.

Belum pernah aku lihat orang yang datang pada keturunan orang tuanya dan kaumnya, yang
lebih keji daripada apa yang engkau tunjukkan itu, kata Abu Lahab kepada Nabi.

Ia bahkan terus mengancam bahwa jika apa yang disampaikan Nabi itu benar, maka ia akan
menebus Nabi dengan harta dan anaknya.

Dari situlah turun ayat Allah, Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan sangat celakanya,
Tidaklah berguna darinya (Abu Lahab) harta bendanya dan segala usahanya. (QS. Al-Lahab:
1-2).

Setelah Abu Lahab membuat kacau pertemuan tersebut, akhirnya Nabi membubarkan forum
dan berniat melakukannya lagi di lain waktu. Niat Nabi pun disetujui para kerabatnya hingga
saat pertemuan tiba, yang hadir mencapai 40 orang tanpa memberi tahu Abu Lahab
sebelumnya.

Namun siapa sangka, beberapa saat setelah Nabi menyampaikan sambutannya, Abu Lahab
ternyata hadir di tengah pertemuan tersebut dan mengulangi perbuatannya.

Abu Lahab bahkan sempat ditegur oleh Shafiyyah binti Abdul Muthalib (saudara perempuan
Abu Lahab) yang tak lain adalah bibi Nabi Muhammad saw.

Wahai saudara laki-lakiku, apakah sangkaanmu kepada anak laki-laki dari saudara laki-
lakimu itu (Muhammad saw) sudah sepantasnya demikian? Demi Allah! Tidakkah para
kepala agama-agama terdahulu telah memberitakan kepada kita dari keturunan Abdul
Muthalib akan ada seorang bergelar nabi dan rasul Allah? Dan orang itu tiada lain dan tiada
bukan adalah Muhammad adanya.

Walaupun yang menegurnya adalah saudara perempuannya, Abu Lahab tetap bergeming.

Demi berhala Latta dan ‘Uzza. Itu adalah dongeng dusta! Itu adalah cerita kosong!
Di Bukit Shafa itulah menjadi saksi betapa bencinya Abu Lahab terhadap Nabi Muhammad
saw yang pada akhirnya membuat ia menjadi ahli neraka.

Di Jabal Nur terdapat sebuah gua yang sangat bersejarah, yaitu Gua Hira. Di gua inilah
Rasulullah sering menyepi dan merenung. Hingga akhirnya Allah menurunkan wahyu
pertama kenabiannya di gua ini, yaitu Surah al-‘Alaq ayat 1 sampai 5, tepatnya pada 17
Ramadhan.

Ukuran gua tersebut tidak terlalu besar. Pintunya menghadap ke utara (ke Kota Makkah).
Untuk memasukinya harus melewati jalan di antara dua batu yang lebarnya sekitar 60
sentimeter. Panjang gua hanya tiga meter, lebarnya sekitar 1,30 meter dengan tinggi sekitar
dua meter.

Sedangkan, tinggi puncak Jabal Nur sekitar 200 meter. Di sekelilingnya terdapat sejumlah
gunung, bukit, dan jurang.

Anda mungkin juga menyukai